“Membangun Perilaku Positif, Di Lingkungan sekolah”
Oleh : R. Purwantaka.
Pengertian Positif menurut KbbI. Secara Adjektiva
(kata sifat), berarti Yakin.Bersifat nyata dan membangun. Menunjukkan adanya penyakit,
kondisi tertentu dan sebagainya (tentang hasil pemeriksaan).Lebih besar
daripada nol.Bermuatan listrik lebih tinggi
daripada yang lain (tentang kutub), yang merupakan sumber arus listrik. Positif
juga bisa berarti Pasti, Tegas, Tentu. Tidak menyangkal
(membantah dan sebagainya), Mengiakan (tentang kalimat, pernyataan, ucapan dan
sebagainya). Pengertian Positif secara Nomina (kata benda): Potret yang sudah
jadi (bukan klise atau film).
Lingkungan sekolah menjadi sorotan utama dalam berperilaku oleh masyarakat pada
umumnya. Karena di dalam sekolah dipandang sebagai lingkungan pendidikan yang
sarat dengan perilaku Moral yang baik. Pandangan yang demikian ini menjadi
beban berat bagi penghuni sekolah,dan semua yang berkecimpung di sekolah,
sehingga ada kesalahan sedikit saja tentang perilaku penghuni sekolah menjadi
bahan cercaan, olok-olk, serta cemooh.
Sebagai warga sekolah harus waspada dan bertindak
yang positif agar citra sekolah yang dianggap sebagai wahana moral tidak pudar
hanya karena Oknum. Membangunperilaku positif selalu diutamakan dan ditunjukkn
oleh penghuni sekolah. Karena warga sekolah tidak bisa menghindar dari Manusia
sebagai makhluk hidup yang ada di lingkungan
sosial. Wraga sekolah secara wajar memiliki perilaku
yang dapat diamati ataupun tidak dapat diamati. Perilaku manusia ini sendiri
terbagi menjadi dua yaitu persefektif, yaitu perilaku positif yang bisa
bermanfaat bagi orang lain serta perilaku negatif yang cenderung merugikan
orang lain.
Bagaimana membangun “Perilaku Positif” di era
sekarang ini? Nilai-nilai dan Norma agama yang ada sudah mengarahkan agar
seseorang berperiaku positif. Apabila seseorang tidak melakukan perilaku
positif biasanya sangsi datang dari masyarakat sendiri. Bukan sangsi fisik
seperti kekerasan yang didapatkan namun sanksi verbal dan bahkan bisa
dikucilkan apabila seseorang terindikasi tidak melakukan perilaku positif.
Berperilaku positif itu dibatasi oleh norma dan Aturan
yang sudah dibuat digunakan untuk menata perilaku-perilaku manusia. Apabila
seseorang berhasil dan bisa menaati pertauran yang sudah dibuat maka dia akan
melakukan suatu perilaku yang positif. Perilaku positif yang sudah dilakukan
akan memberikan kebermanfaatan yang besar untuk dirinya sendiri dan bahkan
untuk orang lain.
Kenyataannya untuk menciptakan bahkan melaksanakan
perilaku positif butuh tenaga ekstra. Dalam artian apabila seseorang ingin
melakukan kebaikan dan juga keteraturan memerlukan keberanian dan keikhlasan.
Suatu fenomena yang unik bisa terjadi, Apabila
seseorang sudah melakukan perilaku positif apakah lantas akan disenangi oleh semua
orang dan tidak akan dikucilkan? Pada praktikya belum tentu benar. Seseorang
yang melakukan tindakan positif dapat juga menggangu oknum-oknum teetentu.
Sehingga tidak bisa dipungkiri akan memiliki peluang tidak disenangi juga.
Membedakan antara perilaku positif yang didukung
oleh akal dan hati dan berperilaku positif hanya karena pingin terkenal. Hakikatnya
Warga sekolah sebagai makhluk sosial yang memiliki akal,nalar dan hati yang
digunakan untuk membedakan tindakan yang baik dan tindakan yang buruk. Oleh
karena itu manusia akan tetap cenderung melakuan tindakan yang benar terlepas
tindakanya itu menyertakan hati atau tidak.
Setiap orang punya cara dan pemikiran sendiri
tentang berperilku positif. Sebelum melakukan tindakan yang positif hendaknya
menanamkan pada diri sendiri untuk terus berpikiran positif dengan tidak
meninggalkan rasa, akal, dan hati. Perilaku positif akan lebih mudah
dilaksanakan apabila seseorang memiliki pikiran yang positif, meletakkan hati
diatas akal dan emosi sesaat.
Cara agar tujuan dari berperilaku positif tetap
tercapai harus memiliki motivasi yang
kuat bukan mencari nama baik tetati untuk menyelamatkan generasi muda dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu motivasi merupakan salah satu unsur yang
tidak bisa ditinggalkan apabila ingin memiliki perilaku yang positif. Motivasi
disertai hati tanpa pamrih untuk mempertinggi derjat diri sendiri termasuk
sifat baik yang dimiliki dan diterapkan pada setiap aspek kehidupan.
Dengan memiliki pandangan positif dan juga berperilaku
positif maka secara alami akan membuat diri merasakan kebahagiaan karena
bisa membahagiakan orang lain. tidak hanya diri sendiri yang bisa merasakan
kebahagiaan dampak dari berperilkau positif namun juga efeknya akan dirasakan
oleh orang-orang sekitar.
Perilaku positif tidak bisa dilaksanakan tanpa
dukungan orang lain namun sangat penting untuk menumbuhkannya dari diri sendiri
terlebih dahulu. Melatih kebiasaan untuk berperilaku positf juga penting tak
lupa melandasinya dengan terus berpikir positif dan juag arasa percaya diri
yang kuat.
Menumbuhkan perilaku positif untuk warga sekolah
bisa berupa : Menaati orang aturan sekolah secara tertulis maupun lisan. Membantu
orang orang lain yang sedang membutuhkan, menmberikan rasa kasih Sayang kepada
seluruh warga sekolah tanpa pandang jabatan dan keadaan , Menjaga nama baik
warga sekolah dengan berkata, berperilaku, dan memberitakan ke luar lingkungan
dengan berkata benar sesuai dengan fakta.
Implementasi dalam perilaku positif dapat
berupa Belajar dengan giat dengan mendisiplinkan diri terhadap hak dan
kewajiban masing masing, Menaati perintah guru yang sesuai dengan norma dan
aturan sekolah, Menyayangi sesama teman, Membantu guru maupun teman yang
mengalami kesulitan, Tidak meyontek, Menaati peraturan sekolah, Menjaga nama
baik sekolah, Membanggakan sekolah dengan perilaku yang benar di dalam dan di
luar sekolah. Displin dengan datang ke sekolah tepat waktu. Menjaga kebersihan
lingkungan sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar