Sabtu, 18 Maret 2023

Artikel: *Tinjauan Kalimat Interogatif dalam Tataran Sintakmatik*

 


*Tinjauan Kalimat Interogatif dalam Tataran Sintakmatik*

 

 

Kalimat adalah satuan bahasa lengkap karena mempunya maksud dan dapat dipahami. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Chuillon (1985 : 15) “La phrase est un ensemble des mots qui suivent un ordre plus ou moins fixe et communiquent une information” (kalimat merupakan satu kesatuan kata yang tersusun dan menyatakan satu informasi).

 

Dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBI), kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik – turun dan keras – lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupuan asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya.

 

 

Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan hurup kapital dan diakhiri dengan tanda baca, titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!).

 

 

Kalimat menurut Bloomfield (Parera, 1991 : 12): “a maximum form in any utterance, is a sentence. Thus, a sentence is a form which in givens utterance is not part of a larger constructions”. Kemudian Hockel (Parera, 1991 : 2) membatasi kalimat sebagai “a sentence is a gramatical form: a constitute which is not a constituent”.

 

 

Sebuah kalimat telah dibentuk dari banyaknya kata yang mendukung kalimat, tetapi didasarkan pada intonasi. Ada empat macam intonasi final yaitu : (1) Intonasi final  berita, (2) Intonasi final tanya, (3) Intonasi final perintah dan (4) Intonasi final seru.

 

 

Kalimat interogatif adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi. Selain itu kalimat interogatif juga diartikan sebagai kalimat yang digunakan untuk menanyakan sesuatu dalam negosiasi. 

 

 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kalimat interogatif adalah menunjukkan atau sesuatu yang mengandung pertanyaan. Sehingga dapat diartikan bahwa kalimat interogatif adalah bentuk kalimat yang mengandung dan menunjukkan pertanyaan.

 

 

Kalimat interogatif disebut juga dengan kalimat tanya. Interogatif adalah bentuk verba atau tipe kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan pertanyaan. Kalimat ini mengandung intonasi dan makna pertanyaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, V).

Dalam buku Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis, Ramlan (2005:28) menjelaskan kalimat tanya ialah berfungsi untuk menanyakan sesuatu.

 

 

Lindawati dalam jurnal berjudul Indonesian Interrogative Sentences: a Study of Forms and Functions (2016) menyebutkan bahwa kalimat interogatif tidak hanya terlihat dari struktur kalimatnya, namun juga sikap pembicara saat mengajukan pertanyaan.

 

·        Menurut de Saussure yang dimaksud dengan hubungan sintagmatik adalah hubungan yang terdapat diantara unit-unit bahasa secara konkret (in presentia). Ferdinand de Saussure (Wikipedia bahasa Indonesia) Dalam pendekatan sintagmatik, suatu teks diperhatikan dari segi keterhubungan urutan peristiwa dan urutan kata yang menimbulkan makna.

·         

John R.Firth (1890-1960), seorang linguis Inggris, menyebut hubungan sintagmatik itu dengan istilah struktur, dan hubungan paradigmatik itu dengan istilah sistem. Verhaar (1978) berpendapat istilah struktur dan sistem itu lebih tepat untuk digunakan daripada sintagmatik dan paradigmatik, sebab kedua istilah itu dapat digunakan atau diterapkan pada tataran bahasa

 

Beberapa ciri-ciri kalimat interogatif, yaitu:

-        Terdapat tanda Tanya di ujung kalimat

-        Mengandung kata tanya (5W+1H atau apa, kapan, di mana, kenapa, siapa, dan bagaimana)

-        Jika tidak mengandung kata, Menggunakan imbuhan –kah

-        Membutuhkan jawaban Intonasi nada yang bertanya

 

 

*Ciri-Ciri Kalimat Interogatif (Kalimat Tanya)*

Ada pun ciri-ciri kalimat interogatif, yaitu sebagai berikut:
- Kalimat interogatif selalu diakhiri dengan tanda baca tanya (?)
- Kalimat interogatif mengandung kata tanya atau (5W+1H), seperti apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana
- Pada bahasa lisan, kalimat interogatif memiliki pola intonasi bernada naik
Kalimat interogatif biasanya digunakan untuk meminta jawaban “ya” atau “tidak” atau meminta informasi mengenai sesuatu dari lawan bicara atau pembaca
- Partikel kah- yang ditambahkan pada partikel penanya adalah untuk mempertegas pertanyaan itu. Misalnya: Apakah ibu sudah makan?

 

 

*Fungsi Kalimat Interogatif (Kalimat Tanya)*


Seperti kalimat lain, bahwa kalimat interogatif (kalimat tanya) juga memiliki fungsi dan kegunaan dalam bahasa Indonesia. Lalu, apa saja fungsi tersebut, yaitu sebagai berikut:
- Pertama, kalimat interogatif ialah berfungsi untuk menanyakan sesuatu (Ramlan, 2005). - Kedua, kalimat interogatif juga digunakan untuk meminta jawaban berupa penjelasan, informasi, atau konfirmasi.

- Ketiga, selain digunakan untuk meminta jawaban, kalimat interogatif berfungsi untuk tujuan-tujuan tertentu. Tujuan ini disebut dengan kalimat tanya tersemar.

- Selanjutnya, dalam kalimat tanya retoris bahwa kalimat interogatif berfungsi untuk mengajukan pertanyaan tanpa memerlukan jawaban.

 

 

Kalimat tanya dihadirkan untuk memperoleh jawaban yang diharapkan oleh penanya. Chaer (2006) membedakan kalimat tanya berdasarkan reaksi jawaban yang diharapkan, di antaranya;[2]

1.    Kalimat tanya yang meminta pengakuan atau jawaban ya atau tidak/ bukan, kalimat tanya ini hanya membutuhkan jawaban iya atau tidak sehingga tidak perlu penjelasan dari yang menjawab pertanyaan.

 

Biasanya kalimat tanya ini ada dalam sebuah survei yang hanya menyediakan jawaban iya atau tidak. Contoh: Apakah anda sudah bekerja?, hanya ada dua jawaban atas pertanyaan tersebut yakni sudah atau belum.

 

 

2.    Kalimat tanya yang meminta keterangan mengenai salah satu unsur kalimat. Biasanya kalimat tanya ini, digunakan untuk menyakan keterangan yang dibutuhkan oleh penanya. Penggunaan apa, untuk menanyakan benda, contoh: - Apa isi tasmu? - Apa yang sedang kau bawa?

 

Penggunaan kata tanya siapa, untuk menanyakan orang. Contoh: - Siapa nama gadis itu? - Siapa saja yang akan berangkat ke Kebumen? Penggunaan kata tanya dimana, untuk menanyakan keberadaan. Contoh: - Di mana kamu membeli bunga itu? - Di mana kamu menaruh buku catatanku?

 

Penggunaan kata tanya kapan, untuk menanyakan waktu. Contoh: - Kapan kamu akan melanjutkan studi? - Kapan kamu mengerjakan tugas ini? Penggunaan kata tanya berapa, untuk menanyakan jumlah atau banyaknya. Contohnya: - Berapa uang sakumu? - Berapa banyak saudaramu yang bekerja?

 

 

3.    Kalimat tanya yang meminta alasan. Kalimat tanya ini hadir karena adanya suatu sebab akibat yang menayakan sebuah alasan. Biasanya kalimat tanya ini diawali dengan kata tanya mengapa atau kenapa. Contoh: - Mengapa kamu pergi ke Surabaya? - Mengapa dia mengejarmu sampai ke sini? Kalimat diatas membutuhkan alasan atas pertanyaan yang diberikan.

 

 

4.    Kalimat tanya yang meminta pendapat atau buah pikiran orang lain. Kalimat ini hadir untuk mendapatkan pendapat dari orang lain atas apa yang ia ingin lakukan. Jawaban atas pertanyaan ini biasanya akan sesuai dengan pengetahuan dan ide dari penjawab.

 

Terkadang kalimat tanya ini diawali dengan kata tanya bagaimana. Contoh: - Apa pendapatmu mengenai berita semalam? Bagaiamana cara kalian menyelamatkan diri dari banjir bandang tersebut? Penjawab akan menjawab pertanyaan tersebut sesuai dengan pendapat dan pengetahuaannya.

 

 

5.    Kalimat tanya yang menyungguhkan. Kalimat tanya ini mengharapkan jawaban untuk menguatkan yang ditanyakan. Oleh karena itu, jawaban yang diharapkan adalah “ya” atau “betul”. Contoh: - Kamu sudah berkuliah, bukan? - Ia yang dahulu pernah kecelakaan, bukan? Secara eksplisit kata jawaban “ya” atau “betul” itu tidak diucapkan.

 

 

Dalam bahasa Indonesia ada empat cara untuk membentuk kalimat tanya dari kalimat berita :

(1)            Dengan menentukan partikel penanya „apa‟, yang dibedakan dari kata tanya „apa‟. Contoh : Dia direktur di perusahaan itu.

  Apa dia direktur di perusahaan itu ?

(2)            Dengan membalikkan susunan kata (Inversi)

           Contoh : Dia dapat pergi sekarang.

Dapatkah dia pergi sekarang ?

(3)            Dengan menggunakan kata bukan (kah) atau tidak (kah)

Contoh : Dia sakit

Dia sakit, bukan ? Bukankah dia sakit?

(4)            Dengan menggunakan intonasi menjadi naik.

Contoh : Dia pergi ke Medan                     Dia pergi ke Medan ?

 

*Kalimat Interogatif  Menurut Tujuannya*

 

  1. Kalimat tanya informasi :  membutuhkan informasi yang singkat, jelas, dan sederhana. Contoh : Siapa yang sakit?

 

2.      Kalimat tanya ya atau tidak : kalimat tanya ini perlu jawaban sekedar ya atau tidak saja. Contoh : Apakah kamu memukul korban? 

 

3.     Kalimat interogatif positif : sifatnya menanyakan sesuatu dengan nada yang positif. Contoh : Apakah kamu tahu tentang kasus perampokan kemarin?

 

4.     Kalimat interogatif negatif : Kalimat interogatif negatif mengandung kata negatif seperti bukankah dan tidak.  kalimat interogatif negatif bertujuan mengkonfirmasi sesuatu yang telah diketahui penanya pada orang yang ditanya: Tidak bisakah anda hadir?

 

5.     Kalimat interogatif retorika adalah kalimat tanya yang tidak membutuhkan jawaban, karena si penanya telah tau jawabannya. Kalimat tanya retorika ditanyakan hanya untuk memberikan efek penekanan, menarik perhatian, dan juga jika orang yang ditanya tidak menjawab pertanyaan sebelumnya dengan jelas : Apa kamu tidak mendengar saya?

 

6.     Kalimat interogatif terbuka adalah pertanyaan interogatif yang meminta jawaban sesuatu secara mendetail. Dalam pertanyaan interogatif  terbuka biasanya didapatkan asumsi, pandangan, maupun informasi yang berbeda untuk setiap orangnya :  Apa pendapatmu tentang kebijakan yang baru keluar kemarin?

 

 

*Kalimat Interogatif  Menurut Isinya*

 

1. *Kalimat Interogatif Meminta Pengakuan*

Merupakan kalimat yang meminta jawaban berupa pengakuan dari pihak yang ditanya. Kalimat ini diawali dengan kata tanya “apakah” dan meminta jawaban “ya” atau “tidak” dari orang yang ditanya.

Contoh :

- Apakah kau yang mencuri sandal ini?

- Apakah Anda mengenalnya?

 

 

2. *Kalimat Interogatif untuk Meminta Keterangan*

Adalah kalimat tanya yang meminta jawaban berupa keterangan yang sesuai dengan kata tanya yang mengawali kalimat tersebut. Misalnya: jika diawali dengan kata “mengapa”, maka pertanyaan tersebut mempunyai maksud untuk meminta keterangan sebab. Berikut ini adalah beberapa kata tanya beserta maksud keterangannya.

Nomor

Kata Tanya

Untuk Menanyakan Keterangan

1

Apa

Maksud, tujuan, nama benda, dan profesi

2

Siapa

Nama orangt

3

Mengapa

Sebab, alasan, latar belakang

4

Dimana

Alamat, tempat, tujuan, arah

5

Kapan

Keterangan waktu

6

Bagaimana

Proses atau alur dari sebuah kejadian

 

 

Contoh kalimat interogatif meminta keterangan: Kapan kau akan berangkat ke Bali? (pertanyaan)

 

 

3. *Kalimat Interogatif Positif*

Salah satu kalimat interogatif yang mengandung pernyataan yang positif.

Contoh : Apa yang membuatmu bahagia saat ini?

 

 

4. *Kalimat Interogatif Negatif*

Merupakan salah satu kalimat interogatif yang mengandung pernyataan negatif dan terdapat kata tidak dan bukan di dalam kalimatnya.

Contoh : Mengapa bukan aku yang dipilih sebagai ketua OSIS?

 

 

5. *Kalimat Interogatif Retorika*

Kalimat ini merupakan jenis kalimat interogatif yang tidak butuh ditanggapi dengan jawaban. Hal ini disebabkan karena jawabannya sudah diketahui oleh semua orang. Kalimat retorika hanyalah sebagai penegas dari jawaban tersebut.

Contoh : Apakah perjalanan kita cukup sampai disini?

 

 

6. Kalimat Interogatif Terbuka

Adalah kalimat yang memungkinkan jawaban yang berbeda dari tiap orang yang ditanyai dengan kalimat ini. Perbedaan tersebut disebabkan oleh persepsi, pandangan, dan pengetahuan setiap orang yang berbeda dalam memahami suatu masalah atau peristiwa.

Contoh : Apa pendapat Anda mengenai produk ini?

 

 

*Jenis Jenis Kalimat interogatif berdasarkan Tujuan*

 

Kalimat interogatif diklasifikasikan menjadi 15 macam. Berikut uraian tentang jenis jenis kalimat interogatif :

 

1. Kalimat interogatif untuk diakui atau untuk diingkari

Pertanyaan – pertanyaan semacam ini hanya dikenali dari intonasinya. Terlebih dalam bahasa lisan, sering dijumpai banyak pertanyaan untuk diakui atau diingkari.

 

 

Pengakuan dan pengingkaran dapat dilihat dari kata tanya yang digunakan yaitu “apa, apakah, bolehkah, sudahkah”. Pengakuan dibuktikan dengan jawaban “iya, ya, boleh, sudah”. Sedangkan pengingkaran dapat dibuktikan dengan jawaban “tidak, belum, bukan”.

 

Contoh Kalimat interogatif untuk diakui atau untuk diingkari

- Bolehkah aku menyalakan radio kencang – kencang di studio rumahmu?

 

 

2. *Kalimat interogatif untuk memperoleh keterangan*

Kalimat interogatif jenis ini selalu diawali kata tanya, seperti : “mengapa, bagaimana apa siapa dimana, kemana, berapa kapan” dan sebagainya dan diakhiri tanda tanya. Jawaban pertanyaan ini bisa berupa keterangan atas pertanyaan yang ditanya. Berikut rincian kata tanya beserta keterangan masing – masing kata tanya tersebut.

Kata tanya

Untuk menanyakan keterangan

Mengapa

Penyebab, latar belakang, alas an

Bagaimana

Proses, cara, prosedur, keadaan, alur cerita, rangkaian kejadian

Apa

Nama benda, tujuan atau maksud, profesi

Siapa

Nama Orang

Dimana/kemana

Tempat, arah, tujuan, alamat

Berapa

Jumlah, frekuensi/tingkat keseringan

Kapan

Waktu (detik, menit, jam, hari, bulan, tahun, era, windu, abad)

 

 

3. *Kalimat Interogatif Positif*

Kalimat Interogatif positif merupakan kalimat pertanyaan yang mengandung pernyataan positif. Contoh kalimat interogatif positif : Kapan kamu berangkat ke Grobogan?

 

 

4. *Kalimat Interogatif Negatif*

Kalimat Interogatif Negatif merupakan kalimat pertanyaan yang mengandung penyataan negatif yang ditandai dengan kata tidak ataupun bukan.

Contoh Kalimat interogatif negative : Mengapa ruangan ini didesain tidak sesuai dengan ukuran yang disepakati?

 

 

5. *Kalimat Interogatif Retorika*

Kalimat interogatif retorika atau kalimat tanya tak bertanya maksudnya adalah kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban, hal ini karena jawaban pertanyaan tersebut sudah diketahui jawabannya dan kalimatnya sudah menjadi kalimat yang lengkap. Kalimat interogatif retorika sifatnya penegasan terhadap sesuatu dalam bentuk kalimat tanya.

Contoh Kalimat Interogatif Retorika : Apakah kami di sana hanya untuk bermalas – malasan?

 

 

6. *Kalimat Interogatif dengan Jawaban Ya / Tidak*

Kalimat Interogatif ini merupakan jenis kalimat pertanyaan yang hanya membutuhkan salah satu jawaban ya atau tidak.

Contoh kalimat Interogatif dengan jawaban ya / tidak : Apakah dompet ini milikmu?

 

 

7. *Kalimat Interogatif Terbuka*

Kalimat interogatif terbuka merupakan kalimat pertanyaan yang memungkinkan jawaban berbeda dan lebih dari satu.

Contoh Kalimat Interogatif Terbuka: Mengapa orang – orang berkumpul di sini?

 

 

8. *Kalimat Interogatif dengan Kata Tanya “Apa”*

Kalimat interogatif dengan kata tanya apa digunakan untuk menanyakan keterangan Nama benda, maksud atau tujuan, profesi.

Contoh Kalimat Interogatif dengan Kata Tanya “Apa” : Apa + yang + kata pelaku :

 

 

9. *Kalimat Interogatif dengan Kata Tanya “Mengapa atau Kenapa”*

Kalimat interogatif dengan kata tanya mengapa atau kenapa digunakan untuk menanyakan keterangan penyebab, latar belakang, alasan.

Contoh Kalimat Interogatif dengan Kata Tanya “mengapa atau kenapa” : Kenapa + kata ganti :

 

 

10. *Kalimat Interogatif dengan Kata Tanya “Kemana atau Dimana”*

Kalimat interogatif dengan kata tanya kemana atau dimana digunakan untuk menanyakan keterangan tempat, arah, alamat, tujuan.

Contoh Kalimat Interogatif dengan Kata Tanya “Kemana atau Dimana”: Kemana + pelaku :

 

 

11. *Kalimat Interogatif dengan Kata Tanya “Siapa”*

Kalimat interogatif dengan kata tanya mengapa atau kenapa digunakan untuk menanyakan nama orang.

Contoh Kalimat Interogatif dengan Kata Tanya “Siapa”: Siapa + yang :

 

 

12.*Kalimat Interogatif dengan Kata Tanya “Bagaimana”*

Kalimat interogatif dengan kata tanya bagaimana digunakan untuk menanyakan keterangan proses, cara, prosedur, keadaan, alur cerita, rangkaian kejadian.

Contoh Kalimat Interogatif dengan Kata Tanya “Bagaimana”: Bagaimana + kata

 

 

13.*Kalimat Interogatif dengan Kata Tanya “Berapa”*

Kalimat interogatif dengan kata tanya berapa digunakan untuk menanyakan keterangan jumlah, frekuensi atau tingkat keseringan.

Contoh Kalimat Interogatif dengan Kata Tanya “Berapa”: Berapa + kata benda :

 

 

14. *Kalimat Interogatif dengan Kata Tanya “Kapan”*

Kalimat interogatif dengan kata tanya kapan digunakan untuk menanyakan keterangan waktu (detik, menit, jam, bulan, tahun, hari, era, windu, abad)

Contoh Kalimat Interogatif dengan Kata Tanya “Kapan”: Kapan + Kata ganti :

 

 

15. Kalimat Interogatif dengan Tambahan Sufiks –kah

kalimat interogatif dengan menggunakan kata berimbuhan –kah. cara membuat kalimat ini seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dengan susunan kalimat yang terdiri dari kata keterangan kemudian ditambah imbuhan akhir –kah.

 

 

Kalimat interogatif ini hanya memerlukan dua pilihan jawaban antara iya dan tidak, walaupun diekspresikan dengan kata lain seperti boleh, sudah, sanggup, belum, bisa, harus, mampu, salah, benar, dll, namun pada intinya jawabannya bermakna mengiyakan atau mengingkari.

 

 

Contoh Kalimat Interogatif dengan Tambahan Sufiks –kah.:

Bolehkah kami berkunjung ke Ancol setelah mengunjungi Trans Studio Bandung?

 

 

Menurut Kunjana Rahardi dalam buku Pragmatik (2005:79) jawaban“ya","tidak","sudah",

"belum", dan "bukan" disebut juga interogatif total.

Contoh kalimat interogatif total :

-        Apakah Anda mengenali petugas?

-        Apakah Anda memahami kesalahan Anda?

 

 

Sedangkan yang menuntut jawaban berupa informasi disebut juga dengan interogatif parsial.

Contoh kalimat interogatif parsial :

-        Mengapa Anda menyerahkan kendaraan atau STNK begitu saja kepada petugas?

-        Siapakah yang menerima atau menolak tuduhan? Siapakah yang menyelesaikan surat permohonan bantuan ke luar negeri Belanda?

 

 

16. KALIMAT TANYA TERSAMAR

Kalimat tanya tersamar adalah kalimat tanya yang diajukan secara tidak langsung bukan untuk menggali informasi, klarifikasi, dan konfirmasi, tetapi memiliki maksud lain.
Maksud tersembunyi tersebut di antaranya :

a. memohon
Contoh :
Sudikah Anda mampir ke rumahku?

b. meminta
Contoh:
Masakan Anda kelihatannya sangat enak?

c. menyuruh
Contoh :
Saya sangat senang jika Anda mau mengerjakan tugas ini.

d. mengajak
Contoh :
Siapkah kamu berangkat malam ini?


e. merayu
Contoh :
Siapa yang bisa menolak diajak makan oleh wanita secantik kamu?

f. mengejek
Contoh:
Pantes aja jelek begini, Siapa dulu yang ngerjain?

g. meyakinkan
Contoh :
Haruskah aku berjanji agar kamu percaya?

h. menyetujui
Contoh :
Mana mungkin saya menolak ajakanmu?

i. menyanggah
Contoh :
Apakah tidak lebih baik kita tanyakan dulu duduk permasalahannya?

j. menawarkan sesuatu
Contoh :
Masih adakah yang perlu saya bawakan?

 

 

*Pola Struktur Kalimat Interogatif*

 

 

1.     kalimat tanya yang meminta pengakuan ya-tidak, atau ya- bukan memiliki pola strukutr kalimat: a) S + P + Ket + intonasi tanya, b) S +P + Ket + Pel + intonasi tanya, c) S + P + Pel + intonasi tanya, d) S + P + O + intonasi tanya, e) S + P + intonasi tanya.


 

 

2.     kalimat tanya yang menanyakan keterangan mengenai salah satu unsur kalimat memiliki pola strukutur kalimat:

(a). yang dibentuk dengan kata tanya mana:

- (1) S + F. Tny + Ket. + intonasi tanya

- (2) F. Tny + S + P + intonasi tanya

- (3) P + F. Tny + intonasi tanya

- (4) Ket + Kt. Phb + F. Tny + intonasi tanya.

 

(b) yang dibentuk dengan kata tanya berapa:

- (1) Ket + Kt. Tny + P + intonasi tanya

- (2) P + Ke t + Ket + Kt. Tny + intonasi tanya

- (3) F. Tny + P + intonasi tanya (4) S + P + intonasi tanya.

 

( c) yang dibentuk dengan kata tanya apa:

- (1) Kt. Tny + S + P + intonasi tanya

- (2) S + P + Kt. Tny + intonasi tanya

- (3) S + Pel + Kt. Tny + intonasi tanya

- (4) Ket + Kt. Tny + S + P + O + Ket + intonasi tanya

- (5) P + Kt. Tny + intonasi tanya

- (6) S + P + Pel + Ket + Kt. Tny + intonasi tanya.

 

(d) yang dibentuk dengan kata tanya siapa:

- (1) Ket + Kt.tny + S + P + intonasi tanya

- (2) S + Kt.tny + intonasi tanya.

- (3) Kt. Tny + S + intonasi tanya

- (4) S + P + O + Ket + Kt.tny + intonasi tanya.

 

(e) yang dibentuk dengan kata tanya kapan:

- (1) Kt.tny + S + P + O + Ket + intonasi tanya

- (2) Kt.tny + S + intonasi tanya.

 

(f) kalimat tanya yang menanyakan sebab atau alasan memiliki pola struktur kalimat:

(1) Kt.tny + S + P + intonasi tanya,

(2) Kt.tny + S + Ket + intonasi tanya.

 

(g) kalimat tanya yang menanyakan pendapat atau buah pikiran orang lain memiliki pola struktur kalimat: Kt.tny + S + intonasi tanya.

 

 

Referensi:

-        Alwi, Hasan, Soenjono Dardjowidjojo, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

-        Ramlan. 2005. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: C.V Kayono.

-        Kridalaksana, Harimurti, author. Kelas kata dalam bahasa IndonesiaISBN 978-979-403-085-1OCLC 883281349.

-        Chaer, Abdul, 1942- author. Tata bahasa praktis bahasa IndonesiaISBN 978-979-098-010-5OCLC 956692605.

-        Booji, Geert. 2007. The Grammar of Word. An Introduction to Morphology Second Edition. United State: Oxford University Press.

-        Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

-        Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa. Struktur Internal, Pemakaian dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

-        Chandler, Daniel. 1994. Semiotics for Beginning [web document] URL http: www//.aber.ac.uk/media/Documents/S4B/Accessed28/5/201.

-        Finch, Geoffrey. 2003. How to Study Linguistics: A Guide to Understanding Language. New York: Palgrape Macmillan.

-        Finachiarro, M. 1980. Developing Communicative Competence “A TEFL Autology. Washington D.C: International Communication Agency.

-        Hartmann, R.R.K and F.C. Stork. 1972. Dictionary of Language and Linguistics. London: Applied Science Publishers.

-        Haspelmath, Martin. 2002. Understanding Morphology. London: Arnold.

-        Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

-        Saragih, Amrin. 2003. Bahasa Dalam Konteks Sosial. Fakultas Bahasa dan Seni-Unimed, Unpublished.

-        Saussure, Ferdinand, de. 1966. Course in General Linguistics (terjemahan Wade Baskin). New York: Mc. Graw-Hill Book Company. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar