Sabtu, 18 Maret 2023

ARTIKEL " Ada Apa dalam Kata Sifat

 

*Ada Apa di dalam Kata Sifat*

*Perspektif Bahasa Indonesia*

 

 

               Kata sifat bahasa Indonesia sama seperti kata kata sifat seperti bahasa lainnya. Kata sifat bahasa Indonesia adalah kelas kata yang mengubah kata benda (nomina) atau kata ganti (pronomina). Kata sifat merupakan kata yang menjelaskan, mengubah atau menambah arti dari suatu kata benda agar lebih spesifik.

1.           *Pengertian Kata Sifat*

 

Kata sifat digunakan untuk menerangkan sifat, keadaan, kondisi, watak, tabiat dari orang, benda atau binatang. Keterangan yang dijelaskan atau digambarkan oleh kata sifat dapat berupa kualitas, kuantitas, urutan maupun penekanan suatu kata. Sehingga kata sifat sangat penting untuk dipelajari dalam bahasa Indonesia, dan tidak dapat dianggap seperti biasa.

 

Kategori:id:Adjektiva

Adjektiva atau kata sifat adalah kelas kata yang mengubah nomina atau pronomina, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik. Adjektiva dapat menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas, maupun penekanan suatu kata. Contoh adjektiva antara lain adalah kerasjauh, dan kaya.

 

 

Adjektiva yang berasal dari berbagai kelas. Kridalaksana berpendapat ada lima kelas kata yang dapat berpindah menjadi kelas kata adjektiva yaitu kelas kata yerba, nomina, adverbia, numeralia, dan interjeksi.

Misalnya : 

1.            Deverbalisasi: melengking, mencengkam, terbuka, terpakasa.§ 

2.          Denominalisasi: ahli, angin-angin, meradang, luas, berbusa.§ 

3.          Deadverbialisasi: berkurang, bertambah, bersungguh-sungguh.§ 

4.          Denumeralia: manunggal, mendua, menyeluruh.§ 

5.          Deinterjeksi: aduhai, sip, wah, yahud.§

 

 

Dengan demikian, kita dapat mengenali bentuk-bentuk adjektiva yang berasal dari adjektiva dasar maupun adjektiva turunan yang banyak ragamnya. Namun, dengan berbagai ciri yang dimilikinya, kita bisa mengenali adjektiva turunan yang bersal dari kelas kata yang lain.

 

 

2 . Ciri-ciri Kata Sifat

Kemudian kalian bisa mempelajari ciri-ciri kata sifat bahasa Indonesia yang bisa kalian ketahui:

  1. Dapat ditambahkan keterangan pembanding (seperti: lebih, kurang, paling). Contoh: lebih cantik, kurang tinggi, paling pintar.
  2. Dapat ditambahkan keterangan penguat (seperti: sangat, terlalu, amat, sekali). Contoh: sangat kecil, amat besar, terlalu sombong, mahal sekali.
  3. Dapat diingkari dengan kata tidak. Contoh : tidak baik, tidak sehat.
  4. Biasanya ditambahkan imbuhan awalan ter- untuk menyatakan paling.
  5. kata sifat bisa diperluas artinya yaitu dengan pembentukan kata "se- + pengulangan kata + -nya". Contoh: sebaik-baiknya, sepandai-pandainya.
  6. Menyatakan suatu keadaan/kondisi atau sifat benda atau orang. Contoh: sejuk, lembut, manis, bagus.
  7. Biasanya terletak sesudah kata benda tapi pada konteks kalimat tertentu bisa diletakkan sebelum kata benda. Contoh: orang jujur, indah warnanya.
  8. Ciri-Ciri Kata Sifat Seperti dilansir dari Belajar.id, situs Kemendikbud yang merangkum beberapa materi pelajaran, menyebutken bahwa kata sifat memiliki ciri-ciri, antara lain:
  9. Kata sifat (adjektiva) dapat ditambahkan atau diberikan dengan kata keterangan pembanding yang menggunakan dari kata seperti contoh berikut: a. Paling Contohnya: paling manis, paling terang, paling tampan dan lain sebagainya. b. Lebih Contohnya: lebih mudah, lebih cantik, lebih tampan dan lain sebagainya. c. Kurang Contohnya: kurang cantik, kurang indah, kurang tampan dan lain sebagainya.
  10. Kata sifat (adjektiva) bisa diberi tambahan atau ditambahkan dengan kata keterangan sebagai penguat yang menggunakan dari kata seperti berikut dibawah ini : a. Benar Contohnya: cantik benar, indah benar, dermawan benar dan lain sebagainya. b. Sekali Contohnya: kaya sekali, indah sekali, dermawan sekali dan lain sebagainya. c. Terlalu Contohnya: terlalu menawan, terlalu indah, terlalu dermawan dan lain sebagainya. d. Amat Contohnya: amat menawan, amat indah, amat dermawan dan lain sebagainya. e. Sangat Contohnya: sangat menawan, sangat indah, sangat dermawan dan lain sebagainya.
  11. Kata sifat (adjektiva) dapat digunakan sebagai bentuk pengingkaran atau penolakan dengan menggunakan kata “tidak”. Contohnya adalah sebagai berikut : a. Tidak pintar. b. Tidak bodoh. c. Tidak benar. d. Tidak tampan. e. Tidak dermawan. f. Tidak sabar. g. Tidak ramah. h. Tidak cantik dan lainnya.
  12. Kata sifat (adjektiva) juga dapat diulang-ulang (berfungsi sebagai kata pengulangan) dengan dimulai (se-) dan diakhiri dengan (-nya). Contohnya adalah seperti berikut : a. Sebaik-baiknya. b. Setulus-tulusnya. c. Semulus-mulusnya. d. Selancar-lancarnya. e. Sebanyak-banyaknya. f. Seburuk-buruknya. g. Secantik-cantiknya. h. Setampan-tampanya dan lain sebagainya.
  13. Kata sifat (adjektiva) terdapat didalam kata-kata tertentu yang menggunakan akhiran seperti berikut : a. Akhiran –er Contohnya adalah karier, honorer, kaskuser, hijaber dan lain sebagainya. b. Akhiran –wi Contohnya adalah manusiawi, duniawi, surgawi, kimiawi dan lain sebagainya. c. Akhiran -iah Contohnya adalah alamiah, islamiah, ilmiah dan lain sebagainya. d. Akhiran –if Contohnya adalah naif, positif, aktif, pasif, naratif, konsumtif dan lain sebagainya. e. Akhiran –al Contohnya adalah normal, formal, struktural, fungsional, netral dan lain sebagainya. f. Akhiran –ik Contohnya adalah elektrik, munafik, menarik dan lain sebagainya.


3 . Fungsi Kata Sifat

Kemudian kata sifat juga memiliki fungsi yang kalian perlu pelajari. Dan inilah beberapa fungsi kata sifat yang bisa kalian pelajari:

a.     Atributif yaitu berfungsi sebagai atribut atau pelengkap/penjelas subjek. Contoh: Adinda kecil tumbuh besar tanpa kehadiran sosok ayah.

  1. Predikatif yaitu berfungsi sebagai predikat. Contoh: Pekarangan rumahnya besar sekali seperti lapangan bola.
  2. Predikatif Inversi yaitu berfungsi sebagai predikat yang terletak di depan/sebelum subjek. Contoh: Indahnya pemandangan di puncak gunung ini.
  3. Substantif yaitu berfungsi sebagai pelengkap yang mendampingi subjek utama dan terletak di depan subjek. Contoh: Dewasanya pemikiran seseorang terlihat ketika ia menghadapi masalah.

 

4 .Proses Pembentukan Kata Sifat (adjektiva)

 

Di dalam kata sifat (adjektiva), ada beberapa kemampuan yang bisa terbentuk karena adanya beberapa proses yang terjadi yang diantaranya yakni sebagai berikut :

a.       Terbentuk berdasarkan dari kata dasar Contohnya adalah tinggi-pendek, tua-muda, kaya-miskin, gagal-sukses, besar-kecil, maju-mundur, atas-bawah, kuat-lemah, dan lain-lain.

b.       Terbentuk berdasarkan dari kata imbuhan (jadian) Contohnya adalah terkaya, termakmur, tertampan, tercantik, terpandai, tertinggi, terpendek, tertua, termuda, terbesar, terkecil, teratas, terbawah, terkuat, terlemah, tertarik, terulur dan lain sebagainya.

c.       Terbentuk berdasarkan dari kata pengulangan (ulang) Contohnya adalah compang-camping, ombang-ambing, pontang-panting, porak-poranda, gelap-gulita dan lain sebagainya.

d.       Terbentuk berdasarkan dari kata serapan Contohnya adalah kreatif, legal dan lain sebagainya.

e.       Terbentuk berdasarkan dari kata ataupun kelompok kata Contohnya adalah murah senyum, baik hati, lemah jiwa, keras kepala dan lain sebagainya.



 

5.         * Jenis Kata Sifat*

 

Adapun jenis-jenis kata sifat yaitu:

A.          Adjektiva bertaraf, yaitu kata sifat yang memiliki tingkatan atau urutan atau ukuran. Dalam hal ini seperti halnya kata “dekat”, bertaraf = dekat, cukup dekat, sangat dekat, dekat sekali. Adjektiva bertaraf dibagi dalam beberapa kategori:

 

1.            Pemberi sifat = bersih, indah, panas, dingin, aman, cocok

2.          Sikap atau perilaku = bahagia, bangga, lembut, iba, kagum, rindu, sedih, yakin

3.          Ukuran = berat, ringan, tinggi, rendah, panjang, pendek, besar, kecil, tebal, luas

4.          Waktu dan usia = lama, lambat, singkat, sering, jarang, larut, mendadak

5.          Warna = merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu

6.          Kuasa tenaga = kuat, lemah, segar, lesu, tegar

7.          Jarak = jauh, dekat, akrab

8.          Kesan = cantik, manis, tampan, wangi, bau, kasar, halus, lembut, manis, pahit, lezat, merdu

b.Adjektiva tidak bertaraf, yaitu kata sifat yang tidak memiliki tingkatan atau urutan atau ukuran. Adjektiva tidak bertaraf = buntu, mutlak, sah, tunggal, ganda, bulat, lonjong, lurus, bengkok, abadi

 

Contoh kata sifat dalam sebuah kalimat:

·        Asmara memiliki paras yang cantik, ia juga memiliki sifat yang lembut.

·        Ibu membelikan baju kuning dan celana hitam untuk hadiah ulang tahun Ani.

·        Andi dan Bella telah sah menjadi sepasang suami dan istri.

 

 

 

 

 

 

Secara Sintaksis (Tata/Susunan Kalimat)

 

1.            Adjektiva atributif adalah kata sifat yang menjadi subjek, objek atau penjelas subjek. Terletak di belakang/setelah kata benda.
Contoh : payung hitam, tenda biru

2.          Adjectiva predikatif adalah kata sifat yang berkedudukan sebagai predikat.
Contoh : Istana baru itu sangat megah.

3.          Adjektiva adverbial adalah adjektiva yang merupakan keterangan atau pelengkap dari adjektiva utama. Adapun polanya yaitu :

… … (dengan) + (se-) + adjektiva + (-nya)
Contoh : Bersikaplah dengan sewajarnya.

Perulangan adjektiva
Contoh : Ingat baik-baik.

 

Secara Bentuk

1.            Adjektiva dasar (monomorfemis) yaitu kata sifat yang belum mengalami proses afiksasi atau penambahan imbuhan.
Contoh : asam, cantik, tinggi

2.          Adjektiva turunan (polifermis) yaitu kata sifat yang sudah mengalami proses afiksasi/penambahan imbuhan, pengulangan/reduplikasi, penyerapan, dan pemajemukan.

Afiksasi (penambahan imbuhan) yaitu kata sifat yang sudah ditambah imbuhan.
Prefiks : se- dan ter- (seperti : secantik, terbaik)
Infiks : -em- (seperti : gemetar, gemuruh)

Reduplikasi (pengulangan) yaitu kata sifat yang terbentuk dari proses pengulangan/reduplikasi pada kata.
Contoh : sebaik-baiknya, sepandai-pandainya, compang camping, gelap gulita, warna warni

Kata sifat majemuk (pemajemukan) yaitu kata sifat yang terbentuk dari penggabungan kata yang membentuk makna baru atau makna konotasi yang merujuk pada sifat suatu benda atau objek.
– gabungan sinonim atau antonim (seperti : 
cerah ceria, baik buruk)
– gabungan morfem terikat (seperti : serba guna, adidaya)
– gabungan morfem bebas (seperti : baik budi, lapang dada, busung lapar)

 

3.          Kata sifat serapan adalah kata sifat yang berasal dari bahasa asing dan diserap ke dalam bahasa Indonesia.

Sufiks -i, -iah, -wi.  Contoh : alami, duniawi, alamiah

Sufiks -if, -al, -is. Contoh : aktif, struktural, teknis

 

Contoh Kata Sifat dalam Kalimat

 

1.            Rumah yang nyaman dapat membuat penghuninya merasa lebih tentram.

2.          Perusahaan besar itu memiliki karyawan yang sangat banyak.

 

Jenis Kata Sifat Menurut Maknanya (Semantis)

 

Menurut maknanya, kata sifat dibagi menjadi dua yakni:

1.             kata difat bertaraf

2.          dan kata sifat tak bertaraf.

 

Kata Sifat Bertaraf (Menyatakan Kualitas) Semantis


Kata sifat bertaraf memiliki beberapa jenis, yakni:

1.            Adjektiva pemberi sifat. Yaitu kata sifat yang menerangkan kualitas atau intensitas yang dinilai secara fisik atau mental. Contohnya misalnya bersih, rapi, nyaman.

  1. Adjektiva ukuran. Yaitu kata sifat yang menerangkan kualitas yang dapat diukur dengan ukuran kuantitatif (dapat dijelaskan dalam bilangan). Contohnya misalnya: Berat, panjang
  2. Adjektiva Warna. Yaitu kata sifat yang menerangkan warna. Contohnya adalah: Biru, putih
  3. Adjektiva Waktu. Yaitu kata sifat yang menggambarkan masa atau periode pada suatu pekerjaan atau peristiwa. Contohnya adalah: sebentar, lama.
  4. Adjektiva Jarak: Yaitu kata sifat yang menerangkan ruang antara dua benda atau tempat. Contohnya: Jauh, dekat
  5. Adjektiva Sikap. Yaitu kata sifat yang menerangkan emosi atau suasana hati. Contohnya adalah: Bahagia, sedih, marah
  6. Adjektiva Serapan. Yaitu kata sifat yang menunjukkan sesuatu yang dapat dirasakan oleh panca indera. Contohnya seperti: Pahit, manis, asam, bau.

 

Kata Sifat Tak Bertaraf


Kata sifat tak bertaraf merupakan kata sifat yang menjelaskan keanggotaan pada suatu golongan, contohnya misalnya: Abadi, bundar, dan lain-lain.

 

Jenis Kata Sifat Menurut Sintaksis

 

Jenis kata sifat menurut sintaksis atau letak/fungsinya pada kalimat, antara lain:

1.          Adjektiva atribut. Yaitu kata sifat yang memiliki fungsi sebagai pelengkap atau memperjelas pada suatu kalimat. Jika jenis kata sifat ini beradap sesudah subjek, maka seringkali merupakan penjelas dari subjek tersebut. Adjektiva atributif adalah pewatas dalam frasa nominal yang nominanya menjadi subjek, objek, atau pelengkap. Tempatnya adalah di sebelah kanan atau setelah nomina. Contoh: buku merah, harga mahal.

 

Sedangkan jika berada sesudah objek, maka merupakan penjelas dari objek tersebut. Contohnya seperti: Dila telah        tumbuh menjadi putri yang cantik dan baik hati.

  • Adjektiva Predikatif. Adalah kata sifat yang memiliki fungsi sebagai predikat di suatu kalimat. Contohnya adalah: Rumah lama itu tetap nyaman untuk ditinggali. Adjektiva predikatif adalah adjektiva yang menjalankan fungsi predikat atau pelengkap dalam klausa. Contoh: Gedung itu sangat megah. Untuk kejelasan batas antara subjek dan predikat
  • Adjektiva Predikatif Inversi. Adalah jenis kata sifat yang juga mempunyai fungsi sebagai predikat pada suatu kalimat, tetapi letaknya pada awal kalimat. Contohnya adalah Indahnya pemandangan desa dari puncak bukit ini.
  • Adjektiva adverbial adalah pewatas verba (atau adjektiva lain) yang menjadi predikat. Polanya:

1.        ... (dengan) + (se-) + adjektiva + (-nya). Contoh: (bekerja) dengan baik.

2.      Perulangan adjektiva. Contoh: (bekerja) baik-baik.

 

Jenis Kata Sifat Menurut Bentuknya

 

Kata Sifat Dasar

1.         
Kata sifat dasar merupakan kata sifat asli yang tidak mengalami proses afiksasi (pengimbuhan) dan tidak dapat diurai menjadi bentuk yang lebih sederhana. Adapun beberapa contoh kata sifat dasar antara lain: Indah, Baru, Banyak, Tinggi, Sedikit, Lama dan lain-lain.
Adjektiva dasar (monomorfemis) merupakan sebagian besar dari adjektiva, meskipun ada yang berbentuk pengulangan semu. Contoh: besarpura-pura.

1.        Pengulangan. Contoh: kecil-kecilbesar-besarancompang-camping.

2.      Pemajemukan

1.      Gabungan sinonim/antonim. Contoh: cerah ceriabaik buruk.

2.    Gabungan morfem terikat dan bebas: serbagunaadidaya.

3.    Gabungan morfem bebas: contoh: baik budibusung lapar.

 

 

Kata Sifat Turunan


Kata sifat turunan (Polifermis) merupakan kata sifat yang telah mengalami proses afiksasi (penambahan imbuhan), pengulangan/reduplikasi, pemajemukan, dan penyerapan. Secara umum ada empat kelompok kata sifat atau adjektiva turunan, yakni:

1. Adjektiva Turunan Yang Mengalam Pengimbuhan (Afiksasi)
Contohnya adalah:

  • Sebaik (imbuhan se-)
  • Terindah (imbuhan ter-)
  • Adjektiva turunan (polimorfemis) melalui proses afiksasi, pengulangan, penggabungan, dan pemajemukan.

 

2. Adjektiva Turunan Yang Mengalami Pengulangan, proses pengulangan itu seringkali mengikut pola “Se- + kata sifat dasar + nya”
Contohnya adalah:

  • Sepitar-pintarnya
  • Seburuk-buruknya
  • Semarah-marahnya
  • Seberat-beratnya
  • Sebaik-baiknya
  •  

3.  Adjektiva Turunan Majemuk
Kata sifat mejemuk merupakan kata sifat yang terbentuk berasal dari penggabungan dua atau lebih kata sifat dasar yang menghasilkan arti baru, atau bermakna berbeda dari kata sifat dasar pembentuknya. Contohnya adalah: Lemah lembut, Rendah hati, Berjiwa besar dan lain-lain.

 

4. Kata Sifat Serapan
Kata sifat serapan merupakan kata sifat yang asalnya dari bahasa asing yang selanjutnya diserap dan dijadikan bagian dari bahasa Indonesia. Contohnya adalah: Aktif, Struktural, Duniawi, dan lain-lain.

 

Pentarafan

Adjektiva bertaraf dapat menunjukkan (1) tingkat kualitas atau intensitas dengan pewatas seperti benarsangatterlaluagak, dan makin, serta (2) tingkat bandingan dengan pewatas lebihkurang, dan paling.

1.          Tingkat kualitas

1.        Tingkat positif, tanpa pewatas

2.      Tingkat intensif, dengan pewatas benarbetulsungguh

3.      Tingkat elatif, dengan pewatas amat sangat ...(amat) sangat ... sekalimaha-adi-

4.      Tingkat eksesif, dengan pewatas terlaluterlampaukelewatke--an

5.      Tingkat augmentatif, dengan pewatas makin ...makin ... makin ...semakin ....

6.      Tingkat atenuatif, dengan pewatas agaksedikitke--an yang direduplikasi

 

2.        Tingkat bandingan

1.        Tingkat ekuatif, dengan pewatas se-sama + ... + -nya (dengan)

2.      Tingkat komparatif, dengan pewatas lebih ... dari(pada) ...

3.      Tingkat superlatif, dengan pewatas palingter-

 

Transposisi

 

Adjektiva dapat dihasilkan melalui proses transposisi dari verba atau nomina. Transposisi adalah perubahan kelas kata tanpa pengubahan bentuk.

1.          Adjektiva deverbal

1.        meng-

2.      meng--kan

3.      ter-

4.      ber-

2.        Adjektiva denominal.

1.        pe- atau peng-

2.      ke--an yang mengalami reduplikasi

 

Adjektiva dasar yang diberi akhiran -nya:

·        Anehnya

·        Cantiknya [orang itu]

 

Subkategori

 

19 subkategori di kategori ini ditampilkan berikut ini. Terdapat 19 subkategori seluruhnya dalam kategori ini.

 

·         id:Adjektiva (frasa) 

·         id:Adjektiva (-an) 

·         id:Adjektiva (ber-) 

·         id:Adjektiva (ke-an) 

·         id:Adjektiva (keter-an) 

·         id:Adjektiva (me-) 

·         id:Adjektiva (me-kan) 

·         id:Adjektiva (plural) 

·         id:Adjektiva (se-) 

·         id:Adjektiva (sisipan)

·         id:Adjektiva (ter-) 

·         id:Adjektiva cerapan

·         id:Adjektiva denominal

·         id:Adjektiva deverbal 

·         id:Adjektiva gabungan

·         id:Adjektiva jarak 

·         id:Adjektiva sikap batin

·         id:Adjektiva ukuran 

·         id:Adjektiva waktu 

 

 

Kemudian ada pula jenis kata sifat yang bisa kalian ketahui. Dan berikut ini beberapa jenis kata sifat bahasa Indonesia yang bisa kalian ketahui:

  1. Adjektiva pemberi sifat yaitu menyatakan kualitas dan intensitas yang bercorak fisik atau mental. Contoh: nyaman, rapi.
  2. Adjektiva ukuran yaitu menyatakan kualitas yang dapat diukur dengan ukuran kuantitatif. Contoh: banyak, berat.
  3. Adjektiva warna yaitu menyatakan berbagai warna. Contoh: biru, putih, pink.
  4. Adjektiva waktu yaitu mengacu pada masa, proses, perbuatan/keadaan, berada/berlangsung. Contoh: sebentar, lama, segera.
  5. Adjektiva jarak yaitu mengacu pada ruang/spasi antara dua benda atau tempat. Contoh: jauh, dekat.
  6. Adjektiva sikap batin yaitu mengacu pada suasana hati/perasaan. Contoh: sedih, bahagia, bangga, malu.
  7. Adjektiva cerapan yaitu mengacu pada sesuatu yang dapat dirasakan oleh panca indera. Contoh: manis, berisik, basah, bau, terang.
  8. Adjektiva atributif adalah kata sifat yang menjadi subjek, objek atau penjelas subjek. Terletak di belakang/setelah kata benda. Contoh: payung hitam, tenda biru.
  9. Adjectiva predikatif adalah kata sifat yang berkedudukan sebagai predikat. Contoh: Istana baru itu sangat megah.
  10. Adjektiva adverbial adalah adjektiva yang merupakan keterangan atau pelengkap dari adjektiva utama. Adapun polanya yaitu: ... (dengan) + (se-) + adjektiva + (-nya) Contoh: Bersikaplah dengan sewajarnya.
  11. Perulangan adjektiva. Contoh: Ingat baik-baik.
  12. Adjektiva dasar (monomorfemis) yaitu kata sifat yang belum mengalami proses afiksasi atau penambahan imbuhan. Contoh : asam, cantik, tinggi.
  13. Adjektiva turunan (polifermis) yaitu kata sifat yang sudah mengalami proses afiksasi atau penambahan imbuhan, pengulangan atau reduplikasi, penyerapan, dan pemajemukan.
  14. Afiksasi (penambahan imbuhan) yaitu kata sifat yang sudah ditambah imbuhan. Prefiks: se- dan ter- (seperti: secantik, terbaik). Infiks : -em- (seperti : gemetar, gemuruh)
  15. Reduplikasi (pengulangan) yaitu kata sifat yang terbentuk dari proses pengulangan/reduplikasi pada kata. Contoh: sebaik-baiknya, sepandai-pandainya, compang camping, gelap gulita, warna warni.
  16. Kata sifat majemuk (pemajemukan) yaitu kata sifat yang terbentuk dari penggabungan kata yang membentuk makna baru atau makna konotasi yang merujuk pada sifat suatu benda atau objek.

- Gabungan sinonim atau antonim (seperti: cerah ceria, baik buruk)

- Gabungan morfem terikat (seperti: serba guna, adidaya)

- Gabungan morfem bebas (seperti: baik budi, lapang dada, busung lapar)

 

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Bertens, K. (2002). Etika. Jakarta: Gramedia. Chaer, Abdul. 1995. Semantik. Jakarta: Rineka Cipta. Esten, Mursal. 1978. Kesusatraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Angkasa Raya Harimurti. 1999. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia. Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Leech, Geofrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia. Liye Tere. 2016. Hujan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Penerbit. Martinet, Andre. 1987. Ilmu Bahasa Pengantar. Yogyakarta: University Press. Ramlan, M. 1987. Morfologi : Suatu Tinjauan Deskriptif . Yogyakarta: CV.

KBBI

Wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar