Rabu, 06 Mei 2020

Tradisi Lebaran


*“ LEBARAN DALAM BINGKAI TRADISI “*
*”OLEH : Ustadz Taka”*

Berbagai tradisi dilakukan dalam rangka menyambut hari raya Idul fitri. Salah satu tradisi tersebut adalah lebaran ketupat yang biasanya dilakukan oleh masyarakat Jawa. Makna tradisi lebaran ketupat ini dianggap sebagai pelengkap hari kemenangan.
Jadi bagi masyarakat Jawa, terdapat dua kali perayaan pelaksanaan lebaran. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, lebaran ketupat ini biasanya dilakukan seminggu setelah hari raya Idul fitri, yaitu pada tanggal 8 syawal. Hal ini dilakukan dalam rangka merayakan selesainya pelaksanaan ibadah puasa 6 hari di bulan Syawal.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh." (HR Muslim).
Sunan Kalijaga merupakan orang pertama yang memperkenalkan makna tradisi lebaran ketupat pada masyarakat Jawa. Saat itu ada dua istilah yang dikenalkan oleh Sunan Kalijaga yaitu, Bakda lebaran yang merupakan tradisi silaturahmi dan bermaaf-maafan setelah salat Idul fitri, dan Bakda Kupat yang merupakan perayaan seminggu setelahnya.
Berangkat dari pentingnya menghidupkan syiar Idul Fitri itulah, sejumlah tradisi lazim dipertahan kan oleh masyarakat di sejumlah negara-negara Is lam. Secara umum, perayaan Idul Fitri di seluruh dunia Islam memiliki substansi yang sama. Hanya, penyebutan dan tradisi lokalnya berbeda-beda. Di Indonesia, Hari Raya idul Fitri juga dikenal dengan istilah Lebaran.

Di Indonesia gema takbir dilantunkan dengan syahdu, mengharukan, dan menyayat hati. Bahkan, sering diiringi dengan irama gamelan, tetabuhan, gendang, dan lainnya. Demikian juga dalam soal bershalat Hari Raya. Bahkan, berziarah kubur yang umumnya memakai warna hitam-hitam sebagai tanda berduka dan kesadaran akan mati, pada hari Lebaran dengan warna ala pesta, mencolok dan berziarah sambil bersuka ria, tertawa-tawa, suatu pemandangan yang amat kontras.
Selain melaksanakan shalat Idul Fitri, Hari Raya juga dirayakan dengan menggu nakan pakaian terbaik, silatura him dengan sanak keluarga, serta me ngun jungi permakaman untuk ber ziarah. Tradisi seperti ini sama seperti yang terjadi di Indonesia.
Budaya Syawalan, merupakan satu dari sekian potret akulturasi mengesankan yang menggambarkan perpaduan apik budaya lokal dan Islam. Rauda Blongkod dalam "Studi Komparatif Tradisi Ketupat" menjelaskan, salah satu budaya yang dapat dikatakan unik adalah budaya Lebaran Indonesia atau yang lebih dikenal dengan budaya ketupat.
Lebaran ketupat hanya bisa dijumpai di masyarakat Indonesia. Tujuan pelaksanaannya sama seperti tujuan berhari Raya Idul Fitri, yaitu *saling memaafkan* dan bersilaturahim. Istilah saling memaafkan ini di kalangan masyarakat Indonesia lebih terkenal dengan sebutan* "halal bihalal"*.
Khoirul Anwar dalam Makna Kultural Dan Sosial-Ekonomi Tradisi Syawalan menjelaskan, istilah Syawalan berasal dari kata Syawal, nama salah satu bulan pada kalender Islam atau tahun Hijriyah. Disebut dengan istilah Syawalan karena tradisi tersebut dilaksanakan pada saat Syawal, yaitu pada satu pekan setelah Hari Raya Idul Fitri.
Perayaan Syawalan dijadikan momentum untuk menjalin silaturahim dan kumpul dengan sanak keluarga yang tinggal di jauh. Syawalan masih terkait dengan Idul Fitri yang biasanya disebut Bada Kupat atau Hari Raya Ketupat. Beberapa daerah di Indonesia memiliki penyebutan yang berbeda terkait Lebaran Syawalan ini. Istilah itu biasanya bergantung dari sejarah daerah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar