Kamis, 30 April 2020

*” MERDEKA BELAJAR atau BELAJAR MERDEKA ?”*

GURU BAHASA INDONESIA PAK TAKA: Pembelajaran Kurikulum 2013 SMK ... 
*” MERDEKA BELAJAR  atau BELAJAR MERDEKA ?”*
*Oleh : Pak Pur*
*” MENYAMBUT HARDIKNAS “*
*Jangan sampai selogan yang baik ini* *“Merdeka Belajar“* Berubah menjadi *“ Belajar Merdeka “*

*"Merdeka belajar”* adalah kemerdekaan berpikir. Dan terutama esensi kemerdekaan berpikir ini harus ada di guru dulu. Tanpa terjadi di guru, tidak mungkin bisa terjadi di murid," kata Nadiem dalam Diskusi Standard Nasional Pendidikan, di Hotel Century Park, Jakarta Pusat pada Jumat, 13 Desember 2019.

*Tujuan merdeka belajar* adalah agar para guru, peserta didik, serta orang tua bisa mendapat suasana yang bahagia. “Merdeka belajar itu bahwa proses pendidikan  harus menciptakan suasana-suasana yang membahagiakan. Bahagia buat siapa? Bahagia buat guru, bahagia buat peserta didik, bahagia buat orang tua, dan bahagia untuk semua orang”

Program merdeka belajar ini dilahirkan dari banyaknya keluhan di sistem pendidikan. Salah satunya keluhan soal banyaknya peserta didik yang dipatok oleh nilai-nilai tertentu.  “Merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir, terutama esensi kemerdekaan berpikir ini harus ada di guru dahulu. Tanpa terjadi di guru, tidak mungkin bisa terjadi di peserta didik.”

Sedangkan, pembelajaran justru terjadi ketika guru bisa menerjemahkan kurikulum. "Mencari jalannya sendiri, baru keluar lagi kepada murid,". Dengan terjadinya proses refleksi dan meta kognitif guru, maka barulah terjadi proses refleksi murid dan meta koginitif siswa. Semua guru harus berpikir secara mandiri. Pembelajaran tidak akan terjadi jika hanya administrasi pendidikan yang dikerjakan. "Paradigma merdeka belajar adalah untuk menghormati perubahan yang harus terjadi agar pembelajaran itu mulai terjadi diberbagai macam sekolah.

Konsep *“Merdeka Belajar”* ini juga belum menentukan arah dari pendidikan kita akan dibawa kemana,  apakah konsep merdeka belajar ini menuntut pendidikan itu berkontribusi untuk peningkatan ekonomi sehingga menuntut siswa ini belajar dengan bebas, atau kita perlu melihat sejarah itu menjadi bahan pembelajaran kedepannya bahwa dari dulu pendidikan kita tidak terlalu difokuskan untuk apa, melainkan pendidikan itu terbagi ke beberapa bidang sehingga  masalah sosial yang ada di Indonesia ini belum ada seutuhnya yang dapat selesai

Jangan sampai kebijakan ini nantinya jauh panggang dari api, jauh kenyataan dari konsep yang sudah di buat. Perlu ketelitian juga dalam melihat situsi psikologi pendidikan yang ada di negara kita, karena tiap wilayah yang berbeda di Indonesia ini juga berbeda juga akalnya. Sebelum mengubah sistem pendidikan kita perlu melakukan pendekatan psikologi pendidikan, dan juga sangat perlu penegasan revolusi mental terhadap tenaga pendidik dan yang dididik supaya tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai secara maksimal

Mengatakan guru adalah kunci, itu sama saja dengan mengalihkan tanggung jawab dan menjebak guru untuk gagal. Tentu guru berperan penting dalam pendidikan, namun tuntutan akan besarnya peran –atau secara spesifik tingginya kompetensi— tidak akan tercapai saat guru tidak memiliki hal yang asasi: yaitu kemerdekaan. Kemerdekaan guru dalam jangka panjang berperan sentral untuk menumbuhkan kemerdekaan belajar peserta didik dan nantinya cita-cita demokrasi negeri ini bisa terwujud.

Yang terjadi dalam pengembangan guru saat ini, kemerdekaan seringkali dibungkam dengan tunjangan atau tekanan. Pendidikan menjadi proses yang penuh dengan kontrol, bukan dengan pemberdayaan.  Sebagai pembanding di banyak negara, memasuki profesi guru adalah proses yang sangat selektif untuk orang-orang pilihan. Namun menjalaninya didukung dengan banyak kemerdekaan dan kemudahan. Bagaimana dengan Negara Kita Jangan sampai menjadi guru seringkali mudah, namun batasan dan tekanan di dalam profesinya sangat menantang. Jangan sampai selogan yang baik ini *“Merdeka Belajar “ Berubah menjadi “ Belajar Merdeka “*

https://nasional.tempo.co/read/1283493/nadiem-makarim-merdeka-belajar-adalah-kemerdekaan-berpikir/full&view=ok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar