Sabtu, 18 Maret 2023

Artikel: *Kata Kerja Benefaktif, Reflektif, Kausatif, dan Lokatif dalam Bahasa Indonesia*

 


*Kata Kerja Benefaktif, Reflektif, Kausatif, dan Lokatif dalam Bahasa Indonesia*

 

 

A.    *Pengertian Kata Kerja*

 

Pengertian kata kerja atau yang juga disebut sebagai kata verba secara umum adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Dengan kata lain, kata kerja menggambarkan suatu tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh subjek kalimat.

 

Kata bisa diartikan sebagai elemen terkecil dalam bahasa. Kumpulan atau penggabungan kata akan menjadi frasa, klausa dan kalimat. Penggunaan kata kerja begitu penting dalam sebuah kesatuan kalimat. Jenis kata kerja menjadikan sebuah kalimat efektif dibentuk.

 

Jenis kata kerja umumnya digunakan sebagai predikat dalam suatu frasa atau kalimat. Jenis kata kerja diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok sesuai sifat dan fungsinya. Ada ribuan contoh kata kerja dari klasifikasi yang ada. Dalam sebuah penulisan, penting memahami apa saja jenis kata kerja.

 

Kata kerja atau verba adalah jenis kata yang menyatakan sebuah tindakan, pengalaman, keberadaan serta semua bentuk kegiatan dinamis lainnya. Dalam suatu kalimat, kata kerja atau verba tersebut berposisi sebagai predikat.

 

Verba adalah kata verbal yang dapat diikuti frase dengansangat… sebagai keterangan cara. Berdasarkan kemungkinannya untuk diikuti objek, verba dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu verba transitif dan verba intransitif (Ramlan, 1991).

 

B.    *Ciri-ciri verba*

 

1. berfungsi utama sebagai predikat atau inti predikat,

2. mengandung makna dasar perbuatan (aksi),proses, atau keadaan yang bukan sifat atau kualitas,

3. tidak dapat diberi prefiks ter- yang berarti ‘paling’, khususnya untuk verba yang bermakna keadaan (Moeliono (ed.), 1988).

4. Dalam struktur frase, verba dapat didahului oleh tidak, tetapi tidak dapat didahului partikel di, ke, dari, sangat, lebih, atau agak (Kridalaksana, 2005).

5. Mempunyai arti perbuatan, aktivitas atau tindakan.

6. Mempunyai arti proses.

7. Biasanya disertai kata kerja. Biasanya dibuat dengan imbuhan me-, di-, ter-, me-kan, di-kan, ber-an, memper-an, dan memper-i.

8. Kata bisa didahului kata pernyataan waktu, seperti telah, sedang, akan, hampir, segera.

9. Bisa diperluas dengan menambahkan dengan + kata sifat sesudah,

10. Kata kerja juga sering diikuti dengan kata serta atau keterangan.

11. Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah

12. Dapat diingkari dengan kata tidak

13. Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan + KB/KS.

 

 

C.    *Verba Berdasarkan Bentuknya*

 

1.     Berdasarkan bentuknya, verba dapat dibedakan atas

a.      verba dasar dan

b.     verba turunan.

2.     Berdasarkan perilaku sintaksisnya, verba dapat dilihat berdasarkan:

a.      ada-tidaknya nomina yang mendampingi verba dan

b.     hubungan verba dengan nomina pendampingnya.

3.     Berdasarkan ada-tidaknya nomina yang mendampinginya atau ada-tidaknya objek, terdapat perbedaan istilah yang digunakan oleh para ahli; Kridalaksana (2005) menggunakan istilah

a.      monotransitif,

b.     ditransitif,

c.      bitransitif;

 

sedangkan Moeliono dkk., (1988) menggunakan istilah

a.      monotransitif,

b.     ditransitif, dan

c.      transitif-taktransitif.

 

*Keterangan* :

-        Verba monotransitif adalah verba yang didampingi oleh satu nomina;

-        verba ditransitif adalah verba yang didampingi oleh dua nomina yang berfungsi sebagai objek dan pelengkap;

-        verba transitif-intransitif adalah verba yang nomina pendampingnya bersifat mana suka, boleh ada boleh tidak.

4.     Berdasarkan hubungannya dengan nominapendampingnya, verba dapat dibedakan

a.      verba aktif,

b.     verba pasif,

c.      verba antiaktif atau ergatif,

d.     verba antipasif (Kridalaksana, 2005).

 

*Keterangan*

 

-        Verba aktif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai pelaku.

-        Verba pasif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai pelaku, sasaran, atau hasil.

-        Verba antiaktif atau ergatif adalah verba pasif yang tidak dapat dijadikan verba aktif; subjeknya merupakan penanggap (yang merasakan, menderita, atau mengalami).

-        Verba antipasif adalah verba aktif yang tidak dapat dijadikan verba pasif.

 

*BENTUK VERBA*

 

1.     Verba asal adalah verba yang dalam konteks sintaksis dapat berdiri sendiri tanpa afiks atau satuan gramatik lain.

2.     Verba turunan adalah verba yang berupa bentuk kompleks dan telah mengalami proses morfologis.

 

*PERILAKU SINTAKSIS VERBA*

 

1.     Perilaku sintaksis verba dapat dilihat

a.      berdasarkan ada-tidaknya nomina yang mendampingi verba dalam konstruksi kalimat

b.     hubungan verba dengan nomina pendampingnya.

2.     Berdasarkan ada-tidaknya nomina yang mendampinginya, verba dibedakan atas

a.      verba transitif : Verba transitif dapat dibedakan atas:

(a) verba monotransitif,

(b) verba ditransitif,

( c ) verba transitif-intransitif

b.     verba intransitif.

 

*HUBUNGAN VERBA DENGAN NOMINA*

 

Berdasarkan hubungannya dengan nomina yang mendampinginya, verba dibedakan atas

(1) verba aktif,

(2) verba pasif,

(3) verba antiaktif atau ergatif,

(4) verba antipasif


 

*MAKNA VERBA*

 

Berdasarkan maknanya, verba dapat dibedakan

(1) kausatif,

(2) benefaktif,

(3) resiprokal,

(4) refleksif,

(5) lokatif,

(6) repetitif,

(7) imperatif.

 

*Jenis-jenis Kata Kerja*

 

Kata kerja verba memiliki beberapa jenis berdasarkan

1.     objek,

2.     bentuk,

3.     subjeknya.

4.     bentuk lainnya.

 

*Keterangan:*

 

Berdasarkan bentuknya, kata kerja dibagi menjadi kata kerja dasar dan kata kerja turunan.

1.     *Kata Kerja Verba Dasar* Kata kerja dasar adalah kata kerja yang tidak memiliki imbuhan atau merupakan kata dasar.

Misalnya:  makan, minum, mandi, tidur, lari, bakar, datang, bangun, ambil, angkat, antar,

2.     *Kata Kerja Turunan* Kata kerja turunan adalah kata kerja yang sudah mendapatkan imbuhan (afiksasi) atau mengalami pemajemukan, kata kerja turunan bisa dibagi lagi menjadi 5 kelompok :

a.      Bebas Afiks Wajib, adalah kata yang harus mempunyai afiks supaya bisa berfungsi sebagai kata kerja, kalau dipisahkan dari afiksnya, maka kata ini bisa menjadi jenis kata lainnya. Contoh : Mendarat, Melebar, Mengering, dsb.

b.     Bebas Afiks Manasuka, kata kerja dasar yang ditambahkan afiks, namun masih dapat berfungsi sebagai kata kerja kalau afiks itu tidak digunakan. Contohnya : Membaca, Mencari, Bekerja.

c.      Terikat Afiks Wajib, Contohnya berjuang, mengungsi, bertemu.

d.     Reduplikasi, adalah kata kerja yang mengalami pengulangan didalamnya. Contohnya Menari-nari, Bergoyang-goyang, mencari-cari, dsb.

e.      Majemuk, adalah kata kerja yang terbentuk dari dua kata yang lain lalu sesudah digabungkan memberikan makna baru. Contohnya cari mati, cuci darah, dsb.

 

*Kata Kerja Berdasarkan Subjeknya*

 

Sementara berdasarkan peran subjeknya, kata kerja dibagi menjadi kata kerja aktif dan kata kerja pasif.

1. *Kata Kerja Verba Aktif*, Kata kerja aktif adalah kata kerja dimana subjeknya berposisi sebagai pelaku dan biasanya berawalan me- dan ber-

Contoh kata kerja aktif verba dalam kalimat :

Adi memukul bola dengan kuat.

Mirna mengumpulkan kerang di pantai.

 

2. *Kata Kerja Verba Pasif*, Kata kerja pasif adalah kata kerja yang subjeknya berposisi sebagai yang dikenai subjek atau mudahnya dapat disebut sebagai penderita. Umumnya berawalan di- dan ter

Contoh kata kerja verba pasif dalam kalimat:

Tanamanan itu disirami oleh Andin setiap pagi

Bola ditendang Andi hingga keluar gawang

 

*Kata Kerja Berdasarkan objeknya*, kata kerja dibagi menjadi kata kerja transitif, kata kerja benefaktif dan kata kerja intransitif.

 

1. *Kata Kerja Verba Transitif*, Kata kerja transitif adalah kata kerja yang harus mempunyai objek. Dalam kalimat, kata kerja ini harus diikuti objek agar dapat diketahui maknanya.

 

Contoh kata kerja Transitif dapat ditemui pada kalimat berikut ini.

-        Indah mencuci piring. (kata “mencuci” merupakan kata kerja transitif. “mencuci” dapat diartikan membersihkan piring, gelas, sendok dan lainnya sehingga harus diperjelas dengan adanya objek dalam kalimat).

 

3.     *Kata Kerja Verba Intransitif*, Kebalikan dari transitif, yang membutuhkan objek sebagai kata penjelas, kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak membutuhkan objek. Hal ini karena maknanya sudah jelas.

-        Contoh kata kerja intransitif seperti pergi, tidur, duduk. Meskipun demikian, kata kerja intransitif biasanya diikuti dengan keterangan.

-        Contoh kata kerja intransitif dalam kalimat sebagai berikut: 

Laila sedang makan di warung depan sekolah.

 

*Kata Kerja Berdasarkan Bentuk Lain*

 

Kata kerja dapat pula dibagi menjadi 3 kelompok dalam bentu lainnya yaitu kata kerja benefaktif, reflektif, dan resiprok.

 

1. Kata Kerja Verba Benefaktif

 

Kata kerja benefaktif adalah kata kerja yang menunjukkan pekerjaan atau tindakan yang dilakukan untuk orang lain. Kata kerja benefaktif umumnya memiliki imbuhan me- dan -kan.

Maksud benefaktif atau manfaat ditandai oleh imbuhan “-kan”, “me-...-kan” dan “me-...-i”.

 

Pengertian manfaat merujuk sesuatu perbuatan yang dilaksanakan untuk faedah pihak lain, bukan pihak yang melakukan perbuatan itu.

Contohnya:
- Abang membelikan adik kasut roda.
- Adik membacakan ayahnya surat.
- Gorengkan ikan ini untuk suamimu.

 

Contoh kata kerja Benefaktif dalam kalimat

-        Adi biasanya menyeberangkan nenek itu

-        Mirna membuatkan kue ulang tahun untuk adiknya

 

2. *Kata Kerja Verba Reflektif*

 

Sementara kata kerja reflektif adalah kata kerja yang menunjukkan perbuatan untuk dirinya sendiri. Kata kerja reflektif umumnya menggunakan imbuhan me-, atau ber-.

 

Refleksif (reflexive) ialah makna tatabahasa yang dikaitkan dengan imbuhan dalam sebarang ayat bagi menandakan perbuatan yang melibatkan diri sendiri, ataupun perbuatan yang mengenai diri sendiri. Dengan bahasa yang mudah hasil kerja atau akibat kerja yang dilakukan oleh seseorang pembuat akan mengenai dirinya sendiri, tidak mengenai orang atau benda lain.

 

-        Contohnya; bercukur, berhias, berjemur, berbedak, berdandan, bersandar, bersembunyi, dan lain-lain sebagainya.

-        Contoh kata kerja Reflektif dalam kalimat sebagai berikut: 

Laila biasa merias diri sebelum berangkat ke kantor

 

3. Kata Kerja Verba Resiprok

 

Kata kerja resiprok merupakan kata kerja yang menunjukkan perbuatan atau kegiatan yang dilakukan oleh dua orang. Kata kerja ini umumnya tidak boleh diawali oleh kata “saling”, karena maknanya telah menunjukkan “saling”. Kata kerja ini biasanya menggunakan imbuhan ber- dan -an.

-        Contoh kata kerja Resiprok dalam kalimat sebagai berikut: 

Adi bersalaman dengan kepala sekolah

 

4. *Kata Kerja kausatif*

 

Kausatif mendukung maksud makna tatabahasa yang dikaitkan dengan imbuhan dalam ayat. Kaitan ini bagi tujuan menandakan perbuatan yang menyebabkan sesuatu keadaan atau kejadian yang berlaku. Imbuhan yang dimaksudkan ialah akhiran “-kan” dan “-i”, apitan “me-...-kan” dan “me-...-i”.

- Contohnya:
1. Raju menghadiahkan sehelai kain sari kepada Kamaladevi.
2. Raju menghadiahi Kamaladevi sehelai kain sari.

5. *Kata Kerja Istilah lokatif*,

 

Kata kerja ini bermaksud makna tatabahasa yang berkaitan dengan imbuhan dalam ayat yang menandakan tempat berlakunya sesuatu perbuatan. Imbuhan yang mendukung maksud ini ialah “meN- ...-i” atau akhiran “-...i”.

-        Misalnya dalam ayat:
Kami menaiki bas setiap hari.
Ali menghampiri lembaga itu.

*Cara Penggunaan Kata Kerja*

 

Dalam penggunaan kata kerja, kita juga harus memahami struktur penyusunan kalimat supaya kata kerja dapat berfungsi dengan benar. Kata kerja material dan kata kerja relasional merupakan kata kerja yang sering digunakan dalam menyusun sebuah kalimat. Kita sering menemukan jenis kata kerja ini pada teks eksplanasi/penjelasan. 

 

1. *Kata Kerja Material* 

 

Kata kerja material adalah kata kerja berimbuhan yang menunjukkan aktivitas fisik (perbuatan yang dapat dilihat) yang dilakukan oleh partisipan. Apabila kamu menemukan sebuah kata kerja yang menunjukkan bahwa subjek sedang melakukan sesuatu, maka kata kerja tersebut termasuk kata kerja material.

 

Contoh dari kata kerja material antara lain adalah: menulis, membaca, memasak, menendang, memukul, dll.

 

*Struktur Kalimat Kata Kerja Material*

 

Dalam sebuah kalimat yang menggunakan kata kerja material, struktur kalimatnya adalah sebagai berikut:

-        Subjek + Kata Kerja (Verba) Material + Objek + Keterangan (opsional)

 

Contoh Penggunaan:

-        Annisa menulis novel . (Pada kalimat diatas dijelaskan bahwa Annisa merupakan Subjek, menulis merupakan kata kerja material, dan novel merupakan objek.)

 

3.     *Kata Kerja Rasional*

 

Kata kerja relasional merupakan kata yang berfungsi sebagai penghubung antara subjek dan pelengkap. Sebuah kalimat yang mengandung kata relasional harus mengandung pelengkap. Jika tidak, maka kalimat tersebut akan terlihat rancu (tidak pas)

 

*Struktur Kalimat*

 

Dalam sebuah kalimat yang mengandung kata kerja relasional, struktur kalimatnya adalah sebagai berikut: Subjek + Kata Kerja (Verba) Relasional + Pelengkap

 

Contoh Penggunaan Kata Kerja Relasional

Liana adalah ketua kelas, Pada kalimat di atas, Erika sebagai Subjek, adalah sebagai Kata Kerja Relasional, dan ketua kelas sebagai Pelengkap. Pelengkap pada kalimat ini juga berperan sebagai objek.

 

Kesimpulannya adalah kata kerja material digunakan untuk sebuah kata kerja yang menunjukkan sebuah tindakan. Sedangkan kata kerja relasional menunjukkan hubungan sebab akibat.

 

 

 

 

DAFTAR RUJUKAN

Asmoro, M. Wiryo. 1917. Kètab Lambânna Paramasastra Madhoerâ Djhoeghâ. Naghârâ Bâtawi: è Pengettjapanna Kangdjeng Goeperment.

Balai Bahasa Surabaya. 2005a. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Madura yang Disempurnakan. Surabaya: Balai Bahasa Surabaya.

Balai Bahasa Surabaya. 2005b. Putusan Seminar Bahasa Madura. Surabaya: Balai Bahasa Surabaya.

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Kentjono, Djoko (Ed.). 1982. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Kridalaksana, Harimurti. 1988. Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

————. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia.

Jakarta: Gramedia Pustaka

Lauder, Multamia RMT. 2004. “Pelacakan Bahasa Minoritas dan Dinamika Multikultural” Makalah disampaikan dalam Simposium Kajian Bahasa, Sastra, dan Budaya Austronesia III 19-20 Agustus 2004. Denpasar: Universitas Udayana.

Moeliono, Anton M. (ed.). 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar