Tidurlah Ayah
Kamar itu masih terbuka pintunya
Kulihat Ayah tergolek dengan pulas
Dengusan nafasnya lembut
Kupandangi Ayah dari pintu kamar
“Tidurlah Ayah………………….”
“ Akan aku jaga di sampingmu, agar Ayah dapat melupakan sejenak
Kepenatan dan kesedihan “
“ Tidurlah Ayah…………………”
“ Walaupun aku tahu dalam tidurmu masih Ayah simpan sebuah rahasia”
“ walaupun aku tahu dalam tidurmu, Ayah masih merasakan kesedihan yang mendalam”
Kulihat raut mukanya tenang.
Setenang ketika menghadapi masalahmu
Setenang Ayah saat berbicara meyakinkan aku
Tidurlah Ayah…………………………………….
R. Purwantaka
Dalam Antologi Penaku Menari Sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar