*” Peristilahan Antonim dalam Bahasa Indonesia”*
Pak R. Purwantaka
Antonim adalah
hubungan semantik antara dua buah satuan ujaran yang maknanya menyatakan
kebalikan, pertentangan, atau kontras antara yang satu dengan yang
lainnya. Lebih sederhana, antonim adalah suatu kata yang berlawanan makna
dengan kata lain.[2] Antonim
disebut juga dengan lawan kata. ( Wikipedia.Id )
Sebagai pengguna bahasa , kita
sering kurang jeli dengan kosa kata yang kita gunakan apakah sudah sesuai atau
belum dengan kaidah bahasa Indonesia. Pemakaibahasa Indonesia kurang cermat
dalam menggunakan katakata yang bertentangan, akan menimbulkan kesalahpahaman
atau kurang bisa dicerna makna sesungguhnya. Terutama dalam penggunaan kata
Antonim.
Dalam pemakaian bahasa, sering
kali kita temui adanya tata hubungan makna atau relasi makna antara sebuah kata
atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi.Tata
hubungan makna atau relasi makna menyangkut hal sinonimi,
antonimi,polisemi,hiponimi.Istilah relasi makna dipakaii oleh Lyons(1977:277),
Sedangkan Cruse memakai istilah
relasi semantik leksikal. Cruse (1987:86) menyatakan bahwa relasi semantik
leksikal mencakup antonimi,hiponimi, dan sinonimi. Selain itu, ia juga
menegaskan bahwa pada dasarnya relasi makna mencakup dua tipe,yaitu
paradigmatic dan sintagmatik. Sekarang kita lihat apakah benar yang dikatakan
bahwa antonim sama dengan pertentangan, sebagaimana selama ini ditulis dalam beberapa
buku semantik.
(Cruse 1987:197—214) membedakan
antara kata pertentangan dan kata antonim karena pertentangan makna mencakupi
kekomplementeran, keantoniman, kesebalikan,dan arah.
*Kekomplementeran.*
Kekomplementeran adalah perihal pertentangan yang ditandai dengan adanya
perangkat leksem yang hanya memiliki dua anggota.Jika menyatakan satu anggota
berarti pengingkaran dari anggota yang satu lagi.Misalnya: Laki-laki:perempuan
*Keantoniman*. Keantoniman
adalah perihal pertentangan yang ditandai dengan adanya penarafan (gradable).
Pada umumnya kata-kata yang berantonim dapat ditambahkan kata sangat,agak,
sekali,kurang,dan sebagainya. Contohnya: Besar:kecil
*Kesebalikan*, Kesebalikan
adalah perihal pertentangan yang ditandai dengan kemunculan leksem yang satu
mensyaratkan adanya leksem yang lain. Contohnya: suami:istri
Arah Arah dan ruang adalah
perihal pertentangan yang ditandai oleh gerakan dalam satu garis
lurus.Pertentanganini terdiri atas pertentangan anti podal seperti
utara:selatan dan pertentangan orthogonal seperti utara:barat.
Tarigan(1985:41—49)mengatakan
antonim itu beranekaragam yang dapat diklasifikasikan atas beberapa pasangan: a
(pasangan komplementer), b (pasangan perbandingan, c (pasangan relasional),
d (pasanganresiprokal,dan e
(pasangan hiponim).
MenurutCruse(1986:197)
pertentangan mencakup komplementer, antonim, kesebalikan,dan arah. Pateda
(1989:95) mengatakan bahwa antonim adalah leksem-leksem yang berlawanan
maknanya dan biasanya teratur dan dapat diidentifikasi secara tepat.
Leksem-leksem itu dikategorikan adjektiva yang dapat digunakan untuk menyatakan
tingkat perbandingan atau untuk menyatakan kualitas sesuatu.
Selain itu,ia juga menyebutkan
tingkat perbandingan yang disebut ketertarafan (gradability). Chaer (1990:91)
mengatakan hubungan makna antara dua buah kata yang berantonim bersifat dua
arah. Di pihak lain,dia membedakan oposisi menjadi : a.oposisi mutlak,
b.oposisi kutub , c.oposisi hubungan, d.oposisi hierarkial , e.oposisi majemuk
*Komparatif* Sejati (truecomparative)
Komparatifsemu berkaitan pada satu anggota pasangan, tetapi anggota lain
memiliki komparatif sejati:
Contoh yang lain : baik:buruk,
cantik:jelek, halus:kasar, sopan:kasar .
*Antonim lurus* (polarantonyms) Ciri-ciri antonim lurus adalah
sebagaiberikut. a.Netral dari sudut pandang penilaian,
b.Bersifatdeskriftif-objektif,dan c.Dapat dijenjangkan menurut satuan-satuan
yang lazim seperti derajat,sentimeter,inci, kaki.
Contoh lain: tinggi:rendah
sulit:mudah dalam:dangkal tebal;tipis cepat:lambat
*Antonim tumpang tindih* (overlappingantonyms)
Ciri-ciriantonim tersebut adalah
sebagaiberikut. a. bersifat evaluatif (mengandung cirri penilaian) yang satu
antonym dari yang lain , b. bersifat penghargaan dan pencelaan.
*Antonim
setimbang*
(equipollent antonyms) Ciri-ciri antonim tersebut adalah sebagai berikut.
a.Berkenaan dengan cerapan indra yang subjektif atau dengan emosi; b.Berkenaan
dengan reaksi subjektif yang mengandung penilaian; c.Tidak berkenaan dengan
reaksi objektif . Contoh lain: manis;asam senang:sedih bangga:malu-malu
baik;nakal
*Antonim privative* (privative antonyms) Ciri-ciri antonim tersebut
adalah relasi berkontras antara dua leksem, yakni salah satu diantaranya
memiliki cirri positif tertentu, sedangkan yang lain menunjukkan ketiadaan
sifat itu. Contohnya: cakep;jelek istri:janda aman:bahaya suami:duda
bersih:kotor
Macam Antonim menurut ( Wikipedia. id )
*Antonim Taksonomis.* Antonim
taksonomis berarti pertentangan makna yang bersifat mutlak. Misalnya, kata hidup dan mati' Ada
batasan yang jelas dan tegas antara kata hidup dan mati.
Sesuatu yang hidup tentu belum mati, dan sesuatu
yang mati pasti tidak hidup.
*Antonim Kekutuban.* Dalam
antonim kekutuban, tidak selalu terdapat pertentangan yang mutlak . Antonim ini
bersifat relatif atau bergadrasi. Hal ini dikarenakan karena batasan makna kata
satu dan lainnya tidak dapat ditentukan dengan jelas dan tegas. Misal,
kata besar dan kecil.
*Antonim Relasional* Antonim
relasional bermakna hubungan pertentangan yang bersifat relasi. Artinya, kata
yang satu muncul akibat kata lainnya. Misal, suami x istri; jual x beli.
*Antonim Hierarkial.* Anotonim
hierarkial muncul dari pertentangan makna antara kata yang berada dalam satu
garis jenjang atau hierarki[1]. Misal, gram x kilogram; tamtama
x bintara.
*Antonim Majemuk.* Di
dalam bahasa Indonesia, mungkin ada satu ujaran yang memilki pasangan antonim
lebih dari satu. Misal, kata berdiri. kata berdiri dapat berantonim dengan kata
duduk, tidur, tiarap, dan jongkok. Hal semacam ini dinamakan antonim majemuk
*Penggunaan
Prefix untuk Antonim Kontras.* Prefix atau imbuhan kata dapat
digunakan untuk membuat suatu ant onim. Contoh dari pembentukan antonim dengan
menggunakan prefix adalah sebagai berikut : 1. “anti-“, bacterial menjadi antibacterial,
2. “dis-“, berarti “not” atau lawan kata atau “lack of something”.
approve menjadi disapprove. 3. “in-“, definite menjadi indefinite,
Contohnya imbuhan lainnya : “il-“, “im-“, “ir-“, “mis-“, “re-“, dan
sebagainya.
*Antonim berpasangan:* kata-kata yang secara makna jelas bertentangan
karena didasarkan pada makna pasangannya sehingga tidak bisa dipertentangkan
tanpa kehadiran makna pasangannya. Jika salah satu unsur dinegatifkan, tidak
secara serta-merta memunculkan pasangannya. Contoh: (ber)-dosa - suci (tidak
(ber)-dosa =suci), istri - suami (bukan istri = suami), pembeli - penjual
(bukan pembeli = penjual)
*Antonim melengkapi:* kata-kata yang secara makna bertentangan,
tetapi kehadiran makna salah satu kata bersifat melengkapi kehadiran makna yang
lain. Contoh: pertanyaan – jawaban, mencari – menemukan
*Antonim berjenjang:* kata-kata yang secara makna mengandung
pertentangan, tetapi pertentangan makna ini bersifat berjenjang/bertahap/bertingkat.
Contoh: dingin - hangat – panas, kaku - lentur – elastic. mahal - wajar – murah.
Menurut Merdeka.Com . Antonim
dibedakan menjadi :
*Antonim
kembar*, yaitu antonim yang melibatkan pertentangan antara dua kata.
Contoh: hidup dan mati
*Antonim majemuk,* yaitu antonim yang melibatkan pertentangan
antara banyak kata. Contoh: Sepatu itu tidak hijau. Kalimat itu mencakup
pengertian bahwa sepatu itu putih, sepatu itu cokelat, dan sebagainya.
*Antonim gradual,* yaitu pertentangan dua kata dengan melibatkan
beberapa tingkatan. Contoh: Rumah itu sederhana. Contoh kalimat di atas bisa
bermakna: nggak mewah dan sangat sederhana.
*Antonim hierarkis,* yaitu pertentangan antara kata-kata yang
maknanya berada dalam posisi bertingkat. Contoh: Januari-Februari-Maret, April,
dan sebagainya.
*Antonim relasional,* yaitu pertentangan antara dua buah kata yang kehadirannya
saling berhubungan. Contoh: adik-kakak
Menurut
Belajar Bahasa. Id. Antonim mempunyai jenis, yaitu
*Antonim Berpasangan*,
Antonim kembar adalah antonim yang melibatkan pertentangan antara dua kata.
Contohnya adalah kata hidup yang berlawanan dengan mati.
*Antonim Majemuk,* Antonim majemuk adalah
antonim yang melibatkan banyak kata. Contohnya adalah kalimat rumah itu
berwarna merah yang berlawanan dengan rumah itu berwarna
hijau.
*Antonim Gradual*, Antonim gradual
adalah antonim yang memiliki tingkatan dalam pertentangan. Contohnya
adalah rumah mewah x rumah sederhana.
*Antonim Hierarkis,* Antonim hierarkis
yaitu antonim yang pertentangan katanya dalam posisi bertingkat. Contohnya
adalah Januari x Februari.
*Antonim Relasional,*
Antonim relasional yaitu antonim yang kedua katanya saling berhubungan.
Contohnya adalah kata suami dan istri.
Menurut
Suladi (2014), yang dimaksud dengan antonim adalah oposisi makna dalam pasangan
leksikal yang dapat dijenjangkan. Secara umum, antonim memiliki beberapa ciri
sebagai berikut.
Antonim
penuh dengan kejenjangan (kebanyakan adjektiva dan beberapa verba).Anggota
tingkat pasangan menunjukkan beberapa ciri peubah seperti kepanjangan,
kecepatan, ketelitian, dan sebagainya.Untuk menyatakan agak/lebih dan sangat,
anggota pasangan yang bergerak dalam pertentangan arah, panjang skala
memperlihatkan tingkat ciri peubah yang relevan.Lebih lanjut Suladi menjelaskan
bahwa keantoniman dapat dibagi menjadi lima, yaitu sebagai berikut.
1.
*Oposisi mutlak,* Oposisi mutlak merupakan
pertentangan makna secara mutlak, seperti hidup dan mati.
2.
*Oposisi kutub,* Oposisi kutub merupakan
pertentangan tidak mutlak, tetapi bergradasi atau terdapat tingkat-tingkat
makna pada kata-kata tersebut. Contoh oposisi kutub di antaranya kaya-miskin,
besar-kecil, jauh-dekat, panjang-pendek, tinggi-rendah, terang-gelap,
luas-sempit.
3.
*Oposisi relasional,* Dalam oposisi relasional
(hubungan) ini, makna kata-kata yang beroposisi bersifat saling melengkapi.
Artinya, kehadiran kata yang satu karena ada kata yang lain yang menjadi
oposisinya. Tanpa kehadiran keduanya, oposisi ini tidak ada. Contoh oposisi
relasional di antaranya menjual-membeli, suami-istri, mundur-maju,
pulang-pergi, pasang-surut,
memberi-menerima, belajar-mengajar, ayah-ibu, guru-murid, atas-bawah,
utara-selatan, buruh-majikan.
4.
*Oposisi hierarki,* Makna kata yang beroposisi
hierarki ini menyatakan suatu deret jenjeng atau tingkatan. Oleh karena itu,
kata-kata yang beroposisi ini adalah kata-kata yang berupa nama satuan ukuran
(berat, panjang, dan isi), nama satuan hitungan dan penanggalan, dan nama
jenjang kepangkatan. Contoh oposisi hierarki di antaranya meter-kilometer,
kuintal-ton, prajurit-opsir. Oposisi bertingkat ini dikenal juga
dengan istilah antonim bertingkat.
5.
*Oposisi majemuk,* Oposisi majemuk merupakan suatu
kata yang beroposisi dengan lebih dari satu
kata, seperti berdiri dengan kata duduk, berbaring, tiarap, berjongkok.
Oposisi majemuk ini dikenal juga dengan istilah antonim majemuk.
Fromkin
& Rodman (1983: 193) serta Heatherington (1980: 139-140) membedakan antonim
menjadi lima macam yaitu antonim komplementer, antonim perbandingan (gradable),
antonim relasional, antonim resiprokal, dan hiponim.
a. *Antonim Komplementer.* yaitu pasangan yang saling melengkapi. Yang satu
tidaklah lengkap atau tidak sempurna bila tidak dibarengi oleh yang satu lagi. Hidup
= tidak mati, Mati = tidak hidup.
b. *Antonim Gradable* (perbandingan), Suatu
antonim dapat disebut sebagai antonim gradable apabila penegatifan suatu kata
tidaklah bersinonim dengan kata yang lain. Sebagai contoh, seseorang yang tidak
senang tidak perlu atau belum tentu sedih. Atau dengan
singkat dapat dirumuskan: Tidak senang ≠ sedih, Begitu pula: Tidak
sedih ≠ senang
c. *Antonim Relasional,* Antonim yang memperlihatkan kesimetrisan
dalam makna anggota pasangannya disebut antonim relasional, karena
antara anggota pasangan antonim itu terdapat hubungan yang sangat erat. Contoh:
Guru − murid, atau pengajar − pelajar
disebut antonim relasional
d. *Antonim Resiprokal*, Ada pula sejenis
antonim
yang mengandung pasangan yang berlawanan atau bertentangan dalam makna tetapi
juga secara fungsional berhubungan erat; hubungan itu justru hubungan timbal
balik. Antonim
seperti ini disebut antonim
resiprokal. Contoh yang jelas adalah pasangan kata: membeli-menjual. Kedua kata
ini berlawanan maknanya tetapi secara fungsional berhubungan erat sacara timbal
balik. Saya menjual kepada kamu, dan kamu membeli dari saya.
e. *Antonim berhiponim.* Antonim yang
sering dipakai dan memang penting dalam nomenklatur (tatanama) ilmiah, dan
dalam analisis semantik,
disebut hiponim. Dalam hiponim ini, sebenarnya salah satu dari pasangan kata
itu tidaklah berlawanan atau bertentangan sepenuhnya dengan yang satu lagi,
tetapi justru yang satu mencakup yang lain.Contoh: Vertabrata
mencakup ikan, reptile (binatang melata), dan mamalia, Gedung
mencakup pencakar langit,rumah besar, rumah, dll
Perlu kita sadari benar bahwa
pembagian ragam antonim atas pasangan-pasangan komplementar, gradable,
relasional, resiprokal, dan hiponim itu tidaklah bersifat mutlak, artinya lebih
bersifat relatif. Suatu pasangan antonim tidak harus hanya
termasuk pada satu jenis antonim tertentu saja, tetapi mungkin saja
dimasukan kedalam dua atau lebih ragam antonim.
DAFTARPUSTAKA Bright, William.
1992. International EncyclopediaofLinguistics.New York:
CambridgeUniversityPress. Chaer, abdul. 1990. Semantik Bahasa
Indonesia.Jakarta.RinekaCipta. Cruse,D.A.1987.LexicalSemantics:New 50
MEDANMAKNA Vol.5 Hlm.45--49 September2008 ISSN1829-9237
York:CambridgeUniversityPress. Kempson,R.M.1977.Semantic Theory.
Cambridge:CambridgeUniversityPress. Leech, G. 1974. Semantics. Australia:
PenguinBooks Lyons,John.1977.Semantics.New York: CambridgeUniversityPress
Ogden, f.R. 1972. Opposition. London: IndianaUniversityPress Palmer, F.R. 1976.
Semantics: A New Introduction.CambridgeUniversityPress
Pateda,Mansoer.1989.SemantikLeksikal. Jakarta:NusaIndah SapirE.1944.On
Grading:a study in semantics. Saeed,John I.1997.Semantics.China: BlackweelPublishersLtd.
Tarigan,Henry Guntur.1985.Pengajaran Semantik.Bandung:Angkasa Ullmanss, S.
1962. Semantics: An IntroductiontotheScienceofmeaning. Oxford:BasilBlackwell
Aminuddin. 1988. Semantik
Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: C.V. Sinar Baru.
Chaer, Abdul.
2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul.
2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Faizah, Hasnah.
2010. Linguistik Umum. Pekanbaru: Cendikia Insani.
Padeta, Mansoer.
2001. Semantik Leksikal. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Parera,J.D. 2004. Teori
Semantik. Jakarta: Erlangga.
Sartuni, Rasjid dkk. 1987. Bahasa
Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Nina Dinamika.
Tarigan, Henry Guntur.
2009. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa.
Varhaar. 1992. Pengantar
Linguistik.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar