Tugas Modul 9 Kelas XI
Unsur Pembangun Cerpen
Unsur-Unsur Pembangun Cerita
Pendek_ Bahasa Indonesia_XI_KD 3.9
@2020, Direktorat SMA,
Direktorat Jendral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 1
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1....................................................................... 9
Menganalisis Unsur-Unsur dalam Cerita Pendek............................................... 9
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2..................................................................... 20
Mengontruksi Sebuah Cerpen dengan Memperhatikan Unsur Pembangun Cerpen 20
1. Menentukan Topik Kehidupan dalam Cerita Pendek............................................... 20
3. Mengontruksi Cerita Pendek dengan Memerhatikan Unsur-unsur Pembangun........ 21
GLOSARIUM
Cerita pendek
Mengontruksi |
: cerita fiksi cerita pendek atau tidak benar-benar terjadi tetapi bisa terjadi kapan saja dan dimana saja dimana cerita ini relatif singkat.
: kegiatan menulis kembali berdasarkan kerangka yang telah disusun. |
Unsur pembangun
cerpen |
: unsur-unsur yang berperan dalam pembentukan cerpen yang meliputi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. |
Unsur intrinsik |
: unsur yang membangun cerpen dari dalam |
Unsur
ekstrinsik |
: suatu norma yang berlaku di masyarakat untuk memenuhi hidupnya. |
MENGANALISIS UNSUR-UNSUR PEMBANGUN CERITA PENDEK
DALAM BUKU KUMPULAN CERITA PENDEK
MENGONTRUKSI SEBUAH CERITA PENDEK DENGAN
MEMERHATIKAN UNSUR PEMBANGUN CERITA PENDEK
UNSUR-UNSUR PEMBANGUN CERITA PENDEK
ANALISIS UNSUR- UNSUR PEMBANGUN CERPEN
LANGKAH- LANGKAH MENGONTRUKSI CERITA PENDEK
MENGONTRUKSI CERPEN DENGAN MEMERHATIKAN
UNSUR-UNSUR PRMBANGUN
PENDAHULUAN
A. Identitas Modul
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas XI
Alokasi waktu : 6 X 45 menit
Judul Modul : Unsur-unsur Pembangun Cerita Pendek
B. Kompetensi Dasar
3. 9 Menganalisis unsur-unsur pembangun cerita pendek dalam buku kumpulan cerita pendek
4.9 Mengkonstruksi sebuah cerita pendek dengan memerhatikan unsur-unsur pembangun cerpen.
C. Deskripsi Singkat Materi
Selamat untuk kalian sudah belajar bahasa Indonesia dengan baik. Sekarang sudah sampai pada pembelajaran dengan materi Unsur-unsur pembangun cerita pendek. Mempelajari karya sastra tersebut sangatlah mengasyikkan. Sudah siapkah kalian? Persiapan kalian yang utama adalah kalian dalam keadaan sehat sehingga dapat mempelajari modul ini dengan baik. Pada modul ini, kalian akan mempelajari materi cerita pendek.
Cerpen merupakan cerita pendek. Tidaklah mengherankan apabila cerpen dapat dibaca dalam sekali duduk. Cerpen merupakan cerita fiksi cerita pendek atau tidak benar-benar terjadi tetapi bisa terjadi kapan saja dan dimana saja dimana cerita ini relatif singkat. Cerita pendek memiliki unsur pembangun yang meliputi unsur intrinsik dan ekstrinsik. Pada kesempatan pembelajaran pertama kalian akan mempelajari unsur-unsur pembangun cerita pendek. Kemudian pada pembelajaran selanjutnya kalian akan mengkonstruksi sebuah cerita pendek dengan memerhatikan unsur-unsur pembangun cerpen.
D. Petunjuk Penggunaan Modul
Supaya belajar kalian dapat bermakna maka yang perlu kalian lakukan adalah :
1. Pastikan kalian memahami kompetensi yang akan dicapai.
2. Mulailah dengan membaca materi dengan saksama
3. Kerjakan soal latihannya
4. Jika sudah lengkap mengerjakan soal latihan, cobalah buka kunci jawaban yang ada pada bagian akhir dari modul ini. Hitunglah skor yang kalian peroleh
5. Jika skor masih dibawah 70, cobalah baca kembali materinya, usahakan jangan mengerjakan ulang soal yang salah sebelum kalian membaca ulang materinya
6.
Jika skor kalian sudah minimal 70, kalian
bisa melanjutkan ke pembelajaran berikutnya. Cocokkanlah jawaban kalian dengan
kunci jawaban latihan soal/evaluasi yang terdapat di bagian akhir kegiatan
pembelajaran dan akhir evaluasi. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian,
gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan kalian terhadap materi.
NILAI =
Jumlah Skor Perolehan Jumlah Skor Maksimum
X 100%
Konversi tingkat penguasaan:
90 – 100% = baik sekali
80 – 89 = baik
70 – 79 = cukup
< 70 % = kurang
E. Materi Pembelajaran
Modul ini terbagi menjadi 2 kegiatan pembelajaran dan di dalamnya terdapat uraian materi, contoh soal, soal latihan dan soal evaluasi.
Pertama :Unsur-unsur pembangun cerita pendek dalam buku kumpulan cerita Kedua : Mengonstruksi sebuah cerita pendek dengan memerhatikan unsur-unsur
pembangun cerpen.
Modul ini sangat bermanfaat bagi kalian. Kalian dapat lebih peka memahami keadaan sekeliling kalian. Kepekaan kalian itu akan dapat digunakan untuk menganalisis unsur-unsur pembangun cerita pendek dan mengontruksi sebuah cerpen dengan memerhatikan unsur-unsur pembangunnya. Jika ada kata-kata yang tidak dipahami, kalian dapat mencermati glosarium sebagai gambaran makna katanya. Kalian pasti bisa. Semangat!
Selamat Belajar
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
Menganalisis Unsur-Unsur dalam Cerita Pendek
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran satu ini diharapkan kalian dapat menganalisis unsur-unsur pembangun yang terkandung dalam cerita pendek dengan jujur, disiplin dan kerja sama.
B. Uraian Materi
Cerpen merupakan cerita atau kisah alur hidup manusia dalam bentuk tulisan yang ringkas dan jelas. Cerpen yang biasa juga dinamakan dengan prosa atau karangan fiksi, memiliki isi pengisahan yang hanya berfokus pada sebatas satu permasalahan atau konflik. Secara singkatnya, jalan cerita pendek hanya berpusat pada satu konflik saja. Dengan demikian tokoh yang ditampilkan juga terbatas antara 3 sampai 5 orang.
Pada pembelajaran ini kita akan mempelajari:
1. Unsur-unsur pembangun cerita pendek
2. Menelaah teks cerita pendek berdasarkan struktur dan kaidah.
![]() |
![]() |
||
1. Pengertian Cerita Pendek
Apakah kalian pernah mendengar ungkapan “cerita yang dapat dibaca hanya sekali duduk”? Dalam ungkapan ini dapat disimpulkan bahwa cerita yang dimaksud adalah cerita pendek atau cerpen. Pada umumnya, cerpen bersifat fiksi atau rekayasa dan masalah yang terdapat dalam cerpen biasanya memiliki kesan tunggal. Disamping itu, ada berbagai macam karakter tokoh baik antagonis maupun protogonis, dari karakter tersebut maka dapat dipelajari hal-hal yang benar dan salah dari nilai-nilai kehidupan dalam cerpen.
Selain definisi di atas, ada beberapa pengertian cerpen. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cerpen adalah sastra kisahan pendek atau kurang dari 10 ribu kata yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi atau pada suatu ketika.
Menurut Sutardi, cerpen adalah rangkaian peristiwa yang terjalin menjadi satu yang di dalamnya terjadi konflik antartokoh atau dalam diri tokoh itu sendiri dalam latar dan alur. Peristiwa dalam cerita berwujud hubungan antartokoh, tempat, dan waktu yang membentuk satu kesatuan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah prosa berisi gagasan, pikiran, pengalaman yang diimajinasikan dan membentuk sebuah peristiwa dengan satu peristiwa puncak.
Ada beberapa ciri-ciri cerpen yang mesti dipahami agar kita dapat membedakannya dengan karya tulis lainnya, diantaranya adalah:
a. Memiliki
jumlah kata tidak lebih dari 10.000 kata.
b.
Memiliki proporsi penulisan yang lebih singkat
dibandingkan dengan novel.
c. Kebanyakan
mempunyai isi cerita yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.
d.
Tidak mencerminkan semua kisah tokohnya, karena
dalam cerpen yang dikisahkan hanyalah intinya
saja.
e.
Tokoh yang diceritakan dalam cerpen mengalami
sebuah konflik sampai
pada tahap penyelesaiannya.
f.
Pemilihan katanya sederhana sehingga memudahkan
para pembaca untuk memahaminya.
g.
Bersifat fiktif.
h.
Menceritakan satu kejadian saja dan menggunakan
alur cerita tunggal dan lurus.
i.
Membacanya tidak membutuhkan waktu yang lama.
j.
Memberikan pesan dan kesan yang sangat mendalam
sehingga pembaca akan ikut merasakan kesan dari cerita tersebut.
2. Unsur-Unsur Pembangun Cerita Pendek
Cerpen memiliki dua unsur pembangun, diantaranya adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik.
a. Unsur intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur pembangun cerpen yang berasal dari dalam cerpen itu sendiri. Jika diibaratkan sebuah bangunan, maka unsur intrinsik adalah komponen-komponen bangunan tersebut. Unsur intrinsik cerpen terdiri dari tema, tokoh atau penokohan, alur cerita, latar, gaya bahasa, sudut pandang dan amanat. Berikut penjelasannya.
1) Tema.
Tema jarang dituliskan secara tersurat oleh pengarangnya. Untuk dapat merumuskan tema, kita harus terlebih dahulu mengenali rangkaian peristiwa yang membentuk alur cerita dalam cerpen itu. Dengan kata lain tema merupakan ide atau gagasan dasar yang melatarbelakangi keseluruhan cerita yang ada dari cerpen. Tema memiliki sifat umum dan general yang dapat diambil dari lingkungan sekitar, permasalahan yang ada di masyarakat, kisah pribadi pengarang sendiri, pendidikan, sejarah, perjuangan romansa, persahabatan dan lain-lain.
2) Penokohan
Penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh- tokoh dalam cerita. Berikut cara-cara penggambaran karakteristik tokoh.
· Teknik analitik langsung
Alam termasuk siswa yang paling rajin di antara teman-temannya.
Ia pun tidak merasa sombong walaupun berkali-kali
dia mendapat juara bela diri. Sifatnya itulah
yang menyebabkan ia banyak disenangi
teman-temannya.
· Penggambaran fisik dan perilaku tokoh
Seperti sedang berkampanye, orang-orang desa itu serempak berteriak-teriak! Mereka menyuruh camat agar secepatnya keluar kantor. Tak lupa mereka mengacung-acungkan tangannya, walaupun dengan perasaan yang masih juga ragu-ragu. Malah ada di antara mereka sibuk sendiri menyeragamkan acungan tangannya, agar tidak kelihatan berbeda dengan orang lain. Sudah barang tentu, suasana di sekitar kecamatan menjadi riuh. Bukan saja oleh demonstran- demonstran dari desa itu, tapi juga oleh orang-orang yangkebetulan lewat dan ada di sana.
· Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh
Desa Karangsaga tidak kebagian aliran listrik. Padahal kampung-kampung tetangganya sudah pada terang semua.
· Penggambaran tata kebahasaan tokoh
Dia bilang, bukan maksudnya menyebarkan
provokasi. Tapi apa yang diucapkannya benar- benar membuat orang sedesa marah.
· Pengungkapan jalan pikiran tokoh
Ia ingin
menemui anak gadisnya itu tanpa ketakutan;
ingin ia mendekapnya, mencium bau keringatnya.
Dalam pikirannya, cuma anak gadisnya yang masih maumenyambutnya dirinya.
· Penggambaran oleh tokoh lain
Ia paling pandai bercerita, menyanyi, dan
menari. Tak jarang ia bertandang ke rumah sambil
membawa aneka brosurbarang-barang
promosi. Yang menjengkelkan saya, seluruh keluargaku jadi menaruh perhatian
kepadanya.
3) Alur
Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat ataupun bersifat kronologis. Pola pengembangan cerita suatu cerpen beragam. Pola-pola pengembangan cerita harus menarik, mudah dipahami, dan logis. Jalan cerita suatu cerpen kadang-kadang berbelit-belit dan penuh kejutan, juga kadang- kadang sederhana.
4) Latar
Latar atau setting meliputi tempat, waktu, dan peristiwa yang digunakan dalam suatu cerita. Latar dalam suatu cerita bisa bersifat faktual atau bisa pula yang imajinatif. Latar berfungsi untuk memperkuat atau mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya suatu cerita.
5) Gaya Bahasa
Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan hubungan dan interaksi antara sesama tokoh. Kemampuan sang penulis mempergunakan bahasa secara cermat dapat menjelmakan suatu suasana yang berterus terang.
6) Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan strategi yang digunakan oleh pengarang cerpen untuk menyampaikan ceritanya. Baik itu sebagai orang pertama, kedua, ketiga. Bahkan acapkali para penulis menggunakan sudut pandang orang yang berada di luar cerita.
7) Amanat
Amanat merupakan pesan yang hendak disampaikan pengarang. Amanat dalam cerpen umumnya bersifat tersirat. Kehadiran amanat, pada umumnya tidak bisa lepas dari tema
cerita. Misalnya, tema cerita itu tentang perjuangan kemerdekaan, amanat cerita itu pun tidak jauh dari pentingnya mempertahankan kemerdekaan.
b. Unsur Ektrinsik
1)
Latar belakang masyarakat
Yang termasuk dalam latar belakang masyarakat adalah ideologi negara, kondisi politik, kondisi sosial dan kondisi ekonomi.
2)
Latar belakang penulis
Yang termasuk dalam latar belakang penulis adalah riwayat hidup penulis, kondisi psikologis dan aliran sastra penulis.
3)
Nilai yang
terkandung dalam cerpen
Nilai yang merupakan unsur ekstrinsik adalah nilai agama, nilai sosial, nilai agama dan lain- lain.
3. Analisis Unsur Pembangun Cerita Pendek
Analisis cerpen berjudul Umi Kalsum
Karya Djamil Suherman
a. Tema
Kehidupan Gadis yang malang.
b. Latar atau setting
Dalam cerpen Umi Kalsum karya Djamil Suherman terdapat tiga latar atau setting yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. Seperti dalam kutipan sebagai berikut:
·
Latar tempat
Di Langgar Nyai Safii, di tikungan jalan, di rumah Haji Basuni.Berikut kutipan dalam cerpennya:
Di tikungan jalan: Di antara beberapa gadis yang menuju tikungan jalan kedungpring ku lihat
·
Latar
waktu :
Sore hari, Malam hari, pada malam sebelum fajar.
Sore hari: Sore itu, waktu
menjelang ashar. Santri-santri hilir-mudik dengan bawaan masing- masing.
Malam hari: Pada suatu malam
sesudah lepas pengajian di langgar, kami para santri yang akan pulang ada
kalanya berbarengan dengan santri-santri perempuan
·
Latar
suasana :
Bahagia, menegangkan, menyedihkan
Mula-mula aku begitu memimpikan dia. Sampai
pun pada suaranya yang merdu tiap kali membenamkan daku ke satu fantasi yang
indah dan ajaib.
Menegangkan:
Di
luar dugaan, dari arah yang kami tuju, kulihat sesosok tubuh manusia berdiri
tegak di tepi jalan itu, yang tak jauh lagi dari rumah Umi. Ketika Latifah dan
Umi melihat orang itu tiba- tiba.
Menyedihkan:
Sejak
hari itu pikiranku terpengaruh oleh kabar yang menyedihkan itu. Siapakah yang
menduga bahwa kejadian semacam itu menimpa keluarga Haji Basuni? Menimpa Umi
Kalsum yang begitu lembut? O, mustika-hidupku yang lama ku impikan dan yang
hendak kurebutkan dengan sepenuh perasaanku itu, kini telah noda. Tapi bagiku
Umi tetap suci. Sebab betapapun ia telah berusaha mempertahankan kemerdekaan
dirinya dari kekerasan orang tuanya.
c.
Sudut Pandang Orang pertama
Karena dalam cerpen ini banyak menggunakan kata AKU sebagai pencerita. Berikut kutipan cerpen Umi Kalsum:
Mula-mula
aku begitu memimpikan dia. Sampai pun pada suaranya yang merdu tiap kali
membenamkan daku ke satu fantasi yang indah dan ajaib, sebagaimana kalau aku
membayangkan wajah seorang gadis putri nabi yang cantik itu.
d. Tokoh dan Penokohan
· Aku : protagonis dan penyayang
Hal ini terlihat dari cerpen Umi Kalsum bahwa tokoh Aku protagonis dan penyayang, dibuktikan dengan kutipan sebagai berikut.
Tapi bagiku Umi tetap suci. Sebab betapapun ia telah berusaha
mempertahankan kemerdekaan dirinya dari kekerasan orang tuanya.
· Umi Kalsum : Protagonis, penyabar, baik, penurut
Kini aku tak bedanya seperti anak monyet yang dirantai dalam
kandang.Aku tak boleh melihat laki-laki, O aku tersiksa siang malam. Aku Cuma
berharapkan kesempatan yang akan datang.
· Haji Busani : Antagonis, kejam, kikir, dan matre
Haji Basuni bercita-cita agar anak gadisnya itu dilamar oleh
orang-orang yang berharta saja. Dan anak-anaknya itu harus menurut apa katanya.
Tak boleh membantah dan membela diri.
· Zainab : antagonis, cemburu, egois
Tapi dengan tak ku ketahui, dari belakang
Zainab muncul dan datang hendak merebut surat itu. Betapa merah mukanya ketika
melihat surat itu, ia tunduk.
· Ichwan : Protagonis, jahil, dan lucu
Ya, memang begitu bagus matanya, katanya Kau
belum tidur, Wan? Tanyaku kaget.
e. Gaya Bahasa
Banyak sekali gaya bahasa yang ditemukan dalam cerpen Umi Kalsum ini seperti majas asosiasi (perumpamaan), majas metafora (perbandingan), majas hiperbola (pernyataan berlebihan), dan majas simbolik (menggunakan simbol dengan benda, binatang) . Berikut kutipannya :
·
Majas
Asosiasi atau perumpamaan:
Seperti bunga kacapiring (Umi berkulit putih dan sangat harum) suara Umi seperti musik merdunya
Pada suatu malam sebelum fajar (pagi)
·
Majas Metafora:
Murah tangan (gampang memukul)
· Majas Hiperbola :
Kalau memandang terasa sekali merampas dada.
·
Majas
Simbolik :
Lintah darat (Orang yang meminjamkan uang dengan bunga yang sangat tinggi).
f. Amanat
Janganlah menjadi Ayah yang kejam terhadap anak, karena itu dapat membuat anak. menjadi anak yang penakut dan pendiam.
Jadilah Ayah yang baik dan penyayang untuk anak-anaknya.
Janganlah mengambil keputusan yang tidak disukai oleh Allah. Contohnya bunuh diri. Kita harus saling menyayangi terhadap sesama dan saling memberi pertolongan tanpa mengharapkan sebuah imbalan.
g. Alur
Dalam cerpen Umi Kalsum ini menggunakan alur maju, karena peristiwa-peristiwa diutarakan mulai awal sampai akhir atau masa kini menuju masa datang.
h. Pencitraan
Dalam cerpen Umi Kalsum pembaca akan terbawa oleh suasana yang ada dalam cerpen tersebut, yaitu menegangkan dan menyedihkan. Ketika Haji Busani sering menyiksa anak- anaknya, hingga akhirnya anaknya pun tewas dengan cara bunuh diri.
Unsur Ekstrinsik dalam Cerpen Umi Kalsum Karya Djamil Suherman
a.
Biografi Pengarang
Djamil Suherman
Lahir 24 April 1924 di Surabaya, Jawa Timur, meninggal dunia 30 November 1985 di Bandung. Tamat SMA di kota kelahirannya (1950) dan melanjutkan ke AAN (Akademi Administrasi Negara) Bandung.
Pada umur 16 tahun sudah menjadi buruh pabrik di Surabaya, umur 23 tahun menjadi sersan Mayor I TNI Brigade 3 Divisi VI Kediri. Pernah menjadi guru agama islam dan merangkap guru sekolah dasar di Surabaya (1950). Pernah bekerja di PN Postel (PTT),mengasuh lembaran kesusatraan kanak-kanak di Minggu Ria, Palembang dan bekerja di PN Postel Bandung.
Suherman menulis puisi, cerita pendek, dan novel. Pernah juga giat di lapangan drama dan radio. Tulisannya tersebar di beberapa surat kabar dan majalah: Sastra Horison, Budaya, Kisah, Indonesia "Gelanggang" dalam siasat, Mimbar Indonesia. Merdek, Seriosa, Pena Drama, Langkah Baru dan Tifa.Dia pernah menjadi redaktur kebudayaan di Mingguan Keluarga, Palembang.
Bukunya yang sudah terbit : Muara (1958), Umi Kalsum (1963), dan perjalanan ke Akherat (1963). Sebuah cerita pendeknya ada dalam antologi Angkatan 66 (1968) susunan H.B.
Jassin
c.
Nilai-nilai yang terkandung dalam
cerpen Umi Kalsum, yaitu :
· Nilai agama
Dalam cerpen ini banyak terkandung nilai agama, karena dalam cerpen menceritakan tentang kehidupan yang ada dalam pesantren.
Bukti nilai agama
Oleh pengaruh agama dan adat kami yang
kuat,jarang terjadi perhubungan antara laki-laki dan perempuan,dikampungku,
kalau di antaranya bukan keluarga sendiri atau
yang sudah dekat dan di ketahui oleh orang
tua masing-masing,seperti halku dengan Zainab.
· Nilai Sosial
Dalam cerpen Umi Kalsum bahwa ada nilai sosial yang terkandung di dalamnya yaitu mereka merasa kasihan atau iba kepada Haji Basuni. Walaupun Haji Basuni sudah melakukan kesalahan tetapi tidak menghukumnya karena mereka tahu hukuman yang diperbuat oleh manusia akan dibalas oleh Allah Swt bukan oleh sesama.
Bukti nilai sosial
Haji Basuni semestinya dikasihani. Karena setidaknya ia akan dihadapkan
pada bayangan ketakutan, selama hidupnya.
4. Struktur dan Kaidah Teks Cerita Pendek
a. Struktur Teks Cerita Pendek
Stuktur cerpen merupakan rangkaian cerita yang membentuk cerpen itu sendiri. Dengan demikian, struktur cerpen tidak lain berupa unsur yang berupa alur, yakni berupa jalinan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat ataupun secara kronologis. Secara umum jalan cerita terbagi ke dalam bagian-bagianberikut.
1. Pengenalan situasi cerita (exposition,orientation)
Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan para tokoh, menata adegan dan hubungan antartokoh.
2. Pengungkapan peristiwa (complication)
Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.
3. Menuju pada adanya konflik (risingaction)
Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagi situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.
4. Puncak konflik (turningpoint)
Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan mendebarkan. Pada bagian itu pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya. Misalnya, apakah dia kemudian berhasil menyelesaikan masalahnya atau gagal.
5. Penyelesaian (ending atau coda)
Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang sikap ataupun nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Namun ada pula, cerpen yang penyelesaian akhir ceritanya itu diserahkan kepada imaji pembaca. Jadi, akhir ceritanya itu dibiarkan menggantung, tanpa ada penyelesaian.
b. Kaidah Kebahasaan
Kaidah kebahasaan teks cerpen adalah seperti berikut.
1. Banyak menggunakan kalimat bermakna lampau, yang ditandai oleh fungsi-fungsi keterangan yang bermakna kelampauan, seperti ketika itu, beberapa tahun yang lalu, telahterjadi.
2. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis). Contoh:
sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian.
3. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti
menyuruh, membersihkan, menawari, melompat, menghindar.
4.
Banyak
menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung sebagai cara
menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang. Contoh: mengatakan bahwa,
menceritakan tentang, mengungkapkan,
menanyakan, menyatakan, menuturkan.
5.
Banyak
menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan
oleh tokoh. Contoh: merasakan,menginginkan,
mengarapkan, mendambakan, mengalami.
6. Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda (“….”) dan kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung. Contoh:
a. Alam berkata, “Jangan diam saja, segera temui orang itu!”
b. “Di mana keberadaan temanmu sekarang?” tanya Ani pada temannya.
c. “Tidak. Sekali saya bilang, tidak!” teriak Lani.
7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atausuasana.
Contoh:
Segala
sesuatu tampak berada dalam kendali sekarang: Bahkan, kamarnya sekarang sangat rapi dan bersih. Segalanya tampak tepat berada di tempatnya sekarang, teratur rapi
dan tertata dengan baik. Ia adalah juru masak terbaik yang pernah
dilihatnya, ahli dalam membuat ragam makanan Timur dan Barat ‘yang sangat
sedap’. Ayahnya telah menjadi pencandu
beratnya.
1. Cerpen adalah karya prosa yang berupa gagasan, pikiran dan pengalaman dalam rangkaian peristiwa yang terjalin menjadi satu yang di dalamnya terjadi konflik antartokoh atau dalam diri tokoh itu sendiri dalam latar dan alur. Peristiwa dalam cerita berwujud hubungan antartokoh, tempat, dan waktu yang membentuk satu kesatuan.
2. Cerpen memiliki dua unsur pembangun yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun cerpen yang berasal dari dalam cerpen itu sendiri. Jika diibaratkan sebuah bangunan, maka unsur intrinsik adalah komponen-komponen bangunan tersebut. sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur cerpen yang berada diluar karya sastra. Akan tetapi, secara tidak langsung unsur ini mempengaruhi proses pembuatan suatu cerpen.
3. Struktur cerita pendek meliputi pengenalan, menuju konflik, puncak konflik, penurunan dan penyelesaian.
4. Kaidah kebahasaan adalah ketentuan dari segi kebahasaan yang harus ada paga cerita pendek.
D. Latihan Soal
Cermati penggalan cerpen berikut!
Masih dengan seribu kunang-kunang di matanya, Karyamin mulai berpikir apa perlunya dia pulang. Dia merasa pasti tak bisa menolong keadaan, atau setidaknya menolong istrinya yang sedang menghadapi dua penagih bank harian. Maka pelan-pelan Karyamin membalikkan badan, siap kembali turun. Namun di bawah sana Karyamin melihat seorang lelaki dengan baju batik motif tertentu dan berlengan panjang. Kopiahnya yang mulai botak kemerahan meyakinkan Karyamin bahwa lelaki itu adalah Pak Pamong.
“Nah, akhirnya kamu ketemu juga, Min. Kucari kau di rumah, tak ada. Di pangkalan batu, tak ada. Kamu mau menghindar, ya?”
“Menghindar?”
“Ya. Kamu memang mbeling , Min. Di gerumbul ini hanya kamu yang belum berpartisipasi." Hanya kamu yang belum setor uang dana Afrika, dana untuk menolong orang-orang yang kelaparan di sana. Nah, sekarang hari terakhir. Aku tak mau lebih lama kaupersulit.”(Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari)
Setelah membaca cerpen berjudul Tragis
Analisislah unsur inrtinsik cerpen tersebut dengan mengisi tabel berikut!!
Unsur Intrinsik Cerpen |
Jawaban |
Tema |
|
Tokoh |
|
Alur |
|
|
|
Latar |
|
Sudut pandang |
|
Amanat |
|
Gaya bahasa |
|
Kunci jawaban latihan soal
Analisislah unsur inrtinsik cerpen tersebut dengan mengisi tabel berikut!!
Unsur
Intrinsik Cerpen |
Jawaban |
Tema |
Kritik sosial |
Tokoh |
Karyamin Pak Pamong |
Alur |
Maju |
Latar |
Tempat: pangkalan batu Waktu: siang hari |
Sudut pandang |
orang ketiga |
Amanat |
Bersikap baik terhadap rakyat miskin jangan menambah penderitaan. |
Gaya bahasa |
Gaya bahasa menggunakan majas ironi, yaitu menagih bantuan pada rakyat miskin. |
E. Penilaian Diri
Setelah kalian belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan belajar 2, berikut diberikan tabel untuk mengukur diri kalian terhadap materi yang sudah kalian pelajari. Isilah dengan mencentang (V) pada refleksi diri terhadap pemahaman materi di tabel berikut!
Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi
No |
Pertanyaan |
Ya |
Tidak |
1. |
Apakah kalian telah memahami cerita pendek? |
|
|
2. |
Dapatkah kalian memahami unsur pembangun cerita pendek? |
|
|
3. |
Dapatkah kalian menganalisis unsur intrinsik cerita pendek? |
|
|
4. |
Dapatkah kalian mengidentifikasi struktur dalam cerita pendek? |
|
|
5. |
Dapatkah kalian mengidentifikasi kaidah kebahasaan dalam cerita pendek? |
|
|
Jika menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pelajarilah kembali materi tersebut dalam modul, ulang kegiatan belajar 1 dan 2, apabila diperlukan silakan kalian menghubungi guru atau teman sejawat untuk menyampaikan pembimbingan. Jangan putus asa untuk mengulang lagi! Dan apabila kalian menjawab “YA” pada semua pertanyaan, maka lanjutkan berikut.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
Mengontruksi Sebuah Cerpen dengan Memperhatikan Unsur
Pembangun Cerpen
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan kalian dapat mengontruksi salah satu cerpen dengan memerhatikan unsur-unsur pembangun cerita pendek dengan teliti, cermat dan terampil.
B. Uraian Materi
Pada kegiatan pembelajaran sebelumnya, kalian sudah menganalisis unsur pembangun dalam cerita pendek. Kegiatan pembelajaran 2 ini, kalian akan mengontruksi cerita pendek dengan memerhatikan unsur-unsur pembangunnya. Dengan demikian hasil konstruksi akan menjadi baik karena menyertakan semua unsur pembangun dala cerpennya.
1. Menentukan Topik Kehidupan dalam Cerita Pendek
Cerpen adalah karya sastra yang terus menerus dibaca dan diproduksi karena manfaatnya besar bagi kehidupan. Oleh karena itu dalam mengontruksi cerpen topik dapat diambil dari kehidupan diri sendiri ataupun pengalaman orang lain. Tugas seorang penulis cerpen adalah memperlakukan pengalaman itu sesuai dengan emosi dan nuraninya sendiri. Unsur emosi memang penting dalam menulis cerpen. Kata-kata yang tidak mampu membangkitkan suasana ”emosi”, sering membuat karangan itu terasa hambar dan tidak menarik. Namun demikian, kata- kata tersebut tidak harus dibuat-buat. Kata-kata atau ungkapan yang kita pilih adalah kata-kata yang mempribadi. Kata-kata itu dibiarkan mengalir apa adanya. Dengan cara demikian, akan terciptalah sebuah karya yang segar, menarik, dan alamiah.
Memilih kata-kata memerlukan kemampuan yang apik dan kreatif. Pemilihan
kata-kata yang biasa- biasa saja, tanpa ada sentuhan
emosi, tidak akan begitu menarik bagi pembaca. Jika penulis melukiskan keadaan
kota Jakarta, misalnya, tentang gedung-gedung yang tinggi, kesemerawutan lalu
lintas, dan keramaian kotanya, berarti dalam karangan itu tidak ada yang baru.
Akan tetapi, ketika seorang penulis melukiskan keadaan kota Jakarta dengan mengaitkannya
dengan suasana hati tokoh ceritanya, maka penggambaran itu menjadi begitu menarik.
2. Langkah-Langkah Mengonstruksi
a. Bacalah cerita pendek yang akan dikontruksi
b. Tentukanlah focus cerita yang akan dikontruksi
c. Catatlah kata-kata kunci yang berkaitan dengan topik
d. Susunlah menjadi kerangka cerpen
e. Kembangkanlah kerangka itu menjadi cerpen yang utuh
Mengontruksi Cerita Pendek dengan Memerhatikan Unsur-unsur Pembangun
Mengontruksi adalah kegiatan menulis kembali. Pada pembelajaran kali ini mengontruksi dilakukan dari cerpen menjadi cerpen juga. Yang perlu diperhatikan dalam mengontruksi ini adalah kalian tetap memperhatikan unsur-unsur pembangunnya, seperti tema, amanat, sudut pandang dan lain-lain. Menulis cerpen sangat memerlukan latihan.
C. Rangkuman
1. Menulis cerpen bisa berdasaran pengalaman diri atau pengalaman orang lain.
2. Menentukan topik kehidupan yang menarik adalah langkah selanjutnya yang harus dilakukan.
3. Mengontruksi adalah proses menyusun atau menulis kembali.
4. Menulis cerpen dilakukan dengan terlebih dahulu menulis kerangka mengembangkannya menjadi cerpen, melakukan proses editing dan merevisi.
D. Latihan Soal
Petunjuk!
1.
Bacalah sebuah penggalan cerpen!
2.
Kontruksilah cerpen tersebut!
3.
Catatlah kata-kata kunci yang berkaitan dengan
topik; lalu susunlah menjadi kerangka cerpen secara kronologis.
4.
Kembangkanlah kerangka itu menjadi cerpen
Cerpen Umi Kulsum Karya Djamil Suherman
Sudah beberapa hari ini nama gadis itu
tak pernah ku sebut lagi dalam pergaulan dengan teman temanku. Namanya seraya
menghilang ditelan perasaanku, mungkin karena rasa takutku untuk menyakiti dan
mendekatinya. Umi Kalsum, nama yang selama ini dalam hati aku puja dan damba,
putri Haji Tabrani dari desa sebelah. Tapi diam diam namanya menyebung keluar
dari didalam hatiku malam ini.
“Apa kabar dengan Umi Kalsum?”. Setelah pertemuan kami terakhir itu,
aku tidak dapat bertemu ia lagi. Malam itu sengaja aku memberanikan diri
menemui dirinya setelah ta’lim Kiai Noer, malam itu aku coba ikhtiar untuk mendekati
dirinya. Aku berniat untuk mengantar Umi Kalsum pulang ba’da ta’lim Kiai Noer.
Diam diam aku menungguinya didepan Surau pesantren tepat dibawah pohon trembesi
yang rimbun itu, berharap untuk dapat menjumpai dirinya sepulang dari mengaji.
Setelah beberapa lama aku menungguinya dan ditemani dengan gigitan ‘nyamuk
kebon’ yang lumayan membuat kulit ku terasa gatal, akhirnya ia keluar bersama
jamah ta’lim. Akupun cepat cepat menghampirinya.
“Asslamulaikum”, tegurku dengan lembut seraya memberi salam kepadanya.
“Alaikumsalam”jawabnya dengan penuh keimanan dan ketawaduan. Suaranya lembut
bagai ayat suci yang dialunkan dengan tidak berkesudahan. Aku terdian sejeak
diam sejuta bahasa, terpaku seperti Yesus yang tersalib atas nama ruh kudus.
Aku tepesona dengan teduhnnya wajahnya, ayunya parasnya, birunya matanya, serta
jilbabnya yang menuntai
menutupi semua anggota auratnya. ‘Astagfirullah”, aku mencoba
melepaskan jerat pandangan setan.
Ku beranikan hati dan diri ini untuk
mendekatinya, aku beranikan untuk berkata sepatah kata demi untuk memuluskan
niat hatiku untuk mengantarnya pulang. Betapa gembiranya aku saat ia mengiyakan
dan menganggukan kepalanya saat aku ajak pulang bareng dimalam itu. Akupun
langsung menancap gas sepeda motor Supra kesayanganku. Di keramangan malam kami
pun hilang dianta deru rota sepeda motor. Dalam perjalan itu pun tidak aku sia
siakan, selama perjalan itu kami bercakap cakap, bersenda gurau, walau kali itu
pertama kami bertemu. Hatiku mengembang tidak terkira, bahagia ini telah
dipelupuk mataku, rona wajahmu membuat aku yakin bahwa engkaulah gadis yang
selama ini diciptakan Allah dengan sangat sempurna untuk ku. Terimakasi yaa
Allah, mungkin inilah jawaban atas munajad yang selama ini aku panjakan tas
nama-Mu. Namanya yang selama ini aku zikirkan dalam sajadah cinta kini ada
disampingku
Sejurus perjalanan kami, dari arah yang
kami tuju ku lihat ad sosok tinggi kekar berdiri tegap ditepi jalan mengawasi
kami. Ia berdiri tak jauh dari gerbang rumah Umi Kalsum. Mukanya masam bagai
orang yang akan melumat santapan mangsanya. Dalam keremanagn itu aku tidak
melihat jelas siapa sosok itu sebenarnya. Tetapi ketika Umi Kalsum meminta
mendadak untuk menghentikan laju sepeda motorku, aku berkeyakinan bahwa ia
adalah orang yang Umi Kalsum kenal. Langkah Umi Kalsum meninggalkan ku menuju
arah sosok itu begitu cepat. Tanpa banyak bicara apa apa, aku lihat sebuah
tangan mendarat tepat diwajah Umi Kalsum, Umi Kalsum menjerit kesakitan dan
berhamburan masuk kerumah.
“Siapa kau?, berani berani bersama anak gadisku?”. Oarng tua itu
membentak seraya menajmkan matanya kearahku, dengan geramnya ia mencekik
leherku, setengah takut akupun menhindari cekikan itu. “Saya temannya Umi
kalsum Pak!” , aku mulai jelas melihat wajah sosok itu, ternyata orang tua itu
adalah Ayahanda Umi kalsum. Setengah sopan tan rasa takutku akupun memberanikan
diri memberi salam dan mencium tangannya. Betapa kagetnya aku ketika ia
memalingkan tanganya tanda ia menolak salamku. “Kau anaknya Aswad kan, anak
pedagang sayur itu”, aku langsung mengangguk saat ia menyebut nama orang tuaku.
“Kenapa kau berani beraninya jalan berduaan dengan anak gadis keyanganku, aku
haramkan kau bergaul dengan anak dan keturunanku, dasar anak petani, sudah
punya apa kau hingga berani berani mendekati putriku?”. Betapa kagetnya aku
mendengar caci makinya, bagai tersambar petir mendengarnya. Tapi aku tidak
berani menimpali sumpah serapahnya itu, hal itu aku lakukan demi Umi Kalsum
yang aku punya. “Awas sekali kau dekati anakku, ku ganyang dan kulumat kau!”,
orang tua itu setengah mengancamku.
….
E.
Penilaian Diri
Setelah kalian belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan belajar 2, berikut diberikan tabel untuk mengukur diri kalian terhadap materi yang sudah kalian pelajari. Isilah dengan mencentang (V) pada refleksi diri terhadap pemahaman materi di tabel berikut!
Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi
No |
Pertanyaan |
Ya |
Tidak |
1. |
Apakah kalian telah memahami cerita pendek? |
|
|
2. |
Dapatkah kalian memahami unsur pembangun cerita pendek? |
|
|
3. |
Dapatkah kalian menganalisis unsur intrinsik cerita pendek? |
|
|
4. |
Dapatkah kalian mengidentifikasi struktur dalam cerita pendek? |
|
|
5. |
Dapatkah kalian mengidentifikasi kaidah kebahasaan dalam cerita pendek? |
|
|
6. |
Dapatkah kalian menentukan topik kehidupan dalam cerita pendek? |
|
|
7. |
Dapatkah kalian menulis kerangka cerita pendek ? |
|
|
8. |
Dapatkah kalian menulis cerita pendek dengan memanfaatkan kerangka yang telah dibuat ? |
|
|
Jika menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pelajarilah kembali materi tersebut dalam modul, ulang kegiatan belajar 1 dan 2, apabila diperlukan silakan kalian menghubungi guru atau teman sejawat untuk menyampaikan pembimbingan. Jangan putus asa untuk mengulang lagi! Dan apabila kalian menjawab “YA” pada semua pertanyaan, maka lanjutkan berikut.
Setelah kalian menuliskan penguasaanmu terhadap materi mengontruksi kemudian lanjutkan kegiatan berikut untuk mengevaluasi penguasaan materI.
EVALUASI
Apakah
cinta pantas dikenang? Apakah cinta dibangun demi memberikan rasa
kehilangan?
Pertanyaan
itu mengganggu pikiranku. Mengganggu perasaanku.
Sepulang dari pemakaman seorang
tetangga yang mati muda, aku lebih banyak berpikir ketimbang bicara.
Iring-iringan pelayat lambat-laun menyurut. Satu per satu menghilang ke
dalam gang rumah masing- masing. Seakan-akan turut mencerai-beraikan
jiwaku. Kesedihan mendalam pada keluarga yang ditinggalkan, tentu akibat
mereka saling mencintai. Andai tak ada cinta di antara mereka, bisa jadi
pemakaman ini seperti pekerjaan sepele yang lain, seperti mengganti tabung
dispenser, menyapu daun kering di halaman, atau menyobek kertas tagihan
telepon yang kedaluwarsa.
Seandainya aku tidak mencintaimu,
tidak akan terbit rindu sewaktu berpisah. Tak ingin menulis surat atau
meneleponmu. Tidak memberimu bunga saat ulang tahun. Tidak memandang
matamu, muenyentuh tanganmu, dan sesekali mencium. (Cerpen “Hari Terakhir
Mencintaimu”, karya Kurnia ffendi)
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang kalian anggap
paling benar! Cermatilah kutipan berikut dengan saksama untuk menjawab nomor 1-
3!
Apakah cinta pantas dikenang? Apakah cinta dibangun demi memberikan rasa kehilangan? Pertanyaan itu mengganggu pikiranku. Mengganggu perasaanku. Sepulang dari pemakaman seorang tetangga yang mati muda, aku lebih banyak berpikir ketimbang bicara. Iring-iringan pelayat lambat-laun menyurut. Satu per satu menghilang ke dalam gang rumah masing- masing. Seakan-akan turut mencerai-beraikan jiwaku. Kesedihan mendalam pada keluarga yang ditinggalkan, tentu akibat mereka saling mencintai. Andai tak ada cinta di antara mereka, bisa jadi pemakaman ini seperti pekerjaan sepele yang lain, seperti mengganti tabung dispenser, menyapu daun kering di halaman, atau menyobek kertas tagihan telepon yang kedaluwarsa. Seandainya aku tidak mencintaimu, tidak akan terbit rindu sewaktu berpisah. Tak ingin menulis surat atau meneleponmu. Tidak memberimu bunga saat ulang tahun. Tidak memandang matamu, muenyentuh tanganmu, dan sesekali mencium. (Cerpen “Hari Terakhir Mencintaimu”, karya Kurnia ffendi) |
1. Latar yang ada pada kutipan di atas adalah latar….
A. tempat
B. waktu
C. suasana
D. peristiwa
E. psikologis
2. Gaya bahasa pengarang yang menggunakan kata-kata indah terlihat pada kalimat….….
A. Apakah cinta pantas dikenang?
B. Tak ingin menulis surat atau meneleponmu.
C. Apakah cinta dibangun demi memberikan rasa kehilangan?
D. Seandainya aku tidak mencintaimu, tidak akan terbit rindu sewaktu berpisah.
E. Sepulang dari pemakaman seorang tetangga yang mati muda, aku lebih banyak berpikir ketimbang bicara. Iring-iringan pelayat lambat-laun menyurut.
3. Sudut pandang pada penggalan tersebut adalah….
A. Orang pertama
B. Orang kedua
C. Orang ketiga
D. Orang ketiga tak serta
E. Orang ketiga serba tahu
Cermatilah penggalan cerpen berikut dengan saksama!
Pak, pohon pepaya di pekaranganku telah dirobohkan dengan tak semena-mena, tidaklah sepatutnya hal itu kulaporkan? Itu benar, tapi jangan melebih-lebihkan. Ingat, yang harus diutamakan ialah kerukunan kampung. Soal kecil yang dibesar-besarkan bisa mengakibatkan kericuhan dalam kampung. Setiap soal mesti diselesaikan dengan sebaik- baiknya. Tidak boleh main seruduk. Masih ingatkah kau pada peristiwa Dullah dan Bidin tempo hari? Hanya karena soal dua kilo beras, seorang kehilangan nyawa dan yang lain meringkuk di penjara. (Cerpen “Gerhana”, Muhammad Ali)
4. Amanat penggalan cerita pendek tersebut adalah….
A. Semua persoalan yang ada harus diselesaikan dengan baik.
B. Semua masalah yang terjadi harus diselesaikan secara hukum.
C. Setiap masalah yang menimpa seseorang pasti ada jalan keluarnya.
D. Jangan membesar-bsarkan masalah keci apalagi yang berakibat fatal.
E. Semua manusia sam kedudukannya dalam hukum, siapa salah harus dihukum.
5. Konstruksi dari cerpen tersebut terlihat dalam cerita….
A.
Pohon papaya yang tumbuh subur dibiarkan oleh
pemiliknya. Setiap hari dirawat agar mengasilkan buah yang banyak. Dari hasil
panen pohon papaya tersebut dia dapat memperoleh uang tambahan untuk
berbelanja. Dia selelu menjual hasil pohon tersebut.
B.
Kemarahannya pada suatu kesalahan kecil
menjadikannya terpasung pada kasus yang melibatkan diri dan tetangganya.
Bayangkan hanya gara-gara papaya dia bertahan tidak mau memaafkan tetangganya.
C.
Pohon papaya yang tumbuh subur dibiarkan oleh
pemiliknya. Setiap hari dirawat agar mengasilkan buah yang banyak. Dari hasil
panen pohon papaya tersebut dia bagi-bagikan kepada tetangganya.
D.
Keputusannya untuk tidak menjadikan masalah pada
setiap persoalan yang menimpanya merupakan refleksi dari sikapnya yang bijaksana. Dia tidak pernah
mempermasalahkan hal kecil.
Apalagi masih terngiang di ingatannya bahwa ada tetangganya yang masuk penjara
gara-gara masalah sepele. Dia tidak ingin seperti itu.
E.
Keputusannya untuk menebang pohon papaya di
depan rumahnya membuat suasana semakin ricuh. Beberapa
polisi datang untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
6. Pengarang dalam menggambarkan watak tokoh dengan cara….
A. Penggambaran oleh tokoh lain
B. Menggambarkan lingkungan kehidupan tokoh.
C. Penggambaran fisik tokoh
D. Analitik langsung
E. Pengungkapan jalan pikiran tokoh
![]() |
Cermatilah penggalan cerita pendek dengan saksama!
7. Watak tokoh yang ditunjukkan oleh penggalan di atas adalah….
A. Cemas
B. Keras kepala
C. Sabar
D. Ramah
E. Pasrah
8. Inti cerita yang ditunjukkan oleh penggalan tersebut adalah….
A. Dukun yang meramalkan bahwa Lasuddin akan meninggal di pisau sunat.
B. Kekhawatiran orang tua Lasuddin akan ramalan-ramalan dukun.
C. Keturunan orang tua Lasuaddin akan habis di ujung pisau mendahului kakak-kakanya.
D. Kebiasaan di kampung Lasuddin menyunat dilakukan oleh dukun.
E. Ketentraman warga terusik dengan ramalam dukun.
Cermatilah penggalan cerita pendek dengan saksama!
![]() |
9.
Menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi. Kaidah kebahasaan
tersebut terlihat pada nomor….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
10.
Struktur yang ditunjukkan oleh penggalan
tersebut adalah….
A. Pengenalan situasi
B. Pengungkapan peristiwa
C. Menuju pada situasi konflik
D. Penyelesaian
E. Puncak konflik
Mengontruksi cerpen Kriteria Penilaian
No |
ASPEK YANG DINILAI |
KRITERIA |
1. |
Kesesuaian isi cerita dengan cerpen aslinya 25 |
21-25 = sangat sesuai |
16 -20 = sesuai |
||
11- 15 = agak sesuai |
||
6 - 10 = tidak sesuai |
||
0 - 5 = sangat tidak sesuai |
||
2. |
Kesesuaian isi dengan kerangka yang telah disusun 20 |
16 -20 = sangat sesuai dengan kerangka |
11- 15 = sebagian besar sesuai dengan kerangka |
||
6 - 10 = sesuai dengan kerangka |
||
0 - 5 = tidak sesuai dengan kerangka |
||
3. |
Kelengkapan unsur pembangun cerita pendek 30 |
5 = jika menyajikan tema dengan tepat |
5 = jika menyajikan amanat dengan tepat |
||
5 = jika menyajikan alur dengan tepat |
||
5 = jika menyajikan tokoh/penokohan dengan tepat |
||
5 = jika menyajikan latar dengan tepat |
||
5 = jika menyajikan sudut pandang dengan tepat |
||
5 = jika menyajikan gaya bahasa dengan tepat |
||
4. |
Ketepatan penggunaaan kaidah kebahasaan 25 |
21-25 = sangat sesuai |
16 -20 = sesuai |
||
11- 15 = agak sesuai |
||
6 - 10 = tidak sesuai |
||
0 - 5 = sangat tidak sesuai |
DAFTAR PUSTAKA
Kosasih, Engkos. 2017. Cerdas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI kelompok Peminatan Bahasa dan Budaya. Jakarta: Erlangga.
Suherli, dkk. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Sumardjo, J. dan Saini, K.M., 1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia
Dari internet
https://www.materi.carageo.com/cerpen-adalah/ diakses tanggal 4 September 2020
https://notepam.com/unsur-intrinsik-cerpen/ diakses tanggal 4 September 2020
https://greatedu.co.id/greatpedia/pengertian-dan-nilai-nilai-kehidupan-dalam-cerpen diakses tanggal 4 September 2020
https://tarunala.blogspot.com/2017/09/cerpen-hamsad-rangkuti-panggilan-rasul.htm diakses tanggal 4 September 2020
https://www.kompasiana.com/sumiati17/5cacfa6395760e22963d53f4/tragis diakses tanggal 4 September 2020
https://text-id.123dok.com/document/7q0xxrn3q-mengonstruksi-sebuah-cerita-pendek-dengan- memperhatikan-unsur-unsur-pembangun.html diakses tanggal 4 Oktober 2020
https://www.kompasiana.com/funyfebrianti/5a65f48116835f73c7772443/analisis-intrinsik diakses tanggal 3 Oktober 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar