Pengertian,
Ciri-ciri, Tujuan, Struktur, Kaidah Kebahasaan
dan
Contoh Teks Ceramah
Teks ceramah ialah
karangan berisi sekumpulan paragraf yang mengandung informasi, suatu hal, atau
pengetahuan untuk disampaikan kepada khalayak ramai.Secara singkatnya, teks
ceramah merupakan teks yang dibaca dan digunakan ketika sedang melakukan
ceramah.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian ceramah adalah
pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar, mengenai suatu hal,
pengetahuan, dan sebagainya.
Berceramah
adalah memberikan uraian tentang suatu hal (pengetahuan dan sebagainya);
menyampaikan ceramah. Menceramahkan adalah membentangkan (memberi ulasan
tentang) suatu hal dengan ceramah. Adapun orang yang memberikan ceramah disebut
penceramah. Penceramah haruslah orang dengan ilmu pengetahuan dan wawasan luas
atau merupakan pakar yang menguasai bidang dan informasi terkait. Ceramah
ditujukan untuk didengarkan oleh banyak orang. Dalam teks ceramah biasanya
mengandung pesan yang berisi petunjuk, nasihat atau petuah.
Itulah
sedikit penjelasan mengenai teks ceramah. Untuk bisa memahami lebih jelas
tentang teks ceramah, bisa membaca ciri-ciri, struktur hingga contohnya.
Berikut
ini rangkuman mengenai ciri-ciri, struktur, unsur kebahasaan dan contoh
teks ceramah, seperti dilansir dari laman Serupa, Kamis (15/10/2020).
Ciri-ciri
Teks Ceramah
Ilustrasi
teks. (dok. pixabay.com/Asnida Riani)
Adapun
ciri-ciri teks ceramah dipaparkan pada daftar di bawah ini:
1. Ada
sesuatu yang dijelaskan atau diinformasikan untuk memperluas pengetahuan para
pendengar.
2.
Disampaikan oleh seseorang yang memiliki keahlian atau dianggap pakar dalam
bidang atau disiplin ilmu yang diceramahkan.
3.
Terdapat ajakan atau persuasi untuk mengubah sikap atau melakukan tindakan
terhadap materi yang dibicarakan.
4.
Berisi argumen yang menguatkan topik yang dibicarakan.
5.
Memiliki fakta dan data yang memperkuat argumen dalam teks.
6.
Terdapat komunikasi dua atau banyak arah antara pembicara dan pendengar, berupa
dialog, tanya jawab.
Tujuan
Ceramah
Ilustrasi
teks. Credit: pexels.com/Ylanite
1.
Informatif/instruktif
Memberikan
informasi tentang sebuah hal sehingga pendengar bisa memahami atau mengerti isi
informasi tersebut dengan jelas dan benar.
2.
Persuasif
Mengajak
pendengar agar mengikuti apa yang sudah penceramah sampaikan supaya keyakinan
pendengar makin bertambah guna melakukan sesuatu ke arah yang lebih baik lagi.
3.
Argumentatif
Untuk
meyakinkan pendengar tentang sebuah hal.
4.
Deskriptif
Untuk
menggambarkan atau melukiskan mengenai sebuah keadaan tertentu.
5.
Rekreatif
Untuk
menghibur atau menggembirakan para pendengar agar merasa senang.
6. Naratif
Untuk
menceritakan sesuatu hal pada para pendengar.
Struktur
Teks Ceramah
Ilustrasi
teks. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)
Seperti
teks lain, teks ceramah memiliki struktur yang membangun teks ini melalui
beberapa bagian pembangunnya. Berikut adalah struktur teks ceramah:
1.
Pembuka (Tesis)
Pembuka
berisi pengenalan isu, masalah, pengetahuan hingga pandangan penceramah
mengenai topik yang akan dibahas. Bagian ini sama dengan tesis dalam teks
eksposisi.
2. Isi
(Rangkaian argumen)
Berupa
rangkaian argumen-argumen penceramah yang berkaitan dengan topik yang
dibicarakan pada pembuka atau tesis. Bagian ini biasanya mengemukakan pula
berbagai fakta dan data yang memperkuat argumen-argumen penceramah.
3.
Penutup (Penegasan kembali)
Merupakan
penegasan kembali mengenai apa yang disampaikan dalam ceramah. Hal ini
bertujuan untuk memastikan penceramah tidak memberikan pemahaman yang keliru
dari yang dimaksudkan, hingga agar diingat oleh pendengarnya.
Selain
itu, agar ceramah terkenang dan pendengarnya terpengaruh untuk melakukan
sesuatu, bagian ini juga biasa diisi oleh rekomendasi atau saran mengenai topik
yang disampaikan.
Kaidah
Kebahasaan Teks Ceramah
Ilustrasi
teks. Credit: unsplash.com/Charice
Teks
ceramah mempunyai karakteristik dan ciri khas kebahasaan tersendiri.
1.
Banyak memakai kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua
jamak sebagai sapaan.
2.
Banyak menggunakan kata teknis atau peristilahan yang sesuai dengan topik yang
dibahas.
3.
Menggunakan kata-kata yang menunjukan hubungan sebab akibat atau argumentasi.
Contohnya adalah: dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu, maka, sebab,
karena.
4.
Banyak memakai kata kerja mental, misalnya: memprihatinkan, memperkirakan,
mengagumkan, diharapkan, berasumsi, menyimpulkan, berpendapat.
5.
Menggunakan kata-kata persuasif, seperti: diharapkan, sebaiknya, hendaklah,
perlu, harus.
6. Teks
ceramah juga banyak menggunakan kalimat majemuk bertingkat.
6 dari
6 halaman
Contoh
Teks Ceramah Singkat
Pentingnya Berbahasa Santun
Pembuka
(pendahuluan)
Pemilihan
kata-kata oleh masyarakat akhir-akhir ini cenderung makin menurun kesantunannya
dibandingkan dengan zaman saya dahulu ketika kanak-kanak. Hal tersebut tampak
pada ungkapan-ungkapan banyak kalangan dalam menyatakan pendapat dan
perasaan-perasaannya, seperti ketika berdemonstrasi ataupun rapat-rapat umum.
Kata-kata mereka kasar (sarkastis), menyerang, dan tentu saja hal itu sangat
menggores hati yang menerimanya.
Isi (rangkaian
argumen)
Fenomena
tersebut menunjukkan adanya penurunan standar moral, agama, dan tata nilai yang
berlaku dalam masyarakat itu. Ketidaksantunan berkaitan pula dengan rendahnya
penghayatan masyarakat terhadap budayanya, sebab kesantunan berbahasa itu tidak
hanya berkaitan dengan ketepatan dalam pemilikan kata ataupun kalimat.
Kesantunan itu berkaitan pula dengan adat pergaulan yang berlaku dalam
masyarakat itu.
Penutup
(penegasan ulang)
Berbahasa
santun seharusnya sudah menjadi suatu tradisi yang dimiliki oleh setiap orang
sejak kecil. Anak perlu dibina dan dididik berbahasa santun. Apabila dibiarkan,
tidak mustahil rasa kesantunan itu akan hilang sehingga anak itu kemudian
menjadi orang yang arogan, kasar, dan kering dari nilai-nilai etika dan agama.
Tentu saja, kondisi itu tidak diharapkan oleh orangtua dan masyarakat manapun.
Teks
ceramah biasanya disampaikan oleh seseorang yang ahli atau dianggap pakar.
Misalnya Susi Pudjiastuti yang sering diundang ke berbagai forum untuk
berbicara soal perikanan (Foto: Ari Saputra)
Jakarta -
Apakah detikers pernah mendapat tugas atau kesempatan untuk berceramah di depan
umum? Bagaimana pengertian, ciri, struktur, dan kaidah kebahasaan teks ceramah?
Teks ceramah adalah teks yang
berisi pemberitahuan atau penyampaian informasi yang bertujuan untuk memberikan
nasihat atau petunjuk-petunjuk kepada pendengar.
Penceramah biasanya merupakan orang-orang yang menguasai bidang
informasi yang disampaikan. Karena ceramah ditujukan untuk didengar banyak
orang, medianya bisa dibicarakan langsung di tempat yang luas. Misalnya,
ceramah di kelas atau aula, bisa juga melalui sarana komunikasi seperti radio,
televisi, internet, dan lainnya.
Ada jenis teks atau kegiatan yang hampir mirip dengan ceramah.
Biasanya, orang-orang kurang paham perbedaan pidato, khotbah, dan ceramah.
Melansir dari e-modul Bahasa Indonesia kelas XI terbitan Kemendikbud, ketiga
jenis ini memiliki perbedaan.
Pidato, adalah pembicaraan di depan umum yang cenderung bersifat
persuasif, yaitu untuk mengajak pendengar mengubah persepsi, sikap, atau
tindakannya. Pidato juga sering dipakai untuk menumbuhkan motivasi dan mendapat
dukungan dari pendengar.
Lalu, khotbah adalah pembicaraan di depan umum yang biasanya
berisi penyampaian pengetahuan mengenai keagamaan dan praktik ibadah. Bisa
berupa ajakan untuk memperkuat keimanan para pendengarnya.
Sementara, ceramah bersifat lebih umum. Ceramah berfungsi
menyampaikan suatu pengetahuan, informasi, atau isu tertentu yang umum dan
mencakup semua bidang. Sering kali disampaikan oleh pakar atau orang yang ahli
di bidangnya.
Ciri-Ciri Teks
Ceramah
Ada beberapa ciri teks ceramah yang membedakannya dari teks yang
lain, yaitu:
- Ada
suatu pengetahuan untuk dijelaskan atau diinformasikan kepada pendengar
- Biasanya
disampaikan oleh seseorang yang ahli atau dianggap pakar dalam bidang ilmu
yang diceramahkan
- Merupakan
keterampilan berbahasa satu arah
- Pembicara
berdiri di depan orang banyak untuk menyampaikan materi, sementara
pendengar hanya menyimak
- Ada
ajakan atau persuasi untuk mengubah sikap atau tindakan terkait materi
yang dibicarakan
- Berisi
argumen, fakta, atau data untuk memperkuat topik yang dibicarakan
- Terkadang,
bisa menjadi dua arah jika pembicara membuka kesempatan tanya jawab atau
diskusi
Jenis Teks Ceramah
Mengutip dari buku CMS Bahasa Indonesia SMA/MA kelas X, XI,
XII, teks ceramah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Diantaranya adalah:
- Ceramah
informasi, yang bertujuan untuk menyampaikan berita atau informasi penting
kepada pendengar.
- Ceramah
persuasi, bertujuan untuk menyampaikan informasi yang dapat mengajak atau
memengaruhi pikiran dan tindakan pendengar.
- Ceramah
rekreatif, adalah ceramah yang bertujuan untuk menghibur pendengar.
Struktur Teks Ceramah
Lalu, bagaimana susunan teks ceramah yang baik dan benar? Umumnya
struktur teks ceramah terdiri dari:
1.
Salam pembuka, yang digunakan untuk menyapa khalayak. penceramah
yang baik harus dapat menarik perhatian pendengarnya.
2.
Pembuka, berisi pengenalan isu berupa deskripsi atau pendahuluan
terkait topik yang akan dibahas.
3.
Isi, berupa rangkaian argumen pendapat disertai fakta-fakta yang
menjelaskan isu tertentu.
4.
Penutup, berupa penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan
sebelumnya, atau kesimpulan dan saran jika ada.
5.
Salam penutup, setara dengan salam pembuka, berarti mengakhiri
pembicaraan dengan kata penutup.
Kaidah Kebahasaan Teks Ceramah
Ada beberapa kaidah kebahasaan yang biasanya digunakan untuk
menyusun teks ceramah, yaitu:
- Menggunakan
kata sapaan, misalnya "Selamat pagi, siang, sore", dan
sebagainya.
- Memakai
kata ganti orang pertama tunggal dan kata ganti orang kedua jamak sebagai
sapaan. Contoh kata ganti pertama: saya, aku, kami. Contoh kata ganti
orang kedua jamak: anak-anak, hadirin, bapak-bapak, ibu-ibu,
saudara-saudara, dan lainnya.
- Menggunakan
kata yang menunjukkan sebab-akibat atau argumentasi. Contohnya
"dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu, maka" dan lain sebagainya.
- Sering
memakai kata kerja mental, seperti: memprihatinkan, memperkirakan,
berpendapat, diharapkan, dan lain-lain.
- Memakai
kata persuasif, untuk mengajak seseorang. Seperti: sebaiknya, hendaklah,
seharusnya.
- Memakai
kalimat imperatif, untuk melarang atau meminta seseorang melakukan
sesuatu. Seperti: jangan, coba pahami, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar