|
*”Sinonim dan Kesinoniman”*
*Disusun Oleh
: Pak Pur*
|
Secara
etimologi sinonimi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang
berarti 'nama' dan syn yang berarti 'dengan'. Secara
harfiah, kata sinonimi berarti 'nama lain untuk benda atau
hal yang sama'. Secara semantik, Verhaar (1978) mendefinisikan sinonimi sebagai
ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih
sama dengan makna ungkapan lain.
Untuk
mendefinisikan sinonimi, ada tiga batasan yang dapat digunakan. Batasan atau
difinisi itu, yaitu: (i) kata-kata dengan acuan ekstra linguistik yang sama,
misalnya kata mati dan mampus; (ii) kata-kata
yang mengandung makna yang sama, misalnya kata memberitahukan dan
kata menyampaikan; dan (iii) kata-kata yang dapat disubtitusikan
dalam konreks yang sama, misalnya kami berusaha agar
pembagunan berjalan terus dan kami berupaya agar
pembangunan berjalan terus. Dalam contoh tersebut, kata berusaha bersisonimi
dengan kata berupaya.
Dalam setiap bahasa, termasuk bahasa
Indonesia, banyak ditemui hubungan makna. Salah satunya ialah hubungan makna
yang dikenal dengan sinonimi atau sinonim. Dalam beberapa buku pelajaran bahasa
Indonesia, sinonim sering diartikan sebagai persamaan kata. Pengertian tersebut
jelas kurang tepat karena bukan katanya yang sama, melainkan maknanya.
Lyons (1981)
membedakan kata sinonim sempurna dengan kata yang bersinonimi secara absolut.
Suatu kata dikatakan bersinonimi secara sempurna apabila kata-kata tersebut
mengandung makna deskriftif, ekspresif, dan sosial yang sama, sedangkan suatu
kata disebut bersinonimi secara absolut apabila kata-kata tersebut mempunyai
distribusi yang sama dan bermakna secara sempurna didalam kehadirannya pada
semua konteks.
Lyons (1977) membagi sinonim
menjadi empat golongan, yakni
1) Sinonim lengkap dan mutlak, (dapat
saling menggantikan (saling menyulih) dalam semua konteks) msalnya: surat kabar dan koran
2) Sinonim lengkap dan tidak
lengkap,( makna kognitif sama dengan makna emotif) misalnya: orang dan manusia
3) Sinonim tidak lengkap dan
mutlak, ( Bisa Saling menggantikan dengan makna Emotif yang berbeda ) misalnya wanita
dan perempuan
4) Sinonim tidak lengkap dan
tidak mutlak, ( mempunyai makna yang berkonotasi sama ) misalnya gadis dan cewek
Lyons dan
Ullmann menyatakan bahwa sinonim lengkap dan mutlak sulit sekali ditemukan.
Palmer (1976) menyatakan bahwa hal tersebut terjadi karena dalam suatu bahasa
tidak ada alasan untuk mempertahankan dua kata yang maknanya sama.
Tujuan dan Fungsi Sinonim
Menurut Cruse
(1995), kata-kata jarang sekali benar-benar bersinonim. Bahkan, pakar tersebut
berpendapat bahwa change the structure of the sentence, substitute one synonym
for another, and the whole effect is destroyed. Hubungan sinonimi ditandai oleh
kemampuan dua leksem yang bisa saling menggantikan sebagai pengisi gatra di
dalam kalimat tanpa mengubah makna. Sinonim yang tidak mengubah makna itu
disebut sinonim mutlak (absolute synonym).
Dalam
linguistik kontemporer terdapat aksioma bahwa kesinoniman yang mutlak tidak
pernah ada. Kata atau ungkapan yang memiliki struktur fonemis yang berbeda
dipastikan akan memiliki makna yang berbeda. Oleh karena itu, tidak ada
kata-kata/ungkapan yang benar-benar bersinonim’. Dengan demikian, walaupun
katakata/ungkapan yang bersinonim memiliki kesamaan makna, makna tersebut tidak
seluruhnya sama (Adelin, 2013:3).
Jadi,
kata-kata/ungkapan yang berbeda secara fonemis, maknanya juga berbeda walaupun
perbedaannya hanya dalam nuansa. Menurut Soedjito (1989), sinonimi adalah
persamaan arti atau makna, atau dua kata atau lebih yang memiliki makna sama.
Sinonim ialah dua kata atau lebih yang maknanya (1) sama atau (2) hampir sama
atau mirip.
Kridalaksana
(1993) berpendapat bahwa dalam bahasa Indonesia terdapat salah satu dari dua
kata atau lebih yang maknanya mirip, tetapi bukan sinonim; misalnya kata
bantuan dan pertolongan. Beliau menyebut gejala tersebut sebagai sinonim dekat
(near-synonym, homonym, pseudosynonym). Lain lagi dengan pendapat Verhaar
(1992:394), sering dikatakan bahwa kata-kata yang bersinonim memiliki makna
yang sama, hanya bentuk-bentuknya berbeda. Verhaar menegaskan bahwa sebenarnya
hubungan antarsinonim ialah bahwa ada perbedaan nuansa, dan maknanya dapat
dikatakan ‘kurang lebih sama’.
Djajasudarma
(1993) menyatakan bahwa sinonim digunakan untuk menyatakan sameness of meaning
‘kesamaan arti’. Hal tersebut dilihat dari kenyataan bahwa para penyusun kamus
menunjukkan sejumlah perangkat kata yang memiliki makna sama; semua bersifat
sinonim, atau satu sama lain sama makna, atau hubungan di antara kata-kata yang
mirip (dianggap sama) maknanya.
Palmer dalam
Djajasudarma (1993:40) memerinci sinonim sebagai berikut.: 5
(1) Sinonim
yang salah satu katanya berasal dari bahasa daerah atau bahasa asing. Misalnya,
konde dan sanggul, domisili dan kediaman, khawatir dan gelisah.
(2) Sinonim
yang pemakaiannya bergantung pada laras bahasa. Misalnya, dara, gadis, dan
cewek; mati, meninggal, dan wafat.
(3) Sinonim
yang berbeda makna emotifnya, tetapi makna kognitifnya sama. Misalnya,
negarawan dan politikus; ningrat dan feodal.
(4) Sinonim
yang pemakaiannya terbatas pada kata tertentu. Misalnya, busuk, basi, tengik,
asam dan apek bermakna yang sama, ‘buruk’, tetapi tidak dapat saling
menggantikan.
(5) Sinonim
yang maknanya kadang-kadang tumpang tindih. Misalnya, bumbu dan rempahrempah;
bimbang, cemas, dan sangsi; nyata dan kongkret.
Sinonim selain
bisa disebut persamaan kata juga dapat dikatakan sebagai padanan kata.
Misalnya: ahli = pakar; akselerasi = percepatan; akurat = saksama; andal =
tangguh; anemia = kurang darah; anjung = panggung; antagonis = berlawanan;
anulir = abolisi; aplikasi = pelaksanaan; boga = makanan; bonafide = dapat
dipercaya; bromocorah = residivis; dehidrasi = kehilangan cairan tubuh;
demisioner = habis masa jabatan; dominasi = penguasaan; donasi = bantuan; dosis
= takaran; eksibisi = pertunjukan; ekskavasi = penggalian; ekspansi =
perluasan; ekstensi = perluasan; elaborasi = penjelasan terperinci; embargo =
larangan; epilog=penutup; estetika = keindahan; estimasi = perkiraan; etos =
pandangan hidup; fauna = hewan; fenomena=kenyataan; flora=tanaman;
forum=lembaga; harmonis = serasi; hayati = hidup; hedonisme = hura-hura;
inheren = melekat; injeksi = suntik; insinuasi = sindiran; insting = naluri instruktur
= pelatih; interaksi = hubungan; iterasi = perulangan klarifikasi = penjelasan;
klimaks = titik puncak; konsensus = mufakat; konservasi = perlindungan;
korelasi = hubungan; krusial = penting manunggal = bersatu; mayapada = dunia;
mediator = perantara; misteri = rahasia; paradoksal = kontras; pioner =
perintis.
Bentuk bahasa
atau ungkapan yang memiliki persamaan makna itu dapat berupa morfem dengan
morfem, kata dengan kata, frasa dengan frasa, dan sebagainya.
(a) Sinonim
morfem (bebas) dengan morfem (terikat), seperti dia dan –nya.
(b) Sinonim
kata dengan kata, seperti antara mati dan meningal; buruk dan jelek; bunga dan
puspa, dan sebagainya.
(c) Sinonim
kata dengan frasa atau sebaliknya. Misalnya, meninggal dan tutup usia; besar
kepala dan sombong,
(d) Sinonim
frasa dengan frasa. Misalnya, ayah ibu dan orang tua; meninggal dunia dan
berpulang ke rahmatullah.
(e) Sinonim
kalimat dengan kalimat, seperti Adik menendang bola dengan Bola ditendang Adik.
Sinonim Mutlak
yang Berskala Sinonim mutlak adalah pasangan kata yang mengandung semacam
kemiripan semantik satu sama lain. Ullmann (1964:142--143) dalam Djajasudarma
(1993) berpendapat 6 bahwa sinonim mutlak masih memiliki skala atau derajat
kesinoniman, yang terdiri atas sembilan macam, yaitu berupa
(1) yang
menonjolkan makna emotif, misalnya mungil dan kecil; bersih dan ceria; hati
kecil dan hati nurani;
(2) yang
bersifat mencela atau tidak membenarkan, misalnya boros dan tidak hemat; hebat
dan dahsyat;
(3) yang
memiliki makna lebih umum (generik), misalnya menghidangkan dan menyediakan;
(4) yang
memiliki makna lebih intensif, misalnya jenuh dan bosan; kejam dan bengis;
imbalan dan pahala;
(5) yang lazim
dipakai dalam bahasa percakapan, misalnya kayak dan seperti; ketek dan ketiak;
(6) yang
dipakai dalam bahasa kanak-kanak, misalnya pipis dan berkemih; mimik dan minum;
bobo dan tidur;
(7) yang
dipakai di daerah tertentu, misalnya cabai dan lombok; sukar dan susah; lepau
dan warung; katak dan kodok; sawala dan diskusi.
(8) yang
menjadi istilah bidang tertentu, misalnya plasenta dan ari-ari; ordonansi dan
peraturan; disiarkan dan ditayangkan; dan
(9) yang banyak
dipakai dalam ragam tulis, misalnya selalu dan senantiasa; enak dan lezat; lalu
dan lampau.
Sinonim mutlak
dalam bahasa Indonesia, sebenarnya, dapat berupa
(1) sinonim
lengkap dan mutlak, misalnya surat kabar dan koran;
(2) sinonim
lengkap dan tidak mutlak, misalnya orang dan manusia;
(3) sinonim
tidak lengkap dan mutlak, misalnya wanita dan perempuan;
(4) sinonim
tidak lengkap dan tidak mutlak, misalnya gadis dan cewek.
Jadi, sinonim
absolut (absolute synonym) adalah pasangan kata atau frasa yang memiliki makna
benar-benar sama dalam segala konteks. Akan tetapi, tidak ada sinonim yang
benar-benar punya makna yang sama dalam semua konteks atau level sosial suatu
Bahasa.
Sinonim
Kognitif (Cognitive Synonym) Yang dimaksud dengan sinonim kognitif adalah
kata-kata yang memiliki kelas kata atau fungsi sintaksis yang sama, seperti
nomina atau verba, yang dalam satu konteks kalimat maknanya sama, tetapi dalam
konteks yang lain maknanya tidak sama, seperti kategori nomina: violin dan
fiddle.
Perhatikan dua
kalimat di bawah ini.
1. He plays a
violin very well.
2. He plays a
fiddle very well.
Dalam kedua kalimat
tersebut, baik kata violin maupun fiddle termasuk alat musik gesek (stringed
musical instruments) yang memiliki makna biola. Akan tetapi, kata violin dan
fiddle sendiri memiliki perbedaan dalam cara memainkannya, yaitu kalau violin
dimainkan dalam bentuk musik klasik (classical music) sedangkan fiddle
dimainkan dalam musik rakyat (folk music). Oleh karena itu, dalam semantik
tidak ada yang disebut sinonim penuh (full synonym).
Contoh sinonim
kognitif lain yang berupa verba adalah pass away dan die. Perhatikan dua
kalimat di bawah ini.
3. My
grandfather passed away yesterday.
4. My
grandfather died yesterday.
Dalam kedua
kalimat tersebut, baik kata passed away maupun died sama-sama memiliki makna
‘meninggal dunia’, ‘mati’, ‘berpulang ke rahmatullah’, dan sebagainya. Akan
tetapi, ada sedikit perbedaan dari segi kondisi makna tersebut, yaitu kata
passed away maknanya lebih halus (terhormat) daripada kata died yang agak
kasar.
Plesionim
Plesionim adalah jenis sinonim yang menegaskan sesuatu, sekaligus menyangkal
sesuatu yang lain, seperti dalam kalimat berikut.
He is by no
means fearless, but he’s extremely brave
Jadi, plesionim
atau ‘hampir sinonim’ adalah pasangan kata atau frasa yang menghasilkan kalimat
dengan kondisi kebenaran yang berbeda. Plesionim adalah pasangan kata atau
frasa yang berbeda pada Capital trait, tetapi sama dalam Subordinate traits.
Misalnya, ungkapan sakit hati (lever) harus diobati dokter bedah yang berbeda
maknanya dengan sakit hati yang bersifat kejiwaan, yang harus diobati dengan
keikhlasan dan memaafkan oraang yang menyakiti” kita.
Sebenarnya,
kedua pasang ungkapan tersebut hanya memiliki kesamaan fonologis, dan tidak
memiliki kesamaan semantis.
Sinonim Selaras
Menurut Cruse (1995), sinonim selaras terjadi pada sinonim kognitif dan
plesionim yang saling berhubungan. Dalam sinonim kognitif dan plesionim
terdapat korelasi (hubungan) keselarasan, bahkan berkorelasi sempurna. Secara
sederhana, sinonim selaras adalah beberapa kata atau ungkapan yang memiliki
komponen makna yang sama, tetapi satu di antaranya memiliki komponen makna yang
agak luas (berkaitan dengan luas dan sempitnya makna).
Kadang-kadang
dalam satu kelompok unsur yang bersinonim terdapat satu kata sebagai atasan dan
dua atau lebih unsur sebagai hiponimnya. Kata buah-buahan memiliki makna yang
selaras dengan mangga, salak, pepaya, dan melon. Untuk kelompok kata-kata
tersebut kata buah-buahan dapat dijadikan sebagai atasan (hiperonim), sedangkan
kata-kata mangga, salak, pepaya, dan melon berstatus sebagai hiponimnya.
Kesinoniman
juga dapat diklasifikasi berdasarkan komponen maknanya sebagai berikut.
a. Hubungan
Kesamaan (identity) Sinonim jenis hubungan kesamaan terjadi karena dua kelas
(kelas A dan kelas B) mempunyai komponen makna yang sama dan kedua kelas itu
terdapat dalam sintaktis yang sama. Pada kalimat deklaratif keduanya ekuivalen
ketika menjadi pengisi X. Di dalam bahasa Inggris, Cruse (1995), seperti sudah
dibahas di atas, mencontohkan kata fiddle dan violin seperti pada kalimat (1)
He plays fiddle very well. Kalimat itu memperikutkan dan diperikutkan makna (2)
He plays violin very well. karena makna kedua kata itu benar-benar identik
walaupun, sebenarnya, dalam konteks lain kedua alat musik tersebut berbeda
makna secara halus, yaitu alat musik rakyat dan alat musik gesek.
b. Hubungan
Tumpang Tindih (overlap) Hubungan tumpang tindih terjadi karena ungkapan A dan
ungkapan B memiliki komponen makna yang sama, tetapi ungkapan A memiliki
komponen makna yang tak terdapat pada ungkapan B. Perhatikan bahwa makna abu
rokok terasa mengandung proses perubahan dari rokok menjadi sisa hasil bakaran.
Akan tetapi, proses perubahan menjadi sisa hasil bakaran seperti itu tidak
dimiliki oleh makna kata debu. Itu sebabnya abu rokok dan abu gosok (sisa
bakaran sekam padi) berterima, tetapi *debu rokok dan *debu gosok (terasa
janggal).
c. Hubungan
Derajat (Bertingkat) Dua buah ujaran yang bersinonim maknanya tidak akan persis
sama. Ketidaksamaan itu terjadi karena berbagai faktor, antara lain faktor
waktu, faktor tempat atau wilayah, faktor keformalan, faktor sosial, faktor
bidang kegiatan, faktor nuansa makna. Perhatikan uraian berikut ini. (Karim
dkk., 2013:35—42).
Pertama, faktor
waktu. Misalnya kata hulubalang bersinonim dengan kata komandan. Akan tetapi,
kata hulubalang memiliki pengertian klasik, sedangkan kata komandan tidak
memiliki pengertian klasik. Dengan kata lain, kata hulubalang hanya cocok
digunakan pada konteks yang bersifat klasik. Sebaliknya, kata komandan tidak
cocok untuk konteks klasik. Kedua, faktor tempat atau wilayah.
Misalnya, kata
saya dan kata abdi adalah dua buah kata yang bersinonim. Namun, kata saya dapat
digunakan di mana saja, sedangkan kata abdi hanya cocok untuk masyarakat Sunda
Jawa Barat, atau dalam konteks masyarakat yang berasal dari daerah Bandung.
Faktor
keformalan. Misalnya, kata uang dan duit adalah dua buah kata yang bersinonim.
Namun, kata uang dapat digunakan dalam ragam formal dan takformal, sedangkan
kata duit hanya cocok untuk ragam tidak formal.
Faktor sosial.
Misalnya, kata saya dan kata aku adalah dua buah kata yang bersinonim. Akan
tetapi, kata saya dapat digunakan oleh siapa saja dan kepada siapa saja,
sedangkan kata aku hanya dapat digunakan terhadap orang yang sebaya, yang
dianggap akrab, atau kepada yang lebih muda atau lebih rendah kedudukan
sosialnya.
Bidang
kegiatan. Misalnya, kata matahari dan kata surya adalah dua buah kata yang
bersinonim. Namun, kata matahari bisa digunakan dalam kegiatan apa saja, atau
dapat digunakan secara umum, sedangkan kata surya hanya cocok digunakan pada
ragam khusus. Terutama dalam ragam sastra.
Faktor nuansa
makna. Misalnya, kata-kata melihat, melirik, menonton, meninjau, dan mengintip
adalah sejumlah kata yang bersinonim. Namun, di antara yang satu dengan yang
lainnya tidak selalu dapat dipertukarkan, karena masing-masing memiliki nuansa
makna yang tidak sama. Kata melihat memiliki makna umum; kata melirik memiliki
makna melihat dengan sudut mata; kata menonton memiliki makna melihat untuk
kesenangan; kata meninjau memiliki makna melihat dari tempat yang jauh; dan
kata mengintip memiliki makna melihat dari atau melalui celah sempit.
Dapat
disimpulkan, bahwa dua buah kata yang bersinonim tidak akan selalu dapat dipertukarkan
atau disubsitusikan. (Karim, 2013:17-- 41). Faktor lain adalah,
ketidakberterimaan sebuah kalimat akibat faktor semantik bisa terjadi karena
makna sebuah kata, atau juga pada makna keseluruhan kalimat. Misalnya,
kesalahan dalam memilih kata (diksi), kesalahan faktual, kesalahan secara
semantik dan sosial, kesalahan karena bermakna ganda (ambuguitas) dan kesalahan
penggunaan kata ganti yang tidak jelas.
Beberapa
Kendala dalam Penggunaan Kesinoniman Pilihan kata atau diksi merupakan unsur
yang sangat penting dalam berbahasa, baik dalam bahasa tulis, seperti untuk
karang-mengarang, maupun dalam bahasa lisan seharihari. Pilihan kata bertujuan
agar dalam menyatakan sesuatu, pemakai bahasa harus memilih kata dengan tepat.
Untuk itu, pemakai bahasa dapat memanfaatkan kamus karena kamus memuat makna
kata dengan benar. Seperti sudah dibahas pada bagian terdahulu, tidak semua
kata bersinonim dapat saling menggantikan dalam sebuah kalimat dan dapat
digunakan dalam setiap kesempatan.
Ciri-ciri Sinonim
Sinonim
memiliki beberapa
cirri yang dapat membantu
untuk menentukan
kesamaan antara satu kata dengan kata yang lain.
Hubungan antara kata yang sama makna dengan kata lain yang menyamainya
disebut kesinoniman.
Hubungan
makna dalam sinonim ini bersifat dua arah. Dengan kata lain, suatu kata dapat
disebut bersinonim bila kata tersebut dapat menggantikan kata yang lain atau
sebaliknya dalam sebuah kalimat. Secara jelas dapat dilihat antara kata benar
dan bentul dalam kalimat berikut:
- Jawaban anak kecil itu benar.
- Jawaban anak kecil itu betul.
Dua kalimat di atas menunjukkan kata
benar dan kata betul dapat saling menggantikan. Kedua kata tersebut dapat
saling menggantikan tanpa mengubah makna kalimat tersebut. Sinonim tidak hanya
terjadi antara satu kata dengan satu kata yang lain, tetapi juga terjadi antara
satu kata dengan beberapa kata. Perhatikan contoh berikut:
- Haluan = arah, hadapan, jurusan, tujuan
- Sebut = ujar, ucap, tutur
- Lembah = jurang, kaki bukit, kanyon, ngarai
- Embun = halimun, kabut, uap air
- Sudut = siku, ujung, penjuru
Contoh tersebut menunjukkan satu kata dapat memiliki dua kata atau lebih yang
bermakna sama atau hampir sama. Ciri suatu kata dapat dikatakan bersinonim
adalah kemampuannya untuk saling menggantikan atau dapat dipertukarkan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Sinonim. Faktor-faktor yang mempengaruhi
sinonim menurut Chaer (2009), yaitu:
1. Faktor Waktu
Contoh : Hikayat = Cerita
Kata hikayat bersinonim dengan kata cerita. Namun, kedua kata tersebut tidak
dapat langsung ditukar karena kata hikayat hanya cocok untuk situasi kuno atau
arkais. Sementara itu, kata cerita hanya cocok untuk situasi masa kini.
2. Faktor Tempat
atau Daerah
Contoh : Saya = Abdi
Kata saya dan abdi adalah bersinonim. Namun, kata abdi hanya cocok digunakan
dalam konteks pemakaian bahasa Sunda, sedangkan kata saya dapat digunakan
secara umum di seluruh Indonesia.
3. Faktor Sosial
Contoh : Aku = Saya
Kata aku dan saya adalah kata ganti orang pertama tunggal yang bersinonim.
Namun, kata aku hanya dapat digunakan untuk teman sebaya dan tidak dapat
digunakan kepada orang yang lebih tua atau status sosialnya lebih tinggi.
Sementara itu, kata saya dapat digunakan untuk setiap lawan bicara.
4. Faktor Bidang
Kegiatan
Contoh : Tasawuf = Kebatinan, Mistik
Kata tasawuf, kebatinan, dan mistik adalah tiga buah kata yang bersinonim.
Namun, kata tasawuf hanya lazim dalam agama Islam, kata kebatinan untuk yang bukan
Islam, dan kata mistik untuk semua agama. Contoh lain ialah kata matahari
bersinonim dengan kata surya, tetapi kata surya hanya cocok atau hanya lazim
digunakan dalam sastra, sedangkan kata matahari dapat digunakan secara umum.
5. Faktor
Keformalan
Contoh : Istri = Bini
Kata istri dan kata bini adalah dua kata yang bersinonim. Namun, kata istri
dapat digunakan dalam ragam formal dan nonformal, sedangkan kata bini hanya
cocok ragam nonformal.
6. Faktor Nuansa
Makna
Contoh : Melihat = Melirik, Melotot, Meninjau, Mengintip
Misalnya kata-kata melihat, melirik, melotot, meninjau, dan mengintip adalah
kata-kata yang bersinonim. Kata melihat memang bisa digunakan untuk menyatakan
melihat dengan sudut mata; kata melotot hanya digunakan untuk melihat dengan
mata terbuka lebar; kata meninjau hanya digunakan untuk melihat dari tempat
yang jauh atau tempat tinggi, dan kata mengintip hanya cocok digunakan untuk
melihat dari celah yang sempit.
D. Jenis Sinonim
Berbagai jenis sinonim, antara lain
sebagai berikut:
- Sinonim total-sempurna : Memiliki identitas makna
konseptual dan asosiatif yang sama dan saling bertukar dalam semua
konteks. Sinonim ini jarang ada sehingga dipakai alasan untuk menolak
adanya sinonim.
- Sinonim sempurna tantotal : memiliki identitas makna
konseptual dan asosiatif yang sama tetapi tidak dapat saling mengganti
dalam semua konteks. Misalnya : penimbunan dan spekulasi.
- Sinonim total tansempurna : tidak memiliki identitas
yang sama, tetapi saling mengganti dalam setiap konteks. Misalnya, kata
bantuan dan pertolongan.
Berdasarkan jenis sinonim di atas, kesinoniman dapat diukur dua kriteria, yakni
:
- Kata-kata yang bersinonim itu memiliki makna yang mirip
dan saling bertukar dalam semua konteks yang disebut sinonimi total.
- Kata-kata yang bersinonim itu memiliki identitas makna
konseptual dan makna asosiatif yang sama disebut sinonimi sempurna.
Kemunculan
Sinonim Menurut Aminuddin (2008), ada lima cara yang dapat digunakan dalam
menentukan kemungkinan adanya sinonim. Kelima cara yang dimaksud adalah:
1. Seperangkat
sinonim itu mungkin saja merupakan kata-kata yang digunakan dalam dialek yang
berbeda-beda. Kata pena dan rika dalam bahasa Jawa dialek Surabaya memiliki
terjemahan kedalam bahasa Indonesia yang persis sama dengan koen atau kowe
dalam bahasa Jawa dialek Malang. Akan tetapi, apabila dalam setiap dialek
masing-masing Universitas Sumatera Utara
2. kata
tersebut memiliki makna dasar berbeda-beda, kata-kata tersebut tidak dapat
ditentukan sebagai sinonim.
3. Suatu kata
yang semula dianggap memiliki kemiripan atau kesamaan makna, setelah berada
dalam berbagai pemakaian ada kemungkinan membuahkan makna yang berbeda-beda.
Kata bisa dan dapat, misalnya, meskipun secara leksikal merupakan sinonim,
dalam konteks pemakaian “Saya nanti bisa datang” dan “Saya nanti dapat datang”
tetap pula dapat dianggap sinonim. Sewaktu berada dalam konteks pemakaian “Bisa
ular itu berbahaya”, kedua kata tersebut tidak dapat lagi disebut sinonim.
4. Suatu kata,
apabila ditinjau berdasarkan makna kognitif, makna emotif, maupun makna
evaluatif, mungkin aja akhirnya menunjukkan adaya karakteristik tersendiri
meskipun dalam pemakaian sehari-hari semula dianggap memiliki kesinoniman
dengan kata lainnya. Bentuk demikian misalnya dapat ditemukan dalam pasangan
kata ilmu dan pengetahuan, mengamati dan meneliti serta antara mengusap dengan
membelai. Apabila hal itu terjadi, maka kata-kata yang semula dianggap sinonim
itu harus dianggap sebagai kata yang berdiri sendiri-sendiri.
5. Suatu kata
yang semula memiliki kolokasi sangat ketat, misalnya antara kopi dengan minuman
maupun pohon dengan batang, seringkali dipakai secara tumpang tindih karena
masing-masing dianggap memiliki kesinoniman. Hal itu tentu saja tidak benar
karena masing-masing kata tersebut jelas masih memiliki makna sendiri-sendiri.
Sebab itu, pemakaian yang tumpang tindih dapat mengakibatkan adanya salah
pengertian.
6.
Kekurangtahuan terhadap nilai makna suatu kata maupun kelompok kata, seringkali
bentuk kebahasaan yang berbeda-beda begitu saja dianggap sinonim, misalnya
antara bentuk kembali ke pangkuan ilahi dengan meninggalkan dunia kehidupan,
antara merencanakan dengan menginginkan, serta antara gambaran dengan bayangan.
Jenis - jenis
Sinonim Menurut pendapat Muniah (2000)
dalam bahasa Indonesia terdapat lima bentuk sinonim berikut ini.
1. Kata dasar
bersinonim dengan kata dasar. cantik : anggun, ayu, elok hidup : jiwa, nyawa,
tumbuh
2. Kata dasar
tunggal bersinonim dengan kata majemuk Gelandangan : tunawisma Pembantu :
pramuwisma
3. Kata tunggal
bersinonim dengan frasa asmara : cinta berahi, cinta kasih muhibah : cinta
kasih, rasa sahabat
4. Kata majemuk
bersinonim dengan kata tunggal awan hitam : mendung sakit hati : kecewa
5. Frase
bersinonim dengan frase tinggi hati : besar kepala merah jambu : merah muda
Dengan ini kami juga akan memberikan
perbedaan dari macam – macam kata sinonim, yaitu sebagai berikut :
1. Sinonim Absolut
Sinonim absolut yaitu relasi arti dari
dua kata atau lebih yang sama pada semua konteks, didalam sebuah bahasa, kata
yang bersinonim absolut pada umumnya jarang ditemukan.
2. Sinonim Proporsional
Sinonim proporsional yaitu relasi arti
dari dua kata atau lebih yang bisa berhubungan dengan beberapa ekspresi tanpa
menimbulkan perbedaan arti, sinonim proporsional dibedakan pada tingkat makna
ekspresi, ucapan dan cara pembicaraan seperti kata suami dan laki, kata anda
dan saya, kata buat dan bikin.
3. Sinonim Dekat
Sinonim dekat yaitu relasi arti antara
dua kata atau lebih yang sebagian kata memiliki arti sama seperti kata besar
dan luar biasa, kata cantik dan ayu, kata rabun dan buta, kata peka dan tuli.
Penyebab
Terjadi Perbedaan Sinonim
Berikut ini terdapat kata yang
menyebabkan terjadinya perbedaan menggunkan sinonim, diantaranya yaitu :
1. Perbedaan Kebiasaan Atau Dialek
Penyebab perbedaan kebiasaan atau
dialek merupakan perbuatan dari orang setempat yang bisa membuat perbedaan pada
kata sinonim, misalnya kata bahasa dalam jakarta untuk kata saya menggunakan
kata dialek gue, dalam bahasa dialek ambon menggunakan kata beta, dan dalam
dialek bahasa Indonesia yang benar memang memakai kata saya dan aku, itu
merupakan pengabungan dari dua kata sinonim.
2. Perbedaan Penggunaan
Penyebab perbedaan penggunan pada
sinonim bisa terjadi karena adanya perbedaan dalam kata tersebut tapi
sebenarnya memiliki makna yang sama, seperti kata aku dan saya, pada kata aku
pada umum nya digunakan untuk orang terdekat seperti pada orang tua, kakak,
atau adek sedangan kan untuk kata saya digunkan untuk orang yang menurut kita
disegankan seperti pada guru atau pada orang yang tidak dikenal.
3. Perbedaan Hiponim
Penyebab perbedaan hiponim biasa
terjadi dalam kata sononim karena adanya perbedaan dari hiponim, misalnya pada
kata kerbau yang merupakan hoponim dari kata hewan atau binatang.
4. Perbedaan Nilai Kata
Perbedaan nilai kata biasa terjadi
karena adanya sinonim perbedaan kata, misalnya dalam kata gue lebih halus jika
menggunakan kata saya, kata gue yang memberi dia lebih halus jika menggunkan
kata saya yang memberi dia, itulah yang dimaksud dengan nilai kata.
Jenis
Jenis Sinonim
Berikut ini terdapat beberapa jenis
yang perlu anda ketahui untuk membuat soninim kata, yaitu sebagai berikut :
- Jenis sinonim memiliki kata lengkap, nyata, dan
jelas, misalnya untuk membuat koran atau surat cerita.
- Jenis Sinonim memiliki perkatan lengkap dan
juga sinonim tidak lengkap, misalnya kata aku dan saya.
- Jenis sinonim memiliki kata tidak lengkap dan juga
tidak nya, seperti kata laki dan cowok.
Sinonim Persamaan Kata Lawan
- Mas = kakak
- Mbak = ayuk
- Abadi = awet
- Dahulu = awal
- Daif = Cacat
- Ejek = Meledek
- Ekor = akhir
- Eksak = akurat
- Eksklusif = Idiosinkretis
- Fana = sementara
- Fasih = bijak
- Gadai = mempertaruhkan
- Hiruk = berisik
- Homogen = sama
- Ekonomis = cermat
- Ilmiah = kelimuan
- Jahat = bandel
- Jalang = beringas
- Janda = balu
- Jawab = balas
- Baju = pakaian
- Kosong = Tidak berisi
- Menyukai = Menyenangi
- Meminta = Memohon
- Lemah = Tidak berdaya
- Kebut = Kencang
- Tumbuhan = Flora
- Mudah = Gampang
- Memohon = Meminta
- Sulit = Sukar
- Pendek = Rendah
- Lunak = Lembek
- Pelit = Kikir
- Miskin = Tidak Mampu
- Kaya = Mampu
- Hitam = Gelap
- Putih = Terang
- Saya = Aku
- Kama = Kau
- Bersamaan = Berbarangan
2. Sinonim Samaran
- Fasih = bacar, cepat, galir, bijak,
lancar, calar
- Cantik = rupawan, anggun, ayu, laksmi,
pantas, bagus, mahligai, kirana, elegan, geulis.
- Panik = tegang, berpencar, salah tingkah,
belingsatan, buncah, gagap, gamam
- Hadir = datang, tiba, sampai, mampir,
berlabuh, mendarat, berkunjung, merapat, singgah
- Kontroversi = perdebatan, polemik,
perbantahan, pertengkaran, pertikaian, prahara, permasalahan
- Deskripsi = penjabaran, penjelasan
- Asumsi = anggapan, pendapat
- Andal = tangguh, kuat
- Akurat = seksama, tepat
- Ceroboh = sembarangan, gegabah
3.Sinonim Dalam Kalimat
- Sepeda motor pak Toni dibeli dengan menggunakan
cara kredit, karena ia lebih suka mencicil dari pada membayar penuh,
jadi sinonim dari kalimat tersebut yaitu kredit atau disebut
mencicil
- Kebanyakan orang menyukai seseorang yang jujur
bukan orang yang suka berdusta, karena orang berdusta hanyalah tukang
pembohong, sinonim dari kata berdusta yaitu berbohong.
- Jika dilihat dari
segi perspektif hukum semua yang anda lakukan terbukti melanggar
hukum, sinonim dari kata perspektif yaitu sudut pandang
- Indonesia akhirnya membuka asa untuk
tampil pada final piala Uber tahun ini, sinonim dari kata
asa yaitu harapan
- Hal paling utama dari naik kelas
adalah proses pembelajaran dan pemahaman pelajaran pada setiap kelasnya,
sinonim dari kata utama yaitu primer
- Anita memiliki paras yang sangat
cantik, sehingga membuat semua anak laki-laki di sekolah merasa kagum saat
melihatnya. Sinonim dari kata paras yaitu wajah atau bentuk
- Lina tampak sangat sedih saat ia melihat
neneknya meninggal dunia tadi malam, sinonim dari kata meninggal yaitu
mati.
- Apabila kamu berusaha dengan sungguh – sungguh
dan selalu bekerja keras, niscaya semua impianmu akan segera
tercapai. sinonim dari kata niscaya yaitu pasti.
- Nenek selalu mempunyai harapan supaya
semua cucunya bisa meraih kesuksesan saat dewasa nanti, sinonim dari
kata mempunyai yaitu memiliki.
- Tim basket di sekolahku
memiliki target untuk memenangkan perlombaan antar sekolah tahun
ini, sinonim dari kata target yaitu sasaran.
- Cara pemakaian alat teknologi terbaru itu
memang sangat dibutuhkan supaya orang awam bisa mengerti dengan
baik bagaimana cara memanfaatkan teknologi tersebut, sinonim dari
kata awam yaitu umum.
- Pekara ini sebenarnya bukanlah sebuah perkara
yang sukar jika diselesaikan dengan kepala dingin, sinonim dari
kata sukar yaitu sulit
- Bahagia rasanya jika mendekati waktu
Lebaran dimana semua keluarga besar akan berkumpul bersama, sinonim
kata bahagia yaitu senang.
KESINONIMAN
DALAM BAHASA INDONESIA E. Zaenal Arifin Universitas Indraprasta PGRI