Minggu, 17 Oktober 2021

Membuat Vidio Ceramah dengan Teks Ceramah Singkat sesuai Strukturnya kelas XI

 

Membuat Vidio Ceramah

Contoh teks ceramah singkat beserta struktur teks ceramah

 

Contoh 1

(Pembukaan)

Selamat pagi. Salam sejahtera untuk kita semua. Senang sekali dapat melihat bapak, ibu, saudara sekalian dalam keadaan sehat dan cerita. Di hari yang cerah ini, mari kita senantiasa bersyukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa. Terima kasih atas kesempatan dan kepercayaan yang telah diberikan pada saya untuk mengisi ceramah di apel pagi ini.  

(Isi)

Pada kesempatan kali ini, izinkan saya menyampaikan mengenai budaya tepat waktu. Ketika saya berkesempatan studi banding di Jepang, salah satu yang menjadi perbedaan paling menonjol antara budaya di Jepang dan di negara lain termasuk Indonesia adalah ketepatan waktu. Di sana, semua orang menghargai ketepatan waktu. Bila mengadakan pertemuan, tidak pernah molor. Beda dengan di sini. Pertemuan pukul tujuh, panitia datang setengah delapan, pesertanya datang pukul sembilan. Saya rasa kebiasaan ini perlu diubah. Saya menyinggung Jepang hanya sebagai contoh saja. Bukan maksud saya untuk menjelekkan atau merendahkan. Kita ambil contoh yang baik dan menjadikannya sebagai refleksi atas kehidupkan kita sehari-hari. Marilah kita sama-sama ubah kebiasaan jam karet. Saya yakin bapak, ibu, saudara sekalian bisa melakukannya.

(Penutup)

Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf bila ada salah kata atau tindakan saya yang kurang berkenan. Semoga kita semua senantiasa diberi kesehatan. Selamat pagi dan salam sejahtera.

 

Contoh 2

(Pembukaan)

Selamat siang teman-teman. Salam sejahtera. Puji syukur patut kita panjatkan karena masih diberi kesehatan oleh yang Maha Kuasa. Terima kasih pula pada guru dan teman-teman sekalian yang telah memberi saya kesempatan untuk menyampaikan ceramah.

(Isi)

Sebelumya, izinkan saya bertanya. Apakah teman-teman pernah berbuat curang saat ulangan? Atau mencontek pekerjaan teman? Saya yakin cukup banyak. Hari ini, saya akan berceramah mengenai perbuatan curang atau mencontek. Mencontek biasa kita lakukan saat tidak bisa mengerjakan soal ujian, saat kita tidak mengerjakan tugas, atau saat tugas yang diberikan oleh guru terlalu sulit menurut kita. Saya paham itu karena saya sendiri juga pernah mencontek. Namun, teman-teman, saya sadar mencontek adalah perbuatan yang tidak terpuji. Daripada bingung dan gugup saat ujian, ada baiknya kita mempersiapkan diri jauh-jauh hari. Belajar yang tekun agar bisa mengerjakan soal ujian dengan kemampuan sendiri. Bila kesulitan mengerjakan tugas, minta bantuan teman atau guru untuk menjelaskan bagian yang kalian kurang pahami. Perbuatan curang hanya akan merugikan teman dan diri sendiri. Di atas itu semua, kejujuran adalah nilai penting dalam kehidupan. Kejujuran melebihi nilai yang tertera di raport. Mari sama-sama berlaku jujur dan jangan mencontek.

 (Penutup)

Kira-kira itu saja yang dapat saya sampaikan. Semoga apa yang saya bagian ini bermanfaat untuk teman-teman sekalian. Sampai jumpa di lain kesempatan. Selamat siang. Baca juga:

Contoh 3

(Pembukaan)

Selamat sore ibu-ibu. Akhirnya kita bisa berkumpul kembali di kegiatan rutin Dasawisma di Kelurahan Suka Reja. Puji syukur ke hadirat Yang Maha Esa, kita masih dalam keadaan bugar dan semangat. Saya juga bersyukur masih diberi kepercayaan untuk memberi sepatah dua patah kata untuk ibu-ibu sekalian.

(Isi)

Hari ini saya akan menyinggung mengenai buah bibir. Ibu-ibu tahu buah bibir? Ya, betul. Sumber pembicaraan, obrolan, atau bahasa kekiniannya bahan ghibah. Saya suka bincang-bincang di sore hari bersama tetangga. Kita semua kan memang suka mengobrol dan membicarakan sesuatu. Tidak hanya ibu-ibu, bapak-bapak, anak-anak, bahkan semua orang pada dasarnya suka bicara karena kita adalah mahluk sosial. Namun yang ingin saya bahas adalah apa yang sering menjadi pembicaraan kita. Ada baiknya kita memperhatikan apa yang keluar dari mulut. Seringkali bahan obrolan kita kurang sehat ketika membicarakan keburukan orang lain. Obrolan berkutat soal membandingkan, mengomentari, atau menghakimi perilaku orang lain. Saya rasa itu tidak baik ibu-ibu sekalian. Banyak hal yang bisa menjadi bahan obrolan kita sehari-hari. Misalnya membahas acara televisi yang kita tonton, kenaikan harga sembako, pendidikan anak, atau berbagi keluh kesah sebagai sesama ibu rumah tangga. Janganlah menyebar atau membicarakan keburukan orang lain. Mari saring apa yang keluar dari mulut kita.

(Penutup)

Begitu saja yang ingin saya sampaikan. Semoga apa yang saya sampaikan berkenan untuk ibu-ibu sekalian. Mohon maaf bila salah kata atau laku saya yang kurang pantas. Selamat sore.

 

Contoh 4

(Pembukaan)

Selamat pagi semuanya. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan pada saya. Suatu kehormatan saya dapat memberi sepatah dua patah kata, sebelum membuka serangkaian kegiatan Festival Pangan Nasional.

(Isi)

Indonesia kaya akan sumber daya alam, kaya pula akan sumber pangan. Kita bisa menanam sumber bahan pangan di pekarangan dan saya yakin, kemungkinan tumbuhnya sangat besar. Kita dikaruniai oleh Tuhan tanah yang kaya dan subur. Namun mengapa sampai saat ini masih kita masih import bahan pangan dari luar? Atau lebih sempit lagi, mengapa masih ada saja masyarakat yang kelaparan? Saya merasa ada yang salah dengan ketahanan pangan. Puluhan tahun kita didoktrin untuk makan nasi. Sumber karbohidrat lain seperti jagung, sagu, talas, singkong, ubi, dan sejenisnya tidak menjadi makanan pokok. Padahal kita dapat menanam sumber pangan di pekarangan kita masing-masing. Ketahanan pangan nasional, dimulai dari ketahanan di lingkup kecil, yaitu keluarga. Melalui Festival Pangan Nasional ini, mari kita membentuk ketahanan pangan dari lingkup terkecil. Beri kesempatan pada lapisan masyarakat untuk berperan. Mereka adalah sumber ketahanan itu sendiri. Berikan mereka izin untuk manfaatkan lahan desa untuk membentuk ketahanan pangan lokal. Beri lahan pada kelompok tani untuk dikelola lalu mendistribusikan hasilnya melalui koperasi-koperasi di tingkat desa. Jangan tebang hutan karena itu adalah sumber pangan masyarakat adat.

(Penutup)

Itu sedikit yang dapat saya sampaikan. Semoga Festival Pangan Nasional tidak hanya sekadar selebrasi dan romantisisme saja. Namun bisa mendorong berbagai lapis elemen masyarakat untuk lebih berdaya. Sekian, terima kasih.

Sabtu, 09 Oktober 2021

Kaidah Kebahasaan Teks Ceramah dan Latihan Kelas XI

                                                                 KEGIATAN PEMBELAJARAN  2

KAIDAH KEBAHASAAN

TEKS CERAMAH

 

A.     Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan kalian mampu menentukan unsur kebahasaan dalam teks ceramah dengan cermat, teliti, dan bertanggung jawab.

 

B.        Uraian Materi

Pasti kalian sudah tahu apa itu ceramah? Pada modul sebelumnya sudah dibahas tentang pengertian dari ceramah, isi dan struktur teks ceramah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ceramah adalah pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar mengenai suatu hal, pengetahuan, dan sebagainya. Seseorang yang menyampaikan ceramah biasanya disebut sebagai penceramah. Untuk berceramah di depan umum terlebih dahulu kita harus memahami unsur kebahasaan dari teks ceramah, yang nanti setelah itu kalian diharapkan mampu menulis materi atau topik apa yang akan kalian bahas untuk menyampaikan ceramah yang baik.

Sebagaimana jenis teks lainnya, ceramah pun memiliki karakteristik tersendiri yang cenderung berbeda dengan teks-teks lainnya. Merujuk pada contoh-contoh di atas bahwa teks ceramah memiliki kaidah kebahasaan sebagai berikut,

1.   Menggunakan kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua jamak, sebagai sapaan.

Kata ganti orang pertama, yakni saya, aku. Mungkin juga menggunakan kata kami apabila penceramahnya mengatasnamakan kelompok. Teks ceramah sering kali menggunakan kata sapaan yang ditujukan pada orang banyak, seperti hadirin, kalian, bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara.

Contoh:

Hadirin yang berbahagia, kalangan terpelajar dengan julukan hebatnya sebagai “tulang punggung negara, harapan masa depan bangsa” seharusnya ....

 

2.   Menggunakan kata-kata teknis ataupun peistilahan yang berkenaan dengan topik yang dibahas.

Dengan topik tentang masalah kebahasaan yang menjadi fokus pembahasannya istilah-istilah yang muncul dalam teks tersebut adalah sarkastis, eufemistis, tata krama, kesantunan berbahasa, etika berbahasa.

Contoh:

Intensitas para siswa dalam memahami literatur-literatur sesungguhnya merupakan sarana efektif dalam mengakrabi ragam bahasa baku.


 

 

 

3.   Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi (sebab- akibat).

Misalnya, jika... maka, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu. Selain itu, dapat pula digunakan kata-kata yang yang menyatakan hubungan temporal ataupun perbandingan/ pertentangan, seperti sebelum itu, kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, berbeda halnya, namun.

Contoh:

Saya melihat ketidakberesan mereka berbahasa, antara lain, disebabkan oleh kekurangwibawaan bahasa Indonesia itu sendiri di mata mereka.

 

4.   Menggunakan kata kerja mental

Kata kerja mental seperti memprihatinkan, mengagumkan, menduga, dan lain- lain.

Contoh:

Bapak-bapak dan Ibu-ibu, prasangka saya waktu itu bukannya tidak memahami akan perlunya ketertiban berbahasa di lingkungan sekolah.

 

5.   Menggunakan kata kerja persuasif

Kata-kata persuasif seperti hendaklah, sebaiknya, perlu, harus.

Contoh:

Dampak negatif lain dari adanya kemajuan teknologi adalah banyaknya terjadi kasus penipuan dengan menggunakan media sosial sebagai akibat dari teknologi yang semakin tinggi. Dan yang paling penting adalah bahwa kini korbannya adalah para ibu – ibu rumah tangga. Karena terlalu sering main ponsel genggam, mereka menjadi susah untuk membedakan mana hal yang nyata dan mana yang hanya berita gosip saja. Oleh karena itu, kita seharusnya bijak dalam menggunakan teknologi. Mari kita jaga generasi muda kita agar menjadi generasi yang bersahaja.

PIDATO BUNG KARNO PESAN UNTUK INDONESIA (ANIMASI SEBUAH AMANAT) - YouTube

 

(Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=yfozUxBPIG8)

 

Nah setelah kalian pelajari tentang kaidah kebahasaan teks ceramah, kira-kira bagaimana ya membuat sebuah teks ceramah atau jika kamu diberi kesempatan untuk berceramah. Hal apa yang harus kamu persiapkan untuk menciptakan suasana ceramah nantinya akan membuat para pendengarnya tertarik. Berikut adalah tata


 

 

 

cara mengonstruksi atau membuat sebuah teks ceramah yang baik dan bisa disampaikan kepada khalayak pendengar.

 

Adapun langkah-langkah penyusunannya dimulai dengan menentukan topik dan tujuan, menyusun kerangka ceramah, menyusun teks ceramah berdasarkan kerangka dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami, hingga menyunting teks ceramah.

 

1.  Menentukan Topik

Beberapa topik yang dapat dijadikan bahan ceramah adalah:

a.      pengalaman pribadi,

b.     hobi dan keterampilan,

c.      pengalaman dalam pekerjaan,

d.     pelajaran sekolah ataukuliah,

e.      pendapat pribadi,

f.       peristiwa hangat dan pembicaraan publik,

g.      masalah keagamaan,

h.     problem pribadi,

i.       biografi tokoh terkenal, dan

j.       minat khalayak.

 

2.  Merumuskan Tujuan Ceramah

Ada dua macam tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

a.      Tujuan umum ceramah biasanya dirumuskan dalam tiga hal yaitu memberitahukan (informatif), memengaruhi (persuasif), dan menghibur (rekreatif).

1)           Ceramah informatif, ditujukan untuk menambah pengetahuan pendengar. Misalnya, ceramah tentang peranan para pelajar pada masa perang kemerdekaan, posisi Indonesia di kancah internasional.

2)           Ceramah persuasif, ditujukan agar pendengar mempercayai, menyetujui, atau bahkan mengikuti ajakan pembicara. Misalnya, ceramah tentang cara- cara hidup sehat dan menjaga kesehatan lingkungan.

3)           Ceramah rekreatif, ditujukan agar pendengar merasa terhibur. Karena itu, ceramah ini banyak diwarnai oleh humor, anekdot, ataupun guyonan- guyonan yang memancing tertawa pendengar.

 

b.     Tujuan khusus ialah tujuan yang merupakan rincian dari tujuan umum. Tujuan umum lebih informasional, lebih jelas, dan terukur dalam pencapaiannya. Berikut contoh hubungan topik, tujuan umum, dan tujuan khusus.

TTopik                            : Keragaman budaya daerah

TTujuan umum          : Informatif (memberi tahu) 

TTujuan khusus        : Pendengar mengetahui bahwa:

11.           setiap daerah memiliki budaya yang khas

2. 2. dalam budaya daerah terdapat nilai-nilai kehidupan yang bisa kitapetik.

Topik                         : Manfaat penghijauan Tujuan umum : Persuasif (mengajak)

Tujuan khusus         : 1) Pendengar memperoleh keyakinan tentang manfaat

penghijauan.

2) Pendengar mau mengikuti program penghijauan dengan baik

3.  Menyusun Kerangka Ceramah

Kerangka ceramah merupakan rencana yang memuat garis-garis besar materi yang akan diceramahkan. Kerangka ceramah bermanfaat dalam memudahkan penyusunan karangan sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan teratur, menghindari timbulnya pengulangan pembahasan, serta membantu pengumpulan data dan sumber-sumber yang diperlukan.

Kerangka ceramah yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a.      Ceramah meliputi tiga bagian pokok, yaitu pengantar, isi, dan penutup.

b.     Maksud dari ceramah diungkapkan dengan jelas.

c.      Setiap bagian dalam kerangka ceramah hanya memiliki satu gagasan.

d.     Bagian-bagian dalam kerangka ceramah harus tersusun secaralogis.

 

4.  Menyusun Ceramah Berdasarkan Kerangka

Langkah berikutnya adalah mengembangkan kerangka menjadi naskah ceramah yang utuh dan lengkap. Namun bersamaan dengan itu, perlu dilakukan pemahaman dan pengahayatan terhadap bahan-bahan yang ada, yakni dengan jalan:

a.      mengkaji bahan secara kritis,

b.     meninjau kelayakan bahan dengan khalayak (audien),

c.      meninjau bahan yang kemungkinan menimbulkan pro dan kontra,

d.     menyusun sistematika bahan ceramah, dan

e.      menguasai bahan ceramah berdasarkan jalan pikiran yang logis.


 

 

 

C.        Rangkuman

Kaidah kebahasaan teks ceramah sebagai berikut :

1.  menggunakan kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua jamak, sebagai sapaan.

2.  menggunakan kata-kata teknis ataupun peistilahan yang berkenaan dengan topik yang dibahas.

3.  menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi (sebab- akibat).

4.  menggunakan kata kerja mental

5.  menggunakan kata kerja persuasif

 

Langkah-langkah menyusun teks ceramah :

1.         menentukan topik

2.         merumuskan tujuan ceramah

3.         menyusun kerangka ceramah

4.         menyusun ceramah berdasarkan kerangka

 

D.        Penugasan Mandiri

Tentukanlah kaidah kebahasaan yang terdapat pada kalimat-kalimat di bawah ini!

 

No.

Kalimat

Kaidah Kebahasaan

1.

Jika sejak dini diajarkan sikap jujur dalam bertingkah dan berprilaku, diharapkan anak-anak

kelak tidak akan mempunyai jiwa korupsi.

 

2.

Selamat pagi anak-anak yang saya cintai dan sayangi. Pertama-tama marilah kita memanjatkan

puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa

 

3.

Padahal dampak euforia seperti itu hanya bisa didapatkan melalui cara yang benar. Contoh efek euforia yang didapatkan oleh seorang pelari marathon ketika mencapai batas tenaganya. Opsi lain yang lebih sederhana dan praktis adalah dengan mendapatkan hiburan baik itu bacaan, film, musik, hingga video games.

 

4.

Jika masuknya budaya asing tidak diseimbangi dengan mencintai budaya sendiri, maka budaya Indonesia akan tergerus dan terkikis, hanya meninggalkan jejak. Oleh karena itu, pentingnya kesadaran akan budaya lokal untuk mengokohkan

ketahanan budaya sendiri.

 

5.

Marilah anak-anakku sekalian, kita tanamkan semangat nasionalisme yang tangguh.

 


 

 

 

E.      Latihan Soal

Agar kalian dapat memahami dalam menentukan kaidah kebahasaan teks ceramah , perhatikan teks ceramah berikut!


Analisislah kaidah kebahasaan yang ada pada teks di atas!

 

Kaidah Kebahasaan

Kalimat

Kata   ganti     tunggal dan kata ganti jamak

 

Kata-kata teknis/ istilah

 

Hubungan argumentasi (sebab-akibat)

 

Kata kerja mental

 

Kata kerja persuasive

 


 

 

 

F.         Penilaian Diri

 

Berilah tanda centang (√) pada format di bawah ini sesuai dengan jawaban kalian!

 

 

 

 

No.

 

PERNYATAAN

PENILAIAN

Ya

Tidak

1

Saya sangat senang belajar tentang

menganalisis kebahasaan teks ceramah

 

 

2

Penjelasan materi menganalisis kebahasaan teks ceramah pada modul ini bagi saya sangat

jelas.

 

 

3.

Saya memahami kaidah kebahasaan teks ceramah

 

 

4.

Saya mengetahui kaidah kebahasaan teks

ceramah

 

 

5.

Saya dapat membedakan antara kebahasaan teks ceramah

 

 

6.

Saya dapat menyelesaikan latihan/ tugas dengan semangat .

 

 

7.

Latihan soal yang diberikan sangat membantu kejelasan saya

dalam memahami konsep menganalisis kebahasaan teks ceramah

 

 

8.

Bahasa yang digunakan dalam modul ini

sangat komunikatif.

 

 

9.

Semua kegiatan pembelajaran yang diberikan pada modul

tentang menganalisis kebahasaan teks

ceramah sangat bermanfaat bagi kehidupan saya.

 

 

10.

Banyak hal baru yang saya dapatkan

dari belajar menganalisis kebahasaan teks ceramah

 

 


 

 

 

 


 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Kosasih, Engkos dan Endang Kurniawan. 2019. 22 Jenis Teks dan Strategi Pembelajarannya di SMA-MA/SMK. Bandung: Yrama Widya.

 

Suherli, dkk. 2017. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

 

https://www.google.com/search?q=selamat+belajar&tbm=isch&ved=2ahUKEwiHg9 XBv93rAhXOQX0KHUAZCuUQ2

 

https://www.google.com/search?q=animasi++pidato&tbm=isch&ved=2ahUKEwihpv yUwd3rAhVWAysKHbxIDBAQ2-cCegQIABAA&oq=animasi++pidato&gs_lcp)

 

https://serupa.id/contoh-teks-ceramah-beserta-strukturnya-berbagai-topik/