Rabu, 06 Mei 2020

Euforia Buka Bersama


“ Mubazir Euforia Buka Bersama “
Oleh : Ustadz Taka
Buka puasa dijelaskan dalam beberapa ayat Al-quran. Di dalamnya dijelaskan mengenai puasa hingga waktu berbuka puasa. Berikut adalah salah satu ayat Al-quran yang menjelaskan puasa hingga waktu berbuka puasa. Ayat tersebut dikatakan dalam surat Al-Baqarah tepatnya ayat ke 187.
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَائِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ ۗ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۖ فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
Artinya: Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.
Umat muslim diimbau menjauhi perilaku konsumtif selama menjalankan ibadah puasa.  Hal itu dikhawatirkan akan menimbulkan kemubaziran karena banyak stok makanan. Apalagi,  kebutuhan bahan pokok saat ini mengalami kenaikan. Kemubaziran pesta buka bersama, tentu pemandangan itu sangat lumrah kita lihat atau bahkan rasakan sendiri. Berbagai asumsi kita kedepankan sebagai alasan mengadakan buka bersama.. Walhasil ketika adzan maghrib berkumandang saat acara buka bersama  tersedia beragam aneka hidangan kegemaran  kita dan terkadang lebih banyak makanan yang akhirnya terbuang percuma.
ingin mengingatkan bahwa menerapkan kebiasaan baik pada diri kita  perlu dilakukan secara sadar, bahwa niat kita mendidik harus disesuaikan dengan esensinya. Puasa adalah menahan lapar dan dahaga dari subuh hingga maghrib dan memperbaiki diri dari hal-hal buruk, sabar, empati, menahan amarah, emosi maka upaya pemotivasian yang dilakukan  pun harus sejalan dengan semangat itu. Bukankah Rasulullah mengajarkan kita untuk sederhana dan tidak memubazirkan harta termasuk makanan sisa terbuang percuma?
Dari sekian banyak hikmah Ramadan, terkadang kita lupa dengan makna esensial dan hakikinya yakni hemat (sederhana). Kita patutnya dapat memahami substansi dan hakikat bulan Ramadan. Bukankah dengan puasa Allah SWT mengajarkan kita untuk menahan diri dan mengendalikan hawa nafsu, sebagaimana makna awam tentang puasa (shaum). Di saat Ramadan, Islam tidak mengajarkan perilaku (pola) hidup konsumtif atau gaya hidup yang berlebih-lebihan. Justru sebaliknya, patutnya Ramadan menjadi mementum tarbiyah berhemat dan berbagi.

           Bulan Ramadan juga saat yang tepat untuk melatih pola hidup sederhana dan melakukan penghematan. Setiap hari, minimal pada masa berpuasa umat Islam serentak tidak melakukan aktivitas konsumsi yaitu makan dan minum yang berlebihan.. Saat-saat tersebut adalah waktu yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada diri kita.

            Saat berbuka puasa, sebaiknya dihidangkan makanan dan minum yang tidak berlebihan apalagi bermewah-mewah. Berbuka cukup sekedarnya untuk membatalkan puasa. Sebagaimana tuntunan Nabi, cukup dengan kurma dan air putih. Selesai berbuka, maka sebaiknya melakukan jeda untuk makan malam (makan berat) dengan terlebih dahulu melaksanakan Salat mahgrib. Hal ini untuk memberi kesempatan kepada perut untuk menyesuaikan diri agar lebih siap menerima makanan dan minuman yang lebih berat dan lebih banyak.
“Karenanya kebiasaan di masyarakat perlu diluruskan agar puasa betul-betul mendapat barokah, rohmat,ridho, dan nikmat” dari Alloh.

Sujudku pada Mu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar