Sabtu, 18 Maret 2023

Artikel: " *”Kalimat Pragmatik Imperatif dalam Bahasa Tutur dan Tulis”*"

 

*”Kalimat Pragmatik Imperatif dalam Bahasa Tutur dan Tulis”*

 

 

 

*Kalimat imperative* adalah kalimat yang bertujuan memberi perintah pada orang lain, atau untuk melakukan sesuatu. Sebutan lain kalimat ini adalah kalimat perintah atau permintaan.

 

Ciri-ciri kalimat imperatif

1.    Pemakaian tanda seru (!) di akhir kalimat.

2.    Jika diucapkan, kalimat perintah ini memakai intonasi tinggi.

3.    Dalam bahasa Indonesia, kalimat imperatif bisa dikaitkan dengan suara keras menyuruh orang, atau permohonan dengan intonasi halus.

4.    Selain menyuruh, kalimat ini juga menjelaskan larangan akan sesuatu.

5.    Memiliki tanda baca titik (.) pada kata perintah biasa Tanda baca seru (!) untuk menandakan imperatif keras.

6.     Adanya imbuhan partikel -lah pada beberapa kata tertentu seperti verba, adjektiva, dan adverbia.

7.    Adanya imbuhan -kan dan -i yang dilekatkan di verba Kata-kata tertentu dari kalimat imperatif seperti hendak, harap, mohon, ayo, coba, mari, tolong, biar

8.    Kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia dipakai untuk memerintah, memintar, atau melakukan sesuatu yang diinginkan si penutur.

9.    Intonasi kalimat perintah bisa berbeda mulai dari kasar sampai permohonan yang memakai bahasa santun.

 

 

Kalimat imperatif dibagi menjadi

1.    Kalimat imperatif biasa, (Kalimat Imperatif Biasa Ciri-ciri kalimat imperatif biasa yaitu memakai intonasi nada keras, didukung kata kerja dasar, dan ada partikel -lah. Kalimat ini bisa disampaikan secara halus dan kasar.)

2.    Permintaan, (Kalimat Imperatif Permintaan Kalimat perintah ini adalah kata suruhan yang diucapkan dengan halus. Kalimat imperatif permintaan biasanya ditandai dengan kata santun)

3.    Pemberian izin, (Kalimat Imperatif Pemberian Izin Ciri-ciri kalimat imperatif ini ditandai dengan kata silakan, biarlah, diperkenankan, diizinkan, dan dipersilakan. Kalimat ini dituturkan lebih santun dan halus.)

4.    Ajakan, dan suruhan. ( Kalimat Imperatif Ajakan Kaliman ini dipakai untuk memperjelas pernyataan. Kata yang dipakai untuk kalimat imperatif ajakan yaitu ayo, biar, coba, mari, harap, hendaknya, dan hendaklah.)

 

*Fungsi Kalimat Imperatif*

 

1.    Memberi perintah

Contoh:

a. Belikan makanan ringan untuk para tamu undangan!

b. Tolong, angkat jemuran itu!

2.     Memberi komando

Contoh:

a. Kelompok 7 pergilah ke arah selatan!

b. Seranglah dari arah timur!

3.    Memberi larangan

Contoh:

a. Jangan bekerja selagi beristirahat!

b. Jangan sampai kalian ditangkap.

4.    Memberi ajakan

Contoh:

a. Mari, Pak, dicicipi soto buatan istri saya.

b. Ayo, kita patuhi PSBB!

5.    Memberi tuntutan

Contoh:

a. Bertanggung jawablah atas perbuatan yang selama ini Anda lakukan.

b. Bayarlah utang Anda malam ini.

6.    Memberi isyarat

Contoh:

a. Agar kondisinya membaik, Anda bisa pergi sekarang.

b. Tak usah malu-malu, anggap saja sudah pernah datang.

7.    Memberikan pembiaran

Contoh:

a. Biarkan dia sendiri untuk menenangkan diri.

5 dari 6 halaman

 

Berikut ini ada macam-macam kalimat imperatif, antara lain:

 

1. Kalimat Imperatif Tak Transitif

Kalimat imperatif tak transitif dibentuk dari kalimat deklaratif tak transitif yang bisa berpredikat verba dasar, frasa adjektiva, dan frasa verbal yang berprefiks ber-, dan meng-, atau frasa preposional.

 

2. Kalimat Imperatif Transitif

Kalimat imperatif transitif adalah kalimat imperatif yang memiliki predikat verba transitif mirip dengan konstruksi kalimat deklaratif pasif.

 

3. Kalimat Imperatif Halus

Kalimat imperatif halus adalah bentuk kalimat yang menggunakan pemilihan kosakata lebih halus, seperti: tolong, coba, silakan, sudilah, dan kiranya.

 

4. Kalimat Imperatif Permintaan

Kalimat imperatif ini menggunakan kosakata yang mengandung makna meminta atau memohon.

 

5. Kalimat Imperatif Ajakan dan Harapan

Kalimat imperatif ini mengandung makna ajakan atau harapan, yang biasanya terdapat kata: ayo(lah), mari(lah), atau hendaknya.

 

6. Kalimat Imperatif Larangan

Kalimat imperatif larangan memiliki maksud memberikan sebuah larangan yang biasanya berisi negatif di akhir kalimat, biasanya ditandai dengan jangan (lah).

 

7. Kalimat Imperatif Pembiaran

Kalimat imperatif ini tidak melarang seseorang untuk melakukan sesuatu, sebaliknya, mengandung makna pembiaran agar perbuatan atau aktivitas tetap dilakukan. Biasanya, kata-kata yang digunakan berupa: biarkan-(lah) dan biar-(lah).

 


*Perbedaan Kalimat Perintah dan Seruan dalam Bahasa Indonesia*

 

Sekilas, kedua kalimat tersebut mempunyai kesamaan. Namun, kedua kalimat tersebut ternyata mempunyai perbedaan di dalamnya.

A.   Kalimat Perintah, Kalimat perintah merupakan suatu kalimat yang bertujuan untuk memberi perintah kepada orang lain. Kalimat yang bernama lain kalimat imperatif ini termasuk ke dalam salah satu jenis-jenis kalimat berdasarkan fungsinya.

 

1. *Ciri-ciri Kalimat Perintah*

 

a. Adanya contoh penggunaan tanda seru (!) di akhir kalimatnya.

b. Intonasinya terkadang naik terkadang turun.

c. Bertujuan untuk memerintah orang lain.

d. Mengandung kata tolong atau jangan.

e. Menggunakan artikel -lah dan -kan.

f. Nada ucapan yang dilontarkan akan memiliki intonasi yang lebih tinggi di akhir kalimat.

g. Apabila diucapkan dalam bentuk lisan, maka akan memiliki intonasi naik di bagian awal dan rendah di bagian akhir.

h. Biasanya kata yang memiliki intonasi naik adalah kata dasar.
i. Kalimat perintah umumnya menggunakan pola kalimat inversi atau PS
j. Dalam pengucapannya, kalimat tersebut biasanya akan ditambahkan dengan imbuhan kan atau lah.
k. Jika diucapkan dalam bentuk tulisan, kalimat tersebut biasanya akan diakhiri dengan tanda seru (!).

 

2. *Jenis-jenis Kalimat Perintah*

 

a.     Kalimat Perintah Biasa, Kalimat ini adalah kalimat perintah yang berisi mengenai perintah yang diucapkan secara langsung untuk melakukan sesuatu. Kalimat tersebut biasanya digunakan dalam percakapan sehari-hari, entah itu secara ucapan atau lisan atau secara tertulis.

 

b.    Kalimat Perintah Ajakan, merupakan kalimat yang berisi mengenai ajakan kepada seseorang untuk melakukan suatu hal. Kalimat perintah ajakan ditujukan kepada seseorang agar mereka mau melakukan suatu hal yang kita inginkan. Kalimat ini umumnya ditandai dengan adanya kata ajakan, seperti ayo, mari, dan lainnya.

 

c.     Kalimat Perintah Larangan, umumnya ditujukan untuk melarang seseorang dalam melakukan sesuatu. Kalimat perintah larangan biasanya memiliki ciri-ciri yaitu menggunakan kata perintah “jangan”.

 

d.    Kalimat Perintah Permintaan, Merupakan kalimat yang berisi tentang sebuah perintah yang ditujukan pada seseorang untuk melakukan suatu hal. Jenis kalimat ini dipakai untuk sebuah permintaan atau permohonan yang sangat diharapkan oleh orang yang memerintah supaya dilakukan. Kata yang biasanya dipakai dalam kalimat perintah permintaan yaitu “tolong”, “harap”, “mohon”, dan lainnya.

 

e.     Kalimat Perintah Sindiran, Kalimat perintah ini biasanya digunakan untuk menyindir seseorang.

 

f.      Kalimat Perintah Mempersilahkan, merupakan kalimat yang berisi tentang mempersilahkan. Kalimat tersebut bertujuan untuk meminta seseorang untuk melaksanakan suatu hal. Akan tetapi dengan bahasa yang lebih sopan dan halus.

 

g.    Kalimat Perintah Saran, Kalimat ini merupakan kalimat yang berisi mengenai saran dengan cara meminta seseorang untuk melakukan hal yang kita inginkan. Jenis kalimat perintah yang satu ini ditandai dengan adanya kata sebaiknya atau seharusnya.

 

h.    Kalimat Perintah Informasi, merupakan kalimat yang diucapkan dalam bentuk penjelasan atau informasi. Jenis kalimat perintah ini kerap digunakan sebagai kalimat perintah yang diucapkan secara tidak langsung.

 

 

B.   *Kalimat Seruan*

 

Menurut Abdul Chaer dalam bukunya yang berjudul Sintaksis Bahasa Indonesia, kalimat seru atau interjektif adalah kalimat yang menyatakan emosi, seperti kagum, kaget, terkejut, takjub, heran, marah, sedih, gemas, kecewa, tidak suka, dan sebagainya.

 

Oleh karena itu, kalimat ini biasanya digunakan untuk mengungkapkan rasa atau emosi yang dimiliki oleh seseorang. Jenis kalimat ini biasanya menggunakan sebuah klausa yang diawali dengan kata seru, seperti wah, nah, aduh, ah, hah, alangkah, dan sebagainya.

 

 

Pengertian Kalimat Seru, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Balai Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pengertian dari kata kalimat adalah satuan bahasa yang bersifat seperti ujaran yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan.

 

Kalimat seru adalah kalimat yang isinya mengungkapkan kekaguman perasaan. Karena rasa kagum berhubungan dengan sifat, maka kalimat seru dibentuk dari kalimat statif.

 

 

Kalimat seruan merupakan suatu kalimat yang bertujuan untuk mengungkapkan ekspresi yang ada di dalam diri seseorang, entah itu kekaguman, kemarahan, kekecewaan, perintah, dan lain sebagainya. Sama seperti kalimat perintah, kalimat seruan juga termasuk ke dalam jenis-jenis paragraf berdasarkan fungsinya.

 

 

1. *Ciri-ciri yang melekat pada kalimat Seruan*

a. Adanya penggunaan tanda seru (!) di akhir kalimatnya.

b. Intonasinya terkadang naik terkadang turun tergantung dari ekspresi apa yang hendak disampaikannya.

c. Bertujuaan untuk mengungkapkan ekspresi yang ada di dalam diri seseorang, entah itu kekaguman, kebahagian, kebingungan, kemarahan, hingga kesedihan.

d. Kalimat seruan juga bisa berfungsi sebagai kalimat ajakan dan juga larangan laiknya kalimat perintah. Namun dua fungsi itu bukanlah fungsi utama dari kalimat seruan.

e. Mengandung beberapa contoh kata seru dalam kalimat di dalamnya, seperti wow, asyik, astaga, dan lain sebagainya.

f. Kalimat ini terkadang menggunakan kata jangan atau tolong di dalam kalimatnya. Namun, penggunaan kata ini di kalimat seruan tidaklah terlalu banyak digunakan seperti halnya pada kalimat perintah.

g. Kata-katanya tidak terlalu sering menggunakan partikel -lah atau -kan di dalamnya.

 

2. *Penggunaan Kalimat Seru*

 

Penggunaan kalimat seru biasanya terjadi ketika seseorang mengekspresikan perasaan atau emosi yang dimilikinya.

 

3. *Struktur Kalimat Seru*

 

Kalimat seru sangatlah mudah dikenali karena jenis kalimat ini menggunakan pola dan struktur yang sangat simpel. Beberapa pola atau struktur kalimat seru adalah:

 

a.     Balikan urutan kalimat dari Subjek – Predikat menjadi Predikat – Subjek.

b.    Tambahkan partikel –nya pada Predikat.

c.     Tambahkan kata seru di depan Predikat.

 

4. *Fungsi Kalimat Seru*

 

a. Kalimat seruan digunakan  untuk mengungkapkan ekspresi yang ada di dalam diri seseorang. Meski begitu, terkadang kalimat seruan bisa juga dipakai untuk memerintah atau juga mengajak laiknya kalimat perintah. Hanya saja, kedua fungsi itu tidaklah terlalu dominan.

b. Penggunaan Kata-Kata atau Imbuhan Tertentu di Dalamnya. kalimat seruan lebih banyak menggunaan berbagai kata seru di dalamnya, meski terkadang juga menggunakan kata jangan/atau dan juga partikel -lah/-kan di dalamnya.

 

5.    *Pengertian Kata Kerja Imperatif*

 

Pengertian kata kerja imperatif merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan dalam dua poin.

 

-        Pertama, kata kerja imperatif yakni bersifat memerintah atau memberi komando; mempunyai hak memberi komando; bersifat mengharuskan.

-        Kedua, kata kerja imperatif berarti bentuk perintah untuk kalimat atau verba yang menyatakan larangan atau keharusan melaksanakan perbuatan: pergilah! Bantulah!.

 

Kerja imperatif yakni kata kerja yang fungsinya digunakan untuk memberi perintah, larangan, ajakan, seruan, ataupun pembiaran suatu tindakan. Di mana kata kerja imperatif bisa diawali dengan kata jangan, tolong, silahkan, ambilkan, ayo, temukan!, ikutilah!, pergilah! 

 

 

*Ciri-Ciri Kata Kerja Imperatif*

 

1.    Kata kerja imperatif dalam kalimat biasanya ditandai dengan tanda seru (!) Ataupun tanda titik (.) Pada akhir kalimatnya.

2.    Di awal kalimat kata kerja imperatif umumnya juga mengandung kata -imbuhan ­-lah, -kan, ataupun -i.

3.    Pengucapan kata kerja imperatif dalam kalimat cenderung lebih tegas ataupun jelas kepada lawan bicara.

4.    Pengucapan kata kerja imperatif dalam kalimat dapat memiliki sifat kalimat perintah halus ataupun kalimat perintah yang kasar namun tergantung pada siapa lawan bicaranya.

 

Kenyataan ini menunjukan bahwa dalam praktik komunikasi interpersonal sesungguhnya, makna imperatif dalam bahasa Indonesia tidak hanya diungkapkan dengan konstruksi lainnya. Makna pragmatik imperatif sebuah tuturan tidak selalu sejalan dengan wujud konstruksinya, melainkan ditentukan oleh konteks situasi tutur yang menyertai, melingkupi, dan melatarinya (Rahardi, 2005:5).

 

Tuturan imperatif yang disampaikan oleh penutur dan diterima mitra tutur itu menuntut reaksi atau tanggapan. Reaksi yang diharapkan lazimnya dapat berupa tanggapan verbal maupun tanggapan nonverbal, atau gabungan dari keduannya yang kesemuanya berwujud tindakan.

 

Untuk menyatakan maksud tertentu, sosok imperatif di dalam bahasa Indonesia dapat pula diwujudkan dengan bentuk pasif. Pemasifan tuturan imperatif lazimnya mengandung makna lebih formal dan lebih santun dibandingkan dengan tuturan imperatif yang tidak berbentuk pasif.

 

Kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia dapat juga berbentuk negatif, kalimat imperatif yang demikian itu lazim disebut dengan kalimat larangan.

Untuk memperhalus maksud tuturan imperatif di dalam bahasa Indonesia.

 

sosok kalimat imperatif itu dapat pula dinyatakan dengan membubuhkan awalan Men-. Imperatif di dalam bahasa Indonesia biasanya juga digunakan bersama dengan kata-kata atau ungkapan tertentu yang lazim disebut penanda penanda kesantunan misalnya, yakni, ayo, biar, coba, harap, hendaklah, hendaknya, lah, mari, mohon, silakan, dan tolong.

 

Penggunaan penanda kesantunan yang demikian pada tuturan imperatif akan dapat dengan jelas menunjukan apakan tuturan imperatif itu merupakan tuturan imperatif permintaan, harapan, dan sebagainya

 

 

*Wujud Imperatif*  

Rahardi (2005) menjelaskan bahwa wujud imperatif mencakup dua macam hal, yaitu

1.     Wujud Imperatif Formal atau Struktural,

Wujud Imperatif formal Wujud formal imperatif adalah realisasi maksud imperatif dalam bahasa Indonesia menurut ciri struktural atau formalnya. Secara formal, tuturan imperatif dalam bahasa Indonesia meliputi dua macam perwujudan, yakni

a.      imperatif aktif,

Imperatif Aktif Imperatif aktif dalam bahasa Indonesia dapat dibedakan berdasarkan penggolongan verbanya menjadi dua macam, yakni imperatif aktif yang berciri tidak transitif dan imperatif aktif yang berciri transitif.

(1). Imperatif Aktif Tidak Transitif Imperatif aktif di dalam bahasa Indonesia dapat berciri tidak transitif. Imperatif yang demikian dapat dengan mudah dibentuk dari tuturan deklaratif, yakni dengan menerapkan ketentuan

a. menghilangkan subjek yang lazimnya  persona kedua seperti Anda, Saudara, kamu, kalian, Anda sekalian, Saudara sekalian, kamu sekalian, dan kalian-kalian; b.  mempertahankan bentuk verba yang dipakai dalam kalimat deklaratif itu seperti apa adanya; dan

c.  menambahkan partikel –lah pada bagian tertentu untuk memperhalus maksud imperatif aktif tersebut.

 

(2)Imperatif Aktif Transitif Untuk membentuk tuturan imperatif aktif transitif, tuturan imperatif aktif tidak transitif tetap berlaku. Perbedaannya adalah untuk membentuk imperatif aktif transitif, verbanya harus dibuat tanpa berawalan me-N.

 

 

b. Imperatif pasif.

Imperatif Pasif Di dalam komunikasi keseharian, maksud tutran imperatif lazim dinyatakan dalam tuturan yang berdiatesis pasif. Digunakan bentuk tuturan yang demikian dalam menyatakan maksud imperatif karena pada pemakaian imperatif pasif itu, kadar suruhan yang dikandung di dalamnya cenderung menjadi rendah.

 

Kadar permintaan dan kadar suruhan yang terdapat di dalam imperatif itu tidak terlalu tinggi karena tuturan itu tidak secara langsung tertuju kepada orang yang bersangkutan. Dalam pemakaian tuturan imperatif pasif terdapat maksud penyelamatan muka yang melibatkan muka si penutur maupun diri si mitra tutur

 

*Wujud imperatif pragmatik atau nonstructural*.

 

Bentuk Tuturan Pragmatik Imperatif,  Bentuk pragmatik adalah realisasi maksud imperatif dalam bahasa Indonesia apabila dikaitkan dengan konteks situasi tutur yang melatarbelakanginya. Makna pragmatik imperatif tuturan yang demikian itu sangat ditentukan oleh konteksnya.  Konteks yang dimaksud dapat bersifat ekstralinguistik dan dapat pula bersifat intralinguistik.

 

Ada tujuh belas macam makna pragmatik imperatif didalam bahasa Indonesia sebagai berikut:

a. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Perintah Pada tuturan ini menggunakan sebuah kalimat perintah dalam tuturannya. Dalam hal ini si penutur memerintah kepada si mitra tutur untuk melakukan apa yang diperintah oleh si penutur.

b. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Suruhan (coba) Pada tuturan imperatif yang bermakna suruhan dapat ditandai oleh pemakaian penanda kesatuan coba.

c. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Permintaan (tolong, minta, mohon) Pada tuturan imperatif yang mengandung makna pragmatik imperatif permintaan biasanya ditandai dengan penanda kesantunan tolong atau frasa yang bermakna minta.

d. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Permohonan (mohon, -lah) Pada tuturan imperatif yang mengandung makna permohonan biasanya ditandai dengan ungkapan penanda kesantunan mohon. Selain ditandai dengan hadirnya penanda kesantunan itu, partikel –lah juga digunakan untuk memperhalus kadar tuturan imperatif permohonan.

e. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Desakan (ayo, mari, harap, harus) Tuturan imperatif dengan makna desakan menggunakan ungkapan penanda kesantunan ayo dan mari. Selain itu, kadang-kadang digukan juga kata harap atau harus untuk member penekanan maksud desakan tersebut.

f. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Bujukan (ayo, mari, tolong) Tuturan yang mengandung makna desakan ini ditandai dengan penanda kesantunan ayo atau mari, selain itu, juga diungkapkan dengan penanda kesantunan tolong.

g. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Imbauan (-lah, harap, mohon) Pada tuturan yang mengandung makna imbauan digunakan partikel –lah dan juga sering digunakan bersama dengan ungkapan penanda kesantunan harap dan mohon.

h. Tuturan Yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Persilaan (silakan, dipersilakan) Pada tuturan yang mengandung makna persilaan digunakan penanda kesantunan silakan, selain itu digunakan pula bentuk bentuk pasif dipersilakan untuk menyatakan maksud pragmatik imperatif persilaan itu.

i. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Ajakan (mari, ayo) Tuturan yang bermakna ajakan ini ditandai dengan penanda kesantunan mari dan ayo. Kedua macam penanda kesantunan itu masing-masing memiliki makna ajakan.

j. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Permintaan Izin (mari, boleh) Tuturan yang mengandung makna permintaan izin biasanya ditandai dengan penanda kesantunan mari atau boleh.

k. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Mengizinkan (silakan) Tuturan yang mengandung makna imperatif mengizinkan ditandai dengan pemakaian ungkapan penanda kesantunan silakan.

l. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Larangan (jangan) Pada tuturan yang bermakna larangan ditandai dengan pemakaian penanda kesantunan jangan.

m. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Harapan (harapan, semoga) Tuturan yang mengandung makna harapan ditunjukkan dengan penanda kesantunan harap dan semoga.

n. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Umpatan Dalam tuturan yang mengandung makna umpatan biasannya ditemukan pada komunikasi seharian.

o. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Pemberian Ucapan Selamat Tuturan yang mengandung makna pemberian u capan selamat sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia bahwa pada peristiwaperistiwa tertentu, biasanya anggota masyarakat bahasa Indonesia saling menyampaikan ucapan salam atau ucapan selamat kepada anggota masyarakat lain.

p. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Anjuran (hendaknya, sebaiknya) Tuturan yang bermakna anjuran ditandai dengan penanda kesantunan kata hendaknya dan sebaiknya.

q. Tuturan yang Mengandung Makna Imperatif ‘ngelulu’. Tuturan yang mengandung makna ngelulu berasal dari bahasa Jawa yang maknanya seperti menyuruh kepada mitra tutur melakukan sesuatu namun sebenarnya yang dimaksud adalah melarang melakukan sesuatu.

 

 

 

*Kata Kerja Imperatif dalam Kalimat Berisi Larangan*

 

Agar memudahkan memahami pengertian kata kerja imperatif, berikut ini ada beberapa contoh kata kerja imperatif dalam kalimat. Contoh kata kerja imperatif dalam kalimat sebagai berikut bisa membantumu memahami kata kerja imperatif.

 

Berikut ulasannya tentang contoh kata kerja imperatif dalam kalimat.

1. Dilarang membuang sampah di sini!

2. Jangan makan sambil jalan!

3. Dilarang merokok!

4. Jangan membuang sampah sembarangan!

 

 

*Kata Kerja Imperatif Berisi Perintah Tolong dan Silahkan*

 

Contoh kata kerja imperatif dalam kalimat berikutnya adalah kalimat berisi kata perintah tolong dan silahkan. Adapun contoh kata kerja imperatif dalam kalimat berisi perintah tersebut dapat kalian simak melalui ulasan di bawah ini.

1. Tolong ambilkan minum di dapur!

2. Tolong tutup jendela itu!

3. Silahkan duduk di sini!

4.Silahkan datang lagi di pagi hari!

5. Adik tolong ambilkan payung di ruang tamu karena di luar hujan!

 

*Kata Kerja Imperatif dalam Kalimat Ajakan*

 

Sedangkan contoh kata kerja imperatif dalam kalimat berisi ajakan dapat kalian simak melalui ulasan di bawah ini. Berikut beberapa referensi contoh kata kerja imperatif dalam kalimat berisi perintah ajakan.

 

1. Ayo menanam pohon!

2. Tuangkan satu sendok tepung ke dalam mangkuk!

3. Mohon jangan bertindak tergesa-gesa!

4. Jagalah kebersihan ruang kelas!

5. Pergilah jika sudah selesai!

6. Bantulah Ani sebelum pulang!

7. Biarkan aku sendiri!

8. Mintalah surat izin sebelum pergi!

9. Bersihkan meja setelah makan!

10. Dengarkanlah nasihat ibu!

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar