*Tinjauan Kalimat Interogatif dalam Tataran Sintakmatik*
Kalimat adalah satuan bahasa lengkap
karena mempunya maksud dan dapat dipahami. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Chuillon
(1985 : 15) “La phrase est un ensemble
des mots qui suivent un ordre
plus ou moins fixe et communiquent une information” (kalimat merupakan satu kesatuan
kata yang tersusun
dan menyatakan satu informasi).
Dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia (TBBI), kalimat adalah satuan bahasa
terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik – turun dan keras – lembut, disela jeda,
dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupuan asimilasi bunyi
ataupun proses fonologis lainnya.
Dalam
wujud tulisan, kalimat dimulai dengan hurup kapital dan diakhiri dengan
tanda baca, titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!).
Kalimat menurut
Bloomfield (Parera, 1991 : 12): “a maximum form in any utterance, is a sentence. Thus, a sentence
is a form which in givens utterance is not part of a larger
constructions”. Kemudian Hockel (Parera,
1991 : 2) membatasi kalimat
sebagai “a sentence is a gramatical form: a constitute
which is not a constituent”.
Sebuah kalimat telah dibentuk dari
banyaknya kata yang mendukung kalimat, tetapi
didasarkan pada intonasi. Ada empat macam intonasi final yaitu : (1) Intonasi
final berita, (2) Intonasi final tanya, (3) Intonasi final perintah
dan (4) Intonasi final seru.
Kalimat interogatif
adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi. Selain itu kalimat interogatif juga diartikan sebagai kalimat yang
digunakan untuk menanyakan sesuatu dalam negosiasi.
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), kalimat interogatif adalah menunjukkan atau sesuatu yang mengandung pertanyaan. Sehingga
dapat diartikan bahwa kalimat interogatif adalah bentuk kalimat yang mengandung
dan menunjukkan pertanyaan.
Kalimat interogatif disebut juga dengan kalimat tanya. Interogatif adalah bentuk verba atau tipe kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan pertanyaan. Kalimat ini mengandung intonasi dan makna pertanyaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, V).
Dalam buku Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis, Ramlan (2005:28) menjelaskan kalimat tanya ialah berfungsi untuk menanyakan sesuatu.
Lindawati dalam jurnal
berjudul Indonesian Interrogative Sentences: a Study of Forms and Functions
(2016) menyebutkan bahwa kalimat interogatif tidak hanya terlihat dari struktur
kalimatnya, namun juga sikap pembicara saat mengajukan pertanyaan.
·
Menurut
de Saussure yang dimaksud dengan hubungan sintagmatik adalah hubungan yang
terdapat diantara unit-unit bahasa secara konkret (in presentia). Ferdinand de Saussure (Wikipedia
bahasa Indonesia)
Dalam pendekatan sintagmatik, suatu teks diperhatikan dari segi
keterhubungan urutan peristiwa dan urutan kata yang menimbulkan makna.
·
John R.Firth (1890-1960), seorang linguis Inggris,
menyebut hubungan sintagmatik itu dengan istilah struktur, dan hubungan
paradigmatik itu dengan istilah sistem. Verhaar (1978) berpendapat istilah
struktur dan sistem itu lebih tepat untuk digunakan daripada sintagmatik dan
paradigmatik, sebab kedua istilah itu dapat digunakan atau diterapkan pada
tataran bahasa
Beberapa ciri-ciri kalimat
interogatif, yaitu:
-
Terdapat tanda
Tanya di ujung kalimat
-
Mengandung kata
tanya (5W+1H atau apa, kapan, di mana, kenapa, siapa, dan bagaimana)
-
Jika tidak
mengandung kata, Menggunakan imbuhan –kah
-
Membutuhkan
jawaban Intonasi nada yang bertanya
*Ciri-Ciri Kalimat Interogatif (Kalimat
Tanya)*
Ada pun ciri-ciri
kalimat interogatif, yaitu sebagai berikut:
- Kalimat interogatif selalu diakhiri dengan tanda baca tanya (?)
- Kalimat interogatif mengandung kata tanya atau (5W+1H), seperti apa, siapa,
kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana
- Pada bahasa lisan, kalimat interogatif memiliki pola intonasi bernada naik
Kalimat interogatif biasanya digunakan untuk meminta jawaban “ya” atau “tidak”
atau meminta informasi mengenai sesuatu dari lawan bicara atau pembaca
- Partikel kah- yang ditambahkan pada partikel penanya adalah untuk mempertegas
pertanyaan itu. Misalnya: Apakah ibu sudah makan?
*Fungsi Kalimat Interogatif (Kalimat
Tanya)*
Seperti kalimat lain, bahwa kalimat interogatif (kalimat tanya) juga
memiliki fungsi dan kegunaan dalam bahasa Indonesia. Lalu, apa saja fungsi
tersebut, yaitu sebagai berikut:
- Pertama, kalimat interogatif ialah berfungsi untuk menanyakan sesuatu
(Ramlan, 2005). - Kedua, kalimat interogatif juga digunakan untuk meminta
jawaban berupa penjelasan, informasi, atau konfirmasi.
- Ketiga, selain digunakan untuk meminta jawaban, kalimat interogatif berfungsi untuk tujuan-tujuan tertentu. Tujuan ini disebut dengan kalimat tanya tersemar.
- Selanjutnya, dalam kalimat tanya retoris bahwa kalimat interogatif berfungsi untuk mengajukan pertanyaan tanpa memerlukan jawaban.
Kalimat tanya dihadirkan untuk
memperoleh jawaban yang diharapkan oleh penanya. Chaer (2006) membedakan
kalimat tanya berdasarkan reaksi jawaban yang diharapkan, di antaranya;[2]
1.
Kalimat tanya yang meminta pengakuan
atau jawaban ya atau tidak/ bukan, kalimat tanya ini hanya membutuhkan jawaban
iya atau tidak sehingga tidak perlu penjelasan dari yang menjawab pertanyaan.
Biasanya kalimat tanya ini ada dalam sebuah survei yang
hanya menyediakan jawaban iya atau tidak. Contoh: Apakah anda
sudah bekerja?, hanya ada dua jawaban atas pertanyaan tersebut yakni sudah atau
belum.
2.
Kalimat tanya yang meminta
keterangan mengenai salah satu unsur kalimat. Biasanya kalimat tanya ini,
digunakan untuk menyakan keterangan yang dibutuhkan oleh penanya.
Penggunaan apa, untuk menanyakan benda, contoh: - Apa isi
tasmu? - Apa yang sedang kau bawa?
Penggunaan kata tanya siapa, untuk
menanyakan orang. Contoh: - Siapa nama gadis itu? -
Siapa saja yang akan berangkat ke Kebumen? Penggunaan kata tanya dimana, untuk
menanyakan keberadaan. Contoh: - Di mana kamu membeli bunga
itu? - Di mana kamu menaruh buku catatanku?
Penggunaan kata tanya kapan, untuk
menanyakan waktu. Contoh: - Kapan kamu akan melanjutkan
studi? - Kapan kamu mengerjakan tugas ini? Penggunaan kata
tanya berapa, untuk menanyakan jumlah atau banyaknya.
Contohnya: - Berapa uang sakumu? - Berapa banyak
saudaramu yang bekerja?
3.
Kalimat tanya yang meminta alasan.
Kalimat tanya ini hadir karena adanya suatu sebab akibat yang menayakan sebuah
alasan. Biasanya kalimat tanya ini diawali dengan kata tanya mengapa atau kenapa. Contoh: -
Mengapa kamu pergi ke Surabaya? - Mengapa dia
mengejarmu sampai ke sini? Kalimat diatas membutuhkan alasan atas pertanyaan
yang diberikan.
4.
Kalimat tanya yang meminta pendapat
atau buah pikiran orang lain. Kalimat ini hadir untuk mendapatkan pendapat dari
orang lain atas apa yang ia ingin lakukan. Jawaban atas pertanyaan ini biasanya
akan sesuai dengan pengetahuan dan ide dari penjawab.
Terkadang kalimat tanya ini diawali dengan kata tanya bagaimana. Contoh: -
Apa pendapatmu mengenai berita semalam? Bagaiamana cara
kalian menyelamatkan diri dari banjir bandang tersebut? Penjawab akan menjawab
pertanyaan tersebut sesuai dengan pendapat dan pengetahuaannya.
5.
Kalimat tanya yang menyungguhkan.
Kalimat tanya ini mengharapkan jawaban untuk menguatkan yang ditanyakan. Oleh
karena itu, jawaban yang diharapkan adalah “ya” atau “betul”. Contoh: - Kamu
sudah berkuliah, bukan? - Ia yang dahulu pernah kecelakaan, bukan? Secara
eksplisit kata jawaban “ya” atau “betul” itu tidak diucapkan.
Dalam bahasa Indonesia
ada empat cara untuk membentuk kalimat tanya dari
kalimat berita :
(1)
Dengan menentukan partikel penanya „apa‟,
yang dibedakan dari kata tanya
„apa‟. Contoh : Dia direktur
di perusahaan itu.
Apa dia direktur di perusahaan itu ?
(2)
Dengan membalikkan susunan kata (Inversi)
Contoh : Dia dapat pergi sekarang.
Dapatkah dia pergi sekarang
?
(3)
Dengan
menggunakan kata bukan (kah) atau tidak (kah)
Contoh
: Dia sakit
Dia sakit,
bukan ? Bukankah
dia sakit?
(4)
Dengan menggunakan intonasi menjadi naik.
Contoh : Dia pergi ke Medan Dia pergi ke Medan ?
*Kalimat
Interogatif Menurut Tujuannya*
- Kalimat tanya informasi : membutuhkan informasi yang
singkat, jelas, dan sederhana. Contoh : Siapa yang
sakit?
2. Kalimat tanya ya atau tidak : kalimat tanya ini perlu jawaban sekedar ya atau tidak saja. Contoh : Apakah kamu memukul korban?
3.
Kalimat
interogatif positif : sifatnya
menanyakan sesuatu dengan nada yang positif. Contoh : Apakah kamu tahu tentang kasus perampokan kemarin?
4.
Kalimat
interogatif negatif : Kalimat interogatif negatif mengandung kata negatif
seperti bukankah dan tidak. kalimat
interogatif negatif bertujuan mengkonfirmasi sesuatu yang telah diketahui
penanya pada orang yang ditanya: Tidak bisakah anda hadir?
5.
Kalimat
interogatif retorika adalah kalimat tanya yang tidak membutuhkan jawaban,
karena si penanya telah tau jawabannya. Kalimat tanya retorika ditanyakan hanya
untuk memberikan efek penekanan, menarik perhatian, dan juga jika orang yang
ditanya tidak menjawab pertanyaan sebelumnya dengan jelas : Apa kamu tidak
mendengar saya?
6.
Kalimat
interogatif terbuka adalah pertanyaan interogatif yang meminta jawaban sesuatu
secara mendetail. Dalam pertanyaan interogatif terbuka biasanya didapatkan asumsi, pandangan,
maupun informasi yang berbeda untuk setiap orangnya : Apa pendapatmu
tentang kebijakan yang baru keluar kemarin?
*Kalimat Interogatif Menurut
Isinya*
1. *Kalimat Interogatif Meminta
Pengakuan*
Merupakan kalimat yang meminta
jawaban berupa pengakuan dari pihak yang ditanya. Kalimat ini diawali dengan
kata tanya “apakah” dan meminta jawaban “ya” atau “tidak” dari orang yang
ditanya.
Contoh :
- Apakah kau yang mencuri sandal
ini?
- Apakah Anda mengenalnya?
2. *Kalimat Interogatif untuk
Meminta Keterangan*
Adalah kalimat tanya yang meminta
jawaban berupa keterangan yang sesuai dengan kata tanya yang mengawali kalimat
tersebut. Misalnya: jika diawali dengan kata “mengapa”, maka pertanyaan
tersebut mempunyai maksud untuk meminta keterangan sebab. Berikut ini adalah
beberapa kata tanya beserta maksud keterangannya.
Nomor |
Kata Tanya |
Untuk Menanyakan Keterangan |
1 |
Apa |
Maksud, tujuan, nama benda, dan profesi |
2 |
Siapa |
Nama orangt |
3 |
Mengapa |
Sebab, alasan, latar belakang |
4 |
Dimana |
Alamat, tempat, tujuan, arah |
5 |
Kapan |
Keterangan waktu |
6 |
Bagaimana |
Proses atau alur dari sebuah kejadian |
Contoh
kalimat interogatif meminta keterangan: Kapan kau akan berangkat ke Bali? (pertanyaan)
3. *Kalimat Interogatif Positif*
Salah satu kalimat interogatif yang
mengandung pernyataan yang positif.
Contoh : Apa yang membuatmu bahagia
saat ini?
4. *Kalimat Interogatif Negatif*
Merupakan salah satu kalimat
interogatif yang mengandung pernyataan negatif dan terdapat kata tidak dan bukan di
dalam kalimatnya.
Contoh : Mengapa bukan aku yang dipilih
sebagai ketua OSIS?
5. *Kalimat Interogatif Retorika*
Kalimat ini merupakan jenis kalimat
interogatif yang tidak butuh ditanggapi dengan jawaban. Hal ini disebabkan
karena jawabannya sudah diketahui oleh semua orang. Kalimat retorika hanyalah
sebagai penegas dari jawaban tersebut.
Contoh : Apakah perjalanan kita
cukup sampai disini?
6. Kalimat Interogatif Terbuka
Adalah kalimat yang memungkinkan
jawaban yang berbeda dari tiap orang yang ditanyai dengan kalimat ini.
Perbedaan tersebut disebabkan oleh persepsi, pandangan, dan pengetahuan setiap
orang yang berbeda dalam memahami suatu masalah atau peristiwa.
Contoh : Apa pendapat Anda mengenai
produk ini?
*Jenis Jenis Kalimat interogatif berdasarkan Tujuan*
Kalimat interogatif diklasifikasikan
menjadi 15 macam. Berikut uraian tentang jenis jenis kalimat interogatif :
1. Kalimat interogatif untuk diakui
atau untuk diingkari
Pertanyaan – pertanyaan semacam ini
hanya dikenali dari intonasinya. Terlebih dalam bahasa lisan,
sering dijumpai banyak pertanyaan untuk diakui atau diingkari.
Pengakuan dan pengingkaran dapat dilihat
dari kata tanya yang digunakan yaitu “apa, apakah, bolehkah, sudahkah”.
Pengakuan dibuktikan dengan jawaban “iya, ya, boleh, sudah”. Sedangkan
pengingkaran dapat dibuktikan dengan jawaban “tidak, belum, bukan”.
Contoh Kalimat interogatif untuk
diakui atau untuk diingkari
- Bolehkah aku menyalakan radio
kencang – kencang di studio rumahmu?
2. *Kalimat interogatif untuk
memperoleh keterangan*
Kalimat interogatif jenis ini selalu
diawali kata tanya, seperti : “mengapa, bagaimana apa siapa dimana, kemana,
berapa kapan” dan sebagainya dan diakhiri tanda tanya. Jawaban pertanyaan ini
bisa berupa keterangan atas pertanyaan yang ditanya. Berikut rincian kata tanya
beserta keterangan masing – masing kata tanya tersebut.
Kata tanya |
Untuk menanyakan keterangan |
Mengapa |
Penyebab, latar belakang, alas an |
Bagaimana |
Proses, cara, prosedur, keadaan,
alur cerita, rangkaian kejadian |
Apa |
Nama benda, tujuan atau maksud,
profesi |
Siapa |
Nama Orang |
Dimana/kemana |
Tempat, arah, tujuan, alamat |
Berapa |
Jumlah, frekuensi/tingkat
keseringan |
Kapan |
Waktu (detik, menit, jam, hari,
bulan, tahun, era, windu, abad) |
3. *Kalimat Interogatif Positif*
Kalimat Interogatif positif
merupakan kalimat pertanyaan yang mengandung pernyataan positif. Contoh
kalimat interogatif positif : Kapan kamu berangkat ke Grobogan?
4. *Kalimat Interogatif Negatif*
Kalimat Interogatif Negatif
merupakan kalimat pertanyaan yang mengandung penyataan negatif yang ditandai
dengan kata tidak ataupun bukan.
Contoh Kalimat interogatif negative
: Mengapa ruangan ini didesain tidak
sesuai dengan ukuran yang disepakati?
5. *Kalimat Interogatif Retorika*
Kalimat interogatif retorika atau
kalimat tanya tak bertanya maksudnya adalah kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan
jawaban, hal ini karena jawaban pertanyaan tersebut sudah diketahui jawabannya
dan kalimatnya sudah menjadi kalimat yang lengkap. Kalimat interogatif retorika
sifatnya penegasan terhadap sesuatu dalam bentuk kalimat tanya.
Contoh Kalimat Interogatif Retorika
: Apakah kami di sana hanya untuk
bermalas – malasan?
6. *Kalimat Interogatif dengan
Jawaban Ya / Tidak*
Kalimat Interogatif ini merupakan
jenis kalimat pertanyaan yang hanya membutuhkan salah satu jawaban ya atau
tidak.
Contoh kalimat Interogatif dengan
jawaban ya / tidak : Apakah dompet ini milikmu?
7. *Kalimat Interogatif Terbuka*
Kalimat interogatif terbuka
merupakan kalimat pertanyaan yang memungkinkan jawaban berbeda dan lebih dari
satu.
Contoh Kalimat Interogatif Terbuka: Mengapa orang – orang berkumpul di sini?
8. *Kalimat Interogatif dengan Kata
Tanya “Apa”*
Kalimat interogatif dengan kata
tanya apa digunakan untuk menanyakan keterangan Nama benda, maksud atau tujuan,
profesi.
Contoh Kalimat Interogatif dengan
Kata Tanya “Apa” : Apa + yang + kata pelaku :
9. *Kalimat Interogatif dengan Kata
Tanya “Mengapa atau Kenapa”*
Kalimat interogatif dengan kata
tanya mengapa atau kenapa digunakan untuk menanyakan keterangan penyebab, latar
belakang, alasan.
Contoh Kalimat Interogatif dengan
Kata Tanya “mengapa atau kenapa” : Kenapa
+ kata ganti :
10. *Kalimat Interogatif dengan Kata
Tanya “Kemana atau Dimana”*
Kalimat interogatif dengan kata
tanya kemana atau dimana digunakan untuk menanyakan keterangan tempat, arah,
alamat, tujuan.
Contoh Kalimat Interogatif dengan
Kata Tanya “Kemana atau Dimana”: Kemana
+ pelaku :
11. *Kalimat Interogatif dengan Kata
Tanya “Siapa”*
Kalimat interogatif dengan kata
tanya mengapa atau kenapa digunakan untuk menanyakan nama orang.
Contoh Kalimat Interogatif dengan
Kata Tanya “Siapa”: Siapa + yang :
12.*Kalimat Interogatif dengan Kata
Tanya “Bagaimana”*
Kalimat interogatif dengan kata
tanya bagaimana digunakan untuk menanyakan keterangan proses, cara, prosedur,
keadaan, alur cerita,
rangkaian kejadian.
Contoh Kalimat Interogatif dengan
Kata Tanya “Bagaimana”: Bagaimana
+ kata
13.*Kalimat Interogatif dengan Kata
Tanya “Berapa”*
Kalimat interogatif dengan kata
tanya berapa digunakan untuk menanyakan keterangan jumlah, frekuensi atau
tingkat keseringan.
Contoh Kalimat Interogatif dengan
Kata Tanya “Berapa”: Berapa + kata benda :
14. *Kalimat Interogatif dengan Kata
Tanya “Kapan”*
Kalimat interogatif dengan kata tanya
kapan digunakan untuk menanyakan keterangan waktu (detik, menit, jam, bulan,
tahun, hari, era, windu, abad)
Contoh Kalimat Interogatif dengan
Kata Tanya “Kapan”: Kapan + Kata ganti :
15. Kalimat Interogatif dengan
Tambahan Sufiks –kah
kalimat interogatif dengan
menggunakan kata berimbuhan –kah. cara membuat kalimat ini seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya dengan susunan kalimat yang terdiri dari kata keterangan
kemudian ditambah imbuhan akhir –kah.
Kalimat interogatif ini hanya
memerlukan dua pilihan jawaban antara iya dan tidak, walaupun diekspresikan
dengan kata lain seperti boleh, sudah, sanggup, belum, bisa, harus, mampu,
salah, benar, dll, namun pada intinya jawabannya bermakna mengiyakan atau
mengingkari.
Contoh Kalimat Interogatif dengan
Tambahan Sufiks –kah.:
Bolehkah kami berkunjung ke Ancol
setelah mengunjungi Trans Studio Bandung?
Menurut Kunjana Rahardi
dalam buku Pragmatik (2005:79) jawaban“ya","tidak","sudah",
"belum", dan
"bukan" disebut juga interogatif total.
Contoh kalimat
interogatif total :
-
Apakah
Anda mengenali petugas?
-
Apakah
Anda memahami kesalahan Anda?
Sedangkan yang menuntut
jawaban berupa informasi disebut juga dengan interogatif parsial.
Contoh kalimat
interogatif parsial :
-
Mengapa
Anda menyerahkan kendaraan atau STNK begitu saja kepada petugas?
-
Siapakah
yang menerima atau menolak tuduhan? Siapakah yang menyelesaikan surat
permohonan bantuan ke luar negeri Belanda?
16. KALIMAT TANYA
TERSAMAR
Kalimat tanya tersamar adalah kalimat tanya yang
diajukan secara tidak langsung bukan untuk menggali informasi, klarifikasi, dan
konfirmasi, tetapi memiliki maksud lain.
Maksud tersembunyi tersebut di antaranya :
a. memohon
Contoh :
Sudikah Anda mampir ke rumahku?
b. meminta
Contoh:
Masakan Anda kelihatannya sangat enak?
c. menyuruh
Contoh :
Saya sangat senang jika Anda mau mengerjakan
tugas ini.
d. mengajak
Contoh :
Siapkah kamu berangkat malam ini?
e. merayu
Contoh :
Siapa yang bisa menolak diajak makan oleh wanita
secantik kamu?
f. mengejek
Contoh:
Pantes aja jelek begini, Siapa dulu yang
ngerjain?
g. meyakinkan
Contoh :
Haruskah aku berjanji agar kamu percaya?
h. menyetujui
Contoh :
Mana mungkin saya menolak ajakanmu?
i. menyanggah
Contoh :
Apakah tidak lebih baik kita tanyakan dulu duduk
permasalahannya?
j. menawarkan sesuatu
Contoh :
Masih adakah yang perlu saya bawakan?
*Pola
Struktur Kalimat Interogatif*
1. kalimat tanya yang meminta
pengakuan ya-tidak, atau ya-
bukan memiliki pola strukutr
kalimat: a) S + P + Ket + intonasi tanya,
b) S +P + Ket + Pel + intonasi tanya, c) S + P
+ Pel + intonasi tanya, d) S + P + O
+ intonasi tanya, e) S + P + intonasi tanya.
2. kalimat tanya yang menanyakan keterangan mengenai
salah satu unsur kalimat memiliki pola strukutur kalimat:
(a). yang
dibentuk dengan kata tanya mana:
- (1) S + F. Tny + Ket. + intonasi tanya
- (2) F. Tny + S + P + intonasi tanya
- (3) P + F. Tny + intonasi tanya
- (4) Ket + Kt.
Phb + F. Tny + intonasi tanya.
(b) yang
dibentuk dengan kata tanya berapa:
- (1) Ket + Kt. Tny + P + intonasi tanya
- (2) P + Ke t + Ket + Kt. Tny + intonasi tanya
- (3) F. Tny + P + intonasi tanya (4) S + P + intonasi
tanya.
( c) yang dibentuk
dengan kata tanya apa:
- (1) Kt. Tny + S + P + intonasi
tanya
- (2) S + P + Kt. Tny + intonasi tanya
- (3) S + Pel + Kt. Tny + intonasi tanya
- (4) Ket + Kt. Tny + S + P + O + Ket + intonasi
tanya
- (5) P + Kt. Tny + intonasi tanya
- (6) S + P + Pel + Ket + Kt. Tny + intonasi
tanya.
(d) yang dibentuk
dengan kata tanya siapa:
- (1) Ket + Kt.tny + S + P + intonasi tanya
- (2) S + Kt.tny + intonasi
tanya.
- (3) Kt. Tny + S + intonasi
tanya
- (4) S + P + O + Ket + Kt.tny + intonasi
tanya.
(e) yang
dibentuk dengan kata tanya kapan:
- (1) Kt.tny + S + P + O + Ket
+ intonasi tanya
- (2) Kt.tny + S + intonasi tanya.
(f) kalimat tanya yang menanyakan sebab atau alasan memiliki pola struktur kalimat:
(1) Kt.tny + S + P + intonasi tanya,
(2) Kt.tny + S + Ket + intonasi tanya.
(g) kalimat
tanya yang menanyakan pendapat atau buah pikiran orang lain memiliki pola struktur kalimat:
Kt.tny + S + intonasi
tanya.
Referensi:
- Alwi, Hasan, Soenjono Dardjowidjojo, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
- Ramlan. 2005. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: C.V Kayono.
- Kridalaksana, Harimurti, author. Kelas kata dalam bahasa Indonesia. ISBN 978-979-403-085-1. OCLC 883281349.
- Chaer, Abdul, 1942- author. Tata bahasa praktis bahasa Indonesia. ISBN 978-979-098-010-5. OCLC 956692605.
-
Booji, Geert. 2007. The Grammar of Word. An
Introduction to Morphology Second Edition. United State: Oxford University
Press.
-
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta:
Rineka Cipta.
-
Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa. Struktur
Internal, Pemakaian dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
-
Chandler, Daniel. 1994. Semiotics for Beginning
[web document] URL http: www//.aber.ac.uk/media/Documents/S4B/Accessed28/5/201.
-
Finch, Geoffrey. 2003. How to Study Linguistics:
A Guide to Understanding Language. New York: Palgrape Macmillan.
-
Finachiarro, M. 1980. Developing Communicative
Competence “A TEFL Autology. Washington D.C: International Communication
Agency.
-
Hartmann, R.R.K and F.C. Stork. 1972. Dictionary
of Language and Linguistics. London: Applied Science Publishers.
-
Haspelmath, Martin. 2002. Understanding
Morphology. London: Arnold.
-
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik
Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
-
Saragih, Amrin. 2003. Bahasa Dalam Konteks
Sosial. Fakultas Bahasa dan Seni-Unimed, Unpublished.
-
Saussure, Ferdinand, de. 1966. Course in General
Linguistics (terjemahan Wade Baskin). New York: Mc. Graw-Hill Book Company.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar