*“GURU, MANUSIA MEMANUSIAKAN MANUSIA “*
Oleh : Pak Pur
Sebutan guru menjadi beban tersendiri bagi mereka yang
menyandangnya. Betapa tidak sejak, dahulu guru dikenal sebagai orang yang
cerdas dan berbudi luhur. Bahkan pada masa kerajaan Hindu-Budha, guru berasal
dari kasta tertinggi, yaitu Brahmana. Pada masa itu posisi guru sangat penting
karena mereka mengajarkan segala hal yang berhubungan dengan agama serta kitab
suci.
Definisi guru sendiri menurut UU No. 14 tahun 2015 pasal 1
ayat 1 adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, melatih,menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan pada
pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
menengah.
Jika kita melihat dari
kurikulum bahwa tujuan pendidikan
yang diharapkan untuk menjadikan pendidikan yang mampu melakukan perubahan pada
perilaku sisiwa. Yang memiliki karakter baik serta mampu menghadapi tantangan
zaman. Namun, kenyataan di lapangan, walaupun perubahan kurikulum ini cukup
lama, belum memberikan dampak yang siginifikan untuk kualitas pendidikan yang
lebih baik, sebagaimana dalam tujuan
pendidikan untuk *“ memanusiakan manusia”*
Guru harus menjadi sosok yang digugu dan ditiru segala
ucapan dan sikapnya menjadi teladan bagi muridnya. Walau tak dapat dipungkiri
bahwa guru juga adalah manusia biasa yang memiliki kekurangan layaknya manusia
pada umumnya. Namun adalah bebarapa hal yang harus disadari oleh seorang
pendidik agar tetap menjadi panutan dan membuat posisi guru tetap bernilai di
mata masyarakat.
Banyak kejadian dalam dunia pendidikan yang dikotori oleh
tingkah siswa yang kurang terpuji. Berani dengan guru, melawan guru, bahkan
sampai akan membunuh guru. Berbagai perilaku tersebut telah mengabaikan sisi
kemanusiaan sering memunculkan gejala tidak memanusiakan manusia lagi. Bahkan,
manusia hari ini tidak lagi dipandang sebagai yang harus dimuliakan.
Bahkan, banyak manusia dijadikan obyek dalam banyak hal, oleh
manusia lain. Rasa cinta dan kasih sayang telah hilang, manusia cenderung ganas
terhadap sesamanya. Mereka menjadi mudah marah, emosional, suka menfitnah,
menghasut, bahkan membunuh karakter dan fisik manusia lain. Penyebab dari
perilaku manusia yang tidak mencerminkan karakter yang baik tersebut ternyata
Allah menciptakan manusia dari empat unsur, yaitu: minal ma’i (dari air), minal
tin (dari tanah), minal riyh (dari Angin) dan minal naar (dari api).
terlepas dari sistem pendidikan
atau kualitas pendidikan kita, jika guru lebih memahami tugasnya yang
"memanusiakan manusia" ini. tidak akan ada guru yang hanya menjadikan
pekerjaannya sebagai alat pemenuhan kebutuhan saja. tapi juga sebagai profesi.
Mengemban tugas yang berat walaupun kadang terbentur gaji yang belum bisa
memenuhi sepadan dengan profesinya memanusiakan manusia.
Pekerjaan memanusiakan manusia seperti yang dilakukan
guru bahasa mengajarkan bahasa kasih
sebagai dasar komunikasi dan kolaboratif umat manusia.Guru agama dan, budi
pekerti membentuk rasa religius peserta didik untuk semakin memuliakan Tuhan dengan memulihkan harkat dan martabat
manusia. Para guru informatika membentuk peserta didik semakin mumpuni dan
humanis. Para guru PKN membentuk peserta didik untuk menjadi manusia
demokratis, menguatkan ideologi kebangsaan dengan menanamkan nilai-nilai
Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Dan masih banyak lagi guru-guru yang lain
yang berkomitmen memanusiakan manusia.
Karena menjadi
guru itu tidak gampang, dan cuma sedikit guru yang memang menjadi
"guru". Guru wajib mempunyai
peranan penting terhadap generasi penerus bangsa. Ia sebagai tonggak pembangkit
suatu peradaban untuk mencapai kejayaannya, karena suatu peradaban pastilah
diawali adanya suatu pemikiran dimana kita sepakat bahwa sedang mempertahankan
peradaban yang mana tak lain buah pemikiran-pemikiran oleh pendiri bangsa ini.
https://inakoran.com/pendidikan-karakter-peran-guru-memanusiakan-manusia-indonesia-di-era-4-0/p10295
https://www.kompasiana.com/sikancil/551fd878a333113f31b66e73/guru-dalam-catatan-memanusiakan-manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar