Sabtu, 09 Mei 2020

Metode Resitasi dalam Pembelajaran


*R. PURWANTAKA*

*”METODE RESITASI DALAM PEMBELAJARAN 

A.    Pengertian

 

*Pengertian Metode Pembelajaran Resitasi* – Metode juga dikatakan sebagai tata cara atau jalan pengajaran menuju tujuan yang disesuaikan dengan indikator-indikator yang yang telah ditentukan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu, metode pembelajaran harus direncanakan terlebih dahulu secara benar-benar. sehingga, sebaiknya guru menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.


Menurut Djamarah dan Zain (2006: 85) metode penugasan (resitasi) adalah “Metode penyajian bahan, dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar yang dapat dilakukan dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan dan pada lingkungan sekolah lainnya yang mendukung”. Namun metode penugasan yang difokuskan atau digunakan dalam penelitian ini adalah metode penugasan dalam kelas secara berkelompok untuk mempelajari sistem peredaran darah pada manusia.


Pengertian Metode Resitasi Menurut oleh Ambarjaya (2012:105), metode resitasi atau penugasan adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Supriatna, Nana, dkk (2007:200) mengemukakan bahwa metode Resitasi atau pemberian tugas adalah suatu penyajian bahan pembelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar dan memberikan laporan sebagai hasil dari tugas yang dikerjakannya. Metode ini mengacu pada penerapan learning by doing. maksud dari metode resitasi juga ialah setelah anak menyelesaikan tugas, maka ia wajib melaporkan hasil kerjanya kepada guru untuk di evaluasi dan dipertanggungjawabkan, sebelum siswa mengerjakan tugas-tugas berikutnya


Pemberian tugas atau resitasi adalah terjemahan dari bahasa Inggris to cite yang artinya mengutip, yaitu siswa mengutip atau mengambil sendiri bagian-bagian pelajaran itu dari buku-buku tertentu, lalu belajar sendiri dan berlatih hingga siap sebagaimana mestinya. Adapun pengertian lain metode resitasi adalah cara menyajikan bahan pelajaran di mana guru memberikan sejumlah tugas terhadap murid-muridnya untuk mempelajari sesuatu, kemudian mereka disuruh untuk mempertanggungjawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru bisa berbentuk memperbaiki, memperdalam, mengecek, mencari informasi, atau menghafal pelajaran yang akhirnya membuat kesimpulan tertentu.

Metode ini populer dengan sebutan pekerjaan rumah (PR), sebetulnya bukan hanya di rumah, tetapi dapat dikerjakan di sekolah, di halaman, di perpustakaan, laboratorium, ruang-ruang praktikum dan lain sebagainya untuk kemudian dipertanggung jawabkan kepada guru.
Dengan kata lain, pengertian metode resitasi tidak dibatasi oleh tempat di mana siswa mengerjakannya namun lebih merujuk pada tujuan pemberian tugas dalam kegiatan belajar mengajar.


Metode penugasan ini diberikan dengan alasan, bahwa bahan pembelajaran yang disajikan banyak sementara waktu sedikit. Sehingga bahan yang diajarkan selesai dengan waktu yang seimbang atau sesuai dengan batas waktu yang ditentukan, maka dalam mengatasinya adalahguru menggunakan metode penugasan.


Metode resitasi merupakan metode mengajar dengan siswa diharuskan membuat resume tentang materi yang sudah disampaiakan guru, dengan menuliskannya pada kertas dan menggunakan bahasa sendiri. Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri.


Yang dimaksud dengan metode resitasi atau penugasan adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, yang mana kegiatan itu dapat dilakukan di dalam kelas, di halamn sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, dirumah ataupun dimana saj asal tugas itu dapat di selasaikan.
Menurut Roestiyah dikatakan bahwa resitasi adalah suatu metode dengan cara menyusun laporan sebagai hasil dari apa yang di pelajari. Resitasi (penugasan) dapat berupa perintah kemudian siswa mempelajari bersama teman atau sendiri dan menyusun laporan atau resume kemudian diesok harinya hasil laporan didiskusikan dengan seluruh siswa di kelas.


Metode resitasi biasanya diberikan atau digunakan oleh guru dengan tujuan agar siswa itu memiliki hasil belajar yang lebih mantab, dan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Resitasi di berikan untuk memperoleh pengetahuan dengan cara melaksanakan tugas dan juga dapat memperluas dan meperkaya pengetahuan serta ketrampilan siswa disekolah melalui kegiatan luar sekolah.


Dalam percakapan sehari-hari metode ini dikenal dengan sebutan pekerjaan rumah, tetapi sebenarnya metode ini terdiri dari tiga fase, antara lain (1) pendidik memberi tugas. (2) anak didik melaksanakan tugas (belajar). (3) Siswa mempertanggung jawabkan apa yang telah dipelajari (resitasi).


Panerapan metode resitasi (tugas), diberikan dengan harapan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksakan latihan-latihan selama melaksanakan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Dan dengan metode ini diharapkan siswa dapat belajar bebas tapi bertanggung jawab, dan murid-murid akan berpengalaman, dan bisa mengetahui berbagai kesulitan. Dengan metode ini siswa mendapatkan kesempatan untuk saling membandingkan dengan hasil sisa yang lain, menarik anak didik agar belajar lebih baik, punya tanggung jawab dan berdiri sendiri. (Roesriyah N. K, 1989).

Metode resitasi ini digunakan atau di berikan untuk merangsang anak agar tekun, rajin, dan giat belajar, sehingga pada pada saat kegiatan belajar mengajar mereka sudah siap. Selain itu metode ini diberikan karena dirasa bahan pelajaran terlalu banyak sementara waktu sedikit, dalam artian bahan banyak tapi waktu kurang seimbang. Agar bahan yang diberikan dapat sesui dengan waktu yang ada maka metode ini bisa diberikan. Metode resitasi (tugas) dapat berupa antara lain:
1. Menyusun karya tulis
2. Menyusun laporan mengenai bahan bacaan atau menyusun berita.
3. Menjawab pertanyaan yang ada dalam buku
4. tugas lain yang dapat menujang keberhasilan siswa, dll


Pemberian tugas atau resitasi dapat diberikan diawal pelajaran ataupun diakhir pelajaran, baik itu secara individu atau secara kelompok, didalam kelas atau di lar kelas. Dalam pemberian tugas atau resitasi ini agar dapat berhasil dalam pelaksanaannya, maka seoang guru harus memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
1. Tugas itu harus jelas dan tegas
2. Suatu tugas harus disertai dengan penjelasan tentang yang akan dihadapi.
3. Tugas harus berhubungan dengan yang anak pelajari
4. Tugas harus berhubungan atau di sesuaikan dengan minat siswa
5. Tugas harus disesuaikan dengan waktu yang dimiliki siswa
6. Dan sebagainya


Selain beberapa poin diatas yang harus diperhatikan oleh guru yaitu etiap pemberian tugas diharapkan agar mengecek tugas yang diberikan, sudah dikerjakan atau belum, kemudian dievaluasikan untuk memotivasi siswa dan untuk mengetahui hasil kerja siswa. Dengan demikian dapat bertanggung jawab terhadap tugasnya, selai itu siswa dapat lebih termotivasi untuk mempelajari materi yang akan disampaikan, sehingga ketika menerima pelajaran sudah siap, dan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dan sesuai dengan apa yang diinginkan.



B.    Fungsi Metode Resitasi

Teknik metode resitasi biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas. Menurut Roestiyah, bahwa dengan resitasi, maka siswa terangsang untuk meningkat belajar yang lebih baik, memupuk inisiatif dan berani
bertanggung jawab sendiri. Banyak tugas yang harus dikerjakan siswa, hal itu diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk selalu memanfaatkan waktu senggangnya untuk hal-hal yang menunjang belajarnya, dengan mengisi kegiatan-kegiatan yang berguna dan konstruktif.


Zuhairini dkk berpendapat bahwa resitasi berfungsi sebagai berikut:
1) Resitasi sangat baik diterapkan, apabila guru mengharapkan agar semua pengetahuan yang telah diterima siswa lebih lengkap.
2) Untuk membangkitkan aktivitas murid belajar sendiri tentang suatu masalah dengan mempelajari, membaca sendiri, mengerjakan soalsoal sendiri dan mencoba sendiri mempraktekkan pengetahuannya.
3) Untuk merangsang siswa lebih aktif, kreatif dan rajin belajar.



C.    Macam-macam Metode Resitasi

Metode Resitasi merupakan selingan kegiatan belajar mengajar yang dapat dapat berbentuk pekerjaan rumah. Tugas semacam ini dapat dikerjakan di luar jam pelajaran, di rumah maupun sebelum pulang, sehingga dikerjakan bersama teman.


Menurut Roestiyah, bahwa resitasi biasa diberikan dalam bentuk daftar sejumlah pertanyaan mengenai mata pelajaran tertentu, atau satu perintah yang harus dibahas dengan diskusi atau perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran. Dapat juga berupa tugas tertulis atau tugas lisan yang lain, dapat ditugaskan untuk mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu, mengadakan observasi terhadap sesuatu dan bias juga melakukan eksperimen.



D.    *Keunggulan Metode Resitasi*

Berikut ada beberapa kelebihan dari penggunaan metode penugasan Djamarah dan Zain (2006: 86), diantaranya adalah:
  1. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok;
  1. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru;
  1. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa;
  1. Dapat mengembangkan kreatifitas siswa.
  2. Siswa menjadi lebih ingat dengan materi, karena telah menuliskannya dengan resume.
  3. Menurut Sayiful Bahri, 2000 siswa menjadi lebih berasi dalam mengambil inisiatif dan mampu bertanggungjawab
  4. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
  5. Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
  6. Peserta didik belejar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri dalam segala tugas yang diberikan.
  7. Meringankan tugas pendidik yang diberikan
  8. Dapat mempertebal rasa tanggung jawab karena hasil-hasil yang dikerjakan dipertanggung jawabkan dihadapan pendidik.
  9. Baik sekali untuk mengisi waktu luang (senggang) dengan hal-hal yang konstruktif.
  10. Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan, sebab dalam metode ini murid-murid harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.
  11. emberi kebiasaan murid untuk giat belajar.
  12. Memberikan tugas murid yang bersifat praktis, umpamanya membuat laporan tentang kegiatan peribadatan di daerah masingmasing, kegiatan amaliah sosial dan sebagainya.
  13. Metode Tugas dan Resitasi
    Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas agar siswa melakukan kegiatan belajar. Kelebihan metode ini adalah lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok; dapat mengembangkan kemandiirian siswa; mengembangkan kreativitas siswa, serta membina tanggung jawab dan disiplin siswa. 

E.    Kelemahan Metode resitasi
Selain kelebihan penggunaan metode penugasan, juga ada kekurangan metode     penugasan, kekurangan tersebut menurut Djamarah dan Zain, 2006: 87 antara lain:
  1. Siswa sulit dikontrol, apakah ia mau mengerjakan tugas atau orang lain;
  1. Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik;
  1. Tidak mudah memberi tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa; dan
  1. Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) yang dapat menimbulkan rasa bosan siswa.
  2. Hasil resume yang dilakukan terkadang hanya mencontek pada teman dan bukan hasil pikirannya sendiri.
  3. Tugas bisa jadi dikerjakan oleh orang lain.
  4. Susah mengevaluasi apakah siswa benar- benar memahami hasil tulisan resumenya sendiri.
  5. Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
  6. Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
  7. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
  8. siswa sulit dikontrol, apakah ia mengerjakan sendiri atau tidak; tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individual siswa; dll
  9. Peserta didik yang terlalu bodoh sukar sekali belajar.
  10. Kemungkinan tugas yang diberikan tapi dikerjakan oleh orang lain.
  11. Kadang-kadang peserta didik menyalin atau meniru pekerjaan temannya sehingga pengalamannya sendiri tidak ada.
  12. Seringkali tugas di rumah itu di kerjakan oleh orang lain, sehingga murid tidak tahu menahu tentang tugas itu, yang berarti pelajaran tidak dapat tercapai.
  13. Sulit untuk memberikan tugas karena perbedaan individual anak dalam kemampuan dan minat belajar.
  14. Seringkali murid tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup hanya menyalin hasil pekerjaan temannya.
  15. Apabila tugas itu terlalu banyak/berat, akan mengganggu keseimbangan mental murid yang bersangkutan.




F.    Prinsip-Prinsip Metode Resitasi

Pemberian tugas (resitasi) tersebut dalam prinsipnya dapat dilakukan dalam beberapa hal yaitu :
1) Murid diberi tugas untuk mempelajari bagian dari suatu buku teks, baik secara kelompok atau secara perorangan, diberi waktu tertentu untuk mengerjakannya kemudian murid yang bersangkutan mempertanggungjawabkannya.
2) Murid diberi tugas untuk melaksanakan sesuai tujuannya yaitu melatih mereka dalam hal yang bersifat kecakapan mental dan motorik.
3) Murid diberi tugas untuk melaksanakan eksperimen.
4) Murid diberi tugas untuk mengatasi masalah tertentu / problem sloving dengan cara memecahkannya dengan tujuan agar murid biasa berpikir ilmiah (logis dan sistematis) dalam memecahkan suatu masalah.
5) Murid diberi tugas untuk melaksanakan proyek, dengan tujuan agar murid-murid membiasakan diri bertanggung jawab terhadap penyelesaian suatu masalah, yang telah disediakan dan bagaimana mengolah selanjutnya.



G.    Langkah-Langkah Penerapan Metode Resitasi

Adapun langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan metode tugas atau resitasi (Djamarah dan Zain, 1995: 88) sebagai berikut:
  1. Fase Pemberian Tugas
Tugas yang akan diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
  1. Tujuan yang akan dicapai.
  1. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
  1. Disesuaikan dengan kemampuan siswa.
  1. Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.
  1. Menyediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
  1. Fase Pelaksanaan Tugas
  1. Sebelum siswa membuat peta konsep guru terlebih dahulu menjelaskan atau mencontohkan pembuatan peta konsep, seperti mengambar di papan tulis/ membawa contohnya
  1. Setelah menjelaskan cara pembuatan peta konsep, guru menugaskan siswa untuk membuat peta konsep.
  1. Diberikan bimbingan dan pengawasan oleh guru.
  1. Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak boleh menyuruh orang lain.
  1. Setelah tugas selesai, sebagian siswa mempersentasikan tugasnya ke depan kelas
  1. Fase Mempertanggungjawabkan Tugas, hal-hal yang dikerjakan dalam fase ini adalah:
  1. Laporan siswa baik lisan/tulisan dari apa yang telah dikerjakannya.
  1. Ada tanya jawab.



H.    Fase  mempertanggungjawabkan  tugas  inilah  yang  disebut resitasi.

Metode Resitasi (pemberian tugas) diberikan kepada siswa tidak boleh terlalu sering. Sebab hal tersebut dapat menyebabkan siswa mengalami kesukaran dan kesulitan dalam belajar. Apalagi jika setiap guru mata pelajaran memberikan tugas semua, maka siswa akan merasa terbebani. Oleh karena itu, untuk menghindarkan masalah tersebut, resitasi mempunyai tiga fase:

1.    Pendidik memberikan tugas. Tugas yang diberikan oleh pendidik harus sesuai dengan kemampuan peserta didik. Dalam pelaksanaan tugas itu kemungkinan peserta didik akan menjawab dan menyelesaikan suatu bentuk hitungan dan adapula berbentuk sesuatu yang harus diselesaikan, adapula berbentuk sesuatu yang baik dari berbagai aspek.
a) Fase pemberian tugas (Pendahuluan)
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
b) Tujuan harus dirumuskan secara spesifik
c) Tugas-tugas yang diberikan harus jelas arahnya
d) Para siswa harus diberikan petunjuk-petunjuk dalam pelaksanaannya untuk menghindarkan kebingungan mereka
e) Pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang pokok dengan tidak menghilangkan aspek-aspek lainnya yang berkaitan.

2.    Peserta didik melaksanakan tugas (belajar) cara peserta didik belajar akan terlaksana denganan baik apa bila dia belajar sesuai dengan tujuan yang hendak di capai. Pada fase ini siswa melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan dan petunjuk yang diberikan guru. Siswa dibimbing dan diawasi guru dan diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja, diusahakan dikerjakan sendiri oleh siswa tidak menyuruh orang lain. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematis.

3.    Peserta didik mempertanggung jawabkan hasil,pekerjaannya (resitasinya). Resitasi itu juga akan wajar apabila sesui dengan tujuan pemberian tugas. Hal yang harus dilakukan pada fase ini: laporan siswa, ada tanya jawab atau diskusi kelas, dan penilaian hasil tugas siswa baik tes maupun non tesatau cara lainnya. Tahapan-tahapan resitasi tersebut tidak akan berjalan dengan baik, jika tidak didukung dengan langkah-langkah yang baik. Berkaitan dengan hal ini, Armai Arif menentukan beberapa langkah metode resitasi sebagai berikut:

a.    Merumuskan tujuan secara operasional atau spesifik tentang target yang akan dicapai.
b.    Memperkirakan apakah tujuan itu dapat dicapai dalam batas-batas waktu tertentu.
c.     Tenaga serta sarana yang tersedia.
d.    Dapat mendorong siswa secara aktif dan kreatif untuk mempelajari dan mempraktekkan pelajaran yang telah diberikan, agar siswa mempunyai pengetahuan.



J. Langkah-langkah Resitasi


Dijelaskan oleh Mulyasa (2007 : 113) bahwa agar metode pemberian tugas terstruktur dapat berlangsung secara efektif, guru perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
1.    Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan penugasan dan cara pengerjaannya.
2.    Tugas yang dberikan harus dapat dipahami peserta didik, kapan mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok, dan lain-lain.
3.    Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, perlu diupayakan agar seluruh anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses penyelesaian tugas tersebut, terutama kalau tugas tersebut diselesaikan di luar kelas.
4.    Perlu diupayakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh peserta didik. Jika tugas diselesaikan di luar kelas, guru bisa mengontrol proses penyelesaian tugas melalui konsultasi dari peserta didik. Oleh karena itu dalam penugasan yang harus diselesaikan di luar kelas, sebaiknya peserta didik diminta untuk memberikan laporan kemajuan mengenai tugas yang dikerjakan.
5.    Berikanlah penilaian secara proporsional terhadap tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik. Penilaian yang diberikan sebaiknya tidak hanya menitikberatkan pada produk (ending), tetapi perlu dipertimbangkan pula bagaimana proses penyelesaian tugas tersebut. Penilaian hendaknya diberikan secara langsung setelah tugas diselesaikan, hal ini disamping akan menimbulkan minat dan semangat belajar peserta didik, juga menghindarkan bertumpuknya pekerjaan peserta didik yang harus diperiksa.

K. Pelaksanaan Metode Resitasi

Metode Resitasi dapat dilaksanakan dalam berbagai kegiatan belajar, baik perorangan atau kelompok. Adapun pelaksanaan yang ditempuh dalam metode ini antara lain:

1) Pendahuluan
Pada langkah ini perlu mempersiapkan mental murid untuk menerima tugas yang akan diberikan kepada mereka pada pelajaran inti, untuk itu perlu memberikan kejelasan tentang suatu bahan pelajaran yang dilaksanakan dengan metode ini, diberikan contohcontoh yang serupa dengan tugas jika keterangan telah cukup.

2) Pelajaran inti
Guru memberikan tugas, murid melaporkan hasil kerja mereka sementara guru mengadakan koreksi terhadap tugas-tugas tersebut, dan bila ditemukan kesalahan maka perlu diadakan diskusi.

3) Penutup
Pada langkah ini muris bersama guru mengecek kebenaran sementara murid disuruh mengulangi tugas itu kembali.


Berdasarkan acuan yang dijelaskan di atas, tugas yang diberikan kepada siswa dapat berbagai jenis. Artinya tugas banyak jenisnya, bergantung pada tujuan yang akan dicapai. Tugas yang diberikan kepada siswa sudah disediakan dan disesuaikan dengan indikator materi yang dibahas;
  1. Jenis tugasnya adalah tugas kelompok sesuai dengan pendekatan peta konsep.
  1. Tugas disesuaikan dengan kemampuan siswa, dan berdasarkan Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar.
  1. Membuat petunjuk pengerjaan tugas.
  1. Pada saat pengerjaan tugas ada pengawasan guru;
  1. Memberikan motivasi untuk mengerjakan/menyelesaikan tugas tentang sistem peredaran darah pada manusia.
  1. Guru mengusahakan siswa mengerjakan tugas sendiri walaupun pada proses pembelajaran diusakahan berkelompok, hingga memperoleh hasil; dan
  1. Siswa mengumpulkan hasil belajarnya (tugas yang dikerjakannya) kepada guru untuk dievaluasi.
  2.  

Jadi, dalam menerapkan metode resitasi atau penugasan sebelum proses belajar mengajar berlangsung harus direncanakan secara matang, sesuai dengan aturan atau tata cara yang memang sudah ditentukan atau sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Jika, tidak dirancang terlebih dahulu tidak menutup kemungkinan proses belajar mengajar dengan menggunakan metode resitasi tidak berjalan sesuai dengan harapan.




Referensi:
Dra. Fahmi Wahyuningsih, M.Pd Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa Dan Seni, Universitas Neg Kekurangan Metode Resitasi

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar