“ Dusta
Ku, Dustamu, Dusta Kita, Dusta Manusia”
Oleh : Ustadz Taka
Surah Ar-Rahman (Arab: الرّحْمنن)
adalah surah ke-55 dalam al-Qur'an.
Surah ini tergolong surat makkiyah, terdiri atas
78 ayat. Dinamakan Ar-Rahmaan yang berarti Yang Maha Pemurah berasal
dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada ayat pertama surah
ini. Ar-Rahman adalah salah satu dari nama-nama Allah. Sebagian besar dari surah
ini menerangkan kepemurahan Allah swt.
kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak
terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Ciri khas surah ini adalah kalimat berulang 31 kali Fa-biayyi
alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban (Maka nikmat Tuhanmu yang
manakah yang kamu dustakan?) yang terletak di akhir setiap ayat yang
menjelaskan karunia Allah yang diberikan untuk manusia.
Surat
Ar-Rahman Ayat 13
تُكَذِّبٰنِ رَبِّكُمَا اٰلَاۤءِ فَبِاَيِّ
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Tafsir
Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin
Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) Maka nikmat manakah dari
nikmat-nikmat Tuhan kalian berdua (wahai jin dan manusia) baik nikmat dunia
atau nikmat akhirat, yang kalian dustakan?
Dan betapa bagus jawaban jin saat Nabi membacakan surat ini
kepada mereka, setiap kali beliau membaca ayat ini, mereka berkata, “Tidak,
tidak ada satu pun dari nikmat-nikmatMu, wahai Tuhan kami, yang kami dustakan.
Segala puji bagiMu.” Demikian sepatutnya seorang hamba, bila nikmat-nikmat dan
karunia-karunia Allah dibacakan kepadanya, hendaknya dia mengakuinya,
mensyukurinya, dan memujiNya karenanya.
Mari perhatikan
bahwa Allah menggunakan kata "DUSTA", bukan kata "INGKAR".
Hal ini menunjukkan bahwa nikmat yg Dia berikan kepada manusia itu tidak bisa
diingkari keberadaannya.Dusta berarti menyembunyikan kebenaran, dusta sangat
dekat dengan kesombongan yang acap tolak kebenaran dan menyepelekan hal lain
kecuali dirinya.
Maka nikmat Tuhan
yg mana lagi yg kita dustakan? Janganlah alpa bahwa kenikmatan yang mengalir
sejak lahir, ada Dia yg selalu hadir. Harta, pasangan hidup, anak/cucu, kebun
subur, perniagaan makmur, bahkan seteguk hirupan nafas pun ada peran RahmanNya.
Ingatlah pula, semua nikmat itu akan ditanya di hari kiamat kelak. (At Takatsur:
8) ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ
ٱلنَّعِيمِ "Sungguh kamu pasti akan ditanya pada hari itu akan
nikmat yg kamu peroleh saat ini"
bacalah ayat dalam Surat Fushshilat [41]: 50,
bacalah ayat dalam Surat Fushshilat [41]: 50,
وَلَئِنْ أَذَقْنَاهُ رَحْمَةً
مِنَّا مِنْ بَعْدِ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ هَٰذَا لِي وَمَا أَظُنُّ
السَّاعَةَ قَائِمَةً وَلَئِنْ رُجِعْتُ إِلَىٰ رَبِّي إِنَّ لِي عِنْدَهُ
لَلْحُسْنَىٰ ۚ فَلَنُنَبِّئَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِمَا عَمِلُوا
وَلَنُذِيقَنَّهُمْ مِنْ عَذَابٍ غَلِيظٍ
Yang artinya:
"Dan jika Kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat dari Kami sesudah dia
ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata: "Ini adalah hakku, dan aku tidak
yakin bahwa hari kiamat itu akan datang"
Kita adalah mahluk
pelupa, dan Allah mengingatkan kita berulang-ulang ...maka nikmat Tuhan manakah
yang kamu dustakan? Sudah siapkah kita menjawab dan mempertanggungjawabkannya ?
"Dan jika kamu menghitung nikmat-nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan
sanggup menghitungnya" (An-Nahl: 18)
وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعْمَةَ
ٱللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
Tak patutkah kita bersyukur kepada-Nya? Ucapkan
Alhamdulillah, stop mengeluh & jalani hidup berma'rifat ibadah ikhlas
sebagai bagian dari rasa syukur kita.
"La in syakartum laa
adziidanakum wa la'in kafartum inna azabi lasyadid" Sungguhjika (kamu)
bersyukur pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari
(nikmat-KU) maka sesungguhnya azab-KU akan sangat pedih". (QS. Ibrahim
ayat 7).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar