Rabu, 06 Mei 2020

Wabah Menjadi Berkah


  MENGHADAPI  WABAH  DENGAN TABAH AGAR   MENJADI BERKAH “
Oleh : Ustadz Taka
Saat ini Bangsa Indonesia sedang diuji dengan adanya wabah Virus Corona. Sebagai umat beragama dan bertaqwa dengan Alloh, tak sepantasnya kita menghadai dengan ketakutan, namun kita harus menghadapi dengan tabah, kewaspadaan agar menjadi berkah. Seperti yang diriwayatkan dalam Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّاعُونُ آيَةُ الرِّجْزِ ابْتَلَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهِ نَاسًا مِنْ عِبَادِهِ فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ فَلَا تَدْخُلُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَفِرُّوا مِنْهُ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tha’un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya.” (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).
Dalam diri Nabi Muhammad SAW selalu ada nilai keteladanan (QS al-Ahzab 33).
وَقَرْنَ فِى بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ ٱلْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتِينَ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِعْنَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجْسَ أَهْلَ ٱلْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
Arti: Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

Kalau kita lihat di masyarakat kita sekarang, banyak orang yang kurang sabar. Mereka ingin merubah keadaan degan mengadakan perubahan tapi harus secara instan. Perubahan instan itu tidak sesuai dengan sunnatullah. Rasulullah SAW.. Oleh karena itu beliau selalu sabar dalam menghadapi berbagai cobaan. Tetapi pada saat yang sama beliau tetap berikhtiar semaksimal mungkin mengerahkan segenap tenaganya, hartanya, sambil memohon pertolongan kepada Allah SWT.
Dalam kondisi bangsa yang sedang ditimpa berbagai musibah, momentum sekarang ini adalah sangat tepat untuk bercermin kepada Rasulullah SAWyang dalam hidupnya juga sering ditimpa ujian?. Ujian Rasulullah SAW, jelas jauh lebih berat. Dari sudut keagamaan kita, sekarang umat Islam tidak menghadapi tantangan yang berat.

Kita sebatas tantangan kesehatan, yang dirasakan sangat berat karena harus berhenti aktivitas di luar hingga harus berdiam diri di rumah. Sekarang ini tantangan pokok kita bukan soal akidah dan keimanan karena toh Islam sudah kuat dalam hati kita, tinggal orang yang berat masalahnya ini dalam bidang social dan menghadapi rasa ketakutan karena wabah. Kalau dilihat skala dengan tantangan yang dihadapi Rasulullah SAW sesungguhnya kadarnya lebih rendah karena persoalan keimanan dan akidah itu persoalan yang sangat hakiki, sanga esensial bagi kita.

Dari Shuhaib, Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin, setiap perkara baik baginya dan hal ini tidak dimiliki kecuali oleh orang mukmin. Jika ia diberikan kesenangan, ia bersyukur dan hal ini baik baginya dan jika ia ditimpa musibah, ia pun bersabar dan hal ini baik baginya." (HR Muslim). Karena menghadapi dengan kesabaran dan tawakal akan berbuah menjadi Hikmah.
Allah berfirman, " (QS Al-Ahqaf: 35).
فَٱصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْعَزْمِ مِنَ ٱلرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِل لَّهُمْ ۚ كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوٓا۟ إِلَّا سَاعَةً مِّن نَّهَارٍۭ ۚ بَلَٰغٌ ۚ فَهَلْ يُهْلَكُ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْفَٰسِقُونَ
 Terjemah Arti: Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.
Wass. Wr.Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar