Rabu, 06 Mei 2020

Jasa Guru Terlupakan


*“ JASA GURU  TERLUPAKAN ATAU  SUDAH  DILUPAKAN  ? “*
*Oleh : Pak Pur*
*Guru tak pernah meminta kita untuk membalas budinya, tak pernah meminta untuk terus diingat namanya, tak pernah diminta membalas jasanya. Hanya satu pinta mereka, jadilah yang terbaik di antara orang-orang yang terbaik. Mereka bangga jika kita menjadi orang sukses, mereka bangga jika kita menjadi orang pintar, mereka bangga jika kita menjadi seorang pemimpin dunia. Namun ketika itu terjadi, di manakah nama guru-guru kita?*

Seorang siswa sudah lupa dengan nama Gurunya. Ini salah satu fenomena yang terjadi  Zaman Now ini. Guru memang sudah dilupakan, bukan terlupakan. Kata terlupakan bisa berarti terjadi tanpa kesengajaan, tetapi dilupakan artinya dilakukan dengan sengaja. Hampir semua memang sengaja melupakan peran dan jasa guru. Ketika kita bisa membeli mobil dan bertemu guru dengan Motor  tuanya, adakah hati ingin berhenti untuk menanyakan kabar?

Lebih dicibir lagi ketika ada siswa yang bercita-cita  untuk menjadi seorang Guru, dengan refleks semua akan mentertawakan. Ngapain jadi guru, gaji kecil, mau makan aja susah? Terlalu banyak kesengajaan yang dilakukan untuk melupakan peran dan jasa seorang Guru. Sudah saatnya kita bangkit dan bergerak untuk menghargai para Guru yang telah lahir di Indonesia. Kita perjuangkan mereka sebagai balas budi kita. Karena tanpa seorang Guru mungkin kita tidak bisa seperti saat ini.

Masih ingatkah kita pada sosok guru yang paling berjasa dalam hidup kita? Pernahkah kita menyempatkan diri untuk bersilaturahmi dengannya? Guru salah satu Sosok  yang paling berjasa dalam hidup kita, namun sering kita lupakan begitu saja. Padahal jasanya sangat besar, dengan menjadikan kita benar-benar menjadi seorang manusia seperti sekarang ini.

Berkat jasa beliau kita bisa mengenal huruf, menyambung huruf menjadi suku kata kemudian menjadi kata dan dirangkai ke dalam bentuk kalimat. Selain itu, Ia mengenalkan angka 0 sampai 9. Dengan caranya yang unik, Ia membimbing kita bagaimana caranya memegang pensil yang benar, bagaimana cara duduk yang benar, dll. Tentunya kita masih ingat juga saat Ia menyuruh membuat pagar-pagaran, kita pun merasa asyik sampai kertas satu halaman pun penuh. Padahal jika kita renungkan sekarang, pembuatan pagar-pagaran tersebut adalah untuk melatih kita menulis angka satu.

Namun, begitu sombongnya diri kita dengan mudah melupakan beliau. Seringkali yang kita ingat hanya guru yang Galak.  Padahal luar biasanya jasa beliau tetapi sering terlupakan. Seorang presiden, gubernur, para pejabat, pengusaha, dll., bahkan pengangguran pun tidak terlepas dari peran sertanya sewaktu mengenyam di bangku sekolah.

Guru, pahlawan tanpa tanda jasa. Pahlawan yang selalu ada di sisi kita. Pahlawan yang selalu mengingatkan kita. Pahlawan yang selalu menyinari kita dari gelapnya dunia. Sosok teladan hidup yang menginspirasi, memotivasi serta menjadi mentor penerang lika-liku hidup ini. Apakah semua orang masih ingat dengan guru kita? Pernahkah kita menyebut namanya? Pernahkah kita mengagungkan namanya?




Tidak ada komentar:

Posting Komentar