19
Desember
( Mas
Purtaka )
“Mengenang
agresi belanda kedua di Jogja”
Cerita
kakek pada cucunya
“
Jogja sebagai ibukota Indonesia tetap berdiri kokoh “
Mengawali
cerita dengan semangat tangan mengepal
“ Ini
berkat perjuangan orang-orang jogja “
Kembali
meyakinkan cucunya dengan tangan menepuk dadanya
“ Ribuan
nyawa melayang untuk tegaknya merah
putih, Indonesia “
Sambil
berdiri tangannya menunjuk ke depan
“
Hari ini tepat tanggal 19 Desember, Ya ?”
Kakek
bertanya pada cucunya
“
Mari kita hening sejenak sembari berdoa untuk para pahlawan yang gugur demi
bumi pertiwi”
Sambil
mengajak cucunya berdiri, menundukkan kepal,
Terlihat
bibirnya komat-kamit
Lirih
terdengan ucapan mohon pada Illahi
“
Salam dari Jogja, hidup Jogja, Jogja memang Istimewa, katakan kepada semua
orang yang mengaku orang jogja, warga jogja, atau yang cinta jogja”
Kakek
berdiri tegap seperti orang pidato, lalu cucunya bertepuk tangan.
Napas
kakek terengah-engah, kembali duduk di kursi goyang sambil minum kopi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar