*“
JASA GURU TERLUPAKAN ATAU SUDAH DILUPAKAN ? “*
*Oleh : Pak Pur*
*Guru tak pernah meminta kita untuk
membalas budinya, tak pernah meminta untuk terus diingat namanya, tak pernah
diminta membalas jasanya. Hanya satu pinta mereka, jadilah yang terbaik di
antara orang-orang yang terbaik. Mereka bangga jika kita menjadi orang sukses,
mereka bangga jika kita menjadi orang pintar, mereka bangga jika kita menjadi
seorang pemimpin dunia. Namun ketika itu terjadi, di manakah nama guru-guru
kita?*
Seorang siswa
sudah lupa dengan nama Gurunya. Ini salah satu fenomena yang terjadi Zaman Now ini. Guru memang sudah dilupakan,
bukan terlupakan. Kata terlupakan bisa berarti terjadi tanpa kesengajaan,
tetapi dilupakan artinya dilakukan dengan sengaja. Hampir semua memang sengaja
melupakan peran dan jasa guru. Ketika kita bisa membeli mobil dan bertemu guru
dengan Motor tuanya, adakah hati ingin
berhenti untuk menanyakan kabar?
Lebih dicibir
lagi ketika ada siswa yang bercita-cita untuk menjadi seorang Guru, dengan refleks semua
akan mentertawakan. Ngapain jadi guru, gaji kecil, mau makan aja susah? Terlalu
banyak kesengajaan yang dilakukan untuk melupakan peran dan jasa seorang Guru. Sudah
saatnya kita bangkit dan bergerak untuk menghargai para Guru yang telah lahir
di Indonesia. Kita perjuangkan mereka sebagai balas budi kita. Karena tanpa
seorang Guru mungkin kita tidak bisa seperti saat ini.
Masih ingatkah
kita pada sosok guru yang paling berjasa dalam hidup kita? Pernahkah kita
menyempatkan diri untuk bersilaturahmi dengannya? Guru salah satu Sosok yang paling berjasa dalam hidup kita, namun
sering kita lupakan begitu saja. Padahal jasanya sangat besar, dengan
menjadikan kita benar-benar menjadi seorang manusia seperti sekarang ini.
Berkat jasa beliau
kita bisa mengenal huruf, menyambung huruf menjadi suku kata kemudian menjadi
kata dan dirangkai ke dalam bentuk kalimat. Selain itu, Ia mengenalkan angka 0
sampai 9. Dengan caranya yang unik, Ia membimbing kita bagaimana caranya
memegang pensil yang benar, bagaimana cara duduk yang benar, dll. Tentunya kita
masih ingat juga saat Ia menyuruh membuat pagar-pagaran, kita pun merasa asyik
sampai kertas satu halaman pun penuh. Padahal jika kita renungkan sekarang,
pembuatan pagar-pagaran tersebut adalah untuk melatih kita menulis angka satu.
Namun, begitu
sombongnya diri kita dengan mudah melupakan beliau. Seringkali yang kita ingat
hanya guru yang Galak. Padahal luar
biasanya jasa beliau tetapi sering terlupakan. Seorang presiden, gubernur, para
pejabat, pengusaha, dll., bahkan pengangguran pun tidak terlepas dari peran
sertanya sewaktu mengenyam di bangku sekolah.
Guru, pahlawan
tanpa tanda jasa. Pahlawan yang selalu ada di sisi kita. Pahlawan yang selalu
mengingatkan kita. Pahlawan yang selalu menyinari kita dari gelapnya dunia.
Sosok teladan hidup yang menginspirasi, memotivasi serta menjadi mentor
penerang lika-liku hidup ini. Apakah semua orang masih ingat dengan guru kita?
Pernahkah kita menyebut namanya? Pernahkah kita mengagungkan namanya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar