*Kata Kerja Benefaktif, Reflektif,
Kausatif, dan Lokatif dalam Bahasa Indonesia*
A.
*Pengertian Kata
Kerja*
Pengertian
kata kerja atau yang juga disebut sebagai kata verba secara umum adalah kelas
kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian
dinamis lainnya. Dengan kata lain, kata kerja menggambarkan suatu tindakan atau
aktivitas yang dilakukan oleh subjek kalimat.
Kata
bisa diartikan sebagai elemen terkecil dalam bahasa. Kumpulan atau penggabungan
kata akan menjadi frasa, klausa dan kalimat. Penggunaan kata kerja begitu
penting dalam sebuah kesatuan kalimat. Jenis kata kerja menjadikan sebuah
kalimat efektif dibentuk.
Jenis
kata kerja umumnya digunakan sebagai predikat dalam suatu frasa atau kalimat.
Jenis kata kerja diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok sesuai sifat dan
fungsinya. Ada ribuan contoh kata kerja dari klasifikasi yang ada. Dalam sebuah
penulisan, penting memahami apa saja jenis kata kerja.
Kata
kerja atau verba adalah jenis kata yang menyatakan sebuah tindakan, pengalaman,
keberadaan serta semua bentuk kegiatan dinamis lainnya. Dalam suatu kalimat,
kata kerja atau verba tersebut berposisi sebagai predikat.
Verba
adalah kata verbal yang dapat diikuti frase dengansangat… sebagai keterangan
cara. Berdasarkan kemungkinannya untuk diikuti objek, verba dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu verba transitif dan verba intransitif (Ramlan, 1991).
B.
*Ciri-ciri verba*
1.
berfungsi utama sebagai predikat atau inti predikat,
2.
mengandung makna dasar perbuatan (aksi),proses, atau keadaan yang bukan sifat
atau kualitas,
3.
tidak dapat diberi prefiks ter- yang berarti ‘paling’, khususnya untuk verba
yang bermakna keadaan (Moeliono (ed.), 1988).
4.
Dalam struktur frase, verba dapat didahului oleh tidak, tetapi tidak dapat
didahului partikel di, ke, dari, sangat, lebih, atau agak (Kridalaksana, 2005).
5.
Mempunyai arti perbuatan, aktivitas atau tindakan.
6.
Mempunyai arti proses.
7.
Biasanya disertai kata kerja. Biasanya dibuat dengan imbuhan me-, di-, ter-, me-kan,
di-kan, ber-an, memper-an, dan memper-i.
8.
Kata bisa didahului kata pernyataan waktu, seperti telah, sedang, akan, hampir,
segera.
9.
Bisa diperluas dengan menambahkan dengan + kata sifat sesudah,
10.
Kata kerja juga sering diikuti dengan kata serta atau keterangan.
11.
Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah
12.
Dapat diingkari dengan kata tidak
13.
Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan + KB/KS.
C.
*Verba
Berdasarkan Bentuknya*
1.
Berdasarkan
bentuknya, verba dapat dibedakan atas
a.
verba
dasar dan
b.
verba
turunan.
2.
Berdasarkan
perilaku sintaksisnya, verba dapat dilihat berdasarkan:
a.
ada-tidaknya
nomina yang mendampingi verba dan
b.
hubungan
verba dengan nomina pendampingnya.
3.
Berdasarkan
ada-tidaknya nomina yang mendampinginya atau ada-tidaknya objek, terdapat
perbedaan istilah yang digunakan oleh para ahli; Kridalaksana (2005)
menggunakan istilah
a.
monotransitif,
b.
ditransitif,
c.
bitransitif;
sedangkan
Moeliono dkk., (1988) menggunakan istilah
a.
monotransitif,
b.
ditransitif,
dan
c.
transitif-taktransitif.
*Keterangan* :
-
Verba
monotransitif adalah verba yang didampingi oleh satu nomina;
-
verba
ditransitif adalah verba yang didampingi oleh dua nomina yang berfungsi sebagai
objek dan pelengkap;
-
verba
transitif-intransitif adalah verba yang nomina pendampingnya bersifat mana
suka, boleh ada boleh tidak.
4.
Berdasarkan
hubungannya dengan nominapendampingnya, verba dapat dibedakan
a.
verba
aktif,
b.
verba
pasif,
c.
verba
antiaktif atau ergatif,
d.
verba
antipasif (Kridalaksana, 2005).
*Keterangan*
-
Verba
aktif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai pelaku.
-
Verba
pasif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai pelaku, sasaran, atau hasil.
-
Verba
antiaktif atau ergatif adalah verba pasif yang tidak dapat dijadikan verba
aktif; subjeknya merupakan penanggap (yang merasakan, menderita, atau
mengalami).
-
Verba
antipasif adalah verba aktif yang tidak dapat dijadikan verba pasif.
*BENTUK VERBA*
1.
Verba
asal adalah verba yang dalam konteks sintaksis dapat berdiri sendiri tanpa
afiks atau satuan gramatik lain.
2.
Verba
turunan adalah verba yang berupa bentuk kompleks dan telah mengalami proses
morfologis.
*PERILAKU SINTAKSIS VERBA*
1.
Perilaku
sintaksis verba dapat dilihat
a.
berdasarkan
ada-tidaknya nomina yang mendampingi verba dalam konstruksi kalimat
b.
hubungan
verba dengan nomina pendampingnya.
2.
Berdasarkan
ada-tidaknya nomina yang mendampinginya, verba dibedakan atas
a.
verba
transitif : Verba transitif dapat dibedakan atas:
(a)
verba monotransitif,
(b)
verba ditransitif,
(
c ) verba transitif-intransitif
b.
verba
intransitif.
*HUBUNGAN VERBA DENGAN NOMINA*
Berdasarkan
hubungannya dengan nomina yang mendampinginya, verba dibedakan atas
(1)
verba aktif,
(2)
verba pasif,
(3)
verba antiaktif atau ergatif,
(4)
verba antipasif
*MAKNA VERBA*
Berdasarkan
maknanya, verba dapat dibedakan
(1)
kausatif,
(2)
benefaktif,
(3)
resiprokal,
(4)
refleksif,
(5)
lokatif,
(6)
repetitif,
(7)
imperatif.
*Jenis-jenis Kata Kerja*
Kata
kerja verba memiliki beberapa jenis berdasarkan
1.
objek,
2.
bentuk,
3.
subjeknya.
4.
bentuk
lainnya.
*Keterangan:*
Berdasarkan
bentuknya, kata kerja dibagi menjadi kata kerja dasar dan kata kerja turunan.
1.
*Kata Kerja
Verba Dasar* Kata
kerja dasar adalah kata kerja yang tidak memiliki imbuhan atau merupakan kata
dasar.
Misalnya: makan, minum, mandi, tidur, lari, bakar,
datang, bangun, ambil, angkat, antar,
2.
*Kata Kerja
Turunan* Kata
kerja turunan adalah kata kerja yang sudah mendapatkan imbuhan (afiksasi) atau
mengalami pemajemukan, kata kerja turunan bisa dibagi lagi menjadi 5 kelompok :
a.
Bebas
Afiks Wajib, adalah kata yang harus mempunyai afiks supaya bisa berfungsi
sebagai kata kerja, kalau dipisahkan dari afiksnya, maka kata ini bisa menjadi
jenis kata lainnya. Contoh : Mendarat, Melebar, Mengering, dsb.
b.
Bebas
Afiks Manasuka, kata kerja dasar yang ditambahkan afiks, namun masih dapat
berfungsi sebagai kata kerja kalau afiks itu tidak digunakan. Contohnya :
Membaca, Mencari, Bekerja.
c.
Terikat
Afiks Wajib, Contohnya berjuang, mengungsi, bertemu.
d.
Reduplikasi,
adalah kata kerja yang mengalami pengulangan didalamnya. Contohnya Menari-nari,
Bergoyang-goyang, mencari-cari, dsb.
e.
Majemuk,
adalah kata kerja yang terbentuk dari dua kata yang lain lalu sesudah
digabungkan memberikan makna baru. Contohnya cari mati, cuci darah, dsb.
*Kata Kerja Berdasarkan Subjeknya*
Sementara
berdasarkan peran subjeknya, kata kerja dibagi menjadi kata kerja aktif dan
kata kerja pasif.
1. *Kata Kerja Verba Aktif*, Kata kerja aktif
adalah kata kerja dimana subjeknya berposisi sebagai pelaku dan biasanya
berawalan me- dan ber-
Contoh
kata kerja aktif verba dalam kalimat :
Adi
memukul bola dengan kuat.
Mirna
mengumpulkan kerang di pantai.
2. *Kata Kerja Verba Pasif*, Kata kerja pasif
adalah kata kerja yang subjeknya berposisi sebagai yang dikenai subjek atau
mudahnya dapat disebut sebagai penderita. Umumnya berawalan di- dan ter
Contoh
kata kerja verba pasif dalam kalimat:
Tanamanan
itu disirami oleh Andin setiap pagi
Bola
ditendang Andi hingga keluar gawang
*Kata Kerja Berdasarkan objeknya*, kata kerja
dibagi menjadi kata kerja transitif, kata kerja benefaktif dan kata kerja
intransitif.
1. *Kata Kerja Verba Transitif*, Kata kerja
transitif adalah kata kerja yang harus mempunyai objek. Dalam kalimat, kata
kerja ini harus diikuti objek agar dapat diketahui maknanya.
Contoh
kata kerja Transitif dapat ditemui pada kalimat berikut ini.
-
Indah
mencuci piring. (kata “mencuci” merupakan kata kerja transitif. “mencuci” dapat
diartikan membersihkan piring, gelas, sendok dan lainnya sehingga harus
diperjelas dengan adanya objek dalam kalimat).
3.
*Kata Kerja
Verba Intransitif*, Kebalikan
dari transitif, yang membutuhkan objek sebagai kata penjelas, kata kerja
intransitif adalah kata kerja yang tidak membutuhkan objek. Hal ini karena
maknanya sudah jelas.
-
Contoh
kata kerja intransitif seperti pergi, tidur, duduk. Meskipun demikian, kata
kerja intransitif biasanya diikuti dengan keterangan.
-
Contoh
kata kerja intransitif dalam kalimat sebagai berikut:
Laila sedang
makan di warung depan sekolah.
*Kata Kerja Berdasarkan Bentuk Lain*
Kata
kerja dapat pula dibagi menjadi 3 kelompok dalam bentu lainnya yaitu kata kerja
benefaktif, reflektif, dan resiprok.
1. Kata Kerja Verba Benefaktif
Kata
kerja benefaktif adalah kata kerja yang menunjukkan pekerjaan atau tindakan
yang dilakukan untuk orang lain. Kata kerja benefaktif umumnya memiliki imbuhan
me- dan -kan.
Maksud
benefaktif atau manfaat ditandai oleh imbuhan “-kan”, “me-...-kan” dan
“me-...-i”.
Pengertian
manfaat merujuk sesuatu perbuatan yang dilaksanakan untuk faedah pihak lain,
bukan pihak yang melakukan perbuatan itu.
Contohnya:
- Abang membelikan adik kasut roda.
- Adik membacakan ayahnya surat.
- Gorengkan ikan ini untuk suamimu.
Contoh
kata kerja Benefaktif dalam kalimat
-
Adi
biasanya menyeberangkan nenek itu
-
Mirna
membuatkan kue ulang tahun untuk adiknya
2. *Kata Kerja Verba Reflektif*
Sementara
kata kerja reflektif adalah kata kerja yang menunjukkan perbuatan untuk dirinya
sendiri. Kata kerja reflektif umumnya menggunakan imbuhan me-, atau ber-.
Refleksif
(reflexive) ialah makna tatabahasa yang dikaitkan dengan imbuhan dalam sebarang
ayat bagi menandakan perbuatan yang melibatkan diri sendiri, ataupun perbuatan
yang mengenai diri sendiri. Dengan bahasa yang mudah hasil kerja atau akibat
kerja yang dilakukan oleh seseorang pembuat akan mengenai dirinya sendiri,
tidak mengenai orang atau benda lain.
-
Contohnya;
bercukur, berhias, berjemur, berbedak, berdandan, bersandar, bersembunyi, dan
lain-lain sebagainya.
-
Contoh
kata kerja Reflektif dalam kalimat sebagai berikut:
Laila biasa
merias diri sebelum berangkat ke kantor
3. Kata Kerja Verba Resiprok
Kata
kerja resiprok merupakan kata kerja yang menunjukkan perbuatan atau kegiatan
yang dilakukan oleh dua orang. Kata kerja ini umumnya tidak boleh diawali oleh
kata “saling”, karena maknanya telah menunjukkan “saling”. Kata kerja ini
biasanya menggunakan imbuhan ber- dan -an.
-
Contoh
kata kerja Resiprok dalam kalimat sebagai berikut:
Adi bersalaman
dengan kepala sekolah
4. *Kata Kerja kausatif*
Kausatif
mendukung maksud makna tatabahasa yang dikaitkan dengan imbuhan dalam ayat.
Kaitan ini bagi tujuan menandakan perbuatan yang menyebabkan sesuatu keadaan
atau kejadian yang berlaku. Imbuhan yang dimaksudkan ialah akhiran “-kan” dan
“-i”, apitan “me-...-kan” dan “me-...-i”.
- Contohnya:
1. Raju menghadiahkan sehelai kain sari kepada Kamaladevi.
2. Raju menghadiahi Kamaladevi sehelai kain sari.
5. *Kata Kerja Istilah lokatif*,
Kata
kerja ini bermaksud makna tatabahasa yang berkaitan dengan imbuhan dalam ayat
yang menandakan tempat berlakunya sesuatu perbuatan. Imbuhan yang mendukung
maksud ini ialah “meN- ...-i” atau akhiran “-...i”.
-
Misalnya
dalam ayat:
Kami menaiki bas setiap hari.
Ali menghampiri lembaga itu.
*Cara Penggunaan Kata Kerja*
Dalam
penggunaan kata kerja, kita juga harus memahami struktur penyusunan kalimat
supaya kata kerja dapat berfungsi dengan benar. Kata kerja material dan kata
kerja relasional merupakan kata kerja yang sering digunakan dalam menyusun
sebuah kalimat. Kita sering menemukan jenis kata kerja ini pada teks
eksplanasi/penjelasan.
1. *Kata Kerja Material*
Kata
kerja material adalah kata kerja berimbuhan yang menunjukkan aktivitas fisik
(perbuatan yang dapat dilihat) yang dilakukan oleh partisipan. Apabila kamu
menemukan sebuah kata kerja yang menunjukkan bahwa subjek sedang melakukan
sesuatu, maka kata kerja tersebut termasuk kata kerja material.
Contoh
dari kata kerja material antara lain adalah: menulis, membaca, memasak,
menendang, memukul, dll.
*Struktur Kalimat Kata Kerja Material*
Dalam
sebuah kalimat yang menggunakan kata kerja material, struktur kalimatnya adalah
sebagai berikut:
-
Subjek
+ Kata Kerja (Verba) Material + Objek + Keterangan (opsional)
Contoh
Penggunaan:
-
Annisa
menulis novel . (Pada kalimat diatas dijelaskan bahwa Annisa merupakan
Subjek, menulis merupakan kata kerja material, dan novel merupakan objek.)
3.
*Kata Kerja
Rasional*
Kata
kerja relasional merupakan kata yang berfungsi sebagai penghubung antara subjek
dan pelengkap. Sebuah kalimat yang mengandung kata relasional harus mengandung
pelengkap. Jika tidak, maka kalimat tersebut akan terlihat rancu (tidak pas)
*Struktur Kalimat*
Dalam
sebuah kalimat yang mengandung kata kerja relasional, struktur kalimatnya
adalah sebagai berikut: Subjek + Kata Kerja (Verba) Relasional + Pelengkap
Contoh
Penggunaan Kata Kerja Relasional
Liana
adalah ketua kelas, Pada kalimat di atas, Erika sebagai Subjek, adalah sebagai
Kata Kerja Relasional, dan ketua kelas sebagai Pelengkap. Pelengkap pada
kalimat ini juga berperan sebagai objek.
Kesimpulannya
adalah kata kerja material digunakan untuk sebuah kata kerja yang menunjukkan
sebuah tindakan. Sedangkan kata kerja relasional menunjukkan hubungan sebab
akibat.
DAFTAR
RUJUKAN
Asmoro,
M. Wiryo. 1917. Kètab Lambânna Paramasastra Madhoerâ Djhoeghâ. Naghârâ Bâtawi:
è Pengettjapanna Kangdjeng Goeperment.
Balai
Bahasa Surabaya. 2005a. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Madura yang Disempurnakan.
Surabaya: Balai Bahasa Surabaya.
Balai
Bahasa Surabaya. 2005b. Putusan Seminar Bahasa Madura. Surabaya: Balai Bahasa
Surabaya.
Chaer,
Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Kentjono,
Djoko (Ed.). 1982. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Jakarta: Fakultas Sastra
Universitas Indonesia.
Kridalaksana,
Harimurti. 1988. Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Kanisius.
————.
2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta:
Gramedia Pustaka
Lauder,
Multamia RMT. 2004. “Pelacakan Bahasa Minoritas dan Dinamika Multikultural”
Makalah disampaikan dalam Simposium Kajian Bahasa, Sastra, dan Budaya
Austronesia III 19-20 Agustus 2004. Denpasar: Universitas Udayana.
Moeliono,
Anton M. (ed.). 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar