*”Kalimat
Pragmatik Imperatif dalam Bahasa Tutur dan Tulis”*
*Kalimat imperative* adalah kalimat
yang bertujuan memberi perintah pada orang lain, atau untuk melakukan sesuatu.
Sebutan lain kalimat ini adalah kalimat perintah atau permintaan.
Ciri-ciri
kalimat imperatif
1.
Pemakaian
tanda seru (!) di akhir kalimat.
2.
Jika
diucapkan, kalimat perintah ini memakai intonasi tinggi.
3.
Dalam
bahasa Indonesia, kalimat imperatif bisa dikaitkan dengan suara keras menyuruh
orang, atau permohonan dengan intonasi halus.
4.
Selain
menyuruh, kalimat ini juga menjelaskan larangan akan sesuatu.
5.
Memiliki
tanda baca titik (.) pada kata perintah biasa Tanda baca seru (!) untuk
menandakan imperatif keras.
6.
Adanya imbuhan partikel -lah pada beberapa
kata tertentu seperti verba, adjektiva, dan adverbia.
7.
Adanya
imbuhan -kan dan -i yang dilekatkan di verba Kata-kata tertentu dari kalimat
imperatif seperti hendak, harap, mohon, ayo, coba, mari, tolong, biar
8.
Kalimat
imperatif dalam bahasa Indonesia dipakai untuk memerintah, memintar, atau
melakukan sesuatu yang diinginkan si penutur.
9.
Intonasi
kalimat perintah bisa berbeda mulai dari kasar sampai permohonan yang memakai
bahasa santun.
Kalimat
imperatif dibagi menjadi
1.
Kalimat
imperatif biasa, (Kalimat Imperatif Biasa Ciri-ciri kalimat imperatif biasa
yaitu memakai intonasi nada keras, didukung kata kerja dasar, dan ada partikel
-lah. Kalimat ini bisa disampaikan secara halus dan kasar.)
2.
Permintaan,
(Kalimat Imperatif Permintaan Kalimat perintah ini adalah kata suruhan yang diucapkan
dengan halus. Kalimat imperatif permintaan biasanya ditandai dengan kata santun)
3.
Pemberian
izin, (Kalimat Imperatif Pemberian Izin Ciri-ciri kalimat imperatif ini
ditandai dengan kata silakan, biarlah, diperkenankan, diizinkan, dan
dipersilakan. Kalimat ini dituturkan lebih santun dan halus.)
4.
Ajakan,
dan suruhan. ( Kalimat Imperatif Ajakan Kaliman ini dipakai untuk memperjelas
pernyataan. Kata yang dipakai untuk kalimat imperatif ajakan yaitu ayo, biar,
coba, mari, harap, hendaknya, dan hendaklah.)
*Fungsi Kalimat Imperatif*
1.
Memberi
perintah
Contoh:
a. Belikan makanan ringan untuk para
tamu undangan!
b. Tolong, angkat jemuran itu!
2.
Memberi komando
Contoh:
a. Kelompok 7 pergilah ke arah selatan!
b. Seranglah dari arah timur!
3.
Memberi
larangan
Contoh:
a. Jangan bekerja selagi beristirahat!
b. Jangan sampai kalian ditangkap.
4.
Memberi
ajakan
Contoh:
a. Mari, Pak, dicicipi soto buatan istri
saya.
b. Ayo, kita patuhi PSBB!
5.
Memberi
tuntutan
Contoh:
a. Bertanggung jawablah atas perbuatan
yang selama ini Anda lakukan.
b. Bayarlah utang Anda malam ini.
6.
Memberi
isyarat
Contoh:
a. Agar kondisinya membaik, Anda bisa
pergi sekarang.
b. Tak usah malu-malu, anggap saja sudah
pernah datang.
7.
Memberikan
pembiaran
Contoh:
a. Biarkan dia sendiri untuk menenangkan
diri.
5 dari 6 halaman
Berikut ini ada macam-macam kalimat
imperatif, antara lain:
1.
Kalimat Imperatif Tak Transitif
Kalimat
imperatif tak transitif dibentuk dari kalimat deklaratif tak transitif yang
bisa berpredikat verba dasar, frasa adjektiva, dan frasa verbal yang berprefiks
ber-, dan meng-, atau frasa preposional.
2.
Kalimat Imperatif Transitif
Kalimat
imperatif transitif adalah kalimat imperatif yang memiliki predikat verba
transitif mirip dengan konstruksi kalimat deklaratif pasif.
3.
Kalimat Imperatif Halus
Kalimat
imperatif halus adalah bentuk kalimat yang menggunakan pemilihan kosakata lebih
halus, seperti: tolong, coba, silakan, sudilah, dan kiranya.
4.
Kalimat Imperatif Permintaan
Kalimat
imperatif ini menggunakan kosakata yang mengandung makna meminta atau memohon.
5.
Kalimat Imperatif Ajakan dan Harapan
Kalimat
imperatif ini mengandung makna ajakan atau harapan, yang biasanya terdapat
kata: ayo(lah), mari(lah), atau hendaknya.
6.
Kalimat Imperatif Larangan
Kalimat
imperatif larangan memiliki maksud memberikan sebuah larangan yang biasanya
berisi negatif di akhir kalimat, biasanya ditandai dengan jangan (lah).
7.
Kalimat Imperatif Pembiaran
Kalimat
imperatif ini tidak melarang seseorang untuk melakukan sesuatu, sebaliknya,
mengandung makna pembiaran agar perbuatan atau aktivitas tetap dilakukan.
Biasanya, kata-kata yang digunakan berupa: biarkan-(lah) dan biar-(lah).
*Perbedaan Kalimat Perintah dan Seruan
dalam Bahasa Indonesia*
Sekilas,
kedua kalimat tersebut mempunyai kesamaan. Namun, kedua kalimat tersebut
ternyata mempunyai perbedaan di dalamnya.
A.
Kalimat
Perintah, Kalimat perintah merupakan suatu kalimat yang bertujuan untuk memberi
perintah kepada orang lain. Kalimat yang bernama lain kalimat imperatif ini
termasuk ke dalam salah satu jenis-jenis
kalimat berdasarkan fungsinya.
1. *Ciri-ciri Kalimat Perintah*
a. Adanya contoh
penggunaan tanda seru (!)
di akhir kalimatnya.
b.
Intonasinya terkadang naik terkadang turun.
c.
Bertujuan untuk memerintah orang lain.
d.
Mengandung kata tolong atau jangan.
e.
Menggunakan artikel -lah dan -kan.
f.
Nada ucapan yang dilontarkan akan memiliki intonasi yang lebih tinggi di akhir
kalimat.
g.
Apabila diucapkan dalam bentuk lisan, maka akan memiliki intonasi naik di
bagian awal dan rendah di bagian akhir.
h.
Biasanya kata yang memiliki intonasi naik adalah kata dasar.
i. Kalimat perintah umumnya menggunakan pola kalimat inversi atau PS
j. Dalam pengucapannya, kalimat tersebut biasanya akan ditambahkan dengan
imbuhan kan atau lah.
k. Jika diucapkan dalam bentuk tulisan, kalimat tersebut biasanya akan diakhiri
dengan tanda seru (!).
2. *Jenis-jenis Kalimat Perintah*
a.
Kalimat
Perintah Biasa, Kalimat ini adalah kalimat perintah yang berisi mengenai
perintah yang diucapkan secara langsung untuk melakukan sesuatu. Kalimat
tersebut biasanya digunakan dalam percakapan sehari-hari, entah itu secara
ucapan atau lisan atau secara tertulis.
b.
Kalimat
Perintah Ajakan, merupakan kalimat yang berisi mengenai ajakan kepada seseorang
untuk melakukan suatu hal. Kalimat perintah ajakan ditujukan kepada seseorang
agar mereka mau melakukan suatu hal yang kita inginkan. Kalimat ini umumnya
ditandai dengan adanya kata ajakan, seperti ayo, mari, dan lainnya.
c.
Kalimat
Perintah Larangan, umumnya ditujukan untuk melarang seseorang dalam melakukan
sesuatu. Kalimat perintah larangan biasanya memiliki ciri-ciri yaitu
menggunakan kata perintah “jangan”.
d.
Kalimat
Perintah Permintaan, Merupakan kalimat yang berisi tentang sebuah perintah yang
ditujukan pada seseorang untuk melakukan suatu hal. Jenis kalimat ini dipakai
untuk sebuah permintaan atau permohonan yang sangat diharapkan oleh orang yang
memerintah supaya dilakukan. Kata yang biasanya dipakai dalam kalimat perintah
permintaan yaitu “tolong”, “harap”, “mohon”, dan lainnya.
e.
Kalimat
Perintah Sindiran, Kalimat perintah ini biasanya digunakan untuk menyindir
seseorang.
f.
Kalimat
Perintah Mempersilahkan, merupakan kalimat yang berisi tentang mempersilahkan.
Kalimat tersebut bertujuan untuk meminta seseorang untuk melaksanakan suatu
hal. Akan tetapi dengan bahasa yang lebih sopan dan halus.
g.
Kalimat
Perintah Saran, Kalimat ini merupakan kalimat yang berisi mengenai saran dengan
cara meminta seseorang untuk melakukan hal yang kita inginkan. Jenis kalimat
perintah yang satu ini ditandai dengan adanya kata sebaiknya atau seharusnya.
h.
Kalimat
Perintah Informasi, merupakan kalimat yang diucapkan dalam bentuk penjelasan
atau informasi. Jenis kalimat perintah ini kerap digunakan sebagai kalimat
perintah yang diucapkan secara tidak langsung.
B.
*Kalimat Seruan*
Menurut
Abdul Chaer dalam bukunya yang berjudul Sintaksis Bahasa Indonesia, kalimat
seru atau interjektif adalah kalimat yang menyatakan emosi, seperti kagum,
kaget, terkejut, takjub, heran, marah, sedih, gemas, kecewa, tidak suka, dan
sebagainya.
Oleh
karena itu, kalimat ini biasanya digunakan untuk mengungkapkan rasa atau emosi
yang dimiliki oleh seseorang. Jenis kalimat ini biasanya menggunakan sebuah
klausa yang diawali dengan kata seru, seperti wah, nah, aduh, ah, hah,
alangkah, dan sebagainya.
Pengertian
Kalimat Seru, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Balai
Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pengertian dari kata
kalimat adalah satuan bahasa yang bersifat seperti ujaran yang mengungkapkan
suatu konsep pikiran dan perasaan.
Kalimat
seru adalah kalimat yang isinya mengungkapkan kekaguman perasaan. Karena rasa
kagum berhubungan dengan sifat, maka kalimat seru dibentuk dari kalimat statif.
Kalimat
seruan merupakan suatu kalimat yang bertujuan untuk mengungkapkan ekspresi yang
ada di dalam diri seseorang, entah itu kekaguman, kemarahan, kekecewaan,
perintah, dan lain sebagainya. Sama seperti kalimat perintah, kalimat seruan
juga termasuk ke dalam jenis-jenis paragraf berdasarkan
fungsinya.
1. *Ciri-ciri yang melekat pada kalimat Seruan*
a.
Adanya penggunaan tanda seru (!) di akhir kalimatnya.
b.
Intonasinya terkadang naik terkadang turun tergantung dari ekspresi apa yang
hendak disampaikannya.
c.
Bertujuaan untuk mengungkapkan ekspresi yang ada di dalam diri seseorang, entah
itu kekaguman, kebahagian, kebingungan, kemarahan, hingga kesedihan.
d.
Kalimat seruan juga bisa berfungsi sebagai kalimat ajakan dan juga larangan
laiknya kalimat perintah. Namun dua fungsi itu bukanlah fungsi utama dari kalimat
seruan.
e.
Mengandung beberapa contoh
kata seru dalam kalimat di dalamnya, seperti wow, asyik,
astaga, dan lain sebagainya.
f.
Kalimat ini terkadang menggunakan
kata jangan atau tolong di dalam kalimatnya. Namun,
penggunaan kata ini di kalimat seruan tidaklah terlalu banyak digunakan seperti
halnya pada kalimat perintah.
g.
Kata-katanya tidak
terlalu sering menggunakan partikel -lah atau -kan di dalamnya.
2. *Penggunaan Kalimat Seru*
Penggunaan
kalimat seru biasanya terjadi ketika seseorang mengekspresikan perasaan atau
emosi yang dimilikinya.
3. *Struktur Kalimat Seru*
Kalimat
seru sangatlah mudah dikenali karena jenis kalimat ini menggunakan pola dan
struktur yang sangat simpel. Beberapa pola atau struktur kalimat seru adalah:
a.
Balikan
urutan kalimat dari Subjek – Predikat menjadi Predikat – Subjek.
b.
Tambahkan
partikel –nya pada Predikat.
c.
Tambahkan
kata seru di depan Predikat.
4. *Fungsi Kalimat Seru*
a.
Kalimat seruan digunakan untuk
mengungkapkan ekspresi yang ada di dalam diri seseorang. Meski begitu,
terkadang kalimat seruan
bisa juga dipakai untuk memerintah atau juga mengajak laiknya kalimat perintah.
Hanya saja, kedua fungsi itu tidaklah terlalu dominan.
b.
Penggunaan Kata-Kata atau Imbuhan Tertentu di Dalamnya. kalimat seruan lebih
banyak menggunaan berbagai kata seru di dalamnya, meski terkadang juga
menggunakan kata jangan/atau dan
juga partikel -lah/-kan di dalamnya.
5.
*Pengertian Kata
Kerja Imperatif*
Pengertian
kata kerja imperatif merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
dijelaskan dalam dua poin.
-
Pertama,
kata kerja imperatif yakni bersifat memerintah atau memberi komando; mempunyai
hak memberi komando; bersifat mengharuskan.
-
Kedua,
kata kerja imperatif berarti bentuk perintah untuk kalimat atau verba yang
menyatakan larangan atau keharusan melaksanakan perbuatan: pergilah! Bantulah!.
Kerja
imperatif yakni kata kerja yang fungsinya digunakan untuk memberi perintah,
larangan, ajakan, seruan, ataupun pembiaran suatu tindakan. Di mana kata kerja
imperatif bisa diawali dengan kata jangan, tolong, silahkan, ambilkan,
ayo, temukan!, ikutilah!, pergilah!
*Ciri-Ciri Kata Kerja Imperatif*
1.
Kata kerja imperatif dalam kalimat biasanya ditandai
dengan tanda seru (!) Ataupun tanda titik (.) Pada akhir kalimatnya.
2.
Di
awal kalimat kata kerja imperatif umumnya juga mengandung kata -imbuhan -lah,
-kan, ataupun -i.
3.
Pengucapan
kata kerja imperatif dalam kalimat cenderung lebih tegas ataupun jelas kepada
lawan bicara.
4.
Pengucapan
kata kerja imperatif dalam kalimat dapat memiliki sifat kalimat perintah halus
ataupun kalimat perintah yang kasar namun tergantung pada siapa lawan
bicaranya.
Kenyataan
ini menunjukan bahwa dalam praktik komunikasi interpersonal sesungguhnya, makna
imperatif dalam bahasa Indonesia tidak hanya diungkapkan dengan konstruksi
lainnya. Makna pragmatik imperatif sebuah tuturan tidak selalu sejalan dengan
wujud konstruksinya, melainkan ditentukan oleh konteks situasi tutur yang
menyertai, melingkupi, dan melatarinya (Rahardi, 2005:5).
Tuturan
imperatif yang disampaikan oleh penutur dan diterima mitra tutur itu menuntut
reaksi atau tanggapan. Reaksi yang diharapkan lazimnya dapat berupa tanggapan
verbal maupun tanggapan nonverbal, atau gabungan dari keduannya yang kesemuanya
berwujud tindakan.
Untuk
menyatakan maksud tertentu, sosok imperatif di dalam bahasa Indonesia dapat
pula diwujudkan dengan bentuk pasif. Pemasifan tuturan imperatif lazimnya
mengandung makna lebih formal dan lebih santun dibandingkan dengan tuturan
imperatif yang tidak berbentuk pasif.
Kalimat
imperatif dalam bahasa Indonesia dapat juga berbentuk negatif, kalimat
imperatif yang demikian itu lazim disebut dengan kalimat larangan.
Untuk
memperhalus maksud tuturan imperatif di dalam bahasa Indonesia.
sosok
kalimat imperatif itu dapat pula dinyatakan dengan membubuhkan awalan Men-. Imperatif
di dalam bahasa Indonesia biasanya juga digunakan bersama dengan kata-kata atau
ungkapan tertentu yang lazim disebut penanda penanda kesantunan misalnya,
yakni, ayo, biar, coba, harap, hendaklah, hendaknya, lah, mari, mohon, silakan,
dan tolong.
Penggunaan
penanda kesantunan yang demikian pada tuturan imperatif akan dapat dengan jelas
menunjukan apakan tuturan imperatif itu merupakan tuturan imperatif permintaan,
harapan, dan sebagainya
*Wujud Imperatif*
Rahardi
(2005) menjelaskan bahwa wujud imperatif mencakup dua macam hal, yaitu
1.
Wujud Imperatif Formal atau Struktural,
Wujud
Imperatif formal Wujud formal imperatif adalah realisasi maksud imperatif dalam
bahasa Indonesia menurut ciri struktural atau formalnya. Secara formal, tuturan
imperatif dalam bahasa Indonesia meliputi dua macam perwujudan, yakni
a.
imperatif aktif,
Imperatif
Aktif Imperatif aktif dalam bahasa Indonesia dapat dibedakan berdasarkan
penggolongan verbanya menjadi dua macam, yakni imperatif aktif yang berciri
tidak transitif dan imperatif aktif yang berciri transitif.
(1).
Imperatif Aktif Tidak Transitif Imperatif aktif di dalam bahasa Indonesia dapat
berciri tidak transitif. Imperatif yang demikian dapat dengan mudah dibentuk
dari tuturan deklaratif, yakni dengan menerapkan ketentuan
a.
menghilangkan subjek yang lazimnya
persona kedua seperti Anda, Saudara, kamu, kalian, Anda sekalian,
Saudara sekalian, kamu sekalian, dan kalian-kalian; b. mempertahankan bentuk verba yang dipakai dalam
kalimat deklaratif itu seperti apa adanya; dan
c.
menambahkan partikel –lah pada bagian
tertentu untuk memperhalus maksud imperatif aktif tersebut.
(2)Imperatif
Aktif Transitif Untuk membentuk tuturan imperatif aktif transitif, tuturan
imperatif aktif tidak transitif tetap berlaku. Perbedaannya adalah untuk
membentuk imperatif aktif transitif, verbanya harus dibuat tanpa berawalan
me-N.
b. Imperatif pasif.
Imperatif
Pasif Di dalam komunikasi keseharian, maksud tutran imperatif lazim dinyatakan
dalam tuturan yang berdiatesis pasif. Digunakan bentuk tuturan yang demikian
dalam menyatakan maksud imperatif karena pada pemakaian imperatif pasif itu,
kadar suruhan yang dikandung di dalamnya cenderung menjadi rendah.
Kadar
permintaan dan kadar suruhan yang terdapat di dalam imperatif itu tidak terlalu
tinggi karena tuturan itu tidak secara langsung tertuju kepada orang yang
bersangkutan. Dalam pemakaian tuturan imperatif pasif terdapat maksud
penyelamatan muka yang melibatkan muka si penutur maupun diri si mitra tutur
*Wujud imperatif pragmatik atau nonstructural*.
Bentuk
Tuturan Pragmatik Imperatif, Bentuk
pragmatik adalah realisasi maksud imperatif dalam bahasa Indonesia apabila
dikaitkan dengan konteks situasi tutur yang melatarbelakanginya. Makna
pragmatik imperatif tuturan yang demikian itu sangat ditentukan oleh
konteksnya. Konteks yang dimaksud dapat
bersifat ekstralinguistik dan dapat pula bersifat intralinguistik.
Ada
tujuh belas macam makna pragmatik imperatif didalam bahasa Indonesia sebagai
berikut:
a.
Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Perintah Pada tuturan ini
menggunakan sebuah kalimat perintah dalam tuturannya. Dalam hal ini si penutur
memerintah kepada si mitra tutur untuk melakukan apa yang diperintah oleh si
penutur.
b.
Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Suruhan (coba) Pada tuturan
imperatif yang bermakna suruhan dapat ditandai oleh pemakaian penanda kesatuan
coba.
c.
Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Permintaan (tolong, minta,
mohon) Pada tuturan imperatif yang mengandung makna pragmatik imperatif
permintaan biasanya ditandai dengan penanda kesantunan tolong atau frasa yang
bermakna minta.
d.
Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Permohonan (mohon, -lah) Pada
tuturan imperatif yang mengandung makna permohonan biasanya ditandai dengan
ungkapan penanda kesantunan mohon. Selain ditandai dengan hadirnya penanda
kesantunan itu, partikel –lah juga digunakan untuk memperhalus kadar tuturan
imperatif permohonan.
e.
Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Desakan (ayo, mari, harap,
harus) Tuturan imperatif dengan makna desakan menggunakan ungkapan penanda
kesantunan ayo dan mari. Selain itu, kadang-kadang digukan juga kata harap atau
harus untuk member penekanan maksud desakan tersebut.
f.
Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Bujukan (ayo, mari, tolong)
Tuturan yang mengandung makna desakan ini ditandai dengan penanda kesantunan
ayo atau mari, selain itu, juga diungkapkan dengan penanda kesantunan tolong.
g.
Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Imbauan (-lah, harap, mohon)
Pada tuturan yang mengandung makna imbauan digunakan partikel –lah dan juga
sering digunakan bersama dengan ungkapan penanda kesantunan harap dan mohon.
h.
Tuturan Yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Persilaan (silakan,
dipersilakan) Pada tuturan yang mengandung makna persilaan digunakan penanda
kesantunan silakan, selain itu digunakan pula bentuk bentuk pasif dipersilakan
untuk menyatakan maksud pragmatik imperatif persilaan itu.
i.
Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Ajakan (mari, ayo) Tuturan
yang bermakna ajakan ini ditandai dengan penanda kesantunan mari dan ayo. Kedua
macam penanda kesantunan itu masing-masing memiliki makna ajakan.
j.
Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Permintaan Izin (mari, boleh)
Tuturan yang mengandung makna permintaan izin biasanya ditandai dengan penanda
kesantunan mari atau boleh.
k.
Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Mengizinkan (silakan) Tuturan
yang mengandung makna imperatif mengizinkan ditandai dengan pemakaian ungkapan
penanda kesantunan silakan.
l.
Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Larangan (jangan) Pada
tuturan yang bermakna larangan ditandai dengan pemakaian penanda kesantunan
jangan.
m.
Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Harapan (harapan, semoga)
Tuturan yang mengandung makna harapan ditunjukkan dengan penanda kesantunan
harap dan semoga.
n.
Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Umpatan Dalam tuturan yang
mengandung makna umpatan biasannya ditemukan pada komunikasi seharian.
o.
Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Pemberian Ucapan Selamat
Tuturan yang mengandung makna pemberian u capan selamat sudah menjadi bagian
dari budaya masyarakat Indonesia bahwa pada peristiwaperistiwa tertentu,
biasanya anggota masyarakat bahasa Indonesia saling menyampaikan ucapan salam
atau ucapan selamat kepada anggota masyarakat lain.
p.
Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Anjuran (hendaknya,
sebaiknya) Tuturan yang bermakna anjuran ditandai dengan penanda kesantunan
kata hendaknya dan sebaiknya.
q.
Tuturan yang Mengandung Makna Imperatif ‘ngelulu’. Tuturan yang mengandung
makna ngelulu berasal dari bahasa Jawa yang maknanya seperti menyuruh kepada
mitra tutur melakukan sesuatu namun sebenarnya yang dimaksud adalah melarang
melakukan sesuatu.
*Kata Kerja Imperatif dalam Kalimat
Berisi Larangan*
Agar
memudahkan memahami pengertian kata kerja imperatif, berikut ini ada beberapa
contoh kata kerja imperatif dalam kalimat. Contoh kata kerja imperatif dalam
kalimat sebagai berikut bisa membantumu memahami kata kerja imperatif.
Berikut
ulasannya tentang contoh kata kerja imperatif dalam kalimat.
1.
Dilarang membuang sampah di sini!
2.
Jangan makan sambil jalan!
3.
Dilarang merokok!
4.
Jangan membuang sampah sembarangan!
*Kata Kerja Imperatif Berisi Perintah
Tolong dan Silahkan*
Contoh
kata kerja imperatif dalam kalimat berikutnya adalah kalimat berisi kata
perintah tolong dan silahkan. Adapun contoh kata kerja imperatif dalam kalimat
berisi perintah tersebut dapat kalian simak melalui ulasan di bawah ini.
1.
Tolong ambilkan minum di dapur!
2.
Tolong tutup jendela itu!
3.
Silahkan duduk di sini!
4.Silahkan
datang lagi di pagi hari!
5.
Adik tolong ambilkan payung di ruang tamu karena di luar hujan!
*Kata Kerja Imperatif dalam Kalimat Ajakan*
Sedangkan
contoh kata kerja imperatif dalam kalimat berisi ajakan dapat kalian simak
melalui ulasan di bawah ini. Berikut beberapa referensi contoh kata kerja
imperatif dalam kalimat berisi perintah ajakan.
1.
Ayo menanam pohon!
2.
Tuangkan satu sendok tepung ke dalam mangkuk!
3.
Mohon jangan bertindak tergesa-gesa!
4.
Jagalah kebersihan ruang kelas!
5.
Pergilah jika sudah selesai!
6.
Bantulah Ani sebelum pulang!
7.
Biarkan aku sendiri!
8.
Mintalah surat izin sebelum pergi!
9.
Bersihkan meja setelah makan!
10.
Dengarkanlah nasihat ibu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar