“ MENGHADAPI
WABAH DENGAN TABAH AGAR MENJADI BERKAH “
Oleh : Ustadz Taka
Saat
ini Bangsa Indonesia sedang diuji dengan adanya wabah Virus Corona. Sebagai
umat beragama dan bertaqwa dengan Alloh, tak sepantasnya kita menghadai dengan
ketakutan, namun kita harus menghadapi dengan tabah, kewaspadaan agar menjadi
berkah. Seperti yang diriwayatkan dalam Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan
Muslim.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
الطَّاعُونُ آيَةُ الرِّجْزِ ابْتَلَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهِ نَاسًا مِنْ
عِبَادِهِ فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ فَلَا تَدْخُلُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ
بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَفِرُّوا مِنْهُ
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tha’un (wabah penyakit menular) adalah
suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menguji hamba-hamba-Nya
dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di
suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu
berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya.”
(HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).
Dalam diri Nabi
Muhammad SAW selalu ada nilai keteladanan (QS al-Ahzab 33).
وَقَرْنَ فِى بُيُوتِكُنَّ
وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ ٱلْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ ٱلصَّلَوٰةَ
وَءَاتِينَ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِعْنَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ
لِيُذْهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجْسَ أَهْلَ ٱلْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
Arti: Dan hendaklah
kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti
orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan
taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan
dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.
Kalau kita lihat di masyarakat kita sekarang, banyak orang yang kurang sabar. Mereka ingin merubah keadaan degan mengadakan perubahan tapi harus secara instan. Perubahan instan itu tidak sesuai dengan sunnatullah. Rasulullah SAW.. Oleh karena itu beliau selalu sabar dalam menghadapi berbagai cobaan. Tetapi pada saat yang sama beliau tetap berikhtiar semaksimal mungkin mengerahkan segenap tenaganya, hartanya, sambil memohon pertolongan kepada Allah SWT.
Kalau kita lihat di masyarakat kita sekarang, banyak orang yang kurang sabar. Mereka ingin merubah keadaan degan mengadakan perubahan tapi harus secara instan. Perubahan instan itu tidak sesuai dengan sunnatullah. Rasulullah SAW.. Oleh karena itu beliau selalu sabar dalam menghadapi berbagai cobaan. Tetapi pada saat yang sama beliau tetap berikhtiar semaksimal mungkin mengerahkan segenap tenaganya, hartanya, sambil memohon pertolongan kepada Allah SWT.
Dalam kondisi bangsa yang
sedang ditimpa berbagai musibah, momentum sekarang ini adalah sangat tepat
untuk bercermin kepada Rasulullah SAWyang dalam hidupnya juga sering ditimpa
ujian?. Ujian Rasulullah SAW, jelas
jauh lebih berat. Dari sudut keagamaan kita, sekarang umat Islam tidak
menghadapi tantangan yang berat.
Kita sebatas tantangan kesehatan,
yang dirasakan sangat berat karena harus berhenti aktivitas di luar hingga
harus berdiam diri di rumah. Sekarang ini tantangan pokok kita bukan soal
akidah dan keimanan karena toh Islam sudah kuat dalam hati kita, tinggal orang
yang berat masalahnya ini dalam bidang social dan menghadapi rasa ketakutan
karena wabah. Kalau dilihat skala dengan tantangan yang dihadapi Rasulullah SAW
sesungguhnya kadarnya lebih rendah karena persoalan keimanan dan akidah itu
persoalan yang sangat hakiki, sanga esensial bagi kita.
Dari Shuhaib, Rasulullah SAW
bersabda, "Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin, setiap perkara baik
baginya dan hal ini tidak dimiliki kecuali oleh orang mukmin. Jika ia diberikan
kesenangan, ia bersyukur dan hal ini baik baginya dan jika ia ditimpa musibah,
ia pun bersabar dan hal ini baik baginya." (HR Muslim). Karena menghadapi
dengan kesabaran dan tawakal akan berbuah menjadi Hikmah.
Allah berfirman, " (QS
Al-Ahqaf: 35).
فَٱصْبِرْ كَمَا صَبَرَ
أُو۟لُوا۟ ٱلْعَزْمِ مِنَ ٱلرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِل لَّهُمْ ۚ كَأَنَّهُمْ يَوْمَ
يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوٓا۟ إِلَّا سَاعَةً مِّن نَّهَارٍۭ ۚ بَلَٰغٌ
ۚ فَهَلْ يُهْلَكُ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْفَٰسِقُونَ
Terjemah Arti: Maka bersabarlah kamu seperti
orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan
janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat
azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di
dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup,
maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.
Wass. Wr.Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar