Rabu, 13 Mei 2020

Peristilahan Antonim dalam Bahasa Indonesia


*” Peristilahan Antonim dalam Bahasa Indonesia”*
Pak R. Purwantaka


Antonim adalah hubungan semantik antara dua buah satuan ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan, pertentangan, atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya. Lebih sederhana, antonim adalah suatu kata yang berlawanan makna dengan kata lain.[2] Antonim disebut juga dengan lawan kata. ( Wikipedia.Id )

Sebagai pengguna bahasa , kita sering kurang jeli dengan kosa kata yang kita gunakan apakah sudah sesuai atau belum dengan kaidah bahasa Indonesia. Pemakaibahasa Indonesia kurang cermat dalam menggunakan katakata yang bertentangan, akan menimbulkan kesalahpahaman atau kurang bisa dicerna makna sesungguhnya. Terutama dalam penggunaan kata Antonim.


Dalam pemakaian bahasa, sering kali kita temui adanya tata hubungan makna atau relasi makna antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi.Tata hubungan makna atau relasi makna menyangkut hal sinonimi, antonimi,polisemi,hiponimi.Istilah relasi makna dipakaii oleh Lyons(1977:277),


Sedangkan Cruse memakai istilah relasi semantik leksikal. Cruse (1987:86) menyatakan bahwa relasi semantik leksikal mencakup antonimi,hiponimi, dan sinonimi. Selain itu, ia juga menegaskan bahwa pada dasarnya relasi makna mencakup dua tipe,yaitu paradigmatic dan sintagmatik. Sekarang kita lihat apakah benar yang dikatakan bahwa antonim sama dengan pertentangan, sebagaimana selama ini ditulis dalam beberapa buku semantik.


(Cruse 1987:197—214) membedakan antara kata pertentangan dan kata antonim karena pertentangan makna mencakupi kekomplementeran, keantoniman, kesebalikan,dan arah.


*Kekomplementeran.*  Kekomplementeran adalah perihal pertentangan yang ditandai dengan adanya perangkat leksem yang hanya memiliki dua anggota.Jika menyatakan satu anggota berarti pengingkaran dari anggota yang satu lagi.Misalnya: Laki-laki:perempuan


*Keantoniman*.  Keantoniman adalah perihal pertentangan yang ditandai dengan adanya penarafan (gradable). Pada umumnya kata-kata yang berantonim dapat ditambahkan kata sangat,agak, sekali,kurang,dan sebagainya. Contohnya: Besar:kecil


*Kesebalikan*,  Kesebalikan adalah perihal pertentangan yang ditandai dengan kemunculan leksem yang satu mensyaratkan adanya leksem yang lain. Contohnya: suami:istri


Arah Arah dan ruang adalah perihal pertentangan yang ditandai oleh gerakan dalam satu garis lurus.Pertentanganini terdiri atas pertentangan anti podal seperti utara:selatan dan pertentangan orthogonal seperti utara:barat.


Tarigan(1985:41—49)mengatakan antonim itu beranekaragam yang dapat diklasifikasikan atas beberapa pasangan: a (pasangan komplementer), b (pasangan perbandingan, c (pasangan relasional),
d (pasanganresiprokal,dan e (pasangan hiponim).


MenurutCruse(1986:197) pertentangan mencakup komplementer, antonim, kesebalikan,dan arah. Pateda (1989:95) mengatakan bahwa antonim adalah leksem-leksem yang berlawanan maknanya dan biasanya teratur dan dapat diidentifikasi secara tepat. Leksem-leksem itu dikategorikan adjektiva yang dapat digunakan untuk menyatakan tingkat perbandingan atau untuk menyatakan kualitas sesuatu.


Selain itu,ia juga menyebutkan tingkat perbandingan yang disebut ketertarafan (gradability). Chaer (1990:91) mengatakan hubungan makna antara dua buah kata yang berantonim bersifat dua arah. Di pihak lain,dia membedakan oposisi menjadi : a.oposisi mutlak, b.oposisi kutub , c.oposisi hubungan, d.oposisi hierarkial , e.oposisi majemuk


*Komparatif* Sejati (truecomparative) Komparatifsemu berkaitan pada satu anggota pasangan, tetapi anggota lain memiliki komparatif sejati:
Contoh yang lain : baik:buruk, cantik:jelek, halus:kasar, sopan:kasar .


*Antonim lurus* (polarantonyms) Ciri-ciri antonim lurus adalah sebagaiberikut. a.Netral dari sudut pandang penilaian, b.Bersifatdeskriftif-objektif,dan c.Dapat dijenjangkan menurut satuan-satuan yang lazim seperti derajat,sentimeter,inci, kaki.
Contoh lain: tinggi:rendah sulit:mudah dalam:dangkal tebal;tipis cepat:lambat


*Antonim tumpang tindih* (overlappingantonyms)
Ciri-ciriantonim tersebut adalah sebagaiberikut. a. bersifat evaluatif (mengandung cirri penilaian) yang satu antonym dari yang lain , b. bersifat penghargaan dan pencelaan.


*Antonim setimbang* (equipollent antonyms) Ciri-ciri antonim tersebut adalah sebagai berikut. a.Berkenaan dengan cerapan indra yang subjektif atau dengan emosi; b.Berkenaan dengan reaksi subjektif yang mengandung penilaian; c.Tidak berkenaan dengan reaksi objektif . Contoh lain: manis;asam senang:sedih bangga:malu-malu baik;nakal


*Antonim privative* (privative antonyms) Ciri-ciri antonim tersebut adalah relasi berkontras antara dua leksem, yakni salah satu diantaranya memiliki cirri positif tertentu, sedangkan yang lain menunjukkan ketiadaan sifat itu. Contohnya: cakep;jelek istri:janda aman:bahaya suami:duda bersih:kotor


Macam Antonim menurut  ( Wikipedia. id )
*Antonim Taksonomis.* Antonim taksonomis berarti pertentangan makna yang bersifat mutlak.  Misalnya, kata hidup dan mati' Ada batasan yang jelas dan tegas antara kata hidup dan mati. Sesuatu yang hidup tentu belum mati, dan sesuatu yang mati pasti tidak hidup.


*Antonim Kekutuban.* Dalam antonim kekutuban, tidak selalu terdapat pertentangan yang mutlak . Antonim ini bersifat relatif atau bergadrasi. Hal ini dikarenakan karena batasan makna kata satu dan lainnya tidak dapat ditentukan dengan jelas dan tegas. Misal, kata besar dan kecil.


*Antonim Relasional* Antonim relasional bermakna hubungan pertentangan yang bersifat relasi. Artinya, kata yang satu muncul akibat kata lainnya. Misal, suami x istri; jual x beli.


*Antonim Hierarkial.* Anotonim hierarkial muncul dari pertentangan makna antara kata yang berada dalam satu garis jenjang atau hierarki[1]. Misal, gram x kilogram; tamtama x bintara.


*Antonim Majemuk.* Di dalam bahasa Indonesia, mungkin ada satu ujaran yang memilki pasangan antonim lebih dari satu. Misal, kata berdiri. kata berdiri dapat berantonim dengan kata duduk, tidur, tiarap, dan jongkok. Hal semacam ini dinamakan antonim majemuk


*Penggunaan Prefix untuk Antonim Kontras.* Prefix atau imbuhan kata dapat digunakan untuk membuat suatu ant onim. Contoh dari pembentukan antonim dengan menggunakan prefix adalah sebagai berikut : 1. “anti-“, bacterial menjadi antibacterial, 2. “dis-“, berarti “not” atau lawan kata atau “lack of something”. approve menjadi disapprove. 3. “in-“, definite menjadi indefinite,  Contohnya imbuhan lainnya :  “il-“, “im-“, “ir-“, “mis-“, “re-“, dan sebagainya.


*Antonim berpasangan:*  kata-kata yang secara makna jelas bertentangan karena didasarkan pada makna pasangannya sehingga tidak bisa dipertentangkan tanpa kehadiran makna pasangannya. Jika salah satu unsur dinegatifkan, tidak secara serta-merta memunculkan pasangannya. Contoh: (ber)-dosa - suci (tidak (ber)-dosa =suci), istri - suami (bukan istri = suami), pembeli - penjual (bukan pembeli = penjual)


*Antonim melengkapi:*  kata-kata yang secara makna bertentangan, tetapi kehadiran makna salah satu kata bersifat melengkapi kehadiran makna yang lain. Contoh: pertanyaan – jawaban, mencari – menemukan


*Antonim berjenjang:*  kata-kata yang secara makna mengandung pertentangan, tetapi pertentangan makna ini bersifat berjenjang/bertahap/bertingkat. Contoh: dingin - hangat – panas, kaku - lentur – elastic. mahal - wajar – murah.


Menurut Merdeka.Com . Antonim dibedakan menjadi :
      *Antonim kembar*, yaitu antonim yang melibatkan pertentangan antara dua kata. Contoh: hidup dan     mati
*Antonim majemuk,*  yaitu antonim yang melibatkan pertentangan antara banyak kata. Contoh: Sepatu itu tidak hijau. Kalimat itu mencakup pengertian bahwa sepatu itu putih, sepatu itu cokelat, dan sebagainya.
*Antonim gradual,*  yaitu pertentangan dua kata dengan melibatkan beberapa tingkatan. Contoh: Rumah itu sederhana. Contoh kalimat di atas bisa bermakna: nggak mewah dan sangat sederhana.
*Antonim hierarkis,*  yaitu pertentangan antara kata-kata yang maknanya berada dalam posisi bertingkat. Contoh: Januari-Februari-Maret, April, dan sebagainya.
*Antonim relasional,*  yaitu pertentangan antara dua buah kata yang kehadirannya saling berhubungan. Contoh: adik-kakak

Menurut Belajar Bahasa. Id. Antonim mempunyai jenis, yaitu
*Antonim Berpasangan*, Antonim kembar adalah antonim yang melibatkan pertentangan antara dua kata. Contohnya adalah kata hidup yang berlawanan dengan mati.

*Antonim Majemuk,* Antonim majemuk adalah antonim yang melibatkan banyak kata. Contohnya adalah kalimat rumah itu berwarna merah yang berlawanan dengan rumah itu berwarna hijau.

*Antonim Gradual*, Antonim gradual adalah antonim yang memiliki tingkatan dalam pertentangan. Contohnya adalah rumah mewah x rumah sederhana.

*Antonim Hierarkis,* Antonim hierarkis yaitu antonim yang pertentangan katanya dalam posisi bertingkat. Contohnya adalah Januari x Februari.

*Antonim Relasional,* Antonim relasional yaitu antonim yang kedua katanya saling berhubungan. Contohnya adalah kata suami dan istri.


Menurut Suladi (2014), yang dimaksud dengan antonim adalah oposisi makna dalam pasangan leksikal yang dapat dijenjangkan. Secara umum, antonim memiliki beberapa ciri sebagai berikut.

Antonim penuh dengan kejenjangan (kebanyakan adjektiva dan beberapa verba).Anggota tingkat pasangan menunjukkan beberapa ciri peubah seperti kepanjangan, kecepatan, ketelitian, dan sebagainya.Untuk menyatakan agak/lebih dan sangat, anggota pasangan yang bergerak dalam pertentangan arah, panjang skala memperlihatkan tingkat ciri peubah yang relevan.Lebih lanjut Suladi menjelaskan bahwa keantoniman dapat dibagi menjadi lima, yaitu sebagai berikut.

1.      *Oposisi mutlak,* Oposisi mutlak merupakan pertentangan makna secara mutlak, seperti hidup dan mati.
2.      *Oposisi kutub,* Oposisi kutub merupakan pertentangan tidak mutlak, tetapi bergradasi atau terdapat tingkat-tingkat makna pada kata-kata tersebut. Contoh oposisi kutub di antaranya kaya-miskin, besar-kecil, jauh-dekat, panjang-pendek, tinggi-rendah, terang-gelap, luas-sempit.
3.      *Oposisi relasional,* Dalam oposisi relasional (hubungan) ini, makna kata-kata yang beroposisi bersifat saling melengkapi. Artinya, kehadiran kata yang satu karena ada kata yang lain yang menjadi oposisinya. Tanpa kehadiran keduanya, oposisi ini tidak ada. Contoh oposisi relasional di antaranya menjual-membeli, suami-istri, mundur-maju, pulang-pergi, pasang-surut, memberi-menerima, belajar-mengajar, ayah-ibu, guru-murid, atas-bawah, utara-selatan, buruh-majikan.
4.      *Oposisi hierarki,* Makna kata yang beroposisi hierarki ini menyatakan suatu deret jenjeng atau tingkatan. Oleh karena itu, kata-kata yang beroposisi ini adalah kata-kata yang berupa nama satuan ukuran (berat, panjang, dan isi), nama satuan hitungan dan penanggalan, dan nama jenjang kepangkatan. Contoh oposisi hierarki di antaranya meter-kilometer, kuintal-ton, prajurit-opsir. Oposisi bertingkat ini dikenal juga dengan istilah antonim bertingkat.
5.      *Oposisi majemuk,* Oposisi majemuk merupakan suatu kata yang beroposisi dengan lebih dari satu kata, seperti berdiri dengan kata duduk, berbaring, tiarap, berjongkok. Oposisi majemuk ini dikenal juga dengan istilah antonim majemuk.

Fromkin & Rodman (1983: 193) serta Heatherington (1980: 139-140) membedakan antonim menjadi lima macam yaitu antonim komplementer, antonim perbandingan (gradable), antonim relasional, antonim resiprokal, dan hiponim.
a.    *Antonim Komplementer.*  yaitu pasangan yang saling melengkapi. Yang satu tidaklah lengkap atau tidak sempurna bila tidak dibarengi oleh yang satu lagi. Hidup     =  tidak mati, Mati =   tidak hidup.
b.   *Antonim Gradable* (perbandingan), Suatu antonim dapat disebut sebagai antonim gradable apabila penegatifan suatu kata tidaklah bersinonim dengan kata yang lain. Sebagai contoh, seseorang yang tidak senang tidak perlu atau belum tentu sedih. Atau dengan singkat dapat dirumuskan: Tidak senang ≠ sedih, Begitu pula: Tidak sedih ≠ senang
c.    *Antonim Relasional,*  Antonim yang memperlihatkan kesimetrisan dalam makna anggota pasangannya disebut antonim relasional, karena antara anggota pasangan antonim itu terdapat hubungan yang sangat erat. Contoh: Guru  −  murid, atau pengajar   −  pelajar
disebut antonim relasional
d.    *Antonim Resiprokal*, Ada pula sejenis antonim yang mengandung pasangan yang berlawanan atau bertentangan dalam makna tetapi juga secara fungsional berhubungan erat; hubungan itu justru hubungan timbal balik. Antonim seperti ini disebut antonim resiprokal. Contoh yang jelas adalah pasangan kata: membeli-menjual. Kedua kata ini berlawanan maknanya tetapi secara fungsional berhubungan erat sacara timbal balik. Saya menjual kepada kamu, dan kamu membeli dari saya.
e.     *Antonim berhiponim.* Antonim yang sering dipakai dan memang penting dalam nomenklatur (tatanama) ilmiah, dan dalam analisis semantik, disebut hiponim. Dalam hiponim ini, sebenarnya salah satu dari pasangan kata itu tidaklah berlawanan atau bertentangan sepenuhnya dengan yang satu lagi, tetapi justru yang satu mencakup yang lain.Contoh: Vertabrata       mencakup ikan, reptile (binatang melata), dan mamalia, Gedung           mencakup pencakar langit,rumah besar, rumah, dll


Perlu kita sadari benar bahwa pembagian ragam antonim atas pasangan-pasangan komplementar, gradable, relasional, resiprokal, dan hiponim itu tidaklah bersifat mutlak, artinya lebih bersifat relatif. Suatu pasangan antonim tidak harus hanya termasuk  pada satu jenis antonim tertentu saja, tetapi mungkin saja dimasukan kedalam dua atau lebih ragam antonim.



DAFTARPUSTAKA Bright, William. 1992. International EncyclopediaofLinguistics.New York: CambridgeUniversityPress. Chaer, abdul. 1990. Semantik Bahasa Indonesia.Jakarta.RinekaCipta. Cruse,D.A.1987.LexicalSemantics:New 50 MEDANMAKNA Vol.5 Hlm.45--49 September2008 ISSN1829-9237 York:CambridgeUniversityPress. Kempson,R.M.1977.Semantic Theory. Cambridge:CambridgeUniversityPress. Leech, G. 1974. Semantics. Australia: PenguinBooks Lyons,John.1977.Semantics.New York: CambridgeUniversityPress Ogden, f.R. 1972. Opposition. London: IndianaUniversityPress Palmer, F.R. 1976. Semantics: A New Introduction.CambridgeUniversityPress Pateda,Mansoer.1989.SemantikLeksikal. Jakarta:NusaIndah SapirE.1944.On Grading:a study in semantics. Saeed,John I.1997.Semantics.China: BlackweelPublishersLtd. Tarigan,Henry Guntur.1985.Pengajaran Semantik.Bandung:Angkasa Ullmanss, S. 1962. Semantics: An IntroductiontotheScienceofmeaning. Oxford:BasilBlackwell
Aminuddin. 1988. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: C.V. Sinar Baru.
Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Faizah, Hasnah. 2010. Linguistik Umum. Pekanbaru: Cendikia Insani.
Padeta, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Parera,J.D. 2004. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga.
Sartuni, Rasjid dkk. 1987. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Nina Dinamika.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa.
Varhaar. 1992. Pengantar Linguistik.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar