Rabu, 06 Mei 2020

menghapus Imaji


*“ Melupakan Puisi, Menghapus Imaji “*
*Oleh : Pak Pur*

Hari Puisi Nasional diperingati setiap tanggal 28 April. Penentuan tanggal ini sangat erat kaitannya dengan kepergian Chairil Anwar, penyair terkemuka Indonesia. Chairil Anwar terkenal dengan gagasan puisinya yang mendobrak. Puisi “Aku", yang ditulis tahun 1943, dimuat di majalah Timur pada 1945, dianggap sebagai puisi yang besar pengaruhnya pada Angkatan 45.
Secara resmi, Indonesia sebenarnya telah memiliki Hari Puisi bernama Hari Puisi Indonesia yang telah diperingati setiap tahunnya pada tanggal 26 Juli, atau sesuai tanggal lahir Chairil Anwar. Namun, besarnya kecintaan masyarakat di era digital kepada sosok Chairil Anwar, mendorong lahirnya Hari Puisi Nasional yang diperingati setiap tanggal 28 April, atau hari kematian sang pujangga.
Puisi dan Pembelajaran keterampilan menulis bertujuan agar  melatih keterampilan siswa  terutama keterampilan menulis mengembangkan imajinasi dalam bentuk puisi dan  melatih kreativitas peserta didik dalam menulis puisi. Pembelajaran Puisi erat kaitanya dengan engembangkan Imajinasi siswa untuk mengembangkan kreativitasnya.

Puisi senantiasa menimbulkan getar serta inspirasi yang tak habis. Kata-katanya memiliki makna keberbagian yang menyebar, tidak hanya menuju satu arah. Itu yang membuat,  ketertarikan yang tak habis. Meski, boleh jadi, banyak orang  tidak terlalu faham dengan makna atau arti yang terbaca.
Puisi apapun mempunyai kekuatan sendiri dalam memberikan amanat kepada pembaca. Puisi setiap kali di baca memberi keberbagian makna yang berbeda.Persepsi tak kunjung sama. Apakah semua puisi seperti itu? Tentunya bukan pertanyaan mudah untuk di jawab
Puisi masih tetap sebuah misteri. Sebuah daerah yang susah di jejak dengan tegak dan tegas. Apalagi sekedar di tebak, namun, begitulah, barangkali, indahnya puisi. Kata-katanya senantiasa bertenaga, dan menjejak ke berbagai arah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar