Senin, 25 Agustus 2014

Antologi Puisi ( Penaku Menari Sendiri ) "19 Desember"

19 Desember
 ( Mas Purtaka )




 “Mengenang agresi belanda kedua di Jogja”
Cerita kakek pada cucunya

 “ Jogja sebagai ibukota Indonesia tetap berdiri kokoh “
Mengawali cerita dengan semangat tangan mengepal

 “ Ini berkat perjuangan orang-orang jogja “
 Kembali meyakinkan cucunya dengan tangan menepuk dadanya

 “ Ribuan nyawa melayang untuk tegaknya merah putih, Indonesia
 “ Sambil berdiri tangannya menunjuk ke depan

 “ Hari ini tepat tanggal 19 Desember, Ya ?”
Kakek bertanya pada cucunya

 “ Hari kita hening sejenak sembari berdoa untuk para pahlawan yang gugur demi bumi pertiwi”
Sambil mengajak cucunya berdiri, menundukkan kepal,
Terlihat bibirnya komat-kamit Lirih terdengan ucapan mohon pada Illahi

 “ Salam dari Jogja, hidup Jogja, Jogja memang Istimewa,
katakan kepada semua orang yang mengaku orang jogja,
warga jogja, atau yang cinta jogja”

Kakek berdiri tegap seperti orang pidato,
 lalu cucunya bertepuk tangan.
Napas kakek terengah-engah,
kembali duduk di kursi goyang sambil minum kopi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar