*“
SAHABAT DAN PERSAHABATAN DALAM GHIBAH DAN FITNAH “*
Oleh
: Ustadz Taka
*“Seorang Muslim adalah
saudara muslim lainnya, ia tidak menzaliminya, merendahkannya, menyerahkan
(kepada musuh) dan tidak menghinakannya.” (HR Muslim)*
*“Sebaik baik sahabat di
sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap temannya dan sebaik baik
jiran di sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap jirannya.” (HR
Al-Hakim)*
Seorang
sahabat sejati tidak akan menjatuhkan martabat sahabatnya didepan orang lain.
Sebaik – baik sahabat adalah orang yang bisa menyimpan rahasia kejelekan
sahabatnya. Diantara kita dalam persahabatan sering kita berkumpul dan bertukar
pengalaman, namun tidak boleh Ghibah. Di dalam hadist dijelaskan bahwa ghibah adalah perbuatan yang
dilarang. Ghibah sendiri berarti kita membicarakan dan menyebutkan kejelekan
orang lain yang padahal seharusnya tidak perlu dibuka atau yang ia tidak sukai.
Tentu tidak ada satu orang pun yang suka dighibahi oleh orang orang yang lain,
karena seperti menusuk dari belakang.
Perbuatan
yang merusak persahabatan salah satunya adalah Ghibah. Orang yang ghibah
sendiri tentu bukan berniat untuk mencari kebenaran atau memecahkan suatu
permasalahan, akan tetapi hanya untuk sekedar melampiaskan dan memuaskan hawa
nafsu untuk membicarakan kejelekan orang lain. Tentu saja hal ini harus
diwaspadai karena walaupun kejelekan tersebut adalah sebagai fakta atau
kenyataan, akan tetapi hal ini sangat berpotensi bergeser menjadi fitnah yang
lebih besar. Ingat bahwa Fitnah lebih beesar dosanya karena Fitnah lebih kejam
dari pembunuhan.
Allah
Ta’ala berfirman.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا
“Hai orang-orang yang
beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian
tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-car kesalahan
orang lain” [Al-Hujurat : 12]
Dalam
ayat ini terkandung perintah untuk menjauhi kebanyakan berprasangka, karena
sebagian tindakan berprasangka ada yang merupakan perbuatan dosa. Dalam ayat
ini juga terdapat larangan berbuat tajassus. Tajassus ialah mencari-cari
kesalahan-kesalahan atau kejelekan-kejelekan orang lain, yang biasanya
merupakan efek dari prasangka yang buruk. Karena GHibah akan menuju pada
fitnah.
Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda.
إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ
الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا
وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا
“Berhati-hatilah kalian
dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta
ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling
memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci.
Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara”
Bagaimana
Ghibah terjadi, perbuatan ghibah terjadi karena tingkat pemahaman terhadap hakikat Ghibah
rendah adalah faktor paling berpengaruh, dengan tinggi persebaran Ghibaah di
antara kita. Jadi, Islam menawarkan tabayyun saat berhadapan dengan sebuah
kabar berita, tapi penekanan dari proses ini adalah kehati-hatian adalah hal
paling dikedepankan pertama kali sebelum proses tabayyun.
Tanpa
kehati-hatian, proses tabayyun juga bisa saja terjebak atau tersilap dalam
menelisik kabar yang memiliki proximity (kedekatan) dengan kelompok yang
disasar dari kabar tersebut. Jadi, jangan sampai mengedepankan emosi dalam
bersahabat karena akan merusak persahabatan.
Sujudku pada Mu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar