Rabu, 06 Mei 2020

guru dan Kemanusiaan


*“GURU, MANUSIA MEMANUSIAKAN MANUSIA “*
Oleh : Pak Pur


Sebutan  guru menjadi beban tersendiri bagi mereka yang menyandangnya. Betapa tidak sejak, dahulu guru dikenal sebagai orang yang cerdas dan berbudi luhur. Bahkan pada masa kerajaan Hindu-Budha, guru berasal dari kasta tertinggi, yaitu Brahmana. Pada masa itu posisi guru sangat penting karena mereka mengajarkan segala hal yang berhubungan dengan agama serta kitab suci.

Definisi guru sendiri menurut UU No. 14 tahun 2015 pasal 1 ayat 1 adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, melatih,menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah.

Jika kita melihat dari  kurikulum  bahwa tujuan pendidikan yang diharapkan untuk menjadikan pendidikan yang mampu melakukan perubahan pada perilaku sisiwa. Yang memiliki karakter baik serta mampu menghadapi tantangan zaman. Namun, kenyataan di lapangan, walaupun perubahan kurikulum ini cukup lama, belum memberikan dampak yang siginifikan untuk kualitas pendidikan yang lebih baik, sebagaimana dalam tujuan pendidikan untuk *“ memanusiakan manusia”*

Guru harus menjadi sosok yang digugu dan ditiru segala ucapan dan sikapnya menjadi teladan bagi muridnya. Walau tak dapat dipungkiri bahwa guru juga adalah manusia biasa yang memiliki kekurangan layaknya manusia pada umumnya. Namun adalah bebarapa hal yang harus disadari oleh seorang pendidik agar tetap menjadi panutan dan membuat posisi guru tetap bernilai di mata masyarakat.

Banyak kejadian dalam dunia pendidikan yang dikotori oleh tingkah siswa yang kurang terpuji. Berani dengan guru, melawan guru, bahkan sampai akan membunuh guru. Berbagai perilaku tersebut telah mengabaikan sisi kemanusiaan sering memunculkan gejala tidak memanusiakan manusia lagi. Bahkan, manusia hari ini tidak lagi dipandang sebagai yang harus dimuliakan.

Bahkan, banyak manusia dijadikan obyek dalam banyak hal, oleh manusia lain. Rasa cinta dan kasih sayang telah hilang, manusia cenderung ganas terhadap sesamanya. Mereka menjadi mudah marah, emosional, suka menfitnah, menghasut, bahkan membunuh karakter dan fisik manusia lain. Penyebab dari perilaku manusia yang tidak mencerminkan karakter yang baik tersebut ternyata Allah menciptakan manusia dari empat unsur, yaitu: minal ma’i (dari air), minal tin (dari tanah), minal riyh (dari Angin) dan minal naar (dari api).

terlepas dari sistem pendidikan atau kualitas pendidikan kita, jika guru lebih memahami tugasnya yang "memanusiakan manusia" ini. tidak akan ada guru yang hanya menjadikan pekerjaannya sebagai alat pemenuhan kebutuhan saja. tapi juga sebagai profesi. Mengemban tugas yang berat walaupun kadang terbentur gaji yang belum bisa memenuhi sepadan dengan profesinya memanusiakan manusia.

Pekerjaan memanusiakan manusia seperti yang dilakukan guru bahasa  mengajarkan bahasa kasih sebagai dasar komunikasi dan kolaboratif umat manusia.Guru agama dan, budi pekerti membentuk rasa religius peserta didik untuk semakin memuliakan Tuhan  dengan memulihkan harkat dan  martabat manusia. Para guru informatika membentuk peserta didik semakin mumpuni dan humanis. Para guru PKN membentuk peserta didik untuk menjadi manusia demokratis, menguatkan ideologi kebangsaan dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Dan masih banyak lagi guru-guru yang lain yang berkomitmen memanusiakan manusia.

Karena menjadi guru itu tidak gampang, dan cuma sedikit guru yang memang menjadi "guru". Guru wajib mempunyai peranan penting terhadap generasi penerus bangsa. Ia sebagai tonggak pembangkit suatu peradaban untuk mencapai kejayaannya, karena suatu peradaban pastilah diawali adanya suatu pemikiran dimana kita sepakat bahwa sedang mempertahankan peradaban yang mana tak lain buah pemikiran-pemikiran oleh pendiri bangsa ini.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar