Kaidah Kebahasaan Teks Kritik dan Esai
Kaidah Kritik
1. Kalimat kompleks: kalimat yang memiliki lebih dari dua
struktur dan dua verba.
Kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri atas klausa utama dan klausa subordinatif.Klausa
utama pada kalimat kompleks merupakan klausa yang bisa berdiri sendiri menjadi kalimat lepas.
Sedangkan klausa subordinatif merupakan klausa
yang tidak bisa berdiri sendiri menjadi kalimat lepas
karena klausa ini bergantung kepada klausa utama. Tanpa adanya klausa utama, informasi
yang dikandung oleh klausa ini akan menjadi kurang jelas.
Kalimat kompleks disebut juga sebagai kalimat
majemuk bertingkat.Kalimat ini biasa
digunakan untuk menjelaskan dua kejadian yang berlangsung secara bersamaan
dalam satu waktu.Dua kejadian tadi dihubungkan menggunakan konjungsi
subordinatif yang melekat pada klausa subordinatif.Kamu bisa melihat contoh
konjungsi subordinatif pada gambar berikut.
Nah, sekarang, coba kita kembali lagi ke
pesan broadcast lebaran tadi. Jika dilihat dari struktur
kalimatnya, pesan broadcast tersebut tergolong
kalimat kompleks karena terdiri atas klausa utama dan klausa subordinatif.
Klausa utama dalam kalimat kompleks boleh diletakkan di depan, boleh juga di
belakang. Begitupun dengan klausa subordinatif.
Karena kalimat kompleks disusun oleh dua tipe
klausa, yaitu klausa utama dan klausa subordinatif, maka hubungan antar klausanya tidak sederajat atau tidak sejajar.
Hubungan antara dua klausa ini bagaikan induk
dan anak.Klausa subordinatif selaku anak memiliki sifat bergantung kepada
induknya, yaitu si klausa utama.Sementara klausa utama tidak bergantung kepada
si anak dan bisa berdiri sendiri.Oleh karena itu, klausa utama juga disebut
sebagai induk kalimat, sedangkan klausa subordinatif juga disebut sebagai anak
kalimat.
Bergantung maksudnya kayak gimana, sih? Kenapa
klausa subordinatif bisa bergantung ke klausa utama?
Maksudnya, ketika kedua klausa tersebut
dipisah, klausa utama tetap bisa berdiri sendiri menjadi suatu kalimat lepas
dengan kandungan informasi yang tetap jelas.Sedangkan si klausa subordinatif
nggak bisa berdiri sendiri menjadi suatu kalimat lepas karena informasi yang
dikandung akan menjadi kurang jelas.
Seperti terlihat pada gambar, klausa ‘meskipun
tangan tak mampu menjabat’ akan menjadi aneh dan kurang jelas jika berdiri
sendiri. Kesannya jadi kayak orang ngomong tapi setengah-setengah.
Coba bayangin deh, ada orang yang ngomong,
“Meskipun tangan tak mampu menjabat.”
Kamu pasti akan langsung merespon
dengan,
“Cakeeeppp….”
Padahal orangnya lagi nggak mau pantun
Nah, sedangkan klausa ‘izinkan saya
mengucapkan mohon maaf lahir dan batin’ bisa berdiri sendiri nih, karena klausa
ini akan menjadi kalimat lepas yang informasinya tetap jelas.
Hmm..manja juga ya, si klausa subordinatif
ini.
Yah..namanya juga anak-anak ya kan, masih suka
bergantung sama induknya hehe..
Ciri-ciri
Kalimat Kompleks
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita
simpulkan bahwa kalimat kompleks atau kalimat majemuk mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
·
Dapat memiliki dua
buah subjek atau predikat, baik secara implisit maupun eksplisit.
·
Kalimat kompleks
mengandung dua peristiwa atau lebih.
·
Kedua struktur pada
kalimat kompleks dipisahkan dengan tanda koma (,) atau konjungsi subordinatif.
Struktur Kalimat Kompleks
Nah, setelah memahami ciri-ciri kalimat
kompleks, klausa utama, dan klausa subordinatif, sekarang kita coba bedah
struktur kalimat kompleks lebih jauh, yuk!
Struktur kalimat kompleks terdiri dari satu
klausa utama dan satu klausa subordinatif.Pada klausa utama, minimal memiliki
subjek dan predikat (S-P).
Sedangkan pada klausa subordinatif minimal
terdiri atas konjungsi subordinatif, subjek, dan predikat (Konj-S-P).Namun,
dalam kalimat kompleks, klausa subordinatif hanya mewakili satu fungsi kalimat
saja, seperti keterangan, objek, atau subjek.
Selain sebagai fungsi keterangan, klausa
subordinatif juga dapat berbentuk objek atau subjek.Kamu bisa melihat contohnya
pada kalimat berikut.
2.
Konjungsi: kata penghubung yang menghubungkan setiap kata dan struktur.
Jenis dan Contoh Kalimat Kompleks
1. Kalimat Kompleks Parataktik
Kalimat kompleks parataktik adalah kalimat
kompleks dengan menggunakan konjungsi setara, seperti "dan",
"atau", "karena", dan "jika". Kalimat kompleks
parataktik ini terdiri atas dua struktur yang mempunyai makna setara.
Kalimat kompleks konjungsi parataktik mempunyai
kaidah penulisan seperti:
a. Klausa/kalimat, (atau, tetapi)
klausa/kalimat.
b. Klausa/kalimat dan klausa/kalimat.
c. Klausa/kalimat,....,dan.....
Contoh Kalimat Kompleks Parataktik
1. Siswa harus giat belajar, atau akan gagal
dalam ujian.
2. Polisi berada di pusat kota, kantor pos, dan
sekitar Stasiun Gambir.
3. Besar atau kecil tidak jadi masalah, yang
penting barangnya sampai.
2. Kalimat Kompleks Hipotaktik
Berbeda dengan kalimat kompleks parataktik,
kalimat kompleks hipotaktik adalah kalimat yang memiliki dua klausa tapi
maknanya tidak setara.Salah satu klausanya menduduki fungsi utama atau induk
kalimat, sedangkan klausa lainnya sebagai anak kalimat.
Konjungsi yang menghubungkan kalimat ini seperti
"agar", "walaupun", "sehingga", "maka",
"tanpa", "bahwa", "jika", "namun",
"ketika", dan "apabila".
Contoh Kalimat Kompleks Hipotaktik
1. Apabila kamu mendengarkan nasihat orang tua
maka kehidupanmu akan lancar.
2. Ketika guru menjelaskan siswa harus
mendengarkan.
3. Banyak penebang ilegal yang tidak bertanggung
jawab karena mereka hanya menginginkan keuntungan.
3.
Kata Rujukan: sesuatu yang digunakan oleh penulis untuk memperkuat pernyataan
dengan tegas. Dikenal juga dengan sebutan referensi.
Pengertian Kata Rujukan
Kata rujukan adalah kata yang digunakan untuk mengacu pada
orang, benda, atau konsep tertentu dalam suatu teks.
Eti Wati, dkk., dalam buku Bahasa Indonesia (2021) menerangkan bahwa secara sederhana, kata
rujukan dapat didefinisikan sebagai kata ganti yang menunjuk kata lain yang
telah digunakan sebelumnya sebagai pengganti dari kata asli.
Tujuan digunakannya kata rujukan yakni untuk
menghindari pengulangan kata yang sama dalam teks.
Jenis Kata Rujukan dan Contoh Kalimatnya
Dalam bahasa Indonesia, kata rujukan dapat dibedakan menjadi
tiga jenis yaitu kata rujukan benda, orang, dan tempat.
Kata rujukan benda Adalah kata ganti yang digunakan untuk
merujuk pada suatu benda atau hal yang dianggap sebagai sebuah benda.
Beberapa contoh kata rujukan benda adalah ini, itu, dan
tersebut.
Contoh kalimatnya:
Kemarin Thomas membeli buku pelajaran.Buku ini harganya
cukup murah karena mendapatkan diskon khusus.(Kata” in”i merujuk pada
buku yang dibeli Thomas).
Adi baru saja membayar uang iuran keamanan di lingkungan
rumahnya.Uang tersebut didapatkan Adi dari kakaknya.(Kata tersebut
merujuk pada uang yang dibayarkan Adi untuk iuran keamanan).
Kata rujukan orang Adalah kata rujukan yang mengacu pada
orang atau suatu hal yang diperlakukan seperti orang.
Contoh kata rujukan orang adalah dia, ia, mereka,
beliau, dan lain-lain.
Contoh kalimatnya: Bian adalah anak yang rajin. Karena dia
sering membantu orangtuanya membersihkan rumah dan merawat
kebun. (Kata dia merujuk kepada Bian).
Andi, Bela, Ian, dan Rita pergi ke kebun binatang. Mereka
berangkat pagi tadi dan baru saja pulang.(Kata mereka merujuk pada
Andi, Bela, Ian, dan Rita).
Kata rujukan tempat Adalah kata rujukan yang digunakan
sebagai kata ganti tempat atau acuan pada suatu tempat.
Beberapa contoh kata rujukan tempat, antara lain di
sana, di sini, di situ, dan sebagainya.
Contoh kalimatnya: Bali menjadi salah satu destinasi wisata
favorit di Indonesia. Di sana ada banyak tempat wisata, contohnya Pantai Kuta.
(Kata di sana merujuk pada Bali). Toko Wijaya banyak diminati karena menjual
berbagai kebutuhan.Di situ, kamu bisa membeli peralatan sekolah.(Kata di
situ merujuk pada Toko Wijaya).
4. Pilihan Kata: pemilihan kata yang sesuai dalam penggunaan
sekaligus pembuatan teks
tanggapan kritis.
Kaidah Kebahasaan Esai
1.
Baku
Struktur yang digunakan sesuai dengan kaidah
bahasa indonesia baku, baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian
juga, pemilihan kata/istilah, dan penulisan sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI).
Pengertian Kata Baku
Kata baku biasanya digunakan saat menulis
pidato, jurnal maupun skripsi. Dalam membuat surat resmi pun harus menggunakan
kata baku agar terlihat formal.
Dikutip dari buku Get Success UN+SPMB Bahasa
Indonesia, kata baku adalah kata yang penulisan dan pengucapannya mengikuti
kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Yaitu sesuai dengan ejaan yang
disempurnakan (EYD), Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan tata bahasa baku.
Pengertian Kata Tidak Baku
Sementara kata tidak baku adalah kata yang
penulisan dan pengucapannya tidak memenuhi syarat yang telah dibakukan.
Biasanya, kata-kata ini timbul dari dialek bahasa daerah dan serapan bahasa
asing.
Untuk mengetahui apakah kata yang digunakan itu
adalah kata baku atau tidak baku, kamu bisa mengeceknya di KBBI. Jika kata
tersebut tidak ditemukan, artinya kata itu adalah kata tidak baku.
Kini zaman sudah canggih, tidak perlu lagi repot
mencari kata baku secara manual di kamus tebal. Sudah ada website dari
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang bisa digunakan,
yaitu kbbi.kemdikbud.go.id.atau aplikasi yang bisa diunduh di Play Store untuk
pengguna Android dan App Store untuk pengguna iPhone.
Ciri-ciri Kata Baku
Kata baku memiliki bentuk yang tetap dan dapat
ditemukan di KBBI. Berikut ciri-cirinya:
Tidak dipengaruhi bahasa asing
Memiliki bentuk yang tetap
Tidak dipengaruhi bahasa daerah
Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat
Bukan merupakan ragam bahasa percakapan
Pemakaian imbuhan dilakukan secara eksplisit
Tidak mengandung makna ganda dan tidak rancu
Tidak mengandung arti pleonasme
Ciri-ciri Kata Tidak Baku
Bertolak belakang dengan kata baku, berikut
ciri-ciri kata tidak baku:
Memiliki arti yang sama dengan bahasa baku
Dipengaruhi bahasa asing
Bentuknya mudah berubah-ubah
Dipengaruhi bahasa daerah
Tidak ditemukan dalam pencarian KBBI
Digunakan dalam percakapan sehari-hari dan bukan
konteks resmi
Contoh Kata Baku dan Kata Tidak Baku
Agar tidak bingung, berikut contoh kata baku dan
tidak baku yang sering kita temukan:
Kata Baku Kata Tidak Baku
Asas Azas
Diagnosis Diagnosa
Aktivitas Aktifitas
Atlet Atlit
Apotek Apotik
Astronaut Astronot
Cedera Cidera
Bus Bis
Berpikir Berfikir
Analisis Analisa
Detergen Deterjen
Esai Essai
Ekstrem Ekstrim
Filsuf Filsof
Embus Hembus
Familier Familiar
Frustrasi Frustasi
Fotokopi Fotocopy
Jenius Genius
Galeri Galery
Gua Goa
Guncang Goncang
Glamor Glamour
Gaib Goib
Hafal Hapal
Gerebek Grebek
Hipotesis Hipotesa
Hektare Hektar
Isap Hisap
Hakikat Hakekat
Ijazah Ijasah
Imbau Himbau
Jagat Jagad
Ideologi Idiologi
Karier Karir
Izin Ijin
Jenderal Jendral
Kiai Kyai
Napas Nafas
Manajer Manager
Tekad Tekat
Kompleks Komplek
Nasihat Nasehat
Rapor Raport
Risiko Resiko
Nakhoda Nahkoda
Ramadan Ramadhan
Saus Saos
Sirene Sirine
Teknik Tehnik
Respons Respon
Afdal Afdol
Zaman Jaman
Sekadar Sekedar
Zamrud Jamrud
Sopir Supir
Salat Shalat, sholat
Kedaluwarsa Kadaluawarsa
2. Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa
indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
Pengertian Logis
Pengertian logis merujuk pada hal yang
berkaitan dengan logika, yaitu ilmu atau metode berpikir yang digunakan untuk
menganalisis dan menarik kesimpulan secara rasional. Logika merupakan suatu
sistem pemikiran yang mengatur cara kita berpikir, memahami argumen-argumen,
dan menyusun penalaran yang konsisten.
Dalam konteks umum, pengertian logis dapat
merujuk pada kemampuan seseorang dalam menggunakan prinsip-prinsip logika untuk
berpikir secara jernih dan terstruktur.Hal ini melibatkan kemampuan dalam
mengenali pola-pola argumentasi yang benar, mengidentifikasi kesalahan logika
atau bias pemikiran, serta melakukan analisis kritis terhadap informasi yang
diterima.
Secara lebih teknis, di bidang matematika dan
filsafat, pengertian logis merujuk pada studi formal tentang pemikiran rasional
dan inferensi.Di sini, konsep-konsep seperti proposisi (pernyataan), predikat
(sifat), hubungan implikasi antara pernyataan-pernyataan tersebut menjadi fokus
kajian.
Dalam rangka mencapai kebenaran atau validitas
dari sebuah argumen atau pendapat tertentu, penggunaan prinsip-prinsip logis
sangat penting agar penalaran kita tetap koheren dan tidak bertentangan dengan
aturan-aturan dasar dari ilmu logika itu sendiri.
Jadi intinya adalah bahwa pengertian logis
melibatkan penerapan prinsip-prinsip serta metode-metode berpikir rasional dan
sistematis untuk mencapai penalaran yang benar, konsisten, dan valid.
Ciri-ciri Logis
Ciri-ciri logis adalah karakteristik atau
tanda-tanda yang terkait dengan pemikiran dan penalaran yang berbasis pada
prinsip-prinsip logika. Berikut ini beberapa ciri-ciri logis:
1. Konsistensi: Pemikiran yang logis harus konsisten, artinya tidak ada
kontradiksi antara pernyataan-pernyataan yang dibuat dalam argumen atau
penalaran.
2. Relevansi: Pemikiran logis harus relevan dengan topik
atau masalah yang sedang dibahas. Setiap pernyataan atau langkah-langkah
penalarannya harus memiliki hubungan langsung dengan tujuan argumentasi tersebut.
3. Kejelasan: Argumen yang logis harus jelas dan dapat dipahami oleh
pembaca atau pendengar. Definisi kata-kata, penggunaan istilah, dan urutan
pemikiran harus mudah diikuti tanpa ambiguitas.
4. Rasionalitas: Logika didasarkan pada rasionalitas,
yaitu kemampuan untuk berpikir secara objektif, menggunakan bukti-bukti dan
alasan-alasan objektif dalam membuat kesimpulan.
5. Deduktif Itas: Penalaran deduktif merupakan salah satu
bentuk pemikiran logis di mana kesimpulan ditarik dari premis-premisnya secara
pasti sesuai aturan-aturan formal dalam ilmu logika.
6. Kohesivitas: Argumentasi yang baik mempertahankan koherensi
antara setiap langkah-langkah penalarannya sehingga membentuk sebuah rangkaian
argumen utuh.
7. Validitas: Argumen yang valid adalah argumen di mana jika premis-premis
nya benar, maka kesimpulannya juga harus benar.
8. Objektivitas: Pemikiran logis berusaha untuk menjadi
objektif dan tidak dipengaruhi oleh emosi atau prasangka pribadi.
9. Akurasi: Pemikiran logis cenderung mengutamakan keakuratan dalam
menyajikan fakta, alasan, dan bukti-bukti yang mendukung argumen tersebut.
10. Sistematika: Pemikiran logis ditata secara sistematis
dengan urutan langkah-langkah penalaran yang teratur dan jelas.
Ciri-ciri di atas adalah beberapa hal yang
dapat membedakan pemikiran logis dari pemikiran yang kurang rasional atau
berdasarkan asumsi-asumsi tanpa dasar logika.
Cara Berpikir Logis
Cara berpikir logis adalah suatu proses
pemikiran yang menggunakan prinsip-prinsip logika untuk menganalisis informasi,
menghubungkan gagasan-gagasan secara rasional, dan mencapai kesimpulan yang
konsisten. Berikut adalah beberapa langkah dalam cara berpikir logis:
1. Identifikasi masalah atau pertanyaan: Tetapkan
dengan jelas masalah atau pertanyaan yang ingin Anda pecahkan atau jawab.
2. Kumpulkan data dan informasi relevan: Dapatkan
fakta-fakta dan informasi terkait dengan masalah tersebut. Pastikan sumbernya
dapat dipercaya.
3. Analisis data dan informasi: Evaluasi setiap
elemen data secara hati-hati, identifikasi pola-pola, hubungan sebab-akibat,
dan implikasi dari informasi tersebut.
4. Gunakan prinsip-prinsip logika: Terapkan
prinsip-prinsip dasar logika seperti deduksi (merumuskan kesimpulan dari premis
umum), induksi (mencari generalisasi berdasarkan pengamatan spesifik), analogi
(menyamakan situasi serupa untuk membuat inferensi), dll.
5. Buat argumen valid: Bentuklah argumen yang
kuat dengan membangun alur pikiran yang koheren dari premis ke kesimpulan tanpa
adanya cacat penalaran.
6. Uji kebenaran argumen: Tinjau ulang argumen
Anda untuk mengevaluasi apakah mereka konsisten dengan fakta-fakta yang ada dan
jika tidak ada bias atau asumsi tidak beralasan di dalamnya.
7. Tarik kesimpulan: Setelah melalui proses
analisis dan penalaran yang logis, buatlah kesimpulan berdasarkan argumen yang
telah Anda bangun.
8. Evaluasi hasil: Tinjau kembali kesimpulan Anda
untuk memastikan bahwa mereka masuk akal dan sesuai dengan tujuan awal serta
data yang ada.
3.
Ringkas
Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat
pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan,
tetapi isinya bernas.
ringkas/ring·kas/ a 1 tidak banyak memerlukan tempat: kursi-kursi itu dilipat
sehingga menjadi --; 2 singkat (tentang perkataan, cerita): laporannya -- , tetapi
padat; -- nya, pendeknya;
4.
Runtun
Ide diungkapkan secara teratur sesuai urutan
dan tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf.untun1/run·tun/ v, meruntun/me·run·tun/ v menarik kuat-kuat; menyentak;
merenggut: wanita itu menangis terisak-isak sambil ~ rambut; 2 kl merebut; merampas: pangeran hendak ~ negeri
itu dari tangan maharaja;
5.
Denotatif
Kata yang diungkapkan dengan kalimat pendek
sesuai kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan, tetapi isinya
bernas.
Pengertian Denotasi
Berdasarkan jurnal yang diunduh di laman
Universitas Muhammadiyah Surakarta, denotasi adalah makna dalam kata yang
sifatnya wajar dan eksplisit. Dalam hal ini, wajar yang dimaksudkan merujuk
pada makna apa adanya. Denotasi juga diartikan sebagai pengertian yang
dikandung oleh kata secara objektif dan disebut sebagai makna konseptual, makna
denotatif, dan merujuk pada apa yang diyakini akal sehat.
Ciri-ciri
Denotasi
Berdasarkan penjelasan di atas, maka
ciri-ciri denotasi adalah:
Makna dalam yang sifatnya wajar, eksplisit dan
apa adanya.
Makna berdasarkan hasil observasi
Makna yang menunjuk pada makna atau acuan
dasarnya
Perlu diketahui bahwa denotasi berbeda dengan
konotasi.Perbedaan tersebut terletak pada kegunaannya.Kata-kata bermakna
konotatif sering dipakai untuk karya ilmiah dan kata-kata konotasi pada umumnya
digunakan dalam karya sastra.
Misalnya, arti kata kambing hitam dalam denotasi
diartikan sebagai seekor kambing (hewan) yang berwarna hitam.Sedangkan dalam
makna konotasi, kambing hitam dapat diartikan sebagai makna yang tidak
sebenarnya atau kiasan.
Contoh
Kalimat Denotasi
Kalimat denotasi adalah makna kata yang
sesuai dengan makna kamus dan makna sebenarnya. Berikut adalah contoh kalimat
denotasi yang sebagian dilansir dari laman resmi MTSN 10 Tanah Datar:
Semut naik ke atas daun untuk mengambil makanan
yang ada di atas daun.
Anisa sedang mengumpulkan daun-daun yang
berguguran.
Tangan kiri Bobi terkilir.
Reza menjual kambing hitam milik ayahnya.
Beras yang dibeli Ibu banyak mengandung kutu.
Asel memiliki tangan panjang, karena berdasarkan
ukuran tangannya lebih panjang dibanding manusia pada umumnya.
Kumbang Banteng adalah hewan yang kepalanya
keras.
Tahukah kamu, bahwa belalang memiliki darah
berwarna biru?Kondisi tersebut secara ilmiah disebut hemosianin.
Wajah tebal bisa disebabkan karena penyakit
kulit.
Ayah sedang membanting tulang sapi yang
disembelihnya.
Tulang rusuk adalah bagian organ manusia yang
berfungsi untuk melindungi organ vital di dalam rongga dada.
Bayi itu suka sekali menggigit jari.
Ayah berniat untuk ternak sapi perah.
Sawah itu tidak sengaja terbakar ketika
anak-anak bermain api.
Tidak sengaja terkena bola, kaca di rumahku
hancur berkeping-keping.
Tanaman padi di sawah Bapak masih hijau.
Sungai belakang rumah meluap akibat hujan badai,
Kayak duduk di kursi empuk yang terbuat dari
bahan berkualitas.
Nenek suka sekali duduk di kursi goyang.
Pak Hadi menggulung tikar setelah selesai
berjualan.
Warga Desa Balai berhasil menangkap pencuri
kambing.
Minuman ini terasa pahit di mulut.
Berdasarkan contoh kalimat denotasi di atas,
dapat ditemukan perbedaannya.Jika dalam kalimat denotasi darah biru disebut
sebagai darah yang benar-benar berwarna biru, kata darah biru juga dapat
dikonotasikan sebagai kaum bangsawan dan orang-orang terpandang. Begitu juga
dengan istilah "bermain api", dalam artian kata denotasi, bermain api
benar-benar sedang bermain dengan api yang menyala. Berbeda dengan arti lain
dari "bermain api" yang dimaknai kiasan sebagai melakukan sesuatu
yang berbahaya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa denotasi
merujuk pada sekelompok kata yang sifatnya wajar, apa adanya, dan sesuai dengan
arti yang sebenarnya. Semoga informasi di atas bermanfaat dan membantu kamu
dalam menentukan dan membuat kalimat yang sifatnya denotatif. Selamat mencoba,
ya!
Contoh Kalimat
Kompleks atau Kalimat Majemuk
Sekarang, aku mau kasih beberapa contoh kalimat kompleks atau
yang kita kenal sebagai kalimat majemuk. Coba deh, kamu tentukan klausa utama dan klausa subordinatifnya! Tulis jawaban kamu
di kolom komentar ya!
·
“Ketika hujan turun,
Jojo masih berada di atas bus.”
·
“Jika tabungannya
cukup, Raisa ingin berlibur ke Jepang bulan depan,”
·
“Angga tetap bermain
sepak bola, meskipun di luar turun hujan,”
·
“Selama berada di
mobil, aku mendengarkan musik untuk mengusir kebosanan,”
·
“Sebelum mengerjakan
soal SBMPTN, siswa diminta mengumpulkan ponsel agar tidak terjadi kecurangan,”
·
“Nazla tidak sadar
bahwa ia mengenakan baju terbalik,”
·
“Semenjak ia datang,
kami merasa terganggu dengan ulahnya,”
·
“Setelah sampai di
rumah, Putri bergegas mandi,”
·
“Agar masakan lebih
nikmat, Ibu menambahkan 2 sendok kaldu jamur,”
·
“Mia tetap pergi ke
pesta itu tanpa ditemani teman-temannya,”
Tugas
1. Sebutkan perbedaan antara Kritik dan esai dari segi pandangan bahasa yang digunakan penulisnya! (3)
2. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip bahasa yang dipakai untuk menulis Kritik ! ( 3 )
3. Bagaimana struktur kebahasaan dari teks kritik dan esai? ( 3 )
4. Perhatikan penggalan paragraf berikut !
Setelah ramainya persajakan
bertema sosial, perubahan berpuisi terjadi sejak tahun 2000 hingga masa ini
dimana para penyair kembali merdeka dalam menciptakan sajak.
Style dan tema sajak yang
mutakhir ini bisa dilihat dari ranah sastra seperti majalah, surat kabar, dan
jurnal puisi serta banyaknya antologi puisi.
Keberagaman cara mengucap
kembali menjadi identitas perpuisian Indonesia dengan munculnya sajak naratif
yang panjang-panjang.
Namun, menurut Budi Darma,
keadaan ini malah membuat perpuisian Indonesia terjebak para sebuah perangkap
yang lebih mengedepankan kuantitatif daripada kualitatif.
Namun, hal ini pun memang
sudah terjadi sejak tahun 90an saat banyak komunitas sastra menerbitkan
buku-buku antologi puisi.
Dari segi kebahasaannya, teks tersebut di atas termasuk Kritik atau esai ? berilah alasannya ( 2 )
5. Bacalah kutipan esai berikut ini!
Padahal, peran pemuda dalam politik
amat sangat dibutuhkan.Pemuda dibutuhkan sebagai pengawal dan penyeimbang untuk
mewujudkan demokrasi dalam bingkai yang jujur dan terbuka.Terlebih lagi, pemuda
dikenal dengan agen perubahan, seharusnya mereka bisa ikut andil secara
menyeluruh, baik itu sebagai penyelenggara, pengawas maupun peserta dalam alur
demokrasi.Dengan peran aktif pemuda yang terlibat dalam politik, diharapkan
dapat mendorong praktik demokrasi kembali ke jalan yang semestinya.Maka bagi
para pemuda, sudah saatnya untuk maju dan terjun di kancah politik.Jangan lagi
hanya sebagai penonton atau figuran di panggung politik negeri ini. Kata
penanda opini dalam teks esai di atas adalah ...
Tulislah Penanda Opini dalam penggalan teks tersebut diatas! Berilah alasannya!
Bacalah kutipan esai berikut ini!
Padahal, peran pemuda dalam politik
amat sangat dibutuhkan.Pemuda dibutuhkan sebagai pengawal dan penyeimbang untuk
mewujudkan demokrasi dalam bingkai yang jujur dan terbuka.Terlebih lagi, pemuda
dikenal dengan agen perubahan, seharusnya mereka bisa ikut andil secara
menyeluruh, baik itu sebagai penyelenggara, pengawas maupun peserta dalam alur
demokrasi.Dengan peran aktif pemuda yang terlibat dalam politik, diharapkan
dapat mendorong praktik demokrasi kembali ke jalan yang semestinya.Maka bagi
para pemuda, sudah saatnya untuk maju dan terjun di kancah politik.Jangan lagi
hanya sebagai penonton atau figuran di panggung politik negeri ini. Kata
penanda opini dalam teks esai di atas adalah ...