Sabtu, 18 Maret 2023

Artikel: *Kita Lupa dengan ‘Etika Berbahasa dalam Berbicara*

 


 

*Kita Lupa dengan ‘Etika Berbahasa dalam Berbicara*

 

Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang rentan dalam hubungannya dengan etika bertutur. Etika bahasa merupakan suatu kaidah normatif penggunaan bahasa yang menjadi pedoman umum yang disepakati oleh masyarakat pengguna bahasa bahwa cara yang demikian itu diakui sebagai bahasa yang sopan, hormat, dan sesuai dengan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat.

 

 Di dalam bahasa Indonesia kita kenal dengan Gaya bahasa eufemisme yaitu gaya bahasa pelembut dengan cara menggantikan kata-kata dengan kata lain yang lebih sesuai dan tidak menyinggung perasaan.

 

Menurut Hymes (dalam Sukatman, 2012), apabila seseorang berbahasa perlu mempertimbangkan hal-hal tertentu, antara lain (1) latar dan suasana pembicaraan, (2) siapa peserta wicaranya (orang pertama, kedua, atau bahkan ketiga), (3) tujuan pembicaraan yang jelas, (4) urutan, aturan, atau giliran wicara (cara menyela secara benar), (5) topik pembicaraan sesuai, (6) alat atau saluran wicara yang digunakan (telepon, surat, telegram dan sebagainya mempunyai aturan tersendiri), (7) norma atau sopan santun berbahasa yang berlaku di masyarakat bahasa yang bersangkutan, dan (8) ragam bahasa yang tepat (resmi, santai, ilmiah, dan sebagainya)

 

Sesungguhnya bahasa akan indah diucapkan dan manis untuk didengar jika bahasa diucapkan dengan baik dan juga beretika. Pada dasarnya, etika bahasa adalah suatu kaidah normatif penggunaan bahasa yang merupakan pedoman umum dan disepakati oleh masyarakat pengguna bahasa bahwa cara yang demikian itu diakui sebagai bahasa yang sopan, hormat, dan sesuai dengan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat bahasa yang bersangkutan.

 

Secara khusus, Sukatman (2012) menjelaskan sejumlah aturan tutur dasar bahasa Indonesia yang perlu dipatuhi agar tuturan komunikasi terasa sopan. Aturan dasar yang dimaksud antara lain: (1) sikap terbuka dan bersahabat, (2) pertimbangan tabu bahasa, (3) penggunaan bahasa ilmiah, (4) penghalusan bahasa, (5) penggunaan ungkapan normatif khusus, (6) penggunaan pronomina secara tepat, (7) pemilihan kata yang bernilai rasa lebih halus, dan (8) penggunaan bahasa tubuh secara tepat.

 

Contonya seperti dalam kalimat ” Dimana tempat kencingnya?” diganti dengan ”Dimana kamar kecilnya?” Kata "tempat kencing"(dalam bahasa sehari-hari biasa juga disebut WC) tidak cocok jika akan digunakan untuk percakapan yang sopan. Kata kamar kecil dapat menggantikannya. Kata kamar kecil ini konotasinya lebih sopan daripada kata tempat kencing. Jadi dalam eufemisme terjadi pergantian nilai rasa dalam percakapan dari kurang sopan menjadi lebih sopan.

 

Sebagai bangsa yang beradab sudah semestinya kita menjaga perilaku berbahasa baik dalam situasi formal maupun informal yang mampu menciptakan suasana komunikasi yang baik sehingga mampu mewujudkan kehidupan bangsa yang bermartabat.

 

 

Arsyad, M. dkk. (1988). Pembicaraan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Surabaya: Erlangga. Azhim, S. (2002). Membimbing Anak Terampil Berbahasa. Jakarta: Gema Insani. Cangara, H. (2002). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Halim, A. dkk. (1997). Teknik Pengajaran Berbicara. Jakarta: Djambatan. King, L. (2004). Seni Berbicara. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Latipun. (1996). Psikologi Konseling. Malang: UMM Press. Mansyur, U. (2016). Bahasa Indonesia dalam Belitan Media Sosial: Dari CabeCabean Hingga Tafsir Al-Maidah 51. http://doi.org/10.17605/OSF.IO/7VPJH Muhammad, A. (1995). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Sukatman. (2012). Budaya Tutur Bahasa Indonesia dan Kontribusinya bagi Pendidikan Etika di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar, 1(2), 154- 165. Taufik, T. (2006). Kesepadanan Komunikasi Verbal dan Unsur Nonverbalnya dalam Interaksi Guru-Siswa di Kelas 1 Sekolah Dasar Kartika Padang. Disertasi. Malang: PPs Universitas Negeri Malang. Winataputra. (2007). Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakatra: Depdikbud

 

 

 

 

 

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Etika Berbahasa", Klik untuk baca:

https://www.kompasiana.com/kutinas/550d9570a33311e11a2e3cd3/etika-berbahasa

 

Kreator: M. Ahmad

 

 

 

Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab kreator.

 

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar