Rabu, 06 Mei 2020

Macam-macam Kalimat

Pak R. Purwantaka
*Pola Kalimat Pasif Zero*
Kalimpat pasif zero: merupakan kalimat yang predikatnya tidak berimbuhan awalan, namun berimbuhan akhiran. Adapun imbuhan akhiran yang adalah akhiran -kan. Objek pada kalimat ini adalah objek pelaku yang didampingi predikat berimbuhan akhir -kan. 
Contoh: Aku serahkan amanah ini kepadamu. *(Objek Pelaku= aku)*
Ciri-Ciri Kalimat Pasif Zero:
- Predikat berakhiran -kan dan terjadi penghilangan awalan -di.
Predikat dapat juga berupa kata dasar berkelas kata kerja (verba), kecuali kata kerja aus (kata kerja yang tidak bisa disisipi awalan me- saja. Seperti: Pulang, tidur, mandi, dll).

Contoh Kalimat Pasif Zero:
Kupukul Amin. 
O2   P       S   
Objek dan Predikat selalu berdekatan.

Akan saya sampaikan pesanmu.
           O2      P             S

Kalimat pasif zero berhubungan dengan kalimat baku. Bila kalimat pasif zero itu antara O2 dan P disisipi kata lain, maka bukanlah kalimat baku. Oleh karena itu, KALIMAT PASIF ZERO harus memenuhi rumus:
........O2 + P ..............

Contoh:

1. Kami akan berikan hadiah ini untukmu.
Kalimat pasif ini salah. Kalimat yang benar adalah:
Akan kami berikan hadiah ini untukmu.
           O2     P         S             O3 

2. Kami sudah cantumkan namamu.
      O2                 P              S
Kalimat pasif ini juga salah. Kalimat yang benar adalah:
Sudah kami cantumkan namamu.
           O2        P            S


MENGUBAH KALIMAT AKTIF MENJADI KALIMAT PASIF BIASA DAN KALIMAT PASIF ZERO

A
Kami akan membersihkan ruangan ini.
    S                  P                  O1
Kalimat di atas adalah kalimat aktif. Mari kita ubah ke bentuk kalimat pasif biasa.
Ruangan ini akan dibersihkan (oleh) kami. Kata "oleh" bisa dipakai, bisa juga tidak.
          S                      P                   O2
Kalimat di atas adalah pasif biasa. Setelah menjadi kalimat pasif biasa, kita tinggal mengubahnya ke dalam bentuk pasif zero. Gunakan rumus di atas. O2 harus berdampingan dengan P tanpa disisipi kata lain. Ingat! Awalan -di pada Predikat harus dihilangkan. Kalau ada kata konjungsi (telah, akan, sudah, belum, dll) langsung letakkan saja di awal. Sehingga kalimatnya:

Akan kami bersihkan ruangan ini.
          O2       P              S

Sekarang, kalimat di atas sudah menjadi kalimat pasif zero.

CONTOH KALIMAT PASIF ZERO:

1. Belum kami kumpulkan tugas itu.
2. Besok, akan saya serahkan tugas ini.
3. Sudah dia rapikan ruangan itu.
4. Tidak aku maafkan kesalahanmu.
5. Akan aku lihatkan nomor ujianmu.

contoh-contoh darikalimat pasif yang menggunakan pola O-P-S-K dalam penulisannya.
Contoh-contoh tersebut bisa disimak sebagaimana berikut ini!
1.    Ikan asin itu telah dicuri oleh kucing kami tadi pagi. (O: ikan asin itu, P: telah dicuri, S: oleh kucing kami, K: tadi pagi)
2.    Perhiasan-perhiasan tersebut dijual oleh Bu Kokom dengan harga yang cukup mahal. (O: perhiasan-perhiasan tersebut, P: dijual, S: oleh Bu Kokom, K: dengan harga yang cukup mahal)
3.    Sayuran itu dibeli oleh ibu dari pasar yang tak jauh dari tempat tinggal kami. (O: sayuran itu, P: dibeli, S: oleh ibu, K; dari pasar yang tak jauh dari tempat tinggal kami)
4.    Sayur sup itu dimasak bibi di dapur. (O: sayur sup itu, P: dimasak, S: bibi, K: di dapur)
5.    Buku itu dikembalikan olehku ke pemiiliknya langsung. (O: buku itu, P: dikembalikan, S: olehku, K: ke pemiliknya langsung)
6.    Padi-padi itu telah dipanen oleh para petani tadi pagi. (O: padi-padi itu, P: telah dipanen, S: oleh para petani, K: tadi pagi)
7.    Tiket itu telah dibeli Johan tadi pagi. (O: tiket itu, P: dibeli, S: Johan, K: tadi pagi)
8.    Buku itu masih dipinjam Hasbi hingga saat ini. (O: buku itu, P: masih dipinjam, S: Hasbi, K: hingga saat ini)
9.    Pagar itu dicat paman agar terlihat lebih cerah. (O: pagar itu, P: dicat, S: paman, K: agar terlihat lebih cerah)
10. Pakaian itu dibeli Octa dari toko baju di seberang jalan itu. (O: pakaian itu, P: dibeli, S: Octa, K: dari toko baju di seberang jalan itu)
11. Ikan asing itu dimakan oleh kucing kami.
1.    Pola kalimat: O-P-S, di mana:
1.    O: ikan asin itu;
2.    P: dimakan;
3.    S: oleh kucing kami.
12. Sampah itu dibuang Andi ke tong sampah yang ada di pinggir jalan itu.
1.    Pola kalimat: O-P-S-K, di mana:
1.    O: sampah itu;
2.    P: dibuang;
3.    S: Andi;
4.    K: ke tong sampag yang ada di pinggir jalan itu.
13. Para penjahat itu telah ditangkap polisi pada pukul sepuluh malam tadi.
1.    Pola kalimat: O-P-S-K, di mana:
1.    O: para penjahat itu;
2.    P: telah ditangkap;
3.    S: polisi;
4.    K: pada pukul sepuluh malam tadi.
14. Adik dihadiahi ayah sepeda baru pada hari ulang tahunnya yang kesekian.
1.    Pola kalimat: O-P-S-Pel-K, di mana:
1.    O: adik;
2.    P: dihadiahi;
3.    S: ayah;
4.    Pel: sepeda baru;
5.    K: di hari ulang tahunnya yang kesekian.
15. Mobil itu terpaksa dijual agar dia bisa membayar utangnya ke Pak Jarwo.
1.    Pola kalimat: O-P-K, di mana:
1.    O: mobil itu;
2.    P: terpaksa dijual;
3.    K: agar dia bisa membayar utangnya ke Pak Jarwo.
16. Radi ditegur pak guru akibat terlalu sering datang terlambat ke sekolah.
1.    Pola kalimat: O-P-S-K, di mana:
1.    O: Radi;
2.    P: ditegur;
3.    S: pak guru;
4.    K: akibat terlalu sering datang terlambat ke sekolah.
17. Aku ditawari paman sebuah pekerjaan menarik kemarin malam.
1.    Pola kalimat: O-P-S-Pel-K, di manaL
1.    O: aku;
2.    P: ditawari;
3.    S: paman;
4.    Pel: sebuah pekerjaan menarik;
5.    K: kemarin malam.
18. Saat kami melintas di hadapannya, kami langsung ditawari pedagang obat itu salah satu barang dagangannya.
1.    Pola kalimat: K-O-P-S-Pel, di mana:
1.    K: saat kami melintas di hadapannya;
2.    O: kami;
3.    P: langsung ditawari;
4.    S: pedagang itu;
5.    Pel: salah satu barang dagangannya.
19. Makanan-makanan itu dimasak ibu untuk menyambut beberapa tamu yang akan bertamu ke rumah kami.
1.    Pola kalimat: O-P-S-K, di mana:
1.    O: makanan-makanan itu;
2.    P: dimasak;
3.    S: ibu;
4.    K: untuk menyambut beberapa tamu yang akan bertamu ke rumah kami.
20. Keluarga korban diwawancari polisi untuk kepentingan kasus tersebut.
1.    Pola kalimat: O-P-S-K, di mana:
1.    O: keluarga korban;
2.    P: diwawancarai;
3.    S: polisi;
4.    K: untuk kepentingan kasus tersebut.
21. Perhiasan itu telah digadai oleh Bu Ikoh.
1.    Pola kalimat: O-P-S, di mana:
1.    O: perhiasan itu;
2.    P: telah digadai;
3.    S: oleh Bu Ikoh.
Alwi, Hasan dkk. (eds.) 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Cole, Peter, Gabriella Hermon and Yassir Tjung. 2006 “Is There Pasif Semu in Jakarta Indonesian?”. Dalam Oceanic Linguistics. 45. 1, 64- 90. Chung, Sandra, 1976. On the Subject of Two Passives in Indonesian. New York, San Fransisco, London: Academic Press,Inc. Dardjowidjoyo, Soendjono. (ed.). 1983. Beberapa Aspek Linguistik Indonesia. Jakarta: Djambatan. --------1987. Linguistik: Teori dan Terapan. Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya. Darwis, Muhammad. 1990. “Subkategorisasi Verba dalam Bahasa IndonesiaI”. Tesis Magister. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Makassar. Kamsinah. 2011. Analisis Prinsip dan Parameter Kalimat Pasif Bahasa Indonesia. Disertasi Doktor. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Makassar. Kaswanti Purwo, Bambang. (ed).1989. Serpih-serpih Telaah Pasif Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius. Verhaar, J. W. M. 2012. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press..

2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.
Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
o    Kalimat Pasif Biasa
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an.
Contoh:Piring dicuci Eni.
.                S          P       O2
o    Kalimat Pasif Zero
Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku.
Contoh:Ku pukul adik.
.                O2  P      S
Kata Penghubung :
Kata penghubung ialah kata yang menghubungkan kata dengan kata dalam sebuah kalimat atau menghubungkan kalimat dengan kalimat dalam sebuah paragraf.
o    Kata Penghubung Intrakalimat
Kata penghubung intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan kata dengan kata dalam sebuah kalimat.
Contoh:
dan
atau
tetapi
sesudah
jika
agar
supaya
dengan
bahwa
karena
ketika
maka
sedangkan
hingga
meski
lalu
sambil
serta
apabila
lagi pula
andaikata
sebab
sebelum
selama
sehingga
seandainya
sekiranya
melainkan
semenjak
andaikan
bagaikan
asalkan
jangankan
walaupun
meskipun
kendatipun
lagi
hanya
sekalipun
sungguhpun
melainkan
sampai-sampai
tatkala
kecuali
seraya
sambil
Contoh kalimat:
1.    Semua usaha sudah ia lakukan, tetapi hasil yang ia dapat belum memuaskan.
2.    Ani bukan seorang pecandu masakan Padang, melainkan pecandu masakan Palembang.
3.    Ia sadar bahwa manusia hanya bisa berusaha.
4.    Ketika semua telah terjadi, barulah penyesalan itu datang.
5.    Kamu terlalu gemuk sampai-sampai motorku seperti mau patah.
o    Kata penghubung korelatif
Yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua kata, frase, atau klausa, yang mengandung kedudukan sama.
baik… maupun….
…tidak…tetapi….
…bukan…melainkan….
makin…makin….
kian…kian….
sedemikian rupa …  sehingga….
tidak hanya… tetapi juga….
Contoh kalimat:
1.   Baik yang ia katakan maupun yang ia lakukan telah dimaafkan oleh penguasa.
2.   Tanah itu tidak berfungsi bagi orang Dayak, tetapi bagi orang Madura bila dimanfaatkan untuk membuat batu bata.
3.   Pak Amin bukan seorang petani, melainkan pemilik lahan.
4.   Sedemikian rupa ia merancang kegiatan itu, sehingga sangat sulit ditemukan kekurangannya.
o    Kata Penghubung Antarkalimat
Kata penghubung antarkalimat adalah kata yang menjadi penghubung antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya dalam satu paragraf. Dengan adanya kata penghubung ini, kalimat menjadi lebih padu.
Contoh:
akan tetapi
namun
oleh karena itu
jadi
dengan demikian
meskipun begitu
lagi pula
o    Kata penghubung antarkalimat ini penulisannya didahului  tanda koma.
Contoh kalimat:
1.      Tidak ada pendekatan paling pas untuk mengarahkan remaja. Akan tetapi, pendekatan hati yang   dilakukan orang tua bisa mencapai hasil paling baik.
2.      Ia telah bekerja keras. Siang malam ia mencari uang untuk sekolah anaknya. Oleh karena itu, tidak ada anaknya yang tidak berhasil.
3.      Orang itu sangat sensitif. Ini tidak baik. Segala sesuatu yang berlebihan cenderung negatif. Lagi pula, sifat sensitif  tidak tepat untuknya karena ia seorang lelaki.
4.      Kamu tidak pantas berbicara seperti itu. Kamu terlalu memperturutkan emosi. Meskipun begitu, kamu  masih bisa meminta maaf  kalau berjumpa lagi dengannya.
5.      Ia sudah pergi jauh. Tak ada niatnya untuk kembali ke kampung halaman. Namun, semua yakin ia tidak akan bisa melupakan kedua orang tuanya.

KALIMAT DASAR
1. PENGERTIAN KALIMAT MENURUT PARA AHLI
·         Dardjowidojo (1988) menyatakan bahwa kalimat ialah bagian terkecil dari suatu ujaran atau teks (wacana) yg mengungkapkan pikiran yg utuh secara ketatabahasaan.
·         Slametmuljana (1969) menjelaskan kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata yg berlagu,disusun menurut sistem bahasa yg bersangkutan; mungkin yg dipakai hanya satu kata, mungkin lebih.
·         Kridalaksana (2001) juga mengungkapkan kalimat sebagai satuan bahasa yg secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, & secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa; klausa bebas yg menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yg merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yg membentuk satuan bebas; jawaban minimal, seruan, salam, & sebagainya.
·         Badudu (1994) mengungkapkan bahwa sebagai sebuah satuan, kalimat memiliki dimensi bentuk & dimensi isi. Kalimat harus memenuhi kesatuan bentuk sebab kesatuan bentuk itulah yg menjadikan kesatuan arti kalimat. Kalimat yg yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk sekaligus kesatuan arti. Wujud struktur kalimat adalah rangkaian kata-kata yg disusun berdasarkan aturan-aturan tata kalimat. Isi suatu kalimat adalah gagasan yg dibangun oleh rangkaian konsep yg terkandung dalam kata-kata. Jadi, kalimat (yang baik) selalu memiliki struktur yg jelas. Setiap unsur yg terdapat di dalamnya harus menempati posisi yg jelas. Setiap unsur yg terdapat di dalamnya harus menempati posisi yg jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu diurutkan menurut aturan tata kalimat.
·         Dardjowidjojo (1988) juga menjelaskan bahwa kalimat umumnya berwujud rentetan kata yg disusun sesuai dengan kaidah yg berlaku. Setiap kata termasuk kelas kata atau kategori kata, & mempunyai fungsi dalam kalimat. Pengurutan rentetan kata serta macam kata yg dipakai dalam kalimat menentukan pula macam kalimat yg dihasilkan.
Dapat disimpulkan bahwa kalimat itu merupakan sekumpulan kata atau gabungan kata yang berkesinambungan antara kata yang satu dengan kata lainnya.
2. UNSUR-UNSUR KALIMAT
Unsur-unsur kalimat tersebut adalah subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (P), dan keterangan (K).
·         Subjek
Subjek merupakan unsur kalimat berupa nomina, frasa nominal atau klausa.
Contoh :
·         Serigala binatang liar.
·         Berjalan kaki menyehatkan badan.
·         Predikat
Predikat merupakan unsur kalimat yang menjelaskan subjek. Predikat dapat berupa frasa verbal atau frasa adjektival, frasa nominal, frasa verbal, frasa adjektival.
Contoh :
·         Pria itu tampan sekali.
·         Dia sedang tidur.
·         Objek
Objek merupakan unsur yang melengkapi predikat. Objek dapat berupa nominal atau frasa nominal.
Contoh :
·         Saya ingin menemui kamu.
·         Sapto mengajar bahasa Indonesia.
·         Pelengkap
Pelengkap sering dicampuradukkan dengan objek. Pelengkap berwujud frasa nominal, frasa verbal, frasa adjektival, dan frasa preposisional.
Contoh :
·         Dia berdagang barang-barang elektronikdi Klitikan.
·         Ayuk belajar IPS
·         Keterangan
Keterangan merupakan unsur kalimat yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya.
Contoh :
Rina mencuci bajunya tadi malam.
Di bagasi mobil Rere terparkir dengan rapi.
3. POLA-POLA KALIMAT
·         Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan.
·         Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal.
·         Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
Anaknya / beternak / ayam.
S               P          Pel.
·         Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Dia / mengirimi / saya / surat.
S           P             O       Pel.
·         Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Mereka / berasal / dari Surabaya.
S            P                   K
·         Kalimat Dasar Berpola S P O K
subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
·         Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya :
Ungu / bermain / musik / di atas panggung.
S           P          Pel.              K
·         Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.
S           P              O         Pel.
4. JENIS-JENIS KALIMAT
·         Berdasarkan Pengucapan
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.    Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
2.    Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita.
·         Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.    Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:
* KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh: Victoria bernyanyi
S          P
* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh: Ika sangat rajin
S         P
* KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)
Contoh: Masalahnya seribu satu.
S                 P
Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
·         Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh: Saya siswa kelas VI.
·         Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh:Adik bernyanyi.
2.    Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:
·         Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat          sederajat.
* KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta.
Contoh:- Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
* KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi,       sedangkan, namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan        pertentangan.
Contoh:- Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.
* KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.
Contoh:- Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.
* KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh:- Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.
* KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata      lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.
Contoh:- Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian    disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP.
·         Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).
Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:
1.    Waktu : ketika, sejak
2.    Sebab : karena, Oleh karena itu, sebab, oleh sebab itu
3.    Akibat : hingga, sehingga, maka
4.    Syarat : jika, asalkan, apabila
5.    Perlawanan : meskipun, walaupun
6.    Pengandaian : andaikata, seandainya
7.    Tujuan : agar, supaya, untuk, biar
8.    Perbandingan : seperti, laksana, ibarat, seolah-olah
9.    Pembatasan : kecuali, selain
10. Alat : dengan+ katabenda: dengan tongkat
11. Kesertaan : dengan+ orang
Contoh:- Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
– Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
– Anak kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
·         Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.
Contoh:- Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
KMS: Kami berhenti dan langsung pulang.
KMC: Kami berhenti karena hari sudah malam.
– Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
KMS: Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.
KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
·         Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1.    Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu.
* Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
* Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
* Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
2.    Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu.
* Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
* Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
* Kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
* Kalmat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.
3.    Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Contoh:- Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
4.    Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:- Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
·         Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1.    Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh :- Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
S                P                   K
2.    Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh:- Selamat sore
– Silakan Masuk!
·         Berdasarkan Susunan S-P
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.    Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh:- Ambilkan koran di atas kursi itu!
P                  S
2.    Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
– Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.
S                 P                 O                         K
– Aku dan dia bertemu di cafe ini.
S              P              K
·         Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1.    Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh;- Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
2.    Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.
Contoh:- Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.
3.    Kalimat yang Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri.
Contoh:- Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
·         Berdasarkan Subjeknya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.    Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum).
Contoh:- Mereka akan berangkat besok pagi.
Kalimat aktif dibedakan menjadi 2, yaitu:
·         Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:Eni mencuci piring.
S       P          O
·         Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:- Mereka berangkat minggu depan.
S            P              K
·         Kalimat Semi Transitif
Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan objek.
Contoh: Dian kehilangan pensil.
S          P            Pel.
2.    Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.
Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
·         Kalimat Pasif Biasa
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an.
Contoh:Piring dicuci Eni.
S        P      O2
·         Kalimat Pasif Zero
Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku.
Contoh:Ku pukul adik.
O2    P      S
SUMBER:
Setyaningrum, Wulandari. 2011. Rangkuman Materi Bahasa Indonesia. Jogjakarta: Javalitera.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar