![GURU BAHASA INDONESIA PAK TAKA: Pembelajaran Kurikulum 2013 SMK ...](file:///C:/Users/cool/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
*” MERDEKA BELAJAR atau BELAJAR
MERDEKA ?”*
*Oleh : Pak Pur*
*” MENYAMBUT HARDIKNAS “*
*Jangan sampai selogan yang baik ini* *“Merdeka Belajar“* Berubah menjadi *“
Belajar Merdeka “*
*"Merdeka belajar”* adalah kemerdekaan berpikir. Dan terutama esensi kemerdekaan berpikir
ini harus ada di guru dulu. Tanpa terjadi di guru, tidak mungkin bisa terjadi
di murid," kata Nadiem dalam Diskusi Standard Nasional Pendidikan, di
Hotel Century Park, Jakarta Pusat pada Jumat, 13 Desember 2019.
*Tujuan merdeka belajar* adalah agar para guru, peserta didik, serta
orang tua bisa mendapat suasana yang bahagia. “Merdeka belajar itu bahwa proses
pendidikan harus menciptakan suasana-suasana yang membahagiakan. Bahagia
buat siapa? Bahagia buat guru, bahagia buat peserta didik, bahagia buat orang
tua, dan bahagia untuk semua orang”
Program merdeka
belajar ini dilahirkan dari banyaknya keluhan di sistem pendidikan. Salah
satunya keluhan soal banyaknya peserta didik yang dipatok oleh nilai-nilai
tertentu. “Merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir, terutama esensi
kemerdekaan berpikir ini harus ada di guru dahulu. Tanpa terjadi di guru, tidak
mungkin bisa terjadi di peserta didik.”
Sedangkan, pembelajaran justru terjadi ketika guru
bisa menerjemahkan kurikulum. "Mencari jalannya sendiri, baru keluar lagi
kepada murid,". Dengan terjadinya proses refleksi dan meta
kognitif guru, maka barulah terjadi proses refleksi murid dan meta
koginitif siswa. Semua guru harus berpikir secara mandiri. Pembelajaran tidak
akan terjadi jika hanya administrasi pendidikan yang dikerjakan.
"Paradigma merdeka belajar adalah untuk menghormati perubahan yang harus
terjadi agar pembelajaran itu mulai terjadi diberbagai macam sekolah.
Konsep *“Merdeka Belajar”* ini juga belum
menentukan arah dari pendidikan kita akan dibawa kemana, apakah konsep merdeka belajar ini menuntut
pendidikan itu berkontribusi untuk peningkatan ekonomi sehingga menuntut siswa
ini belajar dengan bebas, atau kita perlu melihat sejarah itu menjadi bahan
pembelajaran kedepannya bahwa dari dulu pendidikan kita tidak terlalu
difokuskan untuk apa, melainkan pendidikan itu terbagi ke beberapa bidang sehingga
masalah sosial yang ada di Indonesia ini
belum ada seutuhnya yang dapat selesai
Jangan sampai
kebijakan ini nantinya jauh panggang dari api, jauh kenyataan dari konsep yang
sudah di buat. Perlu ketelitian juga dalam melihat situsi psikologi pendidikan
yang ada di negara kita, karena tiap wilayah yang berbeda di Indonesia ini juga
berbeda juga akalnya. Sebelum mengubah sistem pendidikan kita perlu melakukan
pendekatan psikologi pendidikan, dan juga sangat perlu penegasan revolusi
mental terhadap tenaga pendidik dan yang dididik supaya tujuan pendidikan
tersebut dapat tercapai secara maksimal
Mengatakan guru
adalah kunci, itu sama saja dengan mengalihkan tanggung jawab dan menjebak guru
untuk gagal. Tentu guru berperan penting dalam pendidikan, namun tuntutan akan
besarnya peran –atau secara spesifik tingginya kompetensi— tidak akan tercapai
saat guru tidak memiliki hal yang asasi: yaitu kemerdekaan. Kemerdekaan guru
dalam jangka panjang berperan sentral untuk menumbuhkan kemerdekaan belajar
peserta didik dan nantinya cita-cita demokrasi negeri ini bisa terwujud.
Yang terjadi dalam
pengembangan guru saat ini, kemerdekaan seringkali dibungkam dengan tunjangan
atau tekanan. Pendidikan menjadi proses yang penuh dengan kontrol, bukan dengan
pemberdayaan. Sebagai pembanding di banyak negara, memasuki profesi guru
adalah proses yang sangat selektif untuk orang-orang pilihan. Namun
menjalaninya didukung dengan banyak kemerdekaan dan kemudahan. Bagaimana dengan
Negara Kita Jangan sampai menjadi guru seringkali mudah, namun batasan dan
tekanan di dalam profesinya sangat menantang. Jangan sampai selogan yang baik
ini *“Merdeka Belajar “ Berubah menjadi
“ Belajar Merdeka “*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar