Rabu, 06 Mei 2020

Ghibah dan Fitnah


   Ghibah Bisa  Jadi Fitnah “
Oleh : Ustadz Taka
Ghibah itu termasuk dosa besar.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ ». قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ « ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ ». قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ « إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ »
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah engkau apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Ia berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim no. 2589).
“fitnah lebih kejam dari pembunuhan” adalah,
وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُمْ مِنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ وَلَا تُقَاتِلُوهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتَّى يُقَاتِلُوكُمْ فِيهِ فَإِنْ قَاتَلُوكُمْ فَاقْتُلُوهُمْ كَذَلِكَ جَزَاءُ الْكَافِرِينَ
Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 191)
Hati-hati Ghibah bisa menjadi Fitnah. kata “fitnah“, di sana akan kita jumpai bahasa Arabnya fitnah adalah  (namimah) “نَمِيْمَة“. Selanjutnya cari kata “namimah” dalam kamus Arab-Indonesia, Anda akan terkejut bahwa namimah dalam bahasa Arab merupakan padanan untuk kata “tuduhan” dalam bahasa Indonesia.
Berdasarkan penggunaan asal kata di atas, makna “fitnah” juga digunakan untuk maksud “menguji”, baik ujian itu berupa nikmat (kebaikan) maupun kesulitan (keburukan), baca al-Quran surat al-Anbiya: 35
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ المَوت وَ نَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَ الخَيْر فِتْنَةً وَ إِلَيْنَا تُرْجَعُون
“Kullu nafsin dzaa iqotulmauut, wanab luukum bisyarri wal khoiyri fitnatan wa ilaynaa turja ‘uun”
Setiap jiwa akan merasakan mati dan Kami menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (fitnah), hanya kepada Kami kalian dikembalikan.“Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim no. 2589).

Banyak-banyak membicarakan kebaikan  orang, berterima kasih kepada orang. Banyak-banyak mengangkat orang daripada menjatuhkan, menerima keadaan orang daripada mencaci maki,  bersahabat daaripada menghina,  Dengan izin Allah, bakal lebih adem hidup kita.

Sujudku pada Mu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar