Senin, 01 November 2021

Materi Teks Cerpen Teori dan Nilai-Nilai dalam Cerpen

 


Materi Teks Cerpen

 

Bottom of Form

Pengertian Teks Cerpen

a. Pengertian Cerpen Secara Umum

Cerpen adalah cerita pendek yakni merupakan sebuah bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek ini dominan singkat, padat, serta langsung kepada tujuan daripada karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novel dan novella.

Pada umumnya, isi dari cerita pendek akan berpusat kepada satu tokoh serta situasi tertentu yang maka akan ada puncak masalah (klimaks) serta penyelesaiannya.

Jumlah kata yang ada pada cerpen sekitar 500 – 5000 kata.

Oleh sebab itu, cerpen kerap diungkapkan pada bentuk bacaan yang hanya sekali baca atau sekali duduk.

Cerita pendek satu ini pada umumnya memiliki tema yang sederhana dengan jumlah tokoh yang terbatas. Dan juga jalan ceritanya sederhana serta latar nya meliputi ruang lingkup terbatas.

b. Pengertian Cerpen Menurut Para Ahli

Berikut ini adalah beberapa pengertian cerpen menurut para ahli, antara lain:

1. Ahli Bahasa & Sastra

Merupakan sebuah cerita yang memiliki wujud fisiknya berbentuk pendek. Dalam panjang pendeknya cerita tersebut memang relatif, namun terdapat standar umumnya yaitu cerita pendek yang pada saat dibaca itu sekitar sepuluh menit hingga setengah jam.

2. Sumardjo dan Saini

Merupakan cerita fiktif atau tidak betul – betul terjadi namun demikian dapat saja terjadi kapanpun serta dimanapun dimana ceritanya relatif pendek.

3. Nugroho Notosusanto

Merupakan sebuah cerita yang panjang antara 5000 kata atau kira – kira 17 halaman kuarto spasi, isinya terpusat serta lengkap pada dirinya.

4. Aoh. K.H

Merupakan suatu bentuk kisah prosa yang berbentuk pendek.

5. B Jassin

Merupakan cerita singkat yang memiliki bagian terpenting seperti perkenalan, pertikaian serta penyelesaian.

6. A. Bakar Hamid

Cerita pendek seharusnya dilihat dari kuantitas kata yang dipakai, yakni antara 500 sampai 20.000 kata, di dalamnya mengandung, terdapat satu karakter, serta memiliki kesan.

7. Saini

Merupakan cerita pendek fiksi yang tidak benar – benar terjadi, namun dapat terjadi kapan saja serta dimana saja, cerita tersebut relatif singkat.

Struktur Teks Cerpen

 

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, cerpen memiliki 6 elemen penting yang membangunnya agar menjadi cerita yang utuh.

Berikut ini merupakan ke enam elemen tersebut atau yang juga disebut sebagai struktur cerpen, antara lain:

1. Abstrak

Abstrak merupakan suatu ringkasan atau inti dari cerpen yang menjadi gambaran awal sebuah cerita.

Unsur abstrak bersifat opsional atau bisa digunakan atau tidak digunakan.

Advertisement

2. Orientasi

Orientasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan suasana, waktu, serta tempat yang terdapat di dalam cerita pendek.

3. Komplikasi

Komplikasi merupakan suatu urutan beragam kejadian yang dikaitkan berdasarkan sebab – akibat.

Kalian bisa melihat karakter atau watak suatu tokoh di dalam cerpen dalam struktur satu ini.

4. Evaluasi

Evaluasi merupakan struktur konflik yang berlangsung serta mengarah kepada klimaks dan mulai menemukan solusi maupun penyelesaian atas masalah atau konflik tersebut.

5. Resolusi

REsolusi adalah bagian dimana berisi keterangan solusi atau penyelesaian atas masalah yang sudah dialami oleh tokoh di dalam cerpen.

6. Koda

Koda berupa nilai moril atau pelajaran yang dapat diperoleh oleh pembaca cerpen yang menandakan akhir dari cerita.

Fungsi Teks Cerpen

 

Adapun beberapa fungsi cerpen yang harus kalian ketahui seperti berikut ini:

1. Fungsi Didaktif

Merupakan fungsi yang bisa mendidik serta mengarahkan pembaca lewat nilai – nilai kebenaran yang ada di dalam cerpen.

2. Fungsi Estetis

Merupakan fungsi yang memberikan keindahan terhadap para pembacanya.

3. Fungsi Moralitas

Merupakan fungsi cerpen yang akan memberikan nilai moral sehingga para pembaca akan mengerti moral yang baik serta tidak baik untuk dirinya.

4. Fungsi Rekreatif

Merupakan fungsi yang bisa membuat para pembaca merasa gembira, senang, serta terhibur.

5. Fungsi Religiusitas

Merupakan fungsi cerpen yang mengandung ajaran agama serta dapat menjadi teladan untuk para pembacanya.

Ciri – Ciri Teks Cerpen

 

Cerpen memiliki ciri – ciri yakni berbentuk prosa naratif fiktif atau berbentuk cerita padat serta langsung mengenai tujuan. Sebab biasanya karya fiksi jenis lain berbentuk panjang.

Pada cerpen memiliki 6 elemen penting untuk membangun teks ini sehingga dapat membentuk sebuah cerita yang utuh.

Berikut ini adalah beberapa ciri yang ada pada cerita pendek, antara lain:

  • Memiliki alur yang sederhana.
  • Tokoh yang terlibat sedikit.
  • Latar hanya dilukiskan sesaat serta pada lingkup yang relatif terbatas.
  • Terdiri dari 3 – 10 halaman.
  • Habis dibaca dalam satu kali duduk.
  • Hanya terdapat satu plot / alur.
  • Watak serta tokoh dikisahkan atau diterangkan dengan singkat.
  • Bersifat fiktif.
  • Menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami.
  • Hanya menyajikan masalah utama.
  • Teks tidak lebih dari 10.000 kata.

Kaidah Kebahasaan Teks Cerpen

 Berikut ini adalah kaidah kebahasaan yang ada di dalam teks cerpen, antara lain::

  • Menggunakan bahasa tidak baku & tidak formal.
  • Berisi kata keterangan guna mendeskripsikan latar waktu tempat serta suasana.
    Contoh: Di sore hari yang cerah, di kebun jambu yang rimbun dengan dedaunan serta lainnya.
  • Memuat kata sifat yang menggambarkan pelaku seperti penampilan fisik serta kepribadian si tokoh yang ada di dalam cerpen.
    Sebagai contoh sosoknya tinggi, perawakannya gagah, rambutnya beruban, atau sifat tokoh yang lainnya.
  • Dapat memakai gaya bahasa yang sifatnya konotasi.
    Contoh: Pucuk langit, bajing loncat, memanggang bus serta mulut terminal.
  • Memakai kalimat langsung & tidak langsung untuk penulisan percakapan pada cerpen.
  • Dapat memakai gaya bahasa perbandingan, pertentangan, pertautan dan perulangan.

Unsur – Unsur Dalam Teks Cerpen

Unsur di dalam cerpen dibedakan menjadi dua jenis, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik, berikut penjelasannya, antara lain:

a. Unsur Intrinsik

 

Unsur intrinsik cerpen merupakan unsur pembangun yang asalnya dari dalam cerpen itu sendiri.

Yang berarti unsur satu ini dapat kalian temukan hanya dengan membaca isi dari cerpen itu.

Adapun beberapa macam unsur intrinsik cerita pendek, antara lain:

1. Tema

Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide yang mendasari cerita pendek itu sendiri.

2. Penokohan

Penokohan adalah pemberian sifat kepada tokoh yang terdapat di dalam cerita.

Advertisement

Dalam mengidentifikasi watak atau karakter dari seorang tokoh bisa dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode analitik (secara langsung) dan metode dramatik (secara tidak langsung).

3. Alur (Plot)

Alur atau plot adalah urutan kejadian di dalam sebuah cerita.

Alur ini memiliki tiga jenis yang berbeda, seperti alur maju, mundur serta campuran.

4. Setting (Latar)

Setting merupakan latar sebuah peristiwa di dalam cerpen itu terjadi. Setting ini mencangkup latar tempat, waktu serta suasana yang digambarkan pada suatu cerita.

5. Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan posisi pengarang di dalam cerita. Sudut pandang dapat berwujud orang pertama (cirinya memakai kata aku) atau orang ketiga (pengarang yang mengetahui segalanya).

6. Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah cara khas dari si pengarang untuk mengungkapkan suatu kata atau kalimat pada cerita itu sehingga akan terkesan lebih indah serta bermakna.

7. Amanat

Amanat adalah pesan yang bisa diambil oleh para pembaca selepas menyelesaikan cerita itu.

b. Unsur Ekstrinsik

 

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun sebuah cerita yang asalnya dari luar cerita.

Adapun beberapa unsur ekstrinsik pada cerita pendek, diantaranya ialah sebagai berikut:

  • Latar belakang dari kehidupan si pengarang.
  • Keadaan zaman ketika karya sastra tersebut diciptakan.
  • Tingkat pendidikan.
  • Pekerjaan atau profesi.
  • Status sosial ekonomi masyarakat.
  • Pandangan ideologi dan politik.
  • Keyakinan dalam agama.
  • Faham yang dianut oleh si pengarang.
  • Nilai yang ada di dalam cerpen (budaya, sosial, dan moral).
  • Aliran sastra.
  • Kondisi psikologis.
  • Biografi.

 

Mengidentifikasi Nilai-nilai Kehidupan yang Terkandung dalam Cerita Pendek

 

 

A.        Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan kalian dapat mengidentifikasi nilai- nilai kehidupan yang terkandung dalam cerita pendek dengan kritis, kreatif, jujur, disiplin, dan kerja sama.

 

B.         Uraian Materi

Cerita pendek merupakan salah satu karya sastra yang memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi. Dalam cerita pendek, kita akan banyak menemukan berbagai karakter tokoh, baik protagonis maupun antagonis. Keduanya merupakan cerminan nyata dari kehidupan di dunia. Namun, dari karakter tokoh tersebut kita dapat menemukan nilai-nilai kehidupan, yaitu perbuatan baik yang harus kita tiru dan perbuatan buruk yang harus kita jauhi.

Pada pelajaran kali ini kalian akan mempelajari:

1.      Mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan yang ada pada cerita pendek;

2.      Mendemonstrasikan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam cerita pendek.



Pengertian cerita pendek

Apakah kalian pernah mendengar ungkapan “cerita yang dapat dibaca hanya sekali duduk”? Dalam ungkapan ini dapat disimpulkan bahwa cerita yang dimaksud adalah cerita pendek atau cerpen. Cerpen merupakan salah satu bacaan terfavorit karena cerita yang dibentuk pendek dan juga memiliki nilai-nilai kehidupan yang bermanfaat untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Untuk memahami cerpen ini ada beberapa pengertian, apa saja ya?

Cerita pendek atau dapat disebut sebagai cerpen adalah bagian dari karya sastra yang berbentuk naratif. Dari pengertiannya, cerpen merupakan cerita singkat dengan


 

jumlah kata sekitar 500-5.000 kata yang berfokus pada satu tokoh dalam suatu peristiwa atau situasi.

 

Pada umumnya, cerpen bersifat fiksi atau rekayasa dan masalah yang terdapat dalam cerpen biasanya memiliki kesan tunggal. Disamping itu, ada berbagai macam karakter tokoh baik antagonis maupun protagonis. Dari karakter tersebut dapat dipelajari hal-hal yang benar dan salah berdasarkan nilai-nilai kehidupan dalam cerpen.

 

Selain definisi di atas, ada beberapa pengertian cerpen. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cerpen adalah sastra kisahan pendek atau kurang dari sepuluh ribu kata yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi atau pada suatu ketika.

 

Menurut Sutardi, cerpen adalah rangkaian peristiwa yang terjalin menjadi satu yang di dalamnya terjadi konflik antartokoh atau dalam diri tokoh itu sendiri dalam latar dan alur. Peristiwa dalam cerita berwujud hubungan antartokoh, tempat, dan waktu yang membentuk satu kesatuan.

 

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah prosa berisi gagasan, pikiran, pengalaman yang diimajinasikan dan membentuk sebuah peristiwa dengan satu peristiwa puncak.

 

Nilai Nilai Cerita Pendek

Perhatikan penggalan cerita pendek di bawah ini!

Pak, pohon pepaya di pekaranganku telah dirobohkan dengan tak semena-mena, tidaklah sepatutnya hal itu kulaporkan? Itu benar, tapi jangan melebih-lebihkan. Ingat, yang harus diutamakan ialah kerukunan kampung. Soal kecil yang dibesar- besarkan bisa mengakibatkan kericuhan dalam kampung. Setiap soal mesti diselesaikan dengan sebaik- baiknya. Tidak boleh main seruduk. Masih ingatkah kau pada peristiwa Dullah dan Bidin tempo hari? Hanya karena soal dua kilo beras, seorang kehilangan nyawa dan yang lain meringkuk di penjara. (Cerpen “Gerhana”, Muhammad Ali)

 

Penggalan cerpen tersebut mengungkapkan perlunya menjaga diri, yakni untuk tidak melebih-lebihkan persoalan sepele karena hal tersebut bisa berakibat fatal. Dalam unsur-unsur intrinsik karya sastra, pernyataan tersebut dinamakan dengan amanat. Pernyataan seperti itulah yang dianggap bernilai atau sesuatu yang berguna sebagai “obor” atau petunjuk jalan bagi seseorang dalam berperilaku. Oleh karena itu, berkaitan dengan baik-buruknya perilaku dalam bermasyarakat, hal itulah yang dinamakan dengan nilai moral.

 

Nilai dari sebuah cerpen tidak hanya berkaitan dengan keindahan bahasa dan kompleksitas jalinan cerita. Nilai atau sesuatu yang berharga dalam cerpen juga berupa pesan atau amanat. Wujudnya seperti yang dikemukakan di atas: ada yang berkenaan dengan masalah budaya, moral, agama, atau politik. Realitas pesan-pesan itu mungkin berupa pentingnya menghargai tetangga, perlunya kesetiaan pada kekasih, ketawakalan kepada Tuhan, dan sebagainya. Hanya kadang-kadang kita tidak mudah untuk merasakan kehadiran pesan-pesan itu. Karya-karya semacam itu perlu kita hayati benar-benar.

 

Nilai dalam cerita pendek berupa norma-norma yang ada dalam kehidupan. Nilai- nilai kehidupan yang dapat dipetik sebagai perenungan atau pembelajaran oleh pembaca yang berupa norma dari sebuah cerpen.


 

Keberagaman nilai yang ada dalam budaya atau kultur manusia, berdasarkan arah tujuan dan fungsi nilai bagi kehidupan manusia dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu (1) nilai hidup ketuhanan manusia, (2) nilai sosial kehidupan manusia, dan (3) nilai kehidupan pribadi manusia (Amir, dalam Sukatman 1992:15). Sastra dan tata nilai kehidupan sebagai fenomena sosial saling berkaitan. Dalam mencipta sastra, sastrawan memanfaatkan nilai kehidupan yang ada di dunianya. Pada gilirannya, hasil cipta sastra itu akan menyampaikan nilai-nilai yang termuat dalam karyanya kepada masyarakat penikmat sehingga sastra tersebut bisa memengaruhi pola pikir pembaca sastra. Oleh sebab itu, dikatakan bahwa di dalam sastra terdapat nilai kehidupan (Wellek dan Warren, 1989).

 

Nilai adalah suatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Dalam karya sastra berwujud makna ditulis melalui unsur instrinsik seperti perilaku, dialog, peristiwa, latar/setting, dan sebagainya. Menurut Suherli, dkk. terdapat enam nilai dalam cerita pendek yaitu:

 

a.       Nilai Budaya

Nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun-menurun di masyarakat (berhubungan dengan budaya Melayu) Ciri khas nilai-nilai budaya dibandingkan nilai lainnya adalah masyarakt takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut karena “takut” sesuatu yang buruk akan menimpanya.

 

b.      Nilai Moral

Nilai yang berhubungan dengan masalah moral. Pada dasarnya nilai moral berkaitan dengan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya.

 

c.       Nilai Agama/Religi

Nilai yang berhubungan dengan masalah keagaman. Nilai religi biasanya ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, mahluk gaib, dosa-pahala, serta surga-neraka.

 

d.      Nilai Pendidikan/ Edukasi

Nilai   yang   berhubungan   dengan   proses   pengubahan   sikap   dan   tata  laku seseorang/kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan

 

e.       Nilai Estetika

Nilai yang berhubungan dengan keindahan dan seni.

 

f.       Nilai Sosial

Nilai yang berhubungan dengan kehidupan di dalam masyarakat. Biasanya berupa nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai sosial dikaitkan dengan kepatuhan dan kepantasan bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan mempelajari cerita pendek kalian akan mengetahui tentang budaya, moral, agama, pendidikan, sasial dan nilai-nilai kehidupan lain. Dari cerita hikayat, kita dapat memetik nilai-nilai kehidupan sebagai cermin bagi kehidupan kita.


 

Mengidentifikasi Nilai-nilai Kehidupan dalam Cerita Pendek

 

Untuk memahami isi suatu cerpen, termasuk nilai-nilai yang ada di dalamnya, kita sebaiknya mengawali dengan sejumlah pertanyaan. Dengan demikian, pemahaman kita terhadap cerpen itu akan lebih fokus dan mendalam. Pertanyaan-pertanyaan itu dapat dikelompokkan mulai dari pemahaman literal, interpretatif, intergratif, kritis, dan kreatif. Untuk itu, kita pun dapat mengujinya dengan sejumlah pertanyaan seperti berikut.

1.      Pertanyaan literal

a.       Di mana dan kapan cerita itu terjadi?

b.      Siapa saja tokoh cerita itu?

 

2.      Pertanyaan interpretatif?

a.       Apa maksud tersembunyi di balik pernyataan tokoh A?

b.      Bagaimana makna lugas dari perkataan tokoh B?

 

3.      Pertanyaan integratif

a.       Bercerita tentang apakah cerpen di atas?

b.      Apa pesan moral yang hendak disampaikan pengarang dari cerpennya itu?

 

4.      Pertanyaan kritis

a.       Ditinjau dari sudut pandang agama, bolehlah tokoh C berbohong pada tokoh A?

b.      Apa kelebihan dan kelemahan cerpen itu berdasarkan aspek kebahasaan yang digunakannya?

 

5.      Pertanyaan kreatif

a.       Bagaimana sikapmu apabila berposisi sebagai tokoh A dalam cerpen itu?

b.      Bagaimana kira-kira kelanjutan cerpen itu seandainya tokoh utamanya tidak dimatikan pengarang?

 

Contoh Cerpen

 

Senyum Karyamin

Karya Ahmad Tohari

 

Si paruh udang kembali melintas cepat dengan suara mencecet. Karyamin tak lagi membencinya karena sadar, burung yang demikian sibuk pasti sedang mencari makan buat anak-anaknya dalam sarang entah di mana. Karyamin membayangkan anak-anak si paruh udang sedang meringkuk lemah dalam sarang yang dibangun dalam tanah di sebuah tebing yang terlindung. Angin kembali bertiup. Daun-daun jati beterbangan dan beberapa di antaranya jatuh ke permukaan sungai. Daun-daun itu selalu     saja      bergerak      menentang       arus      karena       dorongan       angin. "Jadi, kamu sungguh tak mau makan, Min?" tanya Saidah ketika melihat Karyamin bangkit.

"Tidak. Kalau kamu tak tahan melihat aku lapar, aku pun tak tega melihat lenganmu habis karena utang-utangku dan kawan-kawan."

"Iya Min, iya, tetapi "

Saidah memutus kata-katanya sendiri karena Karyamin sudah berjalan menjauh. Tetapi Saidah masih sempat melihat Karyamin menolehkan kepalanya sambil tersenyum, sambil menelan ludah berulang-ulang. Ada yang mengganjal di tenggorokan yang tak berhasil didorongnya ke dalam. Diperhatikannya Karyamin yang berjalan melalui lorong liar sepanjang tepi sungai. Kawan-kawan Karyamin


 

menyeru-nyeru dengan segala macam seloroh cabul. Tetapi Karyamin hanya sekali berhenti dan menoleh sambil melempar senyum.

 

Sebelum naik meninggalkan pelataran sungai, mata Karyamin menangkap sesuatu yang bergerak pada sebuah ranting yang menggantung di atas air. Oh, si paruh udang. Punggung biru mengkilap, dadanya putih bersih, dan paruhnya merah saga. Tiba - tiba burung itu menukik menyambar ikan kepala timah sehingga air berkecipak. Dengan mangsa diparuhnya, burung itu melesat melintas para pencari batu, naik menghindari rumpun gelangan dan lenyap di balik gerumbul pandan. Ada rasa iri di hati Karyamin terhadap si paruh udang. Tetapi dia hanya bisa tersenyum sambil melihat dua keranjangnya yang kosong.

 

Sesungguhnya Karyamin tidak tahu betul mengapa dia harus pulang. Di rumahnya tak ada sesuatu buat mengusir suara keruyuk dari lambungnya. Istrinya juga tak perlu dikhawatirkan. Oh ya, Karyamin ingat bahwa istrinya memang layak dijadikan alasan buat pulang. Semalaman tadi istrinya tak bisa tidur lantaran bisul di puncak pantatnya. "Oleh karena itu, apa salahnya bila aku pulang buat menemani istriku yang meriang."

 

Karyamin mencoba berjalan lebih cepat meskipun kadang secara tiba-tiba banyak kunang-kunang menyerbu ke dalam rongga matanya. Setelah melintasi titian Karyamin melihat sebutir buah jambu yang masak. Dia ingin memungutnya, tetapi urung karena pada buah itu terlihat bekas gigitan kampret.

 

Dilihatnya juga buah salak berceceran di tanah di sekitar pohonnya. Karyamin memungut sebuah, digigit, lalu dilemparkannya jauh-jauh. Lidahnya seakan terkena air tuba oleh rasa buah salak yang masih mentah. Dan Karyamin terus berjalan. Telinganya mendenging ketika Karyamin harus menempuh sebuah tanjakan. Tetapi tak mengapa, karena dibalik tanjakan itulah rumahnya.

 

Sebelum habis mendaki tanjakan, Karyamin mendadak berhenti. Dia melihat dua buah sepeda jengki diparkir di halaman rumahnya. Denging dalam telinganya terdengar semakin nyaring. Kunang-kunang di matanya pun semakin banyak. Maka Karyamin sungguh-sungguh berhenti, dan termangu. Dibayangkannya isterinya yang sedang sakit harus menghadapi dua penagih bank harian. Padahal Karyamin tahu, istrinya tidak mampu membayar kewajibannya hari ini, hari esok, hari lusa, dan entah hingga kapan, seperti entah kapan datangnya tengkulak yang telah setengah bulan membawa batunya.

 

Masih dengan seribu kunang-kunang di matanya, Karyamin mulai berpikir apa perlunya dia pulang. Dia merasa pasti tak bisa menolong keadaan, atau setidaknya menolong istrinya yang sedang menghadapi dua penagih bank harian. Maka pelan- pelan Karyamin membalikkan badan, siap kembali turun. Namun di bawah sana Karyamin melihat seorang lelaki dengan baju batik motif tertentu dan berlengan panjang. Kopiahnya yang mulai botak kemerahan meyakinkan Karyamin bahwa lelaki itu adalah Pak Pamong.

“Nah, akhirnya kamu ketemu juga, Min. Kucari kau di rumah, tak ada. Di pangkalan batu, tak ada. Kamu mau menghindar, ya?”

“Menghindar?”

“Ya. Kamu memang mbeling , Min. Di gerumbul ini hanya kamu yang belum berpartisipasi." Hanya kamu yang belum setor uang dana Afrika, dana untuk menolong orang-orang yang kelaparan di sana. Nah, sekarang hari terakhir. Aku tak mau lebih lama kau persulit.”


 

Karyamin mendengar suara napas sendiri. Samar-samar, Karyamin juga mendengar detak jantung sendiri. Tetapi Karyamin tidak melihat bibir sendiri yang mulai menyungging senyum. Senyum yang sangat baik untuk mewakili kesadaran yang mendalam akan diri sendiri serta situasi yang harus dihadapinya. Sayangnya, Pak Pamong malah menjadi marah oleh senyum Karyamin.

“Kamu menghina aku, Min?” ”Tidak, Pak. Sungguh tidak.”

Kalau tidak, mengapa kamu tersenyum-senyum? Hayo cepat, mana uang iuranmu?”

 

Kali ini Karyamin tidak hanya tersenyum, melainkan tertawa keras-keras. Demikian keras sehingga mengundang seribu lebah masuk ke telinganya, seribu kunang masuk ke matanya. Lambungnya yang kempong berguncang-guncang dan merapuhkan keseimbangan seluruh tubuhnya. Ketika melihat tubuh Karyamin jatuh terguling ke lembah Pak Pamong berusaha menahannya. Sayang, gagal.

Sumber: Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin, 1989

 

Cerita pendek tersebut banyak memiliki nilai-nilai kehidupan. Nilai-nilai tersebut diidentifikasi sehingga akan menambah kepekaan kalian dalam mengidentifikasi nilai-nilai karya sastra.

C.        Rangkuman

1.         Cerita pendek adalah karya prosa yang berupa gagasan, pikiran dan pengalaman dalam rangkaian peristiwa yang terjalin menjadi satu yang di dalamnya terjadi konflik antartokoh atau dalam diri tokoh itu sendiri dalam latar dan alur.  Peristiwa dalam cerita berwujud hubungan antartokoh, tempat, dan waktu yang membentuk satu kesatuan.

 

2.         Nilai-nilai cerita pendek, meliputi nilai sosial, budaya, keagamaan/ religi, moral, estetika/ keindahan dan pendidikan/edukasi dan lain-lain.

 

3.         Mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan dalam cerita pendek dilakukan dengan menentukan nilai-nilai kehidupan karena pada dasarnya cerita pendek banyak memuat nilai-nilai yang bisa diaktualisasikan dalam kehidupan nyata atau dapat dijadikan pembelajaran.

 

4.         Pembelajaran dalam cerpen dilakukan dengan mengambil amanat yang berisi nilai-nilai kehidupan.

D.        Penugasan Mandiri

Penugasan 1

Setelah membaca pendek berjudul Senyum Karnyamin, karya Ahmad Tohari, kemudian

1.     Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

a.       Di mana dan kapan peristiwa dalam cerita itu terjadi?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

 

b.      Kata-kata “senyum Karnyamin” itu maksudnya apa?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………


 

c.       Apakah pesan-pesan yang disampaikan pengarang melalui cerpennya?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

 

d.      Setujukah kalian dengan isi cerita itu dan adakah hal-hal yang bertentangan dengan kayakinan kalian?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

 

e.       Bagaimana pandangan kalian terhadap kehidupan yang ada pada cerpen tersebut?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

 

2.     Kerjakanlah hal berikut sesuai dengan instruksinya!

a.       Buatlah    lima   pertanyaan     lainnya    secara     berkelompok     untuk                          menguji pemahaman literal, interpretatif, integratif, kritis, dan kreatif!

b.      Jawablah pertanyaan tersebut dengan benar!

 

Dengan mengajukan berbagai pertanyaan kalian akan memperoleh nilai dari cerita pendek tersebut. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu sesuatu penting, berguna, atau bermanfaat bagi manusia. Pertanyaan kritis tentang kelebihan dan kelemahan cerpen itu, misalnya, akan sampailah pada jawaban tentang bermanfaat atau tidaknya bagi pembaca.

 

Penugasan 2

1.     Bacalah kembali cerpen Senyum Karnyamin!

2.     Lakukan hal-hal berikut ini sesuai dengan instruksinya!

a.       Secara berkelompok, identiffikasikanlah nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam cerpen itu!

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

 

b.      Mungkinkah nilai-nilai tersebut kamu aktualisasikan pula dalam kehidupan sehari-hari?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

 

c.       Apabila jawabannya mungkin, bagaimana caranya?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………


 

E.         Latihan Soal

Cermatilah kutipan teks berikut!

Kutipan cerpen

“Kalau ada, mengapa biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua? Sedang harta bendamu kau biarkan orang lain mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku beri engkau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang aku menyuruh engkau semuanya beramal di samping beribadat. Bagaimana engkau bisa beramal kalau engkau miskin? Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk disembah saja, hingga kerjamu lain tidak me muji-muji dan menyembah-Ku saja. Tidak. Kamu semua mesti masuk neraka! Hai malaikat, halaulah mereka ini kembali ke neraka. Letakkan di keraknya.”

Semuanya jadi pucat pasi tak berani berkata apa-apa lagi. Tahulah mereka sekarang apa jalan yang diridai Allah di dunia.

Tetapi Haji Saleh ingin juga kepastian, apakah yang dikerjakannya di dunia ini salah atau benar. Tetapi ia tak berani bertanya kepada Tuhan, ia bertanya saja pada malaikat yang menggiring mereka itu.

“Salahkah menurut pendapatmu, kalau kami menyembah Tuhan di dunia?” tanya Haji Saleh.

“Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat bersembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak istrimu sendiri, hingga mereka itu kucar-kacir selamanya.. Itulah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis. Padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak mempedulikan mereka sedikit pun.”

Demikian cerita Ajo Sidi yang kudengar dari Kakek. Cerita yang memurungkan Kakek.

Dan besoknya, ketika aku mau turun rumah pagi-pagi, istriku berkata apa aku tak pergi menjenguk.

“Siapa yang meninggal?” tanyaku kaget. “Kakek.” “Kakek?”

“Ya. Tadi subuh Kakek kedapatan mati di suraunya dalam keadaan yang ngeri sekali. (Cerpen “Robohnya Surau Kami”, AA Navis)

 

1.         Berdasarkan kutipan tersebut isilah tabel berikut!

 

Jenis Pertanyaan

Pertanyaan

Jawaban

Pertanyaan literal

Dimana dan kapan terjadi?

 

Siapa saja tokohnya?

 

Pertenyaan interpretative

Apa maksud tersembunyi di baik pernyataan tokoh Ajo Sidi?

 

Apa makna lugas pernyataan Ajo Sidi?

 

Pertanyaan integratif

Bercerita      tentang      apakan cerpen tersebut?

 


 

 

 

 

 

Apa pesan moral yang hendak disampaikan pengarang?

 

Pertanyaan kritis

Ditinjau dari sudut pandang agama, bolehlah apa yang dilakukan tokoh Kakek?

 

Apa kelebihan dan kelemahan cerpen tersebut dilihat dari aspek kebahasaan?

 

Petanyaan kreatif

Bagaimana seandainya kalian menjadi tokok Kakek?

 

Apa yang akan  terjadi seandainya tokok Kakek tidak meninggal?

 

 

2.         Setelah mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan yang ada pada cerpen tersebut bagaimana aktualisasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan!

 

Nilai-nilai

Kehidupan pada Cerpen

 

Bukti kutipan

Aktualisasi dalam kehidupan

 Nilai Budaya

 

 

 Nilai Sosial

 

 

 Nilai Religius

 

 

 Nilai Pendidikan

 

 

 Nilai Moral

 

 


 

Jawaban dan Pembahasan Latihan Soal Kegiatan 1

 

Latihan soal 1

1.      Berdasarkan kutipan tersebut isilah tabel berikut!

 

Jenis Pertanyaan

Pertanyaan

Jawaban

Pertanyaan literal

Dimana dan kapan terjadi?

Di sebuah surau

Siapa saja tokohnya?

Ajo Sidi, kakek, aku, istri aku

Pertenyaan interpretative

Apa maksud tersembunyi di baik pernyataan tokoh Ajo Sidi?

Menggambarkan kehidupan yang seimbang

Apa makna lugas pernyataan Ajo Sidi?

Seseorang hendaknya tidak hanya beribadah saja

Pertanyaan integratif

Bercerita tentang apakan cerpen tersebut?

Tentang makna kehidupan

Apa pesan moral yang hendak disampaikan pengarang?

Menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat

Pertanyaan kritis

Ditinjau dari sudut pandang agama, bolehlah apa yang dilakukan tokoh Kakek?

Tidak boleh karena bunuh diri adalah perbuatan yang dilarang oleh Agama

Apa kelebihan dan kelemahan cerpen tersebut dilihat dari aspek kebahasaan?

Bahasanya yang sederhana dan menggunakan kata-kata yang digunakan dalam kehidupan

sehari-hari.

Petanyaan kreatif

Bagaimana seandainya kalian menjadi tokok Kakek?

Saya akan memperbaiki diri mrnyrimbangkan kehidupan

meskipun secara bertahap.

Apa yang akan terjadi seandainya tokok Kakek tidak meninggal?

Kakek akan semakin tersiska dengan cerita Ajo Sidi dan sedikit demi sedikit mengubah cara hidupnya yang belum

sesuai.

 

2.      Setelah mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan yang ada pada cerpen tersebut bagaimana aktualisasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan!

 

Nilai-nilai Kehidupan pada Cerpen

Bukti kutipan

Aktualisasi dalam kehidupan

Nilai moral

“Ya. Tadi subuh Kakek kedapatan mati di suraunya dalam keadaan yang ngeri sekali.

Orang akan bunuh diri apabila diterpa masalah.

Nilai budaya

Dan besoknya, ketika aku mau turun rumah pagi-pagi, istriku

Mengunjungi rumah duka


 

 

 

berkata apa aku tak pergi menjenguk.

 

Nilai Agama

“Salahkah menurut pendapatmu, kalau kami

menyembah Tuhan di dunia?” tanya Haji Saleh.

“Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau terlalu

mementingkan dirimu sendiri.

Banyak prang yang hanya mementingkan kehidupan dunia saja

 

F.         Penilaian Diri

 

Setelah kalian belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan pembelajaran 1, berikut diberikan tabel untuk mengukur diri kalian terhadap materi yang sudah kalian pelajari. Isilah dengan mencentang (V) pada refleksi diri terhadap pemahaman materi di tabel berikut!

 

Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi

No

Pertanyaan

Ya

Tidak

1.

Apakah kalian telah memahami cerita pendek?

 

 

2.

Dapatkah kalian memahami karakter cerita pendek?

 

 

3.

Dapatkah kalian menganalisis nilai-nilai cerita pendek?

 

 

4.

Dapatkah kalian mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan dalam cerita pendek?

 

 

5.

Dapatkah kalian menentukan nilai-nilai kehidupan dalam

cerita pendek?

 

 

 

Jika menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pelajarilah kembali materi tersebut dalam modul, ulang kegiatan pembelajaran 1, apabila diperlukan silakan kalian menghubungi guru atau teman sejawat untuk menyampaikan pembimbingan. Jangan putus asa untuk mengulang lagi! Dan apabila kalian menjawab “YA” pada semua pertanyaan, maka lanjutkan berikut.


 

Tugas Analisi Nilai-Nilai dalam  Teks Cerpen

”Sentuhan Tangan Ayah”

Oleh : R. Purwantaka

 

Tepuk tangan itu masih bergemuruh saat Ibu Bupati memotong rangkaian pita dan ”Tumpeng” di Dusun Makmur. ” Secara resmi saya nyatakan Dusun Makmur ini sebagai Dusun Berwawasan Lingkungan dan menjadi satu-satunya Dusun di Kabupaten ini yang menerapkan kehidupan Warganya dengan Hidup Ramah Lingkungan ! ” demikian pidato singkat dari Ibu Bupati dalam perayaan Peresmian Dusun Terbaik dalam Lomba Dusun Se-Kabupaten yang berhak mendapatkan hadiah Trophy, Seekor Sapi dan Uang Pembinaan Sepuluh Juta Rupiah.

Pujian tak henti-henti diucapkan oleh Ibu Bupati terhadap Dusun Makmur. Ayah yang mendampingi Ibu Bupati bersama para Pejabat Teras kabupaten berjalan Mengelilingi jalan , gang, serta melihat secara langsung Rumah-rumah warga yang nampak bersih, tertata rapi dan nampak asri.

-        ” Wah... terasa Sejuk benar ini, sepanjang jalan ditanami bunga-bunga!” seru Ibu Bupati pada Ayahku.

-        ” Setiap rumah menanam sayuran di pekarangannya sendiri seperti ini ? ” tanya Ibu Bupati kepada Ayah. Ayah hanya tersenyum dan menganggukkan kepala mengiyakan.

-         ” Tempat sampah ini juga diusahakan sendiri oleh warga dan diletakkan di depan rumah seperti ini semua? ” kembali pertanyaan Ibu Bupati dilontarkan kepada Ayah.

-         ” Mereka mengusahakan dua  tempat sampah, yang satu untuk sampah plastik dan yang satunya untuk sampah kertas.” ayah berusaha menerangkan kepada Ibu Bupati. Terlihat raut muka Ibu Bupati nampak tersenyum puas dan mengangguk-anggukkan kepala. 

 

Sesaat sampai di Stand  pameran hasil industri rumah tangga yang digelar oleh ibu-ibu PKK, nampak Ibu Bupati semakin antusias. Pameran berbagai produk makanan yang sudah dikemas bagus dan berlabel ini sekilas tak percaya kalau makanan ini hasil industri Rumah Tangga yang dikerjakan Ibu-ibu sendiri.

-        ” Ini makanan apa namanya? ” tanya Ibu Bupati semakin penasaran, sambil membuka bungkusan kecil dengan label seperti Produk Pabrik dan mencicipi makanan yang diikuti oleh para pejabat kabupaten yang ikut mengiringi Ibu Bupati.

-        ” Ini, Getuk Ayu, Bu ! ” jawab Ayah secara sepontan.

-         ” Getuk Ayu, wah... rasanya enak benar, tidak kalah dengan getuk buatan lain daerah, yang sudah terkenal.” kembali Ibu bupati menyanjung. Terlihat Ibu-ibu penunggu stand tersenyum puas karena sanjungan Ibu Bupati. Mereka merasa diberi penghormatan karena mau merasakan makanan yang telah dibuatnya.

-         ” Getuk ini dibuat dengan bahan yang alami, pemanisnya juga alami. Getuk ini dinamakan getuk Ayu karena getuk ini campuran antara ketela dan nangka tetapi warnanya tetap putih bersih.” demikian Ayah menerangkan kepada Ibu Bupati.

 

Pandangan Ibu Bupati beralih di stand kerajinan. .Beberapa pigura yang terpajang menjadi sasaran Ibu Bupati untuk memegangnya.

-  ” Dibuat dari bahan apa, bisa sebagus ini?” tanya Ibu Bupati sepontan kepada para remaja yang menunggu Stan kerajinan tangan.

- ” Dari limbah ranting kayu, Bu!” jawab seorang remaja putri sambil menunjukkan piguranya.

-  ” Ini limbah ranting kayu bakar yang tidak terpakai dikumpulkan kemudian diasap biar kering dan ditambah warna hitamnya, kemudian dibersihkan pakai amplas dan dipernis biar nampak mengkilap.” tambah Ayah menerangkan kepada Ibu Bupati.

-  ” Bagus sekali, Siapa yang pertama mengajari pembuatan pigura seperti ini? ” tanya Ibu Bupati kepada penjaga stand itu. Dengan malu-malu dan takut Fitri, remaja penjaga stand itu menunjuk Ayah.

- ” Oh, jadi Pak RT sendiri to, yang mengajari ini?” Ayahku hanya tersenyum simpul sambil menganggukkan kepala. Nampak wajah Ayah bergembira karena mendapat sanjungan Ibu Bupati.

 

 

Sambil berjalan pelan, Ibu Bupati yang diikuti para Pejabat Kabupaten sampai di stand terakhir. Beberapa tanaman sayuran dan pupuk yang sudah dikemas plastik menumpuk . ” Ini sayuran cabe Rawit yang menggunakan pupuk organik yang dihasilkan dari limbah dedaunan di rumahnya sendiri. ” ayah berusaha menerangkan pameran pohon cabe yang nampak hijau dan ditumbuhi buah yang segar.

-        ” Masih ada bibitnya, ini ? ” tanya Ibu Bupati. Ayah memandang bapak-bapak penjaga stand itu. Pak Karto yang tahu maksud  pandangan Ayah kemudian menjawab.

-         ” Ada, Bu. Kami membuat pembibitan sendiri. ” sambil mengambilkan bibit tanaman cabe rawit.

-         ” Pupuknya juga buatan sendiri?” kembali Ibu Bupati bertanya.

-         ” Ya, Bu. Kami telah diberi pelatihan cara membuat pupuk alami.” jawab Pak Karto.

-         ” Siapa yang memberi Pelatihan?” tanya Ibu Bupati sambil mengambil pupuk yang sudah di kemas plastik.

-         ” Kami mendatangkan tenaga ahli dari Dinas Pertanian Kabupaten, Bu.” sambung Ayah menjawab pertanyaan Ibu Bupati.

-         

”Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara semua. Kiranya cukup dan saya bangga atas prestasi yang telah diraih oleh Dusun Makmur ini. Saya berpesan agar hadiah Sapi dan uang dapat dimanfaatkan oleh warga. Sekali lagi saya atas nama Pemerintah Daerah memohon maaf dan beterimakasih kepada semua warga yang telah mencapai prestasi ini” tepuk tangan itu semakin bergemuruh saat Ibu Bupati menutup acara penyerahan Hadiah juara lomba dusun berwawasan lingkungan.

Tiba-tiba pundak Ayah dikejutkan oleh tangan Mungil yang menyentuhnya,  Lamunan Ayah pudar sambil masih memandangi Foto Jabat tangan antara Ayah dengan Ibu Bupati yang terpasang di ruang tamu. ” Ada apa dengan Foto itu, Pak?” tanya Ibuk sembari menyodorkan secangkir air teh panas.

”Aku bersyukur dan bangga dengan masyarakat di sini, semua pekerjaan dan program-program yang sudah diputuskan dalam rapat, semua mematuhi.” jawab Ayah sambil duduk di kursi tua.

-        ” Juara itu bukan bapak yang mendapatkan, tetapi semua warga di sini yang berhak mendaptkan, karena tanpa dukungan warga, semua tak akan berhasil.” timpal ibuk kepada Ayah.

-        ” Yah, tidak hanya semua warga, tetapi yang lebih penting, Ibuk dan anak-anakku yang selalu mendukung dan mendorong semangatku, tanpa dukungan Ibuk dan anak-anak, Aku tak ada apa-apanya, Aku tak dapat berbuat apa-apa.” sanjung Ayah kepada Ibu. Terlihat wajah Ibuk tersipu malu mendapat sanjungan dari Ayah.

-         ” Coba Ibuk renungkan perjalanan kita membangun dusun ini.”  Ayah memandangi Ibuk dengan penuh kasih sayang.  Wajah Ibuk menerawang ke atas, membayangkan betapa sulitnya dan betapa pedihnya akan meraih kesuksesan. Terbayang beberapa kejadian  yang masih segar dalam ingatan.

 

” Gila..., sudah gila ini....”

Semua orang terus mengatakan ” Gila ” pada keluargaku. Aku juga tak mengerti apa sebenarnya kemauan Ayahku. Semua warga diberi kantong plastik hitam besar, semua warga dilarang membuang sampah plastik dan kertas. Sampah-sampah yang ada di rumah tangga harus dimasukkan dalam kantong palstik yang sudah diberikan Ayah.

 Ayah akan selalu mendatangi rumah warga yang kedapatan membuang sampah kertas maupun plastik di pekarangannya. Aku semakin tak mengerti, semua sampah yang sudah terkumpul di setiap rumah, tiap hari minggu diambil oleh Ayahku, dikumpulkan di Rumah. 

” Ini gara-gara Ayah, semua menjadi repot ” gerutu dalam hatiku pada Ayah. Semenjak Ayahku menjadi Ketua RT di Kampung, ada-ada saja yang dilakukan oleh Ayah. Rapat RT selalu menghasilkan Program-program yang oleh orang desa belum lazim. Ada program menanam sayuran setiap rumah, kerja Bhakti membersihkan pekarangan  dan lingkungan setiap Hari Minggu,  termasuk kewajiban setiap warga mengumpulkan sampah dan masih banyak lagi program yang sudah dijalankan oleh Ayahku.

               ” Ayah sudah dikatakan Gila oleh masyarakat, apakah ayah tidak risih dengan ide-ide yang tak masuk akal ini? ” tanyaku pada Ayah saat hari Minggu sedang bekerja Bhakti. Ayahku tak menjawab. Dia hanya tersenyum yang membuatku semakin bertanya-tanya. Hari ini hari Minggu, anak-anaknya dan Ibuku disuruh ayah mengambil plastik di setiap rumahtangga di dusunku.

               ” Sekarang isi kantong dikeluarkan, disisihkan antara yang plastik dan yang kertas ! ” suruh ayah kepada anak-anaknya. Tak lama kemudian datanglah seorang Ibu yang sudah ditunggu-tunggu kedatangannya oleh Ayah. Kulihat Ayah berbincang-bincang degan Ibu tersebut, kemudian mendatangi tumpukan sampah yang telah dipilah-pilah. Ternyata Ibu tersebut seorang pedagang ”Rosok” yang ingin membeli sampah yang telah dikumpulkan warga.  Dengan cekatan pedagang rosok  tersebut menimbang sampah-sampah warga dan dimasukkan ke dalam kantong besar yang sudah disiapkan. Akhirnya Ayahku diberi uang hasil penjualan sampah warga. ” Hari ini warga kita memperoleh tabungan duaratus lima puluh lima ribu rupiah, akan kita beritahukan pada warga kita bahwa sampah dapat mendatangkan keuntungan.” kata Ayah pada kami.

               Sudah bertahun-tahun Ayah menjalankan kegiatan pengumpulan sampah warga. Beberapa panggilan kurang sedap sempat disandang oleh Ayah. ” Pak RT Sampah ”, ” Pak RT Gila”,  ” Pak Kebun Sayur ”, sampai dijuluki, ”Pak Talok ” karena Ayahku berhasil menghijaukan tanah gersang pinggir sungai yang sering longsor menjadi tanah ”Hijau” yang ditanami pohon ” Talok ”. Lamunan Ibu pudar saat tangan ibu dipegang dengan lembut oleh Ayah.

               ” Sudahlah tidak usah kita ungkit-ungkit lagi masa yang lalu. Yang penting kita petik hikmah dari semua pekerjaan yang kita jalankan. Tak ada keberhasilan datang sendiri tanpa pengorbanan.” Ayah dan Ibu saling pandang dan tersenyum memandangi keberhasilan untuk diwariskan kepada anak cucu.”

 

                                                                                          Bantul, 12 April 2010

 

 Tugas, Bacalah Cerpen : " Sentuhan Tangan Ayah "

Carilah Nilai-nilai yang ada  dalam Cerpen " Sentuhan Tangan Ayah"

Nilai-nilai

Kehidupan pada Cerpen "  Sentuhan Tangan Ayah "  

 

Bukti kutipan dalam Cerpen

Aktualisasi dalam kehidupan Nyata

 1. Nilai Budaya

 

 

 2. Nilai Sosial

 

 

 3. Nilai Religius

 

 

 4. Nilai Pendidikan

 

 

 5. Nilai Moral

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar